"Jangan membuat aku tertawa kencang di sini, Tania. Nanti orang berpikir aku bahagia setelah bercerai ... walaupun memang kenyataannya seperti itu," ujar Salma santai. Armand yang sedang duduk memeluk kedua anaknya, berdiri mendengar perkataan mantan istrinya.
"Kamu bahagia berpisah dariku?" Armand menatapnya sendu.
Sesungguhnya ia masih sangat mencintai Salma. Ia tidak menyangka keputusannya menikah dengan sahabat istrinya berujung pada perceraiannya dengan Salma. Ia mengira dengan menikahi Tania, Salma bisa menerima karena mereka berteman baik. Lagipula imannya yang hanya setipis kertas basah, mudah sekali tergoda jika disuguhi belahan dada dan goyangan pinggul Tania tiap hari.
Salma menarik nafas panjang, ditatapnya Armand yang sekarang resmi menjadi mantan suaminya. Wajah pria ini yang dulu ditunggunya di balik pintu kamar kosnya tiap malam minggu, wajah itu juga yang ia lihat saat membuka mata di hari pertamanya sebagai istri. Sedih bercampur lega itulah yang dirasakan Salma saat ini.
Tak sampai hati ia mengatakan bahagia berpisah dengan Armand di depan anak-anaknya. Salma hanya memberikan seulas senyum untuk menjawab pertanyaan Armand.
"Mas." Tania menggoyangkan tangan Armand.
"Kami pulang dulu." Salma mendahului sebelum mantan suaminya dicecar oleh Tania. Ia sebenarnya tidak ambil peduli dengan sepasang suami istri laknat itu, tapi ia tidak mau kedua anaknya menyaksikan Papanya diperlakukan yang tidak pantas oleh wanita lain.
"Salma, apa aku masih boleh bertemu dengan anak-anak?" Salma menghentikan langkahnya lalu berbalik. Ia melihat ada sorot memohon dari mata Armand.
"Keputusan sidang tidak mengatur jadwalmu untuk berkunjung, jadi kapanpun kamu ingin bertemu dengan mereka tidak ada masalah."
"Terima kasih." Armand menghampiri lalu berjongkok di hadapan Cakra dan Candra yang sedang ia gandeng, lalu mengecupnya berulang kali. Salma menyembunyikan air mata dengan memalingkan wajahnya. Ia merasa sangat sedih, mengapa suaminya ini baru bersikap manis sebagai ayah saat mereka sudah resmi berpisah.
"Maass!" Panggilan Tania dan suara hentakan kakinya membuat Armand segera berdiri.
"Jaga dirimu baik-baik, Mas." Salma memberikan senyum terbaiknya.
"Aku masih cinta sama kamu. Aku akan memperjuangkan kamu lagi, Salma." Armand menyempatkan berbisik sebelum kembali ke samping Tania.
Salma tak menyangka Armand berani berbuat seperti itu di bawah tatapan tajam istrinya dan juga Bimo. Rupanya ketok palu dari hakim, tidak menyurutkan langkah Armand. Ia masih berdiri di sana saat Armand dan Tania berjalan membelakanginya. Armand tampak memarahi Tania yang terus mengomel. Sahabatnya itu tampak kewalahan mengikuti langkah suaminya yang lebar dengan perut besarnya.
"Ayo kita pulang. Masih banyak yang harus kamu lakukan demi anak-anakmu." Tia menepuk bahunya.
Sebulan setelah resmi berpisah, Salma kembali menyibukan diri dalam pekerjaannya sebagai Selebgram. Nama yang dulunya memang sudah terkenal, kembali mencuat setelah ia memasarkan produk milik salah satu artis ibukota.
"Mbaa, ini apa ya?" Tangan Salma bergetar saat memperlihatkan sebuah pesan masuk di akun media sosialnya.
"Kamu di undang acara penghargaan artis media sosial terbesar, Salma." Tia terpekik gembira. Ia memeluk adik iparnya yang masih melongo tak percaya.
"Apa iya, Mba. Mungkin kita salah baca." Salma mencoba membesarkan tulisan yang terpampang di layar ponselnya.
"Kamu hebat, Salma. Pantas aja kamu diundang, bahkan mungkin salah satu nominasi penerima penghargaan karena baru satu bulan aktif, pengikutmu di media sosial langsung meningkat drastis. Lihat artis aja ikutin kamu loh, keren banget." Mata Tia bersinar melihat akun media sosial milik Salma. Sementara sang pemilik akun masih termenung tak percaya. Ia tidak pernah bermimpi terlalu tinggi dan sekarang, dunia kerjanya yang sederhana dapat membawanya ke Ibu kota.
