Bab 17

"Dasar wanita sialan.!!" Vano mengumpat kasar sembari mengebrak stir mobilnya.

Sepertinya dia butuh usaha yang lebih kejam lagi untuk membuat wanita itu menyerah dan mau mengajukan gugatan cerai.

Tapi bukan Vano namanya kalau dia tidak bisa membuat Keina menyerah. Laki-laki itu akan memastikan kehidupan Keina tanpa kebahagiaan secuilpun jika bersikeras untuk mempertahankan pernikahan mereka.

Demi cintanya pada Sindy, Vano rela melakukan apapun agar bisa hidup bersamanya. Termasuk melakukan kekerasan pada wanita yang tidak bersalah hanya untuk pernikahannya berakhir.

Wanita yang sebenarnya juga menjadi korban atas keinginan orang tua mereka.

Vano melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia memutuskan pulang ke rumahnya dan akan tinggal di sana untuk beberapa hari ke depan. Vano membiarkan Keina tinggal di seorang diri di apartemen. Dia ingin membuat Keina merasakan bagaimana sakitnya tidak di inginkan keberadaannya.

Mobil mewah Vano terparkir di garasi rumahnya setelah menempuh perjalanan 30 menit dari apartemen.

Rumah mewah yang sebelumya dia tempati seorang diri dan terkadang dia tempati bersama Sindy, kini terlihat semakin sepi karna beberapa pekerjaan rumah itu sudah di berhentikan bekerja. Mengingat sang pemilik rumah sudah tidak menetap lagi di sana.

Jadi Vano hanya menyisakan 2 petugas keamanan dan 3 pekerja yang bertugas mengurus serta membersihkan rumahnya.

Vano baru saja akan membuka pintu rumahnya, tapi kedatangan mobil milik Sindy membuat Vano mengurungkan niatnya untuk membuka pintu.

Dia berdiam diri di tempat sembari menunggu sosok yang baru saja turun dari mobil mewah itu dengan senyum yang merekah sempurna.

"Sayang,,," Selalu saja Sindy memanggil Vano dengan nada bicara yang sedikit men de sah dan terkesan seksi di telinga laki-laki yang mendengarnya.

Sindy menghambur di pelukan Vano, mendekap erat tubuh atletis Vano yang kokoh dan berotot.

Tubuh yang selalu membuatnya tergila-gila setiap kali melakukan pertarungan panas.

"Darimana kamu tau aku pulang ke rumah.?" Tanya Vano. Dia membalas pelukan Sindy, setelah itu menyambar bibir Sindy layaknya lolipop yang manis. Sampai akhirnya pagutan bibir itu semakin panas dan tak terkendali.

Tangan Vano bahkan sudah menyusuri bagian tubuh belakang Sindy yang menonjol. Sontak Sindy melepaskan pagutan bibirnya bersamaan dengan menghentikan gerakan tangan Vano.

"Dasar nakal,," Tegur Sindy. Namun teguran itu bukan bentuk kekesalan. Sindy justru menatap dan menyulas senyum yang begitu menggoda.

"Di dalam saja,," Ajaknya dengan berbisik.

Tentu saja Vano langsung bersemangat mendengar ajakan Sindy. Dia menggandeng Sindy dan berjalan cepat menuju kamar yang biasa mereka tempati bersama setiap kali Sindy menginap di rumah Vano.

Begitu sampai di kamar dan mengunci pintunya, Sindy menunjukkan sisi yang sebenarnya ketika hanya berduaan dengan Vano. Dengan agresif jemarinya menyusuri dada bidang Vano. Perlahan mulai melepaskan jas milik Vano yang membuangnya asal.

Pagutan bibir kembali terjadi untuk kedua kalinya, bahkan saat ini jauh lebih panas dari sebelumnya.

Kemeja milik Vano sudah terlepas. Sindy paling cekatan dalam hal buka membuka. Pelayanan yang dilakukan oleh Sindy tidak meragukan lagi, terbukti Vano sampai tergila-gila pada wanita itu hingga tidak mempermasalahkan masa lalu Sindy yang buruk.

Yang terpenting bagi Vano adalah Sindy sudah berubah dan bisa setia padanya.

Sudah 1 jam pergulatan panas itu terjadi di dalam kamar kedap suara. De Sa -han Sindy sudah memenuhi isi kamar, menikmati permainan yang membuatnya melayang tinggi.

Untuk ketiga kalinya Sindy dibuat mencapai puncak, tapi Vano masih bertahan dan menunjukkan tanda-tanda untuk menyelesaikan permainan.

