...***...
Puing-puing dari gedung yang meledak mulai memenuhi jalanan dibawahnya, Bima dan yang lainnya berlari sambil berusaha menghindari pecahan kaca yang jatuh. Awalnya mereka sempat agak kesulitan menghindari semua puing-puing dikarenakan kabut dan asap kebakaran yang menutupi penglihatan mereka, tapi mereka sangat bersyukur karena telah selamat dari hujan bencana itu.
" Ayo kita cari tempat istirahat yang aman, dan sebisa mungkin kita harus menjauhi area ini secepatnya sebelum api itu merembet ke gedung yang lainnya." Ujar pak Sudiarto.
" Aku tahu tempat yang luas disekitar sini." Ucap Bima dengan nafas yang ngos-ngosan.
Dengan arahan Bima mereka semua tiba di sebuah taman bermain yang sudah berantakan dan terdapat beberapa noda darah di jalanan, mereka bertiga beristirahat sejenak dengan raut wajah yang suram.
" Sekarang kita harus bagaimana sekarang melihat helikopter tadi sepertinya itu berasal dari angkatan udara, dan jika angkatan udara saja seperti itu bagaimana dengan yang lainnya." Ujar Aria dengan nada yang kecewa.
Mendengar Aria mengatakan kalimat itu Bima berniat menghiburnya tapi tidak jadi karena ia sendiripun tak tahu harus berbuat apa, begitu pula dengan pak Sudiarto ia hanya bisa menatap mereka berdua dari kejauhan.
" Tak kusangka disaat perang saudara berakhir dunia malah hancur begini, mungkin sekarang kau akan berteriak kalau dunia ini menyebalkan kan Airin." Ucap pak Sudiarto dengan dirinya sendiri dengan nada dan raut wajah sedih.
Setelah merenung beberapa menit pak Sudiarto menepukan tangganya dengan keras dan berdiri.
" Baiklah sekarang kita tidak bisa mengharapkan bantuan dari orang lain tapi apakah kita akan menyerah sekarang apakah kita hanya akan bersembunyi saja dan mati, sekarang kita harus berusaha untuk tetap hidup karena di pelosok sana bisa saja ada sekelompok orang-orang yang berhasil selamat. Kita harus tetap hidup kita tidak boleh menyia-nyiakan pengorbanan yang telah kita tangung saat ini, berapa kilometer yang akan kita lalui pasti akan ada orang yang berhasil bertahan jadi kumohon kepada kalian berdua janganlah sia-siakan hidupmu, aku yakin pasti suatu saat nanti ada bantuan yang akan kita dapat dimasa depan."
" Seperti yang dikatakan pak Sudiarto kita harus bangkit, kita tidak boleh membuat Rael kecewa benarkan Bima?"
" Yah... Kau benar Aria terima kasih banyak, jika Rael melihat kita dia pasti akan marah kan?!"
" Haha iya kau benar, aku bisa lihat jelas bagaimana ekspresinya."
" Baiklah jika kalian sudah mendingan kita harus pergi secepatnya."
" Kemana kita akan pergi?" Tanya Aria.
" Entahlah yang pasti kita harus pergi ketempat yang banyak makanannya." Jawab pak Sudiarto.
Beberapa kilometer telah mereka lalui dan tepat di depan mereka mall kecil yang mungkin dapat mereka jarah makanannya, dengan hati-hati mereka bertiga masuk dengan langkah yang pelan sebisa mungkin sampai tidak mengeluarkan suara.
" Agar bisa menghemat waktu lebih baik kita berpencar dan mencari barang yang berguna untuk hidup, apakah kalian berdua bisa menjaga diri kalian sendiri?"
" Yah aku setuju dengan ide mu pak, tenang saja kita berdua akan sangat berhati-hati dan jika keadaan sudah menjadi sangat genting kami berdua akan lari sekencangnya." Jawab Bima.
Dengan formasi yang telah ditentukan pak Sudiarto pergi sendiri meninggalkan Bima dan Aria, hal pertama yang Bima dan Aria kunjungi ialah sebuah minimarket kecil yang berada di lantai dasar dari mall sedangkan pak Sudiarto berkunjung ke toko perkakas berharap disana ada barang yang dapat dijadikan senjata untuk bertahan hidup.
Saat Bima dan Aria sedang mengambil makanan, tiba-tiba ada seseorang yang mengarahkan pistolnya kepada mereka berdua.
" Siapa kalian?!" Tanya orang asing itu dengan suara yang lantang.
Melihat orang itu mengarahkan senjatanya ke Bima dan Aria mereka berdua mengangkat kedua tangannya dan membalikan badannya menghadap ke orang asing tersebut.
" Tenang kami disini tidak akan mencari gara-gara hanya saja kami sekarang sedang butuh makanan untuk bertahan hidup." Ujar Bima.
" Apa kalian mempunyai luka akibat monster yang mempunyai ekor?"
