Bab 19

"Sepertinya kamu pandai memasak." Puji Juan.

Hanya dengan melihat dan mencium aroma makanan yang ada di atas meja saja sudah membuat Juan bisa menebak kalau Keina sangag pandai memasak.

"Tidak juga. Hanya saja aku sering membantu Mama di dapur, jadi sedikit tau memasak." Jawab Keina.

Dia tidak mau menyombongkan diri, padahal sudah banyak orang yang memuji masakannya. Dan itu menandakan kalau Keina memang pandai memasak. Tak hanya itu saja, wanita berkulit putih itu juga pandai dalam membuat jenis makanan yang di buat dengan proses baking.

Bisa di bilang Keina adalah tipe ideal untuk para lelaki yang mencari istri dengan paket lengkap.

Wanita cantik dengan kemandirian dan kepandaian yang dia miliki, serta sifat yang baik.

Seharusnya laki-laki yang mendapatkan Keina patut untuk bersyukur dan menjaga Keina agar tidak jatuh ke tangan laki-laki lain.

Tapi sayangnya Keina mendapatkan laki-laki yang salah. Laki-laki itu justru ingin membuat Keina jatuh ke pelukan laki-laki lain dan menggugat cerai dirinya.

"Ayo makan,, jangan diliatin yang bikin makanannya." Ujar Keina dengan menahan tawa. Dia menegur Juan yang justru diam saja sambil terus menatap dirinya.

Laki-laki tampan itu mengukir senyum canggung karna kedapatan sedang menatap wajah cantik Keina.

Sebagai laki-laki, Juan tentu saja mengagumi sosok Keina dengan segala kelebihan yang di miliki oleh wanita itu. Selain paras cantiknya yang jelas menonjol dilihat dari kasatmata, Keina juga memiliki keahlian yang tidak dimiliki oleh semua wanita.

Juan mulai memasukkan makanan ke dalam mulut. Hanya dengan satu suapan saja dia sudah tertegun. Rasa masakan Keina sangat cocok dan sesuai dengan seleranya.

Masakan rumahan itu tak kalah enak dari masakan di restoran.

Kekaguman Juan pada sosok istri bosnya itu semakin bertambah saja. Keina paket lengkap sebagai istri. Laki-laki yang jadi suaminya benar-benar beruntung, karna sudah pasti akan selalu menyantap makanan enak setiap hari yang di masak langsung oleh Keina.

Namun Juan tak habis pikir dengan Vano karna bosnya itu telah menyia-nyiakan istri sesempurna Keina.

"Bagaimana hubunganmu dengan Vano.?" Suara lirih Juan memecahkan keheningan di ruang makan.

Keina menatap bingung, dia tak kunjung menjawab karna merasa bahwa masalah pribadinya dengan Vano tak perlu diceritakan pada siapapun.

Menyadari jika Keina tidak nyaman dengan pertanyaannya, Juan jadi merasa bersalah pada Keina.

"Maaf, aku tidak bermaksud ikut campur dengan rumah tangga kalian.”

“Aku hanya berharap rumah tangga kalian baik-baik saja, terlepas dari perjodohan yang mungkin bukan atas kehendak kalian berdua."

Juan mengulas senyum tulus.

Dia mendukung rumah tangga Vano dan Keina bisa seperti pasangan suami istri di luar sana yang hidup bahagia.

Walaupun Juan tau kalau Vano sulit untuk lepas dari Sindy karna sudah tergila-gila dengan wanita menyebalkan itu.

Keina mengukir senyum tipis. Dia mencoba menghargai apa yang di sampaikan oleh Juan.

Keina menyadari bahwa Juan bukan orang asing yang tidak tau permasalahannya dengan Vano.

Juan pasti sudah tau duduk permasalahannya dari Vano.

"Aku mengerti. Terimakasih sudah mengerti keadaanku dan Vano."

