Suami Kabur

Suami Kabur.

Vani tidak mau  tinggal di rumah ibu mertuanya yang miskin, rumah dan semua yang ada di sekelilingnya membuatnya muak.

Tidak ada televisi,  bakan lampu penerangan juga hanya menggunakan lampu pijar yang sepuluh wat, jadi sekeliling rumah kayu terlihat remang dan sunyi, hanya suara jangkrik yang terdengar riuh disamping rumah Bonar.

Dalam rumah itu ada dua kamar, kamar pertama ditempati Vani dan Bonar  yang dilengkapi tempat tidur lama, sebuah dipan yang beralaskan tikar bayun dan sebuah kelambu,  dipan tua itu sudah mulai rusak, bahkan sudah mulai bunyi jika tidur diatasnya.

Saat malam tiba ia sengaja tidak tidur  sebelum Bonar pulang, ia masih bersikeras untuk ikut pulang ke Jakarta.

“Tolong Bang, bawa aku pulang, aku janji tidak akan menemui keluargaku,” ujar Vani, ia memohon suaminya agar membawanya ikut bersamanya.

“Kau gila ya! Aku ini punya pacar, tugasku hanya menikahimu”

“Kalau kamu tidak mau membawaku pergi,  berikan uang itu padaku agar aku pergi sendiri.”

“Kau gila ya, pak Sudung memberi uang untukku bukan untukmu, keluargamu membayar ku menikahi agar anakmu lahir punya akta lahir dan punya  bapak.”

“Kalian tidak boleh memperlakukan seperti ini.”

“Makanya, jangan bunting kalau belum menikah,” ujarnya lagi, mereka berantem di dalam kamar, mereka tidak tahu kalau pertengkaran mereka sudah jadi tontonan para tetangga yang tukang gosip.

Tidak lama kemudian Inang Lisda yang melihat beberapa ibu-ibu mengintip dibawah kamar anaknya, ia membawa air satu ember, ia membuka kamar mereka dan membuka jendela lalu menyiramkan air satu ember.

Burrr ….!

Mereka semua berlarian.

“Aha inong?”

(Apa mama?)

“Akka tukang kuping di siram saja pakai air.”

Sadar rahasia mereka sudah terbongkar membuat Bonar ingin secepatnya menghilang  dari kampungnya,  ia sudah capek mendengar  penghinaan dan ledekan dari semua orang di kampungnya dari ia kecil, membuatnya enggan untuk kembali ke kampungnya, ia tidak pernah pulang ke kampung, ia malu.

Kakak perempuannya yang idiot dan bapaknya dari dulu tukang mabuk, bahkan bapaknya meninggal karena mabuk.

Maka di kampung itu ia dapat julukan anakni Partenggen, atau anak tukang mabuk, di tambah  kakak perempuannya yang idiot, yang selalu jadi bahan bulian anak-anak kampungnya, dan sekarang ia menikah dengan wanita yang bunting, ia tahu kalau seluruh kampungnya dari atas sampai bawah pasti sudah menggosipkan dirinya dan keluarganya.

“Sial, semua orang mendengarnya. Kamu keluar dari sini!” ucapnya kesal.

“Aku tidak mau sebelum kamu mengajakku ikut bersamamu.”

“Dasar sinting! Itu tidak akan terjadi, mana mungkin aku mengajak wanita bunting bersamaku, apa nanti kata pacarku sama teman-temanku?”

“Kamu suami yang tidak berguna, tidak bertanggung jawab,” ujar Vani, ia memaki-maki Bonar suaminya.

Paaak …!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipinya, membuatnya seketika terdiam, pipinya terasa panas  mendapat tamparan tersebut.

“Kamu jangan bicara macam-macam ya, kamu harusnya berterimakasih padaku  karena aku mau menikahimu.”

“Kamu menikahiku lalu meninggalkanku lalu apa artinya?”

“Dengar! keluargamu sendiri membuangmu, bahkan ibu tirimu memintaku melenyapkanmu, tetapi aku punya hati, makanya aku membawamu ke rumah kami, itu aku lakukan karena aku mengingat kebaikan almarhum nantulang.”

