"Sampai kapan dia akan mengurungku disini. Sudah berapa jam aku didalam kamar mandi. Apa dia benar - benar menyuruhku tidur disini.!" Keina berdecak kesal.
Tak lama pintu terbuka, Keina menoleh.
"Sudah ku duga kau pasti tidak akan membiarkanku tidur disini,," Keina tersenyum lega menatap Vano di depan pintu, dia segera melangkah mendekati Vano.
"Cepat keluar.!" Vano menarik tangan Keina dengan kasar.
"Kau harus memasak makan malam untukku, jangan berfikir aku melepaskan mu.! Kau akan tetap tidur di kamar mandi malam ini." Bentaknya.
Keina diam mematung, dia melongo tidak percaya. Ternyata Vano lebih kejam dari yang dia pikirkan. Laki-laki itu benar-benar tak memberinya ampun.
"Cepat ganti bajumu.!!" Teriak Vano sambil menutup pintu kamar dengan kasar.
"Dasar kejam..!!!" Keina mengumpat geram.
Keina keluar dari kamarnya, dia sudah menggunakan baju santai. Kaos polos warna putih lengan pendek dipadukan dengan celana pendek di atas lutut, dan rambut panjangnya yang masih setengah basah di ikat asal ke atas.
Kulit putihnya terlihat sangat bercahaya, leher jenjang dan putihnya terlihat menggoda karna tidak tertutup rambut sehelai pun.
Keina mulai membuka kulkas dan mencari bahan makanan yang akan dia masak malam ini. Untung saja sejak dulu Keina suka membantu ibunya memasak, jadi bukan hal yang sulit untuk menyajikan sebuah hidangan makan malam.
Dia memakai apron dan mulai berkutat di dapur yang bersih dan cukup mewah untuk ukuran apartemen.
Sementara itu Vano sedang berada diruang kerjanya, dia nampak menelfon seseorang untuk datang ke apartemennya. Vano beranjak setelah mematikan sambungan telfonnya, dia merasa haus dan ingin mengambil air minum di dapur.
Bau harum masakan yang berasal dari dapur membuat Vano menelan ludahnya, perutnya pun tiba - tiba keroncongan minta diisi.
Langkahnya semakin dipercepat untuk menuju dapur, dilihatnya wanita dengan tubuh yang menggoda sedang mengaduk - aduk masakan di penggorengan. Vano menelan salivanya, sebagi laki - laki normal dia tergoda dengan bentuk tubuh Keina yang nampak jelas. Jika Vano tidak menahan gairahnya, mungkin saat ini dia sudah menerkam Keina dari belakang.
"Masak apa." Keina tersentak mendengar suara yang tiba - tiba menusuk telinganya.
"Kau.!!" Pekik Keina kaget. Matanya melotot menatap Vano yang tiba-tiba ada dibelakangnya.
"Kenapa tiba - tiba disini?! Kau bisa membuatku jantungan.!" Protesnya kesal.
"Akan lebih baik jika seperti itu." Jawab Vano santai. Keina mendengus kesal mendengar jawaban Vano, tega sekali dia menyumpahinya terkena serangan jantung.
"Kenapa lama sekali.! Aku sudah lapar.!" Teriak Vano.
Keina memutar bolanya matanya malas menatap sosok laki - laki kejam yang sudah duduk santai didepan meja makan.
"Jika ingin cepat, pergi saja ke restoran.!" Ketus Keina, lalu kembali fokus memasak.
Merasa kesal dengan jawaban Keina, Vano mengambil sendok yang ada di meja makan lalu melemparnya pada Keina hingga mengenai punggungnya.
"Aaawww..!!" Pekik Keina kesakitan.
"Kenapa melempari ku dengan sendok.!" Protesnya dengan mata melotot. Keina mengusap punggungnya yang terasa sakit akibat lemparan sendok dari Vano.
"Itu akibatnya jika membantah ucapanku." Ketus Vano tanpa melihat Keina yang tengah menatapnya geram.
15 menit berlalu setelah perdebatan sengit keduanya. Kini di meja makan sudah tersaji berbagai masakan yang menggugah selera. Udang saus tiram, ayam goreng, cumi crispy dan cah kangkung hampir membuat Vano meneteskan air liurnya.
Vano bahkan menelan ludahnya berkali - kali, tidak bisa dipungkiri jika masakan Keina sangat wangi dan menggugah selera.
Keina mengambilkan nasi ke piring Vano, meskipun Vano kejam padanya tapi Keina tidak mau melupakan tugasnya sebagai istri. Dia akan tetap melayani Vano dengan baik sesuai nasehat ibunya.