"Aku akan pastikan hubunganku dan Vano baik-baik saja. Aku mencoba untuk menerimanya dan selalu berusaha untuk menjadi istri yang baik untuk Vano." Ujar Keina. Dia berbicara serius pada Juan. Berharap Juan akan menyampaikan apa yang dia ucapkan pada Vano.

"Pernikahan merupakan hal yang sakral, aku tidak mungkin mempermainkan pernikahan dengan cara mencoba untuk menjalaninya. Dan berfikir bisa mengakhiri jika merasa tidak memiliki kecocokan. Bukankah itu salah besar.?" Tanyanya meminta pendapat.

Juan tersenyum lebar sembari menganggukkan kepalanya. Dia semakin kagum mendengar jawaban Keina tentang pernikahan, tapi juga merasakan sesak di dada saat Keina mengatakan ingin menjadi istri yang baik untuk Vano.

Entah kenapa Juan merasa tidak rela wanita sebaik Keina berusaha keras untuk mendapatkan hati Vano.

"Kalau begitu aku Permisi dulu." Juan pamit pulang setelah menghabiskan makan malamnya.

Laki-laki itu beranjak dari meja makan, di susul oleh Keina.

"Makasih untuk makan malamnya yang sangat enak ini." Kata Juan dengan penuh pujian.

Keina mengulum senyum, dia sedikit melambung karna mendengar pujian dari Juan berulang kali.

"Biar aku antar ke depan." Ucap Keina.

Keduanya jalan beriringan keluar dari ruang makan, namun seketika mereka berdua dibuat kaget saat melihat Vano tengah duduk santai di ruang keluarga.

"Vano,, kaa,,kaamu sudah pulang.?" Suara Keina terbata karna gugup.

Vano menoleh ke arah mereka dengan tatapan datar, kemudian berdiri dari duduknya dengan menyilangkan tangan di dada. Laki-laki itu berjalan mendekat ke arah Juan dan Keina.

"Aku baru saja mengantarkan berkas yang kamu minta." Tutur Juan. Dia langsung mengatakan hal itu agar Vano tidak berfikir macam-macam padanya dan juga Keina.

Vano hanya diam saja, sorot matanya kini lebih condong pada Keina. Dia menatap lekat dan tajam seolah ingin mengintimidasi wanita itu.

"Kamu boleh pulang.!" Tegas Vano.

Tentu dia berbicara pada Juan, meski tatapan matanya tetap mengarah lurus pada Nisa.

"Jangan berfikir apapun, aku dan Keina hanya makan malam bersama."

"Aku yang memaksa ingin makan disini karna mencium aroma masakannya."

"Aromanya sangat enak, jadi aku pikir harus mencoba masakan Keina."

"Dia tidak salah, jadi,,

"Aku tidak akan mengulangi ucapanku Juan.!" Potong Vano tegas. Nada bicaranya semakin meninggi.

Juan menghela nafas berat, dia kemudian pamit pergi dari sana dengan perasaan cemas dan takut. Takut jika Vano akan meluapkan amarahnya pada Keina.

"Sejak kapan kamu pulang.? Kenapa tidak mencariku.?" Tanya Keina.

Dia memberanikan diri untuk bersuara, meski sebenarnya sedang gemetar lantaran tatapan Vano begitu mengerikan.

"Aku ingin makan.!" Seru Vano tegas.

"Hah.?" Keina melongo. Dia mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh Vano, tapi tidak yakin kalau Vano benar-benar ingin makan.

"Sejak kapan kamu tuli.?!" Ketus Vano sinis.

Mendengar cibiran Vano yang pedas, Keina sontak melotot tajam.

"Apa kau bilang.?!!"

"Enak saja menyebutku tuli.?!" Seru Keina tak terima.

Terpopuler

Comments

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

Nah kan Vano buah simalakama hmm 🤣🤣🤣

2022-10-03

0

Dinda Kharisma

Dinda Kharisma

kek nya s es balok dah mulai meleleh..sikapnya k s wanita ular dah mulai berubah

2022-09-02

1

Miya Wibowo

Miya Wibowo

buat vano jadi bucin kain..

2022-08-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!