Bab 20

"Apa kau bilang.?!!"

"Enak saja menyebutku tuli.?!" Seru Keina tak terima.

Namun seketika dia langsung menutup rapat-rapat mulutnya.

"Astaga Keina,, apa yang kamu lakukan.!"

"Bagaimana kamu bisa meluluhkan hati laki-laki kejam itu kalau membentaknya seperti tadi."

Keina bergumam dalam hati, dia merutuki kecerobohannya sendiri yang tidak bisa menahan amarah di depan Vano saat di cibir oleh laki-laki itu.

Harusnya dia bisa lebih hati-hati untuk mengontrol emosinya. Tak perlu melawan jika Vano berkata ketus ataupun kasar padanya.

Dia harus berusaha bersikap lemah lembut dan menurut di depan Vano, meski sebenarnya saat jengkel dan ingin melawannya.

"Kalau bukan tuli, lalu apa.?!" Sentak Vano.

"Buktinya kau tidak mendengar apa yang aku katakan.!" Geramnya.

Keina menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Dia harus sabar jika ingin membuat Vano luluh, bahkan bertekuk lutut padanya untuk memohon cinta.

"Maaf, aku bukan tidak mendengarnya, tapi bingung saja karna tiba-tiba kamu meminta makan."

"Kalau begitu biar aku buatkan sekarang."

"Kamu mau dibuatkan apa.?" Nada bicara Keina dibuat lembut dan setenang mungkin. Dia harus terlihat natural walaupun hanya berpura-pura baik di depan Vano.

Vano mengerutkan kening, dia sedikit curiga dengan perubahan sikap Keina yang tiba-tiba. Wanita yang tadinya menatap penuh amarah, kini berubah menatap teduh padanya.

Namun perkataan yang sempat dia dengar di ruang makan, mampu menepis kecurigaan Vano terhadap Keina.

"Apa saja.!" Jawab Vano ketus.

Dia berlalu dari hadapan Keina dengan langkah cepat menuju dapur.

"Ck..! Dasar pria arogan.!" Keina berdecak kesal, tentunya dengan suara lirih karna takut di dengar oleh Vano.

Karna kalau sampai Vano mendengar cibiran Keina, bisa-bisa rencana Keina untuk meluluhkan hati Vano akan gagal.

...****...

Keina menyiapkan bahan makanan yang akan dia masak untuk Vano. Sembari menyiapkan bahan makan itu, Keina memikirkan cara untuk menarik perhatian Vano.

Cara yang mungkin sedikit nakal agar Vano mau meliriknya.

"Oke Keina, saatnya berubah menjadi wanita nakal untuk pria yang tidak tau diri.!"

Gumamnya dalam hati. Dia menyemangati dirinya sendiri agar sukses dalam menjalankan misinya meski sebenarnya apa yang akan dia lakukan sedikit melenceng dari kepribadiannya yang kalem dan terkenal sebagai gadis baik-baik.

Keina melirik Vano, laki-laki itu terlihat sedang sibuk dengan ponsel di tangannya.

Dia sedang sibuk mengirimkan pesan pada Sindy untuk membujuk wanita itu agar tidak marah lagi padanya.

Keina mengukir senyum lebar, dia sudah siap untuk menebar umpan. Tidak peduli walaupun tubuhnya harus sedikit di sentuh oleh Vano.

Dari sentuhan itulah Keina berharap Vano akan jatuh ke pelukkannya.

Dan saat hari itu tiba, BOOM,,!!! Keina akan menghempaskan Vano begitu saja.

Laki-laki yang mempermainkan pernikahan, menyakiti hati istrinya dengan bercinta bersama wanita lain di depan matanya, laki-laki itu pantas mendapatkan pelajaran yang berharap dalam hidupnya. Keina yakin itu akan menjadi pelajaran yang tak akan pernah bisa di lupakan oleh Vano seumur hidupnya. Dan menjadi penyesalan terbesar dalam hidupnya karna sudah mempermainkannya.

"Adduhh,,," Keina sengaja berteriak. Dan suaranya berhasil membuat Vano menoleh padanya.

Dengan kedua tangan yang kotor karna tepung, Keina hendak menyingkap baju di bagian punggungnya.

"Sepertinya ada semut di dalam." Ujarnya dengan suara yang meyakinkan. Dia pura-pura kebingungan untuk menyingkap baju karna kedua tangannya dipenuhi adonan untuk membuat chicken katsu.

Vano hanya menetap cuek, dia sama sekali yidak berfikir untuk membantu Keina.

