Bab 13

Zetta benar-benar merasa heran dan tak tahu apa yang sebenarnya ada dalam pikiran Nyonya Brenda hingga menuduhnya hendak bersenang-senang dengan menggunakan uang Keenan. Bahkan saat dulu masih menjadi istri Keenan saja, tak sekali pun Zetta menggunakan uang lelaki itu untuk dirinya, apalagi sekarang status mereka sudah bercerai.

"Saya sungguh tidak mengerti dengan apa yang Nyonya bicarakan. Saya tidak pernah berselingkuh seperti yang Anda tuduhkan, dan selama ini saya juga tidak pernah menggunakan uang anak Anda itu. Jadi, tolong jangan membicarakan sesuatu yang tidak masuk akal, terutama di depan umum seperti ini," sahut Zetta kemudian menanggapi ejekan mantan ibu mertuanya itu.

Nyonya Brenda terlihat tak terima mendengar Zetta menyangkal kata-kata yang dia tuduhkan, tapi Zetta tak peduli. Dia melanjutkan langkahnya melewati perempuan itu, diikuti oleh Theo dan Alex.

Namun, bukan Nyonya Brenda namanya jika dia melepaskan Zetta begitu saja. Marah karena merasa ejekannya tadi tak begitu berpengaruh pada Zetta, Nyonya Brenda pun dengan geram menyusul Zetta, kemudian menjambak rambut mantan menantunya itu tanpa ampun.

"Auwh!!" Zetta memekik tanpa sadar. Antara kesakitan dan terkejut mendapatkan serangan tiba-tiba dari sang mantan mertua.

"Dasar perempuan sialan. Sok sekali kamu sekarang, ya! Rasakan ini!" maki Nyonya Brenda dengan tangan yang masih mencengkram kuat rambut Zetta.

Semua orang yang menyaksikan hal itu tentu saja ikut terkejut dibuatnya, tak terkecuali Theo dan Alex. Theo yang berada lebih dekat dengan Zetta langsung mencengkram kuat kedua tangan Nyonya Brenda, hingga mau tak mau cengkraman Nyonya Brenda pada rambut Zetta menjadi terlepas. Segera Theo mendorong tubuh perempuan culas itu menjauh dari Zetta agar tak mencoba menyakiti Zetta lagi.

Namun, karena dorongan Theo yang terlampau menggunakan tenaga, Nyonya Brenda pun terjerembab ke lantai dengan sangat menyedihkan. Dia meringis kesakitan karena kedua lututnya membentur lantai dengan cukup keras.

"Kau ...." Nyonya Brenda menatap ke arah Theo dengan wajah syok. Mungkin dia tak menyangka Theo akan berani mendorongnya di depan banyak orang seperti ini.

"Zetta bukan lagi menantu Anda yang bisa Anda perlakukan seenaknya, Nyonya," sergah Theo dengan geram.

Sejak dulu Theo memang bukan hanya tak suka pada Keenan saja, tapi juga pada seluruh keluarga lelaki itu. Sudah pasti itu karena cara mereka mempemperlakukan Zetta yang sangat tidak manusiawi. Namun, tentu saja selama ini Theo tak bisa terlalu mencampuri urusan Zetta karena saat itu Zetta masih berstatus sebagai istri Keenan.

"Anak muda kurang ajar, tidak tahu sopan santun. Bisa-bisanya kamu mendorong orang tua sampai jatuh ke lantai," ujar Nyonya Brenda dengan mata memerah. Tiba-tiba dia terisak dan menangis masih sambil terduduk di lantai, seperti orang yang baru saja mendapatkan tindak penganiayaan.

Apa yang dilakukan oleh Nyonya Brenda pun semakin menarik perhatian orang-orang. Banyak yang mendekat karena penasaran dengan apa yang terjadi. Mereka semua tampak saling berbisik satu sama lain, entah apa yang dikatakan. Yang jelas, itu sudah pasti bukan omongan yang bagus.

Melihat ada keributan, manager toko tersebut akhirnya datang untuk memeriksa.

"Maaf, ada apa ini?" tanya manager toko sambil melihat ke arah Theo dan Nyonya Brenda yang masih terduduk di lantai secara bergantian. Perempuan paruh baya itu terlihat semakin memasang wajah menyedihkan di hadapan sang manager toko.

"Lelaki muda ini, dia benar-benar kurang ajar. Bagaimana bisa dia mendorong perempuan yang lebih tua darinya sampai terjatuh ke lantai," ujar Nyonya Brenda sambil menunjuk ke arah Theo. Tak lupa dia menunjukkan wajah sok teraniaya agar aksi playing victimnya terlihat meyakinkan.

Zetta hanya bisa tersenyum asimetris melihat akting payah mantan ibu mertuanya itu.

"Biar saya jelaskan kejadiannya." Alex yang sejak tadi diam saja akhirnya mengeluarkan suara.

Manager toko langsung mengalihkan pandangannya ke arah Alex. Seketika wajahnya tampak terkejut dan buru-buru membungkukkan badannya dengan hormat pada Alex, seolah Alex adalah orang penting.

