Happy reading ♥️
"Seseorang yang sangat berarti untukku dan papa juga mengenalnya," ucap Collin perlahan dan sedikit ragu hingga membuat Papanya menaikkan alisnya tanda tak paham.
Collin menarik nafas dalam "ceritanya panjang," ucapnya lagi.
"Papa selalu punya banyak waktu untukmu, kamu bisa bercerita sepanjang apapun itu," sahut Jamie dengan menatap teduh mata sang putra satu-satunya itu penuh kasih sayang.
Lagi-lagi Collin menghela nafasnya, ia tak bisa lagi menghindari pertanyaan sang Papa dan tak bisa lagi menyembunyikan ini semua.
"Ayolah, tak ada satupun yang saling kita sembunyikan. Papa hanya memiliki kamu, begitu juga sebaliknya," Jamie masih menuntut penjelasan sang anak dan apa yang ia ucapkan benar adanya. Setelah sang Mama meninggal, dokter Jamie tak menikah lagi. Pernah ada satu wanita yang dikenalkan Jamie pada Collin yaitu Renata.
Collin ingat benar bagaimana papanya itu begitu antusias untuk mengenalkannya pada wanita itu. Pada saat itu sang Papa mendapatkan panggilan dari salah satu kerabatnya di Indonesia yang mengalami kecelakaan dan terluka parah. Ia pun terbang jauh-jauh dari Jerman untuk memberikan perawatan padanya. Setelah beberapa lama tinggal di negara asalnya dan merawat kerabatnya itu sang Papa sengaja meminta Collin untuk datang ke Indonesia hanya untuk berkenalan dengan sang wanita yang berhasil mencuri hatinya setelah beberapa tahun ditinggalkan sang istri yang sangat dicintainya.
Namun sepertinya Tuhan berkehendak lain, karena Papanya kembali ke Jerman seorang diri tanpa wanita yang berhasil membuatnya jatuh cinta itu. Setelahnya, dokter Jamie memutuskan untuk melajang. Ketidakberhasilannya mendapatkan Renata membuat ia yakin jika sang istri yang telah meninggal tak ingin cintanya terbagi. Hingga yang ia lakukan hanya kerja dan kerja, dan hasil kerja keras itu berbuah manis. Dokter Jamie menjadi seseorang yang sukses bahkan ia menjadi warga kehormatan di kota Berlin dimana hampir semua orang mengenalnya.
Dan kini sang putra mengalami nasib yang sama, jatuh cinta pada anak gadis dari wanita yang pernah dicintai Papanya Oleh karena itulah Collin menyembunyikan itu semua dari sang Papa.
Collin masih berdiri membisu sedangkan Papanya masih setia menunggu. "Waktu jagamu sudah berakhir bukan ? ayo kita minum kopi di cafe bawah dan Papa siap untuk mendengarkan segala ceritamu," dokter Jamie masih bersikukuh. Bukannya ia begitu ingin tahu urusan anaknya hanya saja sebagai ayah, ia begitu mengkhawatirkan anaknya itu.
Meskipun enggan, mau tak mau akhirnya Collin menyetujui dan apa yang papanya ucapkan juga benar adanya. Mereka biasanya tak pernah saling menyembunyikan apapun tapi kali ini keadaannya lain.
Dokter Jamie menggandeng tangan sang anak dan mulai melangkahkan kakinya bersamaan. "Apakah ini urusan tentang cinta ?" tanyanya pelan. Collin tolehkan kepala pada Papanya yang kini berjalan tepat di sebelahnya dan ia pun menganggukkan kepalanya membenarkan.
Dokter Jamie menarik nafas dalam dan menghembuskannya pelan. Seolah khawatir tentang sesuatu yang ditakutkannya.
Disinilah mereka berdua duduk saling berhadapan di sebuah cafe yang letaknya tak jauh dari rumah sakit di mana keduanya bekerja. Sebelum memulai pembicaraan, baik Collin maupun Papanya sama-sama memesan kopi hitam dengan sedikit gula. Sepertinya kedua orang itu memiliki rasa takut juga cemas dalam hatinya masing-masing hingga memerlukan minuman yang kuat untuk membuat keduanya tetap waras.
Lama berselang pesanan pun datang, 2 cangkir kopi hitam yang masih mengepulkan asapnya. Aromanya yang khas tercium dengan jelasnya. "jadi... sebenarnya apa yang terjadi denganmu ? Papa perhatikan akhir-akhir ini kamu terlihat gelisah," tanya dokter Jamie dengan secangkir kopi di tangan yang hampir menyentuh bibirnya itu.
Collin tak langsung menjawab, ia tatapi Papanya. Masih sedikit ragu untuk bercerita tapi ia tak bisa lari lagi. "Aku.. aku mempunyai seorang kekasih," jawab Collin pada akhirnya.
Dokter Jamie menghentikan sesapan kopinya, wajahnya menunjukkan rasa terkejut yang begitu kentara. "Kekasih ? perempuan ?" tanyanya beruntun sembari meletakkan cangkirnya di atas meja dan matanya terus tertuju pada sang anak di depannya.
"Ya, tentu saja dia perempuan Papa !" jawab Collin tak habis pikir.