“Jangan bawa-bawa almarhum ibuku, kamu orang jahat tidak pantas melakukan itu.”

“Ya, ibumu pasti menangis di surga sana melihat boru  kesayangannya bunting, dan kekasihnya tidak mau bertanggung jawab malah kabur ke luar negeri.”

“Jangan ikut campur urusanku, dia pasti akan datang menjemput kami kalau kamu dan Daddy tidak memaksaku menikah denganmu.”

“Jangan mimpi  Vani, dia sudah meninggalkanmu, dia kabur.”

“Dia tidak kabur, aku percaya pada Andre, dia hanya ingin menemui keluarganya di luar negeri, dia minta izin untuk menikahiku lalu membawaku bersamanya.”

“Jangan Naif lah, memangnya dari Jakarta ke Jerman berapa lama? Sampai berbulan-bulan? Dia sudah meninggalkanmu, sudah berapa bulan, apa kamu menunggunya sampai perutmu yang besar itu sampai meledak dulu?”

Mendengar lelaki  berkulit gelap itu menertawakannya, ingin rasanya ia terjun ke danau toba dan mati, tetapi ia tidak ingin  menyakiti bayi dalam kandungannya, ia ingin tetap bayinya tetap sehat, karena ia yakin Andre kekasihnya akan menjemput mereka berdua, dan membawanya  tinggal di luar negeri,  ia percaya pada kekasihnya karena ia satu-satunya selama ini bersamanya.

“Aku percaya padanya, dia akan datang.”

“Ya, ya percaya saja pada lelaki berengsek itu, kamu tidak tahu, mungkin dia sudah punya kekasih yang lain.”

“Itu tidak akan terjadi karena aku percaya padanya.”

Satu malam itu Vani bahkan ia terjaga sepanjang malam, ia takut suaminya pergi lalu meninggalkannya, tetapi menjelang pagi rasa dingin itu membuat tubuhnya meringkuk, matanya tidak kuat lagi menahan rasa kantuk.

                            *

Suara kokok ayam yang riuh membangunkannya.

Ia mendongak dan panik, ternyata Bonar sudah pergi meninggalkannya, pagi-pagi sekali ia sudah pergi menaiki kapal pertama menuju Mogang

Vani menarik selimut dan keluar  setengah berlari menuju pelabuhan di samping rumah mertuanya, tetapi saat ia tiba semua kapal sudah berangkat tidak ada lagi,  harus menunggu besok.

“Bonar brengsek!”

Ia menangis di tepi pelabuhan, tidak menghiraukan tatapan orang padanya,  ia bahkan berdiri di pinggir batu dengan bertelanjang kaki lalu ia berteriak keras di tepi Danau Toba.

“Aaa …! AAA!”

Semua orang di tepi Danau Toba  yang setiap pagi ramai, ada yang mencuci pakaian ada yang mandi. Danau Toba sumber mata air untuk  setiap rumah di tepi danau.

“Bah nabohado doi?”

(Wah kenapa itu?) tanya seorang kakek yang kebetulan mengangkat  air  dari Danau Toba.

Seketika keluarga Inang Lisda menjadi terkenal karena ulah Vani yang tanpa malu berteriak keras memanggil suaminya.

“Bonar! Awas kamu, aku akan membalasmu nanti. Dasar kribo suami tidak berguna!” Teriaknya di pinggir Danau Toba.

Padahal dipinggir  Danau Toba  itu ada larangan tidak boleh wanita yang rambut panjang  berdiri sendirian dan berteriak tidak sopan,  bisa- bisa namboru penjaga Danau Toba akan marah dan meminta tumbal.

Itulah mitos yang di yakini warga sekitar, makanya saat Vani berteriak- teriak memaki suaminya Bonar, warga sekitar marah dan meminta wanita hamil itu untuk pergi. Tetapi ia tidak mau mendengar larangan masyarakat di sana.

Jadi di panggil lah Inang Lisda ibu mertuanya yang sudah tua, dan Edanya yang idiot, karena kemanapun Inang Lisda pergi, borunya yang kurang waras itu selalu ikut, mau ke pasar mau ke pesta ia juga akan ikut.