"Anak-anak?" Tiba-tiba Salma sadar ia punya dua anak yang tidak bisa ia tinggalkan. Undangan itu mengharuskan ia pergi ke Ibu kota dan itu berarti meninggalkan Cakra dan Candra untuk beberapa hari.
"Kamu lupa ada Mba di sini?"
"Kalau Mba Tia ada kerjaan di luar?"
"Sudah ga usah mikirin kerjaanku, sekarang kamu cari gaun untuk acaramu di Jakarta."
Segala petuah dan pesan berulang kali diucapkan Bimo sepanjang perjalanan ke arah bandara.
"Jangan percaya sama orang asing, jangan pernah pergi sendiri, kalau ga ada urusan lebih baik ga keluar dari kamar." Salma hanya mejawab iya dan menganggukan kepala demi menghindari perdebatan.
"Cakra, Candra Mama pergi dulu ya. Doakan Mama semoga semuanya lancar. Suatu saat Candra dan Cakra akan naik pesawat juga pergi ke Jakarta, mau?"
"Maau .. mauuu." Walaupun belum terlalu jelas perkataannya, kedua anak kembar yang tampan itu bersorak kegirangan saat Mamanya menunjuk sebuah pesawat yang akan mendarat.
Hatinya sangat berat meninggalkan kedua anaknya. Namun Salma sadar dengan memenuhi undangan ke Jakarta, adalah sebuah langkah besar untuk memperluas usahanya yang selama ini hanya melayani daerah tempat tinggalnya saja.
Salma sampai di Jakarta dan langsung menuju ke hotel bintang lima yang sudah ditunjuk oleh panitia. Ia langsung masuk ke kamar yang sudah disediakan.
Begitu masuk ke dalam kamar, Salma membuka gorden yang langsung mengarah ke arah jalanan. Ia menikmati suasana malam dengan pemandangan gedung tinggi pencakar langit, dan kerlap kerlip lampu yang terus berpendar walau hari sudah mulai larut. Baru sekali ini, Salma menginjakan kaki di kota yang tidak pernah tidur ini. Ia terharu, jika masih menyandang status sebagai istri Armand, mungkin saat ini ia masih sedang sibuk di dapur berhadapan dengan piring kotor milik Tania.
Meskipun status mereka bukan suami istri, Armand masih kerap menghubunginya memakai nomer baru. Salma hanya menanggapi jika ia bertanya soal anak-anak, selebihnya ia tidak pernah menjawab. Jika Armand datang untuk menemui Cakra dan Candra, ia selalu bersembunyi dalam kamar membiarkan Armand ditemani Bimo atau hanya sendirian bersama anak-anak di ruang tamu. Ia melakukan itu karena sudah pernah merasakan sakit hati karena dikhianati, dan ia tidak mau wanita lain juga merasakan yang sama, walaupun wanita itu juga pernah mengkhianatinya.
Salma menutup kembali gordennya. Ia lalu membuka kopernya dan mengambil sebuah gaun putih bernuansa perak dan menggantungnya di lemari. Gaun indah itu bahkan bukan ia yang memilihnya. Kakak iparnya ikut membantu persiapannya secara detail. Ia merasa menyesal sempat mengabaikan mereka saat masih menjadi istri Armand.
Salma kembali memastikan semuanya siap untuk acara hari esok, lalu ia membersihkan diri dan beranjak tidur.
Sementara itu, di kota asalnya sepasang suami istri berdebat di atas ranjang. Tania memergoki suaminya sedang memandangi foto dan video mantan istrinya di media sosial.
"Jangan buat aku marah, Mas!" Tania menyambar ponsel Armand.
"Apa-apaan sih kamu!" Armand berusaha meraih ponselnya dari tangan Tania.
"Aku mau hapus akun media sosialmu."
"Jangan lancang kamu, Tania! apapun yang di dalam ponsel itu adalah urusanku. Kamu tidak berhak mengaturku!"
...❤️🤍...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
YuWie
gek waras arman setelah hilang dari kehidupanmu..aitu waras..anak di klepat, bojo dinyek2..saiki termehek2...
2023-10-28
1
Kamiem sag
tania jalang selamat menikmati semua hasil usahamu
2023-09-26
1
Arin
si Armand ini emng stengah...wktu msih jdi istri di jdikn pmbntu dan di omelin trs,gilirn udh pisah di kejer"
2023-09-11
0