Bab 10

"Cepat turun sekarang juga...!!!" Bentak Vano,membuat Keina tersentak dan buyar dalam lamunannya.

Keina menatap Vano dengan wajah sendu, matanya mulai berkaca-kaca, perlahan butiran bening membasahi pipinya. Keina menunduk, air matanya semakin deras.

Melihat Keina yang menangis, Vano mengurungkan niatnya. Tidak mungkin jika Vano menurunkan Keina dalam keadaan sedang menangis, pasti akan menjadi pusat perhatian orang orang yang lalu lalang dijalan.

Dengan terpaksa Vano menutup mobilnya dan melajukannya kembali.

Keina bernafas lega Vano tidak jadi menurunkannya dijalanan. Dalam hatinya tersenyum puas, karna aktingnya tidak sia sia. Keina mulai menghapus air matanya, dia terus diam dengan pandangan yang lurus, tidak berani menengok kearah Vano. Begitu juga dengan Vano yang fokus menyetir.

Sepanjang perjalanan Vano menahan amarahnya karna tidak berhasil memberikan hukuman pada Keina yang telah membuatnya menunggu. Siapapun yang sudah membuatnya marah tidak akan bisa lepas dari hukuman.

Mobil sport itu berhenti didepan sebuah butik yanh cukup besar. Keina turun setelah pintu mobil dibuka, dia mengikuti langkah Vano dibelakangnya. Dua pelayan sudah menunggu kedantangan merek didepan pintu, mereka memberi hormat pada Vano dengan membungkukkan kepalanya. Keina tersenyum dan menundukan kepalanya, sedangkan Vano yang sama sekali tidak menghiraukan kedua pelayan itu langsung menyeret Keina kedalam butik setelah pelayan membukakan pintu.

"Lepaskan, apa yang kau lakukan,!" Teriak Keian, dia berusaha menarik tangannya dari cengkraman Vano. Vano menghentikan langkahnya, dia menatap Keina dengan tajam tanpa melepaskan cengkramannya.

Keina menundukan pandangannya, dia tidak berani menatap Vano.

"Siapa yang menyuruhmu menunduk pada mereka,,! Apa kau lupa dengan siapa kau pergi,,! Saham terbesar dibutik ini bahkan milikku,! Apa kau ingin merendahkanku dengan menundukan kepala pada pelayan rendahan seperti itu,,!!" Ujar Vano dengan sombongnya. Vano semakin erat mencengkram tangan Keina, membuat Kein meringis keskitan.

"Maafkan aku,, tolong lepaskan, kau akan melukai tanganku,," Ucap Keina dengan menahan sakit. Dia sedikit menarik tangannya agar Vano melepaskan cengkramannya.

"Pria ini benar benar sombong,,!! Apa salahnya jika aku menundukkan kepala pada mereka, dimana letak aku merendahkan pria sombong itu. Justru kau yang sudah merendahkan mereka dengan kekayaan dan kekuasaanmu,,!!" Batin Keina

Vano melepaskan tangan Keina, tapi setelah itu dia mencengkram dagu Keina dan menariknya keatas. Membuat Kein yang sedang menunduk langsung berhadapan dengan wajah Vano.

"Dengarkan aku baik baik,,! jangan sampai membuat kesalahan lagi padaku atau aku akan menghancurkan keluargamu,,!" Ancaman Vano terdengar mengerikan ditelinga Keina membuat bulu kuduknya berdiri. Pria yang ada dihadapannya lebih mengerikan dari hantu.

Ya Tuhan,,, kenapa aku harus dipeetemukan dengan orang seperti ini. Selalu saja membuatku tidak bisa berkutik dengan ancamannya.

Keina hanya menganggukan kepalanya, dia tidak berani membalas ucapan Vano.

Vano melepaskan cengkraman didagu Keina.

Dia beralih menatap tiga pelayan yang sedang berdiri tak jauh dari tempatnya berdiri, mereka menundukan kepalanya tidak berani melihat Vano yang sedang marah pada Keina.

"Kalian cepat bantu gadis ini memilih gaun pengantin,,! Tunjukan padaku jika dia sudah memakainya,,!!" Bentak Vano pada ketiganya.

Mereka langsung berhambur menghampiri Keina dan mengajak Keina ke ruang khusus gaun pengantin.

Sedangkan Vano duduk diruang tunggu.

"Mari nona cantik,,," Ucap salah satu pelayan setelah membuka ruangan yang dipenuhi dengan gaun gaun mewah dan mahal.

Keina memandang kagum melihat gaun gaun yang tersusun rapi disana, semuanya terlihat bagus.

Keina masuk dan mulai melihat lihat gaun itu satu persatu. Ketiga pelayan mengikutinya dari belakang.