"Vano,, bisa tolong ambilkan semutnya.? Di masih menggigit punggungku,," Keina berjalan menghampiri Vano, berdiri di samping Vano dengan posisi membelakanginya.

"Awww,,, semut sialan.! Ini benar-benar sakit." Gerutu Keina. Tentu sembari memasang wajah kesakitan.

Vano masih diam di tempat, dia telihat enggan membatu Keina.

"Vano.! Kamu dengar kan.?"

"Ada semut di punggungku, tolong ambil dan buang semutnya." Pintanya.

"Punggungku bisa habisa kalau terus di gigit semut." Serunya.

Vano menghela nafas kasar. Dia kemudian berdiri dari duduknya.

"Menyusahkan saja.!" Gerutu Vano.

"Lagipula mana mungkin ada semut disini.!"

Sembari menggerutu, Vano memulai mengangkat baju yang di pakai oleh Keina.

Awalnya dia cuek saja, bahkan tidak ada pikiran apapun di benaknya. Tapi semakin tangannya keatas untuk mengangkat kain yang menutupi punggung Keina, pikirannya semakin tidak karuan.

Terlebih dia melihat dengan jelas punggung mulus Keins yang seputih susu.

Vano tanpa sadar menelan ludah. Jiwa normal lelakinya mulai menyala.

Pikirannya jadi melayang kemana-mana saat tali berwarna merah yang melingkar di punggung Keina.

"Bagaimana Tuan Vano, aku yakin kamu merasakan sesuatu."

Batin Keina sembari mengulas senyum smirk.

Dia yakin rencananya untuk menarik perhatian Vano akan berhasil. Terbukti Vano hanya diam saja setelah menyingkap kaos miliknya hingga ke atas.

Harusnya laki-laki itu mencari semut yang di maksud oleh Keina, tapi Vano hanya diam tak melakukan apapun.

Keina juga sengaja diam saja, dia membiarkan Vano menikmati pemandangan indah lebih lama agar melekat di ingatannya. Dengan begitu, Vano akan selalu memikirkannya.

Berulang kali Vano menelan kasar ludahnya. Andai saja wanita yang ada di depannya adalah Sindy, mungkin sejak tadi pergulatan panas di antara mereka terjadi.

Sayangnya Vano sadar kalau di bukan Sindy dan segera menepis pikiran kotor itu dari kepalanya.

Dia tidak akan mengingkari janjinya pada Sindy, karna sudah berjanji pada kekasihnya itu untuk tidak melakukan permainan panas dengan Keina.

"Sudah aku bilang tidak ada semut di sini.!" Ketus Vano.

"Tidak ada apapun di punggungmu.!" Vano buru-buru menurunkan baju Keina agar punggung mulus itu tak menggoda imannya.

"Kamu yakin.?"

"Apa kamu sudah memeriksanya dengan teliti.? Mungkin saja semutnya bersembunyi di balik tali br . a ku."

Tak puas karna tangan Vano hanya diam saja saat melihat punggungnya, Keina memutar akal agar tangan Vano bisa bersentuhan langsung dengan punggungnya.

"Kau ini benar-benar.!" Geram Vano kesal. Tapi anehnya dia menuruti perkataan Keina.

Kedua tangannya kembali mengangkat baju Keina hingga ke atas. Satu tangannya dia gunakan untuk menahan baju Keina, sedangkan satu tangannya lagi menarik tali berwarna merah menyala itu untuk memastikan apakah ada semut di balik tali itu atau tidak ada.

"Coba lihat disini." Keina menunjuk punggung di sisi kiri. Namun bagian punggung yang di tunjuk oleh Keina hampir menyentuh bola kenyalnya.

Vano menurut, dia semakin menyingkap baju Keina ke atas. Membuat kedua matanya bisa melihat bagian tubuh depan Keina.

"Sial.!! Apa dia sedang menggodaku.!"

Umpat Vano dalam hati. Entah sudah berapa kali dia menelan ludahnya karna melihat pemandangan menggoda itu.

Terpopuler

Comments

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

Keina setan kecil 🤣🤣🤣

2022-10-03

0

SusiadellaE𝆯⃟🚀Hiatus

SusiadellaE𝆯⃟🚀Hiatus

bagus kei biar si vano kamvret tau rasa🤣

2022-09-03

0

Dinda Kharisma

Dinda Kharisma

bagus kei...buat tuh s kanebo kering bucin akut..sampai lupa yg namanya s cindy

2022-09-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!