“Ayolah inang pulang, di rumah kita bicarakan,” ujar Inang Lisda membujuk menantunya karena juga malu jadi tontonan orang.

Mesnur eda yang setengah waras maju dan meminta edanya atau iparnya untuk pulang, melihat wajahnya yang jelek dan  penampilan edanya yang berantakan membuat Vani semakin gila.

“Pergi sana, menjauh dariku!” Bentaknya mengusir iparnya.

Wanita yang kurang waras itu hanya tertawa dan memiringkan kepalanya ke samping kiri dan ke kanan, setelah lelah berteriak dan puas mempermalukan dirinya sendiri, ia ikut pulang ke rumah.

Dia tidak punya pilihan lain, karena untuk keluar dari Desa Sabulan hanya mengandalkan kapal,  karena desa itu tepat berada di pinggir gunung di sebrang danau Toba.

Setelah Bonar meninggalkan Vani dan tidak meninggalkan uang sedikitpun, wanita berwajah cantik itu sangat marah.

“Suatu saat aku akan membalas kalian semua,” ucapnya kesal, ia mengunci diri di dalam kamar.

Sementara ibu mertuanya dan Mesnur sudah berangkat ke ladang, merasa perut lapar, ia keluar dan mencari makanan di dapur , dengan tatapan  bingung dan jijik Vani membuka periuk atau hudon yang digantung di tengah tungku, ia membuka tutupnya masih ada nasi  tetapi sudah dingin, tidak terbiasa makanan yang dingin ia ingin memanaskan , tetapi ia tidak tahu bagaimana caranya menyalakan api dengan kayu bakar, padahal tubuhnya sudah mulai kelaparan.

“Bodoh amat aku makan dingin saja.”

Ia menyendok nasi ke dalam piring, ia mencari lauk, saat di buka hanya ada  ikan asin dan jengkol lalapan.

“Apa ini? Ini bukan makanan manusia.” Ia melemparkan piring itu  dari tangannya.

Makanan seperti itu tidak akan bisa masuk ke perutnya, tadi malam saat Bonar ada masih membeli lauk dari lapo, sekarang  tidak ada  Bonar, tidak ada makanan yang enak.

Ia membuka dompet miliknya dan mengeluarkan uang sisa, lalu pergi warung. Pemilik warung pun agak jauh dari rumah mertua, Vani memang tinggal di desa terpencil.

Ia membeli telor dan mie instan, hanya karena itulah yang ada makanan yang di jual di warung tersebut.

Tiba di rumah, ia tidak tahu cara memasak pakai kayu bakar, ia diam tidak tahu harus melakukan apa, tidak mau mati kelaparan ia pergi lagi ke warung dan meminta tolong untuk dimasakkan. Mereka semua sudah tahu kalau wanita hamil itu istri Bonar lelaki yang meninggalkannya.

Semua orang hanya bergosip dan melihatnya, tetapi Vani bukan tipe wanita lembek, ia bersikap bodoh amat dengan tatapan semua orang inang-inang  tukang gosip tersebut.

‘Selagi aku tidak meminta-minta dan menyakiti kalian, aku akan peduli dengan tatapan kalian’ ucapnya dalam hati.

“Dek, kenapa tidak masak di rumah ibu mertuamu?” tanya yang punya warung.

“Aku tidak bisa menyalakan api Nantulang.”

“Memangnya mama mertua kau kemana?”

“Gak tau.”

“Coba kau tengok ke ladang atas, ke situ mungkin inang mertuamu.”

“Ya Nantulang.”

Setelah kenyang ia kembali ke rumah dan masuk kembali ke kamar lalu ia memainkan ponselnya , ia terus  mencoba menghubungi  Andre kekasihnya, lelaki yang sudah menanamkan benih di rahimnya.

Tetapi sebagaimana keras pun usahanya untuk menghubungi Andre, nomornya tidak diangkat, bahkan semua orang yang di kenal memblokir nomor Vani.