Melihat hal itu, Zetta tampak mengerutkan keningnya. Meskipun saat ini Alex sedang naik daun dan dikenal banyak orang, tapi tetap saja respon manager toko padanya terlihat tak sewajarnya. Dia jadi bertanya-tanya dalam hati, benarkah jika Alex dulunya benar-benar seorang anak miskin yang berasal dari kampung?

Belum sempat Zetta berpikir lebih jauh, Alex kembali berbicara pada manager toko tadi. Dia mengajak lelaki tersebut sedikit menyingkir dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Dia juga mengatakan jika semuanya bisa dicek secara detail melalui rekaman CCTV.

Setelah cukup mendapatkan penjelasan, manager toko pun menghampiri Nyonya Brenda. Dia membantu perempuan paruh baya itu berdiri dan meminta maaf dengan sopan.

"Maaf karena Nyonya mesti mengalami hal yang tidak menyenangkan di toko kami. Tapi semua itu tidak akan terjadi jika Nyonya tidak menyerang Nona ini lebih dulu," ujar manager toko pada Nyonya Brenda.

Nyonya Brenda tak terima disalahkan. Dia tampak mendengkus kesal dan menatap nyalang ke arah Zetta dan Theo.

"Kenapa menyalahkanku? Mereka yang kurang ajar dan tak tahu malu," sangkal Nyonya Brenda.

"Memangnya apa yang sudah kami lakukan? Bukahkah yang bertindak kurang ajar dan tak tahu malu itu justru Anda sendiri? Anda langsung menghina teman saya begitu kami masuk ke dalam toko ini. Tidak sampai di situ, Anda juga menganiaya teman saya karena dia tak menghiraukan ejekan Anda." Theo berujar sarkas.

"Omong kosong! Bisa-bisanya kamu memutar-balikkan kejadian yang sebenarnya," sangkal Nyonya Brenda lagi.

"Saya memutar-balikkan kejadiannya yang sebenarnya? Benarkah? Semua orang yang berada di toko ini juga melihat apa yang telah Anda lakukan tadi. Jika Anda sudah lupa dengan tindakan yang Anda lakukan barusan, CCTV di toko ini sepertinya bisa membuat Anda mengingatkan dengan jelas setiap detail tindakan yang telah Anda lakukan pada teman saya. Kita juga bisa langsung membawanya ke kantor polisi sebagai bukti kasus perbuatan tidak menyenangkan serta pencemaran nama baik," sahut Theo tajam. Nada bicaranya terdengar sangat serius.

Nyonya Brenda terlihat membeku sambil menelan ludahnya dengan agak kepayahan. Tentu saja dia ingat dengan semua kata-katanya pada Zetta tadi, juga pada tindakannya yang menyerang Zetta tanpa sebab. Hanya saja, dia tak tahu jika hal itu akan menyebabkan masalah, karena selama ini dia terbiasa menghina dan menganiaya Zetta lebih parah dari ini, tapi ada masalah apapun setelahnya.

Nyonya Brenda kembali mendengkus dan membuang wajahnya tak suka, sebelum akhirnya meninggalkan toko tersebut dengan muka masam. Dengan begitu, orang-orang yang berkerumun pun membubarkan diri dengan sendirinya. Manager toko juga ikut meninggalkan tempat itu setelah sebelumnya sempat meminta maaf pada Zetta juga atas ketidaknyamanan saat berada di toko tersebut.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Theo pada Zetta.

Zetta hanya menjawab dengan anggukan. Mereka pun kembali melanjutkan rencana awal untuk berbelanja di toko tersebut.

Tak lama kemudian, Theo tampak mendapat panggilan telepon dari seseorang. Lelaki itu memilih menyingkir sejenak ke salah satu sudut toko untuk menjawab panggilan telepon tersebut dan terlihat berbicara dengan ekspresi yang serius.

"Temanku baru saja memberitahu jika saat ini asisten Keenan sedang memeriksa area di sekitar terjadinya kecelakaan yang menimpa Helia," ujar Theo kemudian pada Zetta.

Zetta terdiam sejenak. Dia teringat jika sebelumnya Helia mengaku pada Keenan jika dirinyalah yang telah menabrak perempuan itu. Mungkinkah sekarang asisten Keenan berada di tempat itu untuk mencari bukti atas pengakuan Helia itu?

"Aku masih memantau apa yang dilakukan oleh Helia setelah dia menuduhku sebagai penyebabkan kecelakaan yang menimpanya enam tahun lalu. Jika dia tidak melakukan apapun lagi, maka aku akan saja. Tapi jika setelah ini dia melakukan hal yang aneh-aneh untuk menjebakku, aku pasti akan memberikan balasan yang jauh lebih besar padanya. Lihat saja." Zetta bergumam dengan raut wajah serius dan bersungguh-sungguh.

Terpopuler

Comments

Qilla

Qilla

telat percuma sia sia waktu 6 taun bukan 6 jam lho ya ,jgan terlalu naiflah ,jadi sebel sendiri ama dirimu nikmati aja deritamu salah sendiri mau diperbudak cinta telek kucing

2023-10-11

0

cha

cha

playing victim memang menyeramkan

2023-01-02

0

Tati Prabowo

Tati Prabowo

saatnya pembalasan untuk rasa sakit selama 6 tahun

2022-12-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!