Wajah menegang dokter Jamie berangsur mencair, dan terlihat lebih lega dari sebelumnya. "Dan katamu papa mengenalnya ?" tanyanya lagi.
"Hu'um, Papa mengenalnya," jawab Collin. Kali ini ia yang menyesap kopinya dengan perlahan, berusaha untuk tetap tenang karena sebentar lagi akan sampai pada inti cerita.
"Apa itu Gema ?" tanya sang ayah tapi Collin menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Rachel ?" lagi-lagi Collin menggeleng pelan.
"Kalau bukan Rachel, apa itu Monica? atau Debby ?" Dokter Jamie menanyakan beberapa teman wanita Collin yang ia kenali tapi collin terus menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"then who ?" (lalu siapa ?) tanyanya sambil berkerut alis.
Jakun Collin naik turun karena ia menelan kopinya paksa. Tubuhnya menegang sebelum ia berkata, "Celia," jawabnya singkat dan jelas.
"Celia ?" dokter Jamie berkerut alis, sembari berusaha mengingat-ingat. Sepertinya ia pernah mendengar nama itu namun entah dimana.
"Hu'um, namanya Celia dan asal papa tahu aku sangat mencintainya," jawab Collin. Ia menatap mata sang papa dengan tegas, mengisyaratkan jika apa yang dikatakannya adalah sungguh-sungguh.
"Celia ?" Jamie masih berusaha untuk mengingatnya.
"Celia, putri dari Tante Renata dan Om Fabian yang dulu Papa rawat ketika mendapatkan kecelakaan. Kerabat Papa yang tinggal di Indonesia," jelas Collin perlahan.
Sang Papa langsung menyandarkan tubuhnya di kursi, ia seperti kehilangan kekuatan untuk duduk dengan tegak. Wajahnya memucat dan rasa terkejutnya tak bisa Jamie sembunyikan. Beruntung dirinya tak menderita penyakit jantung yang bisa membunuhnya saat ini juga.
"A-aku sudah berhubungan dengannya selama 2 tahun ini, hanya melalui sosial media Instagram dan Facebook. Kami bahkan tak berani saling bertukar nomor telepon. Tak perlu aku jelaskan alasannya, karena aku yakin Papa pun paham," lanjut Collin kemudian.
"Celia ? are you serious ??" (apa kamu sungguh-sungguh ?) tanya dokter Jamie memastikan.
"Sangat yakin. Aku sudah mencintainya selama 2 tahun ini dan seterusnya akan selalu begitu. she is the greatest romance i ever had ( dia adalah romansa terhebat yang pernah kumiliki)" jawab Collin tak bisa menyembunyikan rasa cintanya pada Celia yang baru kali ini ia akui hingga rasanya begitu menggebu-gebu.
"what ?" gumam dokter Jamie tak percaya.
"Bayangkan saja olehmu, Papa. Selama menjalani cinta ini kami tak pernah bertemu satu sama lain, jarang berbicara secara langsung hanya melalui pesan chat saja tapi cinta kami begitu kuat. Kami berkomitmen untuk saling setia menjaga cinta, saling merindukan di setiap harinya dan saling memikirkan di setiap waktu. Hanya dengan cara itu cinta kami menyatu tanpa ragu," jelas Collin.
"Tapi kamu tahu kan bagaimana cerita kami para orang tua kalian dulu ?" tanya dokter Jamie.
"Tahu, oleh karena itu aku menyembunyikannya dari papa. Seperti yang aku bilang tadi. Aku tak perlu menjelaskan pada papa kenapa aku melakukan hal ini di belakangmu karena papa pasti tahu alasannya," jawab Collin.
Jamie kembali menegakkan tubuhnya, "Tahukah kamu ? saat ini papa merasa lega dan juga merasa tak percaya dalam waktu yang bersamaan," ucap dokter Jamie sungguh-sungguh.
"lega karena kamu ternyata menyukai perempuan,"
"What ? apa yang Papa pikirkan ?" sela Collin sembari mengerutkan keningnya tanda tak suka.
"Oh come on, kamu seorang dokter yang tampan Nak. Sudah mapan di usia mu yang masih muda tapi selama ini tak mempunyai kekasih. Tak mungkin jika tak ada perempuan yang tak mau denganmu kan ? Dan itu membuatku takut. Papa khawatir kamu mengalami penyimpangan. Ini ketakutan dan kekhawatiran Papa sebagai orang tua.," jawab dokter Jamie.
"Papa bersyukur karena apa yang pernah terlintas dalam pikiran buruk Papa ternyata salah, tapi kenapa harus dia ? kenapa harus Celia ? Tak bisakah kamu cari perempuan lain ? why her, Collin ?" Tanya dokter Jamie tanpa bisa menyembunyikan rasa penolakannya.
To be continued ♥️
thanks for reading ♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
semoga aja PP nua celia ngk benci collin y thour
2023-09-24
0
Wirda Wati
cinta hadir dgn sendirinya TDK bisa di paksa...
2023-01-28
0
Felisha Almaira
mgkin dg menyatukan anak mreka maka hubungan para orang tua pun kembali membaik karena tdk ada yg salah dg cinta bukan...baik cinta yg hadir dhati jamie ada saat itu ataupun anak2 nya kini...itu lah takdir...
2023-01-11
0