Bab 15

Sore itu, Nyonya Brenda pulang dengan wajah masam. Dia langsung menghempaskan tubuhnya di atas sofa yang ada di ruang keluarga rumahnya, lalu melempar tas tangannya begitu saja.

"Mama kenapa?" tanya Griselle sambil sedikit menautkan kedua alisnya. Gadis itu langsung ikut duduk di dekat sang mama.

"Mama benar-benar kesal," gerutu Nyonya Brenda.

"Iya, tanpa Mama bilang pun aku tahu kalau Mama sedang kesal. Tapi apa yang membuat Mama kesal?" tanya Griselle lagi.

"Zetta. Tadi waktu Mama mau berbelanja, Mama bertemu dengan perempuan itu di butik. Dia datang bersama dua lelaki peliharaannya sekaligus dan mengeroyok Mama di sana."

"Mengeroyok bagaimana maksudnya, Ma?" Griselle tampak tak mengerti. Selama ini, yang dia ingat mamanya lah yang selalu merundung Zetta, bukan sebaliknya.

"Mereka melakukan hal yang tidak sepantasnya pada Mama. Salah seorang lelaki peliharaannya itu bahkan mendorong Mama sampai Mama terjatuh di lantai. Lihat ini, lutut Mama sampai sakit seperti ini," ujar Nyonya Brenda sambil menunjukkan kedua lututnya yang agak kemerahan.

Griselle tampak agak membeliakkan matanya melihat itu.

"Kok Mama diam saja? Bukannya biasanya Mama tidak pernah kalah sama perempuan itu? Apa Mama tidak berusaha melawan atau membalas?" tanya Griselle lagi dengan nada bicara yang naik satu oktaf dibandingkan dengan sebelumnya. Tampaknya dia tak terima mengetahui mamanya diperlakukan seperti itu.

"Bagaimana Mama mau membalas, ada dua lelaki simpanannya yang berusaha untuk melindungi perempuan itu. Dia tampaknya sangat bangga karena sekarang dikerubuti oleh lebih dari satu lelaki dan menjadi besar kepala. Padahal kelakuannya itu benar-benar murahan. Dasar perempuan tak punya malu," ujar Nyonya Brenda kesal.

Keenan dan Helia yang baru turun dari lantai atas ikut mendengarkan ocehan Nyonya Brenda. Mereka pun saling pandang sejenak, lalu mendekat ke arah perempuan paruh baya itu.

"Ada apa, Ma?" tanya Keenan.

Nyonya Brenda mencebik melihat Keenan, kemudian mendengkus kesal, persis seperti seorang anak kecil yang sedang merajuk karena ada yang membuatnya merasa tak senang.

"Perempuan sialan itu sudah semakin tak kurang ajar. Bisa-bisanya dia mengeroyok Mama di depan orang banyak," ujarnya kemudian dengan ketus.

Keenan menghela nafasnya. Tanpa disebutkan namanya pun dia sudah tahu jika yang dimaksud oleh sang mama adalah Zetta, mantan istrinya. Namun, dia juga tahu jika Zetta bukanlah tipe orang yang akan memprovokasi orang lebih dulu.

"Memangnya apa yang sudah Zetta lakukan pada Mama?" tanya Keenan menanggapi keluhan sang mama.

Nyonya Brenda pun menceritakan kejadian tak mengenakkan yang dialaminya di toko pakaian tadi, tentu saja dengan agak dilebih-lebihkan agar terdengar dramatis. Itu juga dia memakai sudut pandangnya sendiri tanpa mempertimbangkan bagaimana perasaan Zetta saat mendapatkan hinaan serta ejekan darinya lebih dulu.

Sekali lagi Keenan menghela nafasnya. Dia sudah menduga jika mamanya yang lebih dulu mengusik Zetta.

"Berhentilah mengganggu Zetta, Ma. Kamu sudah bercerai dan tak memiliki hubungan apapun lagi, jadi lebih baik Mama tidak mengusik dia agar tidak keributan seperti itu tidak perlu terjadi," ujar Keenan kemudian.

"Kenapa kamu jadi ikut menyalahkan Mama?" tanya Nyonya Brenda tak senang. Dia berpikir jika putranya ini seharusnya membela dirinya, bukannya malah membela mantan istrinya itu.

"Aku bukannya menyalahkan Mama, tapi ada baiknya Mama tidak perlu memprovokasi Zetta seperti itu lagi jika kebetulan bertemu di luar sana," sanggah Keenan.

"Tetap saja kamu menyalahkan Mama. Kamu mau bilang kalau Zetta seperti itu karena Mama yang memulainya duluan, kan?" Nyonya Brenda tetap tak terima.

"Memang faktanya seperti itu, kan? Saat masih tinggal di sini dulu juga dia tidak pernah bertindak kurang ajar pada Mama, meskipun Mama sering menindasnya," sahut Keenan lagi.

