Bab 14

"Kau pikir aku sudi menyentuhnya.!! Kau sudah tau rencana ku, kenapa masih bertanya tentang itu." Jawab Vano kesal.

"Sepertinya dia gadis yang baik, apa kau tidak tertarik padanya.?"

Sejak pertama kali melihat Keina di acara pernikahan itu, Juan bisa menilai jika Keina gadis baik yang tidak neko - neko. Terlebih saat tadi Keina memperlakukannya dengan baik dan ramah sebagai tamu. Keina sangat ramah padanya, tidak seperti kekasih Vano yang judes dan galak padanya.

Sindy bersikap baik padanya hanya didepan Vano, tapi jika tidak ada Vano, Sindy akan berbuat seenaknya pada Juan.

Kali ini Vano menatap Juan dengan serius.

"Jika kau suka, dekati saja dia. Buat dia jatuh cinta padamu, dengan begitu dia akan cepat meminta cerai dariku." Tuturnya santai.

Vano juga tidak perlu cape - cape untuk menyiksa Keina lebih lama jika itu terjadi.

Juan terkekeh mendengar saran konyol dari Vano.

"Apa kau sudah gila.!" Pekik Juan.

Dia rasa Vano sudah tidak waras, matanya sudah tertutup oleh rayuan Sindy di atas ranjang. Padahal jika Juan perhatikan, Keina justru lebih menarik dari pada Sindy hanya bermodalkan tubuh seksi dan pakaian minimnya.

"Kau yang gila.!! Kau tau aku hanya mencintai Sindy. Impianku untuk menikah dengannya harus tertunda gara - gara gadis sialan itu.!!" Wajah Vano jelas terlihat penuh amarah. Dia begitu membenci Keina, karna dia penyebab dari kekacauan rencana pernikahannya dengan Sindy.

Padahal disini Keina juga tidak tau apapun masalah perjodohan ini. Jika Vano ingin marah, seharusnya dia marah pada orang tuanya yang sudah menjodohkan mereka sejak kecil.

...***...

Juan sudah pulang beberapa menit yang lalu. Dia sedang menyetir mobil untuk kembali ke apartemennya, tapi entah kenapa pikirannya merasa tidak tenang. Ucapan Vano tentang Keina terngiang - ngiang di kepalanya.

Juan merasa kasihan pada Keina karna hanya menjadi korban dari keeogisan Vano. Vano bahkan sengaja akan menyiksa Keina agar dia meminta cerai darinya.

Mama Vano mengancamnya tidak akan memberikan hartanya sedikitpun pada Vano jika dia menceraikan Keina. Tapi semua itu tidak berlaku jika Keina yang meminta cerai darinya. Itu sebabnya Vano merencanakan niat jahatnya pada Keina, agar Keina yang meminta cerai.

...****...

"Sayang aku merindukanmu,,," Sindy yang masih diluar segera masuk dan memeluk Vano dengan erat. Vano menutup pintu menggunakan kakinya, dia mendorong Sindy hingga tubuhnya bersender di pintu.

Dan entah siapa yang memulai, bibir keduanya kini sudah menyatu, saling meng his*p dan melu m*t dengan rakus. Tangan Vano mulai bergerak menyusuri bagian favoritnya, tepat di atas gundukan besar dan kenyal itu dan memaikannya

Suara des* han Sindy membuat Vano semakin menggila, nafas keduanya mulai memburu.

Vano menggiring Sindy ke sofa yang tak jauh dari sana, dia membaringkan serta mengungkungnya.

Sindy semakin meracau tak karuan kala Vano menjelajahi titik sensitifnya.

Vano sudah melucuti kain yang melekat di badannya, sedangkan dress milik Sindy hanya di singkap keatas. Tangan Vano perlahan menyusup ke dalam sana.

Sementara itu Keina sedang asik menonton drama di ponselnya dengan menggunakan earphone hingga tidak mendengar suara - suara aneh dari dua sejoli yang sedang memadu kasih dengan liar.

Tenggorokannya yang terasa kering mengantarkan langkah Keina untuk pergi ke dapur.

Keina melangkah ke dapur tanpa melepaskan earphone nya, ponselnya juga masih ada di genggamannya. Dia mengambil gelas dan menuangkan air dari dispenser, Keina membalikan badan hendak duduk dikursi.

Tapi dia mengurungkan niatnya saat melihat pemandangan yang belum pernah dilihat olehnya. Jarak antara ruang tamu dan dapur memang jauh, tapi tidak ada pembatas di sana. Membuat Keina dengan jelas melihat adegan panas yang terlarang.