Di sisi lain, lelaki yang berpakaian setelan jas mahal itu menelepon Bonar.

“Bagaimana?”

“Sudah Pak, saya sudah menikahinya dan saat ini saya meninggalkan di rumah mama saya, saya juga meninggalkan sejumlah uang  untuknya, untuk biaya hidup dan melahirkan seperti yang bapak katakan.”

“Baik, aku tidak ingin melihatnya lagi,  makannya perintahkan pak Dul untuk memblokir  nomor semua orang dari nomornya agar  dia tidak bisa menghubungi orang lagi.”

“Ya Pak.”

“Tapi kamu meninggalkan uang untuknya’ kan?”

“Ya Pak,” jawab Bonar.

Padahal ia berbohong, ia tidak meninggalkan uang sedikitpun untuk Vani, ia membawa kabur uang yang diberikan ayah Vani, ia hanya memberikan sedikit uang untuk biaya hidup untuk ibunya yang sudah tua.

 Bersambung ..

Terpopuler

Comments

N Wage

N Wage

baru nemu cerita berlatar belakang daerah sumut l3ngkap dg adat dan panggilannya.
semangat eda👍👍👍👍👍❤❤❤❤❤💪💪💪💪💪

2024-03-31

0

Nelly Ginting

Nelly Ginting

ceritanya menarik tp masih banyak kesalahan dlm penulisan

2023-02-23

1

Rima Ferika

Rima Ferika

kak maaf ya bahasanya aq kurang paham 🤣

2023-01-19

0

lihat semua
Episodes
1 Menikah Karena Terpaksa
2 Suami Kabur
3 Dia Kembali
4 Putraku Anak Jenius
5 Cerita Saat Melahirkan
6 Dipaksa Suami Bercerai
7 Ibu Dan Anak Jadi Hacker
8 Dibalik Kesuksesan Vani Ada Mantan Yang Menyesal
9 Bertemu Sepupu
10 Saat Suami Curhat
11 Misi Berhasil
12 Istri Tersembunyi
13 Semua Masuk Jebakan Vani
14 Menumbangkan Perusahaan Ayahnya
15 Saat Anak Bapak Saling Bertarung
16 Jonas Akan Bertemu Kakeknya
17 Jonas Mampu Menyelesaikan Tantangan
18 Bertemu Sepupu Yang Baik Hati
19 Saat Hati Masih Dendam
20 Dihina Suami Karena Jelek
21 Ketika Menantu Lebih Berharga Dari Anak Kandung
22 Demi Ibu Mertua
23 Kesombongan Adik Ipar Mertua
24 Saat Rahasia Anak Diketahui
25 Semakin Banyak Yang Tahu
26 Gagal Menikah Lagi
27 Saat Keluarga Menolak Keinginan Bonar
28 Sakit Hati
29 Awalnya Ingin Marah
30 Vani Wanita Yang Sabar
31 Cinta Tanpa Syarat
32 Apakah Masih Ada Kesempatan?
33 Tidak Perduli Lagi
34 Putri Yang Hilang Telah Kembali
35 Saat Ia Menjadi Rebutan
36 Pembalasan Untuk Mereka
37 Saat Hati Lelah Menunggu, pergi Jalan Terbaik
38 Vani Wanita Yang Cerdas
39 Kerinduan Seorang Ayah
40 Anak Jadi Rebutan
41 Menolak Tinggal Bersama
42 Melakukan Apapun Demi Anak
43 Datang Ke Rumah Orang Tua
44 Aku Sudah Menikah
45 Sebuah Rahasia Besar
46 Mendapat Vitamin C Dari Istri
47 Tinggal Satu Rumah
48 Terluka
49 Mencoba meluluhkan Hatinya Kembali
50 Vani Mengalami Gangguan Kecemasan
51 Bonar Menang Banyak
52 Hampir Tertabrak
53 Kemarahan Seorang Ibu
54 Korbankan Kebahagian Anak Demi Ambisi
55 Lelang Brondong Berkedok Arisan
56 Tertangkap
57 Masih takut