Terang saja mata Nyonya Brenda membeliak marah. Dia sungguh berang mendengar Keenan malah memojokkannya begitu. Sebenarnya Keenan bukannya mau membela Zetta. Dia hanya mengatakan sesuai dengan apa yang selalu dilihatnya selama enam tahun ini. Faktanya, sang mama memang sering menindas Zetta, dan tak sekali pun Zetta berusaha untuk melawan, apalagi membalasnya.

Helia langsung menengahi Keenan dan Nyonya Brenda. Sebenarnya dia juga merasa tidak senang mendengar Keenan membela Zetta sampai sebegitunya. Tapi Helia tahu, sekarang bukan saatnya menunjukkan rasa tak sukanya itu.

"Ma, sebenarnya sekarang aku dan Keenan mau pergi mengunjungi Nenek. Aku dengar kalau Nenek sakit dan baru keluar dari rumah sakit," ujar Helia kemudian mengalihkan pembicaraan. Sekarang dia telah memanggil Nyonya Brenda dengan panggilan mama seperti yang perempuan paruh baya itu inginkan.

"Kalian ingin mengunjungi Nenek?" ulang Nyonya Brenda. Raut wajahnya pun berubah sedikit melunak.

Helia mengiyakan. Dapat dilihat jika tangannya saat ini sedang menenteng sesuatu yang sepertinya adalah buah tangan untuk neneknya Keenan.

Nyonya Brenda pun mengakhiri aksi marahnya dan mempersilakan Helia serta Keenan pergi mengunjungi neneknya itu. Drama sore itu akhirnya terselesaikan dengan sendirinya setelah Keenan dan Helia berangkat menuju kediaman Nenek Amy.

Setelah beberapa saat, sampailah Keenan di kediaman sang nenek. Dia menggandeng tangan Helia masuk ke dalam rumah tersebut. Dalam hati ada terbesit kegelisahan di hati Keenan mengajak Helia ke sini. Neneknya masih sangat asing dengan sosok kekasihnya itu, jadi tak tahu apakah Helia akan diterima dengan baik atau tidak. Lagipula, bagi Nenek Amy, hanya Zetta saja yang dianggapnya perempuan paling baik di muka bumi ini, tak ada perempuan yang mampu menandinginya, termasuk Helia tentunya.

"Nenek, perkenalkan ini Helia." Keenan memperkenalkan kekasihnya itu pada Nenek Amy.

Reaksi Nenek Amy terlihat biasa saja. Dia tak menyambut Helia ataupun mengajaknya bicara, dan tidak pula beliau menyambut Helia dengan sapaan yang ramah.

"Nek, ini saya bawakan ramuan dari saripati tumbuh-tumbuhan yang bagus untuk membantu pemulihan tubuh Nenek. Saya menyiapkannya sendiri khusus untuk Nenek," ujar Helia kemudian sambil meletakkan sesuatu di meja ruang tamu, tepat di hadapan Nenek Amy.

Nenek Amy melirik sekilas bungkusan yang diberikan oleh Helia, kemudian beralih memandang ke arah gadis itu dengan tajam.

"Kamu baik sekali, Nona. Tapi maaf, aku tidak berani meminum sesuatu yang diberikan oleh orang asing," sahut Nenek Amy dengan dingin.

Helia membeku mendengar jawaban perempuan renta itu, sedangkan Keenan tampak membeliakkan matanya tak senang.

"Nek, apa yang Nenek katakan? Helia ini bukan orang asing, dia calon istriku," ujar Keenan.

"Calon istrimu?" tanya Nenek Amy dengan nada yang masih terdengar dingin.

"Benar, aku dan Helia sebentar lagi akan menikah. Aku tahu kalau Nenek pasti agak terkejut karena belum terlalu mengenal Helia dan belum tahu Helia sosok seperti apa. Tapi, kan, tidak semestinya Nenek membuat Helia merasa buruk seperti ini," ujar Keenan membela Helia.

Nenek Amy terlihat tersenyum pada cucunya itu, tapi senyumannya tampak penuh dengan cemo'ohan.

"Kamu kelihatannya seperti lelaki yang penuh dengan kasih sayang, ya, Keenan? Tapi kenapa kamu tidak pernah menunjukkan sedikit saja perhatianmu itu pada istrimu selama enam tahun ini? Kamu berbicara seolah orang yang punya hati. Jika memang iya, kenapa kamu malah mendorong cucu menantuku pergi, seperti orang yang tak punya hati saja!" Nenek Amy pun berujar dengan tajam dan juga sarkas, membuat Keenan terkesiap mendengarnya.

Terpopuler

Comments

Tegar Pranat

Tegar Pranat

kok ceritanya kek gini thor

2024-01-17

0

❄️ sin rui ❄️

❄️ sin rui ❄️

di keluarga kenan tak ada satu pun yg baik termasuk si kenan, kebangetan aja kalau nanti2 mereka balikan dengan dalih menyesal, sungguh sangat goblokk, pleas thorr jangan bodoh, apapun yg terjadi jangan bikin mereka baalikan

2023-02-18

0

Bzaa

Bzaa

nene... aku mendukungmu.. cemungut 😚😁

2023-02-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!