"Cukup Sayang,,," Vano menghentikan gerakan Sindy di atas tubuhnya. Dia meminta wanita itu untuk turun.

"Tapi kamu belum,,,

"Tidak masalah,," Jawab Vano memotong ucapan Sindy. Dia kemudian turun dari ranjang dan pergi ke kamar mandi setelah Sindy menyingkir dari atas tubuhnya.

Sindy menatap punggung Vano dengan tatapan curiga dan kesal. Pasalnya Vano tidak pernah menghentikan permainan sebelum menuntaskan hasratnya. Hal itu yang menimbulkan kecurigaan di hati Sindy.

Terlebih saat ini Vano sudah tinggal bersama dengan seorang wanita. Walaupun Vano berjanji padanya tidak akan pernah menyentuh istri sementaranya itu tapi Sindy tidak yakin. Apalagi dia tau betul seperti apa peringai kekasihnya itu.

Dia laki-laki yang sangat normal, tak mungkin diam saja jika berduaan dengan seorang wanita di tempat tertutup.

"Aku tidak akan membiarkanmu jatuh ke pelukan wanita itu.!!"

"Kamu harus tetap bertekuk lutut padaku El Vano.!" Gumam Sindy penuh amarah.

...*****...

"Apartemen ini sangat nyaman tanpa laki-laki kejam itu." Gumam Keina sembari mengaduk masakan. Dia sedang membuat makan malam, meski porsi masakannya dia buat untuk 2 orang, tapi Keina berharap Vano tidak akan pulang.

Karna jika laki-laki itu pulang, hanya akan membuatnya naik darah. Dia harus menahan amarah untuk berpura-pura sabar di depan Vano dan memperlakukannya dengan baik. Padahal sebenarnya ingin mencaci maki dan melawan Vano. Namun demi membuat laki-laki itu bertekuk lutut padanya, Keina akan tetap sabar di depan Vano.

"Eumm,,, enak sekali,," Mata Keina berbinar setelah mencicipi masakan yang baru saja matang.

Dia kemudian memasukkan ke dalam piring dan menatanya di atas meja makan.

Ada 3 menu yang dia masak untuk makan malam.

Selesai membersihkan dapur dan peralatan yang baru saja dia pakai, Keina beranjak ke meja makan untuk menyantap masakannya. Dia enggan menunggu Vano pulang karna sudah terlanjur lapar melihat makanan di atas meja.

Suara bel membuat Keina menghentikan aktifitasnya.

"Ya ampun, kenapa dia harus pulang.!" Keina menggerutu kesal. Dia kemudian beranjak dari duduknya untuk membukakan pintu, namun baru beberapa langkah Keina sudah berhenti.

"Tunggu, kenapa juga aku harus membukakan pintu.? Dia kan bisa membuka pintu sendiri." Gumamnya.

Tentu saja Vano bisa membuka pintu apartemen miliknya sendiri dengan kode akses.

Setelah menyadari hal itu, Keina kembali duduk di tempat semula untuk makan malam.

Tapi lagi-lagi suara bel membuatnya menghentikan aktivitas.

"Ya ampun, kenapa dia harus menekan bel berulang kali.! Kenapa tidak langsung,,,"

Keina tidak meneruskan ucapannya karna dia baru menyadari sesuatu yang penting.

"Astaga Keina,,, kenapa kamu jadi bodoh begini.!" Dia menepuk kening sambil merutuki dirinya sendiri. Jika orang yang datang ke apartemen adalah Vano, maka tidak mungkin dia akan menekan bel. Karna sudah pasti Vano akan langsung membuka pintunya sendiri.

Keina jalan terburu-buru sembari merapikan rambutnya yang tadi hanya di ikat asal saat akan memasak.

Setelah memastikan rambutnya sudah rapi, dia berhenti di depan pintu.

"Juan,,,??" Gumam Keina saat melihat layar kecil di samping pintu. Rupanya asisten pribadi Vano yang datang ke apartemen.

Terpopuler

Comments

mrs YoYaman

mrs YoYaman

semoga anunya vano gudikan.terus nular ke sindy🤲🤲🤲🤲

2022-11-04

0

mrs YoYaman

mrs YoYaman

salahkah aku jika jd kebayang nyai'

2022-11-04

0

mrs YoYaman

mrs YoYaman

mana ad spesialnya klo g ad aturan gt.main celup seneng" doang.antara kehidupan manusia yg hambar atau kehidupan binatang ni mereka berdua ni

2022-11-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!