Vano sudah mengambil semua lauk kedalam piringnya dan mulai melahapnya. Dia menatap gadis yang ada di hadapannya itu dengan sedikit kekaguman karna masakannya sangat enak dan cocok di lidahnya. Vano tidak menyangka gadis judes dan sombong seperti Keina bisa menyajikan makanan seenak ini dengan tangannya sendiri.
Bunyi bel memecah keheningan, Vano menyuruh Keina untuk membukakan pintu. Keina menghela nafas, dia meletakan sendok berisi nasi yang hampir saja masuk kedalam mulutnya.
"Dasar tukang suruh.!" Gerutu Keina dalam hati.
"Kau.??" Ujar Keina setelah membuka pintu dan mendapati laki - laki yang tak kalah tampan dari Vano, dengan tubuh tinggi dan tegap. Dia tersenyum menatap Keina.
"Saya Juan asisten Vano." Jawabnya ramah, dengan sedikit menundukkan kepalanya.
"Oh ya,, ya,," Keina menganggukkan kepala beberapa kali.
"Maaf aku lupa nama mu. Silahkan masuk." Dia mempersilahkan Juan untuk masuk ke dalam.
Tadi sore Juan memang menghadiri acara pernikahan Keina dan Vano, jadi Keina tidak asing saat melihat Juan. Hanya saja dia lupa dengan nama Juan.
Keina mengantarkan Juan ke ruang makan untuk bertemu dengan Vano. Di sana Vano masih terlihat menikmati makan malamnya dengan lahap.
Juan menggeleng pelan menatap Vano yang makan dengan rakus. Baru kali ini dia melihat cara makan Vano yang sudah mirip seperti orang kelaparan yang belum makan berhari-hari.
"Sepertinya kau sangat menikmati makan malam mu,," Ujar Juan. Dia duduk begitu saja di depan Vano tanpa permisi.
Sebagai asisten pribadi Vano yang sudah lama bekerja dengannya, mereka berdua memang sudah seperti teman. Jadi tidak ada pembatas sebagai bawahan dan atasan.
"Diam kau.!" Balas Vano ketus.
Juan hanya tersenyum kecil, dia sudah terbiasa mendengar kata - kata ketus dari mulut Vano.
"Kau sudah makan.?" Tanya Keina pada Juan. Dahi juan mengkerut mendengar pertanyaan Keina, tapi dia menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Sebentar biar aku ambilkan piring untukmu." Ujar Keina, dia pergi mengambilkan piring untuk Juan.
"Hei..!! Siapa yang mengijinkan dia makan malam disini.!" Ketus Vano, dia menatap Keina tak suka karna bertindak seolah - olah dia adalah tuan rumahnya.
Keina tak memperdulikan teguran Vano, dia tetap mengambilkan piring dan memberikannya pada Juan.
"Makanan ini terlalu banyak jika kalau hanya dimakan berdua, apa kau tidak mau membaginya sedikit pada asistenmu" Ujar Keina. Dia kemudian duduk kembali ke tempatnya, tepat disebelah Juan.
"Kau ini kenapa pelit sekali padaku.!" Protes Juan kesal. Dia tiba-tiba merasa lapar karna melihat Vano makan dengan lahap. Apalagi makanan di atas meja makan itu terlihat sangat menggoda.
Keina hanya menahan senyumnya, sedangkan Vano hanya cuek saja dan melanjutkan makannya.
"Ini berkas yang kamu minta,," Juan meletakkan map tebal berwarna hitam di atas meja. Kemudian dia mulai mengambil makanan.
"Hemm,," Hanya suara deheman yang keluar dari mulut Vano. Dia terlalu fokus menyantap makanannya.
Selesai makan dan mencuci piring kotor, Keina bergegas pergi ke kamarnya. Lebih tepatnya setelah diusir oleh Vano.
Sementara itu, Vano dan Juan sedang berada diruang kerja saat ini. Mereka sedang memeriksa berkas yang dibawa oleh Juan tadi dan membahas masalah perusahaan.
"Ini malam pertamamu, kenapa masih sibuk dengan kerjaan.?" Ucapan Juan memecah keheningan.
Seketika Juan mendapat tatapan tajam dari Vano, membuat Juan pura - pura memainkan ponselnya. Karna si singa terlihat sudah siap untuk menerkam mangsanya.
"Kau pikir aku sudi menyentuhnya.!! Kau sudah tau rencana ku, kenapa masih bertanya tentang hal itu." Jawab Vano kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Dahlia Anwar
laki laki tolol
2024-03-07
0
mrs YoYaman
heran.masak di dapurnya apertemen orang kaya cwo pula.kok ad kangkung di kulkasnya?!!!
2022-11-04
0
ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐
Keina ayoo kerjain Vano dong 🤣
2022-10-03
0