"Aku bingun harus memilih yang mana,, apa kalian bisa memilihkannya untuk ku,? Tanya Keina.

"Dengan senang hati nona,," Jawab ketiganya seraya membungkukan badan.

Mereka mulai mencarikan gaun untuk Keina, sedangkan kena memilih untuk duduk disofa yang ada dipojok ruangan itu.

Keina memperhatikan pelayan yang sedang sibuk memilih gaun untuknya.

Ketiga pelayan itu sudah selesai memilih gaun, mereka menghampiri Keina dengan membawa masing masing dua gaun berwarna putih. Ketiga gaun itu merupakan gaun termahal dan terbagus dibutik itu.

Mereka sudah tau selera keluarga Mahendra, selalu memilih baju termahal di butik itu.

"Ini nona, mari saya bantu memakainya,," Ucap salah satu pelayang yang menyodorkan gaun berwarna putih. Keina mengikuti pelayan itu keruang ganti.

Keina keluar setelah memaikai gaun pertama, pelayan itu menuntun Keina untuk menunjukkannya pada Vano.

Keina berdiri dihadapan Vano yang sedang duduk, satu kakinya diangkat dan diletakkan dikaki satunya.

Vano yang memainkan ponselnya hanya melirik Keina sekilas dan beralih ke ponselnya lagi.

"Ganti,,,!!" Pintanya.

Keina hanya nenghela nafas, lalu masuk kembali untuk mencoba gaun kedua.

Keina keluar dengan gaun keduanya.

"Ganti,,,!!" Vano menguruh Keina untuk mengganti gaunnya lagi. Wajah Keina berubah lesu.

Ini gaun ketiga yang Keina coba, dia berharap Vano tidak memintanya untuo menggantinya lagi.

"Ganti,,,!!" Kata Vano, Keina yang baru saja membuka pintu masuk kembali keruangan itu dengan berdecak kesal. Dia mengepalkan tangannya.

Pada gaun ke 4 dan ke 5, Vano teteap meminta Keina untuk menggantinya. Ini gaun terakhir yang Keina coba.

"Awas saja jika kau memkntaku untuk menggantinya lagi,," Gumam Keina dalam hati.

Keina keluar dan berdiri lebih dekat di depan Vano, Vano melirik. Sebelum Vano berbicara, Keina lebih dulu berbicara pada Vano.

"Ini gaun terakhir, jangan sampai kau menintaku untuk menggantinya lagi,," Ucap Keina.

Vano menatap tajam ke arah Keina. Lalu beralih menatap pelayan yang berdiri disamping Keina.

"Saya ambil gaun pertama yang dia coba,," Ujar Vano pada pelayan itu sambil menunjuk Keina, Vano tersenyum puas.

Seketika keina langsung menjatuhkan dirinya kelantai. Kedua tangannya mengepal dan memukul mukul lantai.

Keina benar benar geram dengan ulah Vano, dia baru sadar jika sedang dikerjai oleh Vano.

"Awas saja kau,,!! berani beraninya mengerjaiku,,!" Batin Keina.

Keina mengambil paper bag yang disodorkan oleh pelayan kepadanya. Paper Bag yang berisi gaun pertama yang dia coba. Keina mengucapkan terima kasih pada semua pelayan yang sudah membantunya. Dengan langkah setengah berlalu, Keina menyusul Vano yang sudah lebih dulu keluar dari butik itu.

"Kenapa lama sekali,,!!" Ketus Vano saat Keina baru saja masuk kedalam mobilnya. Keina menatap Vano dengan kesal.

"Itu karna kau yang pergi dulu sebelum aku selesai,,," Ujar Keina dengan nafas yang masih terengah engah.

"Berani sekali kau menyalahkanku,,,!" Tatapan Vano semakin tajam, lagi lagi emosi Vano kembali naik. Keina mengerutkan keningnya, dia tidak merasa menyalahkan Vano. Dia berusah memberi alasan agar Vano tidak memarahinya, namun Vano malah mengira jika Keina menyalahkannya.

"Maaf, aku tidak bermaksud menyalahkanmu. Aku hanya memberitahu alasannya.." Jawab Keina dengan lembut.

Vano semakin tajam menatap Keina.

Terpopuler

Comments

Liana Liana

Liana Liana

Pertama jumpa keberanian nya minta ampun, sekarang dijodohkan jadi isteri nya nyalinya mlempem macam kropuk kein, dasar keina

2023-07-11

0

Hasanah Ana

Hasanah Ana

pengen aq colok matax vano

2022-11-13

0

mrs YoYaman

mrs YoYaman

keina jgn ngalah sm org sombong dong keii...

2022-11-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!