" Tidak kami belum bertemu monster berekor, kami hanya pernah bertemu monster berbadan besar dan monster yang merangkak sisanya seperti monster pada umumnya yang ada di luar sana."
" Begitu ternyata kalian orang yang baru ketempat ini, mendengar kau mengucapkan kata ' kami' sepertinya kalian tidak hanya berdua saja."
" Begitulah kami disini datang bertiga bersama seorang laki-laki yang berumur tiga puluh tahunan." Ucap Aria.
" Sial kita harus memberi tahu dia tentang monster berekor."
" Memangnya kenapa dengan monster itu?" Tanya Bima.
" Berbeda dengan monster pada umumnya, monster itu tidak hanya lincah tapi juga dia dapat membuat target yang ia incar menjadi monster saat ekornya mengenai tubuh sang target."
" Wah aku dapat ilmu baru sekarang." Ujar Bima.
" Untuk keadaan sekarang kita tidak hanya fokus untuk bertahan hidup saja, kita juga harus belajar membedakan setiap jenis monster agar dapat memilah mana monster yang bisa kita lawan dan mana yang harus kita hindari."
" Oia kita belum kenalan, namaku Bima dan yang disebelah ku Aria."
" Halo salam kenal." Ucap Aria
" Salam kenal namaku Deo, kalian berdua sedang mencari tempat berlindung kan?"
" Hehehe ya begitulah." Jawab Bima sambil menggaruk kepalanya.
" Kau seharusnya lebih waspada, apalagi dengan keadaan yang sekarang ini. Ayo ikut aku, untung saja kau bertemu dengan ku jika saja kau bertemu orang lain kemungkinan besar kalau orang itu memiliki niat busuk didalamnya."
" Ya... Kau benar, dulu juga teman ku pernah menegurku begitu."
" Pasti temanmu itu sangat kerepotan dengan sikapmu itu."
" Ya begitulah."
Bima dan Aria yang mengikuti arahan Deo sekarang sedang berada di lorong mall yang dingin dan gelap, saat dalam perjalanan Bima dan Aria melihat bagaimana keadaan mall yang porak poranda bagaikan telah terjadi angi topan yang sangat dahsyat.
Setelah agak lama berjalan dari tempat terakhir mereka bertemu, terdengar suara kegaduhan yang terjadi di dalam suatu ruangan di depan mereka. Seketika setelah mendengar suara itu mereka bertiga menyiapkan senjata yang mereka bawa dan bersiaga membuat sebuah formasi pertahanan. Tepat di sebuah jendela mereka melihat dua orang yang membuat kegaduhan itu dengan jelas.
" Kak Adi?"
" Pak Sudiarto?"
Ucap Bima dan Dio secara bersamaan setelah melihat wajah orang itu dengan sangat jelas.
" Tunggu kau kenal orang itu?" Tanya Dio.
" Dan orang itu adalah kenalan mu?" Tanya balik Bima.
" Sepertinya terjadi kesalahpahaman diantara mereka berdua, sebaiknya kita leraikan dulu mereka sebelum masalah tambah runyam." Ujar Aria.
Setelah mendengar saran dari Aria, Bima dan Deo lantas memisahkan mereka berdua dengan susah payah dan merundingkan kembali masalah yang terjadi.
" Kak Adi apa yang telah terjadi disini ?!"
" Mundur lah Deo, aku yakin kalau orang itu memiliki niat busuk didalamnya."
" Sudah kubilang kak kau jangan asal mengambil keputusan dengan gegabah, sekarang kita harus bekerja sama agar bisa bertahan."
" Aku tahu kau merasa waspada kepadaku tapi setidaknya kita dapat mengobrol dan berdiskusi dulu agar salah paham ini dapat teratasi dengan cepat."
" Kumohon kak..."
" Agh baiklah, siapa kalian dan mau apa kalian kemari?!"
" Kami kesini hanya ingin mencari makanan dan tempat berlindung saja, kami kesini tidak untuk niat buruk lain." Ujar pak Sudiarto.
" Kita percaya dulu pada mereka kak, kita tak punya pilihan lain selain bekerjasama dengan mereka."
" Apa kau yakin Deo?"
Mendengar pertanyaan Adi, Deo menganggukkan kepalanya.
" Hah baiklah kalian bisa mengikuti kami, kami tahu dimana tempat yang aman untuk beristirahat, tapi jagan lupa jiga kalian berkhianat atau kalian bertiga berubah jadi monster jangan harap kalian dapat melihat kembali cahaya matahari pagi."
Setelah perbincangan yang agak agresif Bima, Aria dan pak Sudiarto mengikuti arahan Deo dan Adi ketempat istirahat yang mereka sebutkan sebelumnya, walaupun baru saja bertemu Bima dan yang lainnya yakin bahwa kedua orang itu adalah seseorang yang baik, meskipun salah seorangnya memiliki sifat yang agak kasar.
>Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Author Kucing
wow, ceritanya bener² bikin tegang.
semangat up nya kak..
2022-08-26
0