58 Wanita Yang memalukan
59 Ada hikmah Di Balik Musibah
60 Aku berhak Tahu, Karena Aku Suamimu
61 Kejutan Besar
62 Satu Keluarga Jadi Hacker
63 Srangan Balik Untuk Para Penghianat
64 Kehidupan Rumah Tangganya Diusik
65 Bonar Menemui Winda
66 Dinner Romantis
67 Selingkuh Dengan Bapak Mertua
68 Penyesalan Selalu Datang Terlambat.
69 Haanya Ingin Dicintai
70 Aku tiidak Suka Dipaksa
71 Tertangkap Basah Saat Selingkuh
72 Mendapat Hukuman
73 Digoda
74 Menolak
75 Kesabaran Membuahkan Hasil
76 Rasa Yang Mulai Hilang
77 Tidur Satu Kamar
78 Berkompetisi
79 Dia Berubah
80 Harta, Tahta
81 Aku Akan Tetap Bersamamu
82 Bertolak Ke Singapura
83 Dukungan Dari Keluarga
84 Minta Adik
85 Cinta akan Bersemi Kembali
86 Harus Mengalah
87 Bagai Ratu
88 Bukan Lelaki yang Lemah
89 Cincin pernikahan
90 Hadiah Dari Istriku
91 Malam Pengantin
92 Nur Menguncang Studio
93 Keluarga yang Menginspirasi
94 Banyak Orang yang Mengaku Keluarga
95 Balasan Untuk Keluarga Suami
96 Pindah Rumah
97 Saat Vani Marah
98 Pembalasan dari Vani
99 Rahasia Besar Dalam Brankas
100 Bertemu Dokter yang Mncurigakan
101 Ibuku yang Malang
102 Sakitnya Berasa Sampai ke Ulu Hati
103 Kemarahan Kakek Vani
104 Sebuah Rencana untuk membalasnya
105 Sosok Bayangan Putih
106 Harus Bangkit Kembali
107 Mulai Bangkit
108 Aku Tidak Butuh Keluarga Seperti Mereka
109 Ternyata Menantuku seorang Miliader
110 Keluarga Mata Duittan
111 Jangan Melihat Orang dari Coverrnya Saja
112 Gagal Pulang Kampung
113 Hamil
114 Perhatian Besar dari Keluarga
115 Kebahagian yang Terusik.
116 Tidak ingin Kehidupan Vani Diganggu
117 Sebuah Kbenaran.
118 Bangkit Sebelum Terpuruk
119 Ternyata Dia Anakku
120 Mereka Banyak Persamaan
121 Satu Lagi Rahasia Masa Lalu
122 Seperti ratu Saat Hamil
123 Masih di Kampung
124 Kejahatan Dibalas Kebaikan
125 Malam Sebelum Pesta
126 Pesta Adat
127 Kembali ke jakarta
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Menikah Karena Terpaksa
2
Suami Kabur
3
Dia Kembali
4
Putraku Anak Jenius
5
Cerita Saat Melahirkan
6
Dipaksa Suami Bercerai
7
Ibu Dan Anak Jadi Hacker
8
Dibalik Kesuksesan Vani Ada Mantan Yang Menyesal
9
Bertemu Sepupu
10
Saat Suami Curhat
11
Misi Berhasil
12
Istri Tersembunyi
13
Semua Masuk Jebakan Vani
14
Menumbangkan Perusahaan Ayahnya
15
Saat Anak Bapak Saling Bertarung
16
Jonas Akan Bertemu Kakeknya
17
Jonas Mampu Menyelesaikan Tantangan
18
Bertemu Sepupu Yang Baik Hati
19
Saat Hati Masih Dendam
20
Dihina Suami Karena Jelek
21
Ketika Menantu Lebih Berharga Dari Anak Kandung
22
Demi Ibu Mertua
23
Kesombongan Adik Ipar Mertua
24
Saat Rahasia Anak Diketahui
25
Semakin Banyak Yang Tahu
26
Gagal Menikah Lagi
27
Saat Keluarga Menolak Keinginan Bonar
28
Sakit Hati