Vano sudah tak memakai apapun, dia sedang bergerak cepat di atas Cindy. Bibir keduanya saling berpagut dengan mesra. Suara desa h*n keduanya yang tertahan menggema di sana, tapi itu tak terdengar oleh Keina.

Crraaakkk...!!!

Gelas yang dipegang Keina jatuh menimpa kakinya, badannya gemetar hebat melihat adegan yang seharusnya tidak dilihat olehnya. Keina merasa takut, marah, kecewa, dan jijik pada dirinya sendiri karna harus melihat Vano dan Sindy bercinta.

Vano mengehentikan aksinya, keduanya melirik kearah Keina sekilas tapi kemudian kembali melanjutkan aksinya untuk mencapai kepuasan tanpa memperdulikan Keina yang ada di sana.

Dengan kaki yang gemetar, Keina melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar dan menguncinya. Dia tidak percaya akan melihat adegan tidak senonoh itu.

"Apa mereka sudah gila, kenapa melakukannya disana." Keina berdecak kesal. Dia merasa matanya sudah ternodai oleh adegan menjijikkan itu.

Keina melirik kakinya yang terasa perih, gelas yang jatuh tadi membuat sedikit luka dikakinya hingga mengeluarkan darah. Keina pergi ke kamar mandi, membasuh kakinya dan mengelapnya dengan tissu.

Vano dan Sindy sudah selesai menuntaskan hasratnya. Dia memunguti pakaiannya yang berserakan dilantai, kemudian memakainya. Sindy juga sudah merapikan dress dan rambutnya yang berantakan.

"Pulanglah, aku akan memberikan pelajaran pada gadis sialan itu." Vano mencium sekilas bibir Sindy.

"Baiklah, besok aku akan kesini lagi untuk memintanya,," Mata Sindy melirik sesuatu dibawah sana.

Vano sudah paham maksud Sindy, mereka memang tidak pernah cukup jika hanya melakukanya satu kali setiap bergulat. Biasanya mereka akan melakukannya 3 sampai 4 kali hingga terkapar di atas ranjang.

Suara gedoran pintu yang sangat kencang mengagetkan Keina yang sedang meringkuk di atas tempat tidur.

"Buka pintunya.!!!" Teriak Vano dengan amarah yang memuncak. Keina sudah mengganggu kesenangannya, dia tidak akan melepaskan Keina begitu saja.

"Cepat buka..!!!" Kali ini teriakan Vano lebih kencang dari sebelumnya, membuat Keina segera bangkit dari ranjang dan membukakan pintu. Dia menundukkan kepalanya tidak berani menatap Vano.

Vano mendorong pintu dan menyeret Keina kedalam, Keina berusaha menahan rasa takutnya. Mungkin kali ini Vano akan menyiksanya lebih kejam lagi.

"Vano jangan.!! Apa yang kamu lakukan.!" Keina mulai meneteskan air matanya saat tangan Vano dengan kasar ingin menurunkan rok yang dipakai oleh Keina.

"Ini hukuman karna kau sudah, mengganggu kesenanganku.!!" Vano menepis tangan Keina, dengan paksa menurunkan rok yang dikenakan Keina hingga meninggalkan hot pant pendek yang ketat. Vano tidak memperdulikan Keina yang terus meronta dan berteriak meminta agar Vano menghentikan aksinya.

Vano melempar tubuh Keina di atas ranjang dengan sangat kasar, membuat Keina terjerembab di kasur berukuran besar itu.

Vano mengungkung Keina yang hendak bangun dari ranjang, Dia memegangi kedua tangan Keina dan menekannya dengan kuat.

Keina sudah bercucuran air mata, dia meratapi nasibnya yang terasa begitu malang karna harus menikah dengan orang seperti Vano. Keina menggelengkan kepalanya saat bibir Vano mendekat ke wajahnya.

"Jangan Vano, maafkan aku tidak sengaja melihatnya,," Ujarnya dengan tatapan mata yang memelas.

Terpopuler

Comments

Dahlia Anwar

Dahlia Anwar

laki laki tolol kenapa di novel kebanyakan tolol laki nya kaya pintar tapi bego dungu

2024-03-07

0

Reza Indra

Reza Indra

knpa ceritanya begini.. menjinikkan.. habis dg petempuan jalang tanpa mandi lalu menyentuh Keina.. kasihan nasib keina.. 😢😢🤦🏼‍♀🤦‍♀🤦🏼‍♀

2022-12-18

2

mrs YoYaman

mrs YoYaman

keina tinggal bilang.kita siap mengirimkan obat pencahar atau mau ku kirim king cobra wat dimasukin ke kmar mandi si vano

2022-11-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!