29
Awalnya Ingin Marah
30
Vani Wanita Yang Sabar
31
Cinta Tanpa Syarat
32
Apakah Masih Ada Kesempatan?
33
Tidak Perduli Lagi
34
Putri Yang Hilang Telah Kembali
35
Saat Ia Menjadi Rebutan
36
Pembalasan Untuk Mereka
37
Saat Hati Lelah Menunggu, pergi Jalan Terbaik
38
Vani Wanita Yang Cerdas
39
Kerinduan Seorang Ayah
40
Anak Jadi Rebutan
41
Menolak Tinggal Bersama
42
Melakukan Apapun Demi Anak
43
Datang Ke Rumah Orang Tua
44
Aku Sudah Menikah
45
Sebuah Rahasia Besar
46
Mendapat Vitamin C Dari Istri
47
Tinggal Satu Rumah
48
Terluka
49
Mencoba meluluhkan Hatinya Kembali
50
Vani Mengalami Gangguan Kecemasan
51
Bonar Menang Banyak
52
Hampir Tertabrak
53
Kemarahan Seorang Ibu
54
Korbankan Kebahagian Anak Demi Ambisi
55
Lelang Brondong Berkedok Arisan
56
Tertangkap
57
Masih takut
58
Wanita Yang memalukan
59
Ada hikmah Di Balik Musibah
60
Aku berhak Tahu, Karena Aku Suamimu
61
Kejutan Besar
62
Satu Keluarga Jadi Hacker
63
Srangan Balik Untuk Para Penghianat
64
Kehidupan Rumah Tangganya Diusik
65
Bonar Menemui Winda
66
Dinner Romantis
67
Selingkuh Dengan Bapak Mertua
68
Penyesalan Selalu Datang Terlambat.
69
Haanya Ingin Dicintai
70
Aku tiidak Suka Dipaksa
71
Tertangkap Basah Saat Selingkuh
72
Mendapat Hukuman
73
Digoda
74
Menolak
75
Kesabaran Membuahkan Hasil
76
Rasa Yang Mulai Hilang
77
Tidur Satu Kamar
78
Berkompetisi
79
Dia Berubah
80
Harta, Tahta
81
Aku Akan Tetap Bersamamu
82
Bertolak Ke Singapura
83
Dukungan Dari Keluarga
84
Minta Adik
85
Cinta akan Bersemi Kembali
86
Harus Mengalah
87
Bagai Ratu
88
Bukan Lelaki yang Lemah
89
Cincin pernikahan
90
Hadiah Dari Istriku
91
Malam Pengantin
92
Nur Menguncang Studio
93
Keluarga yang Menginspirasi
94
Banyak Orang yang Mengaku Keluarga
95
Balasan Untuk Keluarga Suami
96
Pindah Rumah
97
Saat Vani Marah
98
Pembalasan dari Vani
99
Rahasia Besar Dalam Brankas
100
Bertemu Dokter yang Mncurigakan
101
Ibuku yang Malang
102
Sakitnya Berasa Sampai ke Ulu Hati
103
Kemarahan Kakek Vani
104
Sebuah Rencana untuk membalasnya
105
Sosok Bayangan Putih
106
Harus Bangkit Kembali
107
Mulai Bangkit
108
Aku Tidak Butuh Keluarga Seperti Mereka
109
Ternyata Menantuku seorang Miliader
110
Keluarga Mata Duittan
111
Jangan Melihat Orang dari Coverrnya Saja
112
Gagal Pulang Kampung
113
Hamil
114
Perhatian Besar dari Keluarga
115
Kebahagian yang Terusik.
116
Tidak ingin Kehidupan Vani Diganggu
117
Sebuah Kbenaran.
118
Bangkit Sebelum Terpuruk
119
Ternyata Dia Anakku
120
Mereka Banyak Persamaan
121
Satu Lagi Rahasia Masa Lalu
122
Seperti ratu Saat Hamil
123
Masih di Kampung
124
Kejahatan Dibalas Kebaikan
125
Malam Sebelum Pesta
126
Pesta Adat
127
Kembali ke jakarta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!