Bab 9

Keina menghela nafas, dia tidak bisa menyalahkan orang tuanya dalam hal ini. Vano memang pandai mengelabuhi orang tua mereka. Rasanya ingin sekali Keina menceritakan semua tentang Vano yang sebenarnya, namun dia teringat dengan ancaman Vano.

Tuan Kim yang baru saja naik ke lantai dua langsung menghampiri istri dan anaknya, dia duduk di depan mereka.

"Apa yang sedang kalian bicarakan,? Sepertinya sangat serius."

"Semoga saja penilaian mama tidak salah,," Keina beranjak dari duduknya, dia berdiri dan menatap kedua orang tuanya secara bergantian.

"Keina ke kamar dulu mah, pah. Selamat malam,," Ujar Keina, dia mencium pipi mama dan papanya lalu pergi ke kamarnya.

Tuan Kim menatap istrinya dengan tatapan penuh tanya, karna melihat Keina pergi dengan raut wajah yang terlihat cemberut.

"Ada apa dengannya, apa dia tidak setuju dengan perjodohan yang mama lakukan,,?"

Mama menghela nafas.

"Semuanya baik baik saja, Keina menerima perjodohan itu. Mungkin karna aku tidak memberitahunya terlebih dahulu. Papa tidak usah khawatir,,"

Tuan Kim menggelengkan kepalanya dengan pelan. Dia menyayangkan sikap istrinya yang tidak memberitahukan terlebih dahulu tentang perjodohan ini pada Keina. Berkali kali Tuan Kim menyuruh istrinya untuk membicarakan hal itu pada Keina, namun dia selalu menolak.

Keina merebahkan tubuhnya dikasur, pikirannya kembali melayang membayangkan pria yang menurutnya kejam. Dia meletakkan kedua tangannya di atas perut, matanya menerawang langit langit kamar.

Lelucon macam apa ini,,? Apa hidupku akan berakhir mengenaskan,? Menikah dengan pria kejam itu, yang benar saja.! Kenapa aku harus sesial ini. Impianku adalah menikah dengan orang yang aku cintai dan yang mencintaiku, lalu hidup bahagia bersama. Bukan menikah dalam keadaan terpaksa dan tanpa cinta, kita bahkan saling membenci. Ya Tuhan,,,, Dosa apa yang sudah aku perbuat, kenapa takdir tak berpihak padaku.

...****...

Keosokan harinya,,,

Tookkkk,,, tokkkk,, tokkk

"Kein,,, ayo turun,," Suara teriakan mama terdengar dari balik pintu kamarnya.

Keina yang baru saja selesai mongeleskan lisptik dibibir mungilnya beranjak dari meja rias, dia segera membuka pintu kamarnya.

"Nak Vano sudah menunggu dibawah,," Ujar mama dengan rona bahagia diwajahnya, mama menggandeng tangan Keina dan segera menuruni tangga. Dengan wajah lesu dan tak bersemangat, Keina mengikuti langkah mama.

Vano duduk dengan sedikit membungkukan badannya, dia menyatukan telapak tanganya dan diletakkan di atas kedua pahanya. Kaki kirinya terus mengetuk ngetuk lantai, sepatu pantofel yang beradu dengan marmer menghasilkan bunyi ketukan yang teratur.

Raut wajah Vano terlihat datar namun tatapan matanya sangat tajam.

Keina dan mama menghampiri Vano. Mendengar langkah kaki membuat Vano memghentikan ketukan kakiknya, dia menegakkan badannya lalu menatap kesumber suara.

Keina berhenti tepat didepan Vano dengan jarak 2 meter. Dengan balutan dress pendek berwarna hitam, kulit putih Keina terlihat semakin bersinar. Rambut lurusnya dibiarkan terurai namun tetap rapi. Sepatu hills yang senada dengan dress membuat kaki jenjang Keina terlihat semakin sempurna. Di tambah dengan polesan make up tipisnya, Keina semakin memancarkan kecantikan dirinya.

Sejenak Vano menikmati pemandangan indah yang ada dihadapannya. Vano langsung mengalihkan pandangannya saat dia teringat wanita yang ada didepannya adalah Keina, wanita yang menurutnya sombong. Vano berdiri, dia meminta ijin pada mama Keina untuk membawa Keina ke butik.

Keina masuk kedalam mobil sport berwana gold yang terparkir diihalaman rumahnya. Mobil sport limited edition yang hanya ada 800 unit diseluruh dunia itu terlihat sangat mewah, tentu saja semewah harganya.

Keina memandang takjub interior mobil itu, namun dia langsung menepis rasa takjubnya karna mengingat siapa pemilik mobil itu.

Vano masuk kedalam mobil, dia mulai melajukan mobilnya tanpa menoleh Keina sedikitpun. Wajahnya terlihat menahan sesuatu yang sudah memuncak. Sedangkan Keina menyenderkan tubuhnya dengan tatapan mata yang fokus kedepan.

Setelah cukup jauh dari rumah Keina, Vano melirik Keina sekilas.

"Berani sekali membuatku menunggu,,!!" Teriak Vano penuh marah.

Keina yang sedang menggerutu dalam hatinya, langsung tersentak mendengar ucapan Vano.

Keina menegakkan posisi duduknya, lalu menatap Vano dengan tatapan tak suka.

"Kau pikir aku tidak punya telinga,! Aku ada disebelahmu, tidak perlu berteriak seperti itu,!" Ketus Keina. "Dan satu lagi, aku tidak merasa membuatmu menunggu,," Lanjutnya lagi, lalu mengalihkan pandangannya.

"Aku sudah sampai 3 menit yang lalu sebelum kau turun..!!" Jawab Vano, dia teteap tidak melihat Keina. Keina membelalakan matanya mendengar penjelasan Vano yang tidak masuk akal itu.

Keina tertawa mengejek.

"Apa kau tidak waras,,? Itu hanya 3 menit bukan 3 jam, kenapa harus dipermasalahkan,,!" Jawab Keina tak terima.

Vano menepikan mobilnya lalu mengerem dengan mendadak, Keina yang sedang duduk tegap langsung terdorong kedapan.dan membuat kepalanya terbentur.

"Aaaawwww,,," Teriak Keina, dia mengusap usap keningnya sembari membenarkan posisi duduknya.

Keina menatap Vano dengan tajam.

"Aku rasa kau benar benar tidak waras. Apa kau berniat membunuhku..!" Teriak Keina.

"Turun..!" Tegas Vano dengan tatapan yang datar.

Keina mengerutkan keningnya, lalu celingukan kearah luar mobil. Kemudian kembali menatap Vano.

"Aku rasa ini masih disekitar rumahku, dimana butiknya,,?" Ujar Keina dengan ekspresi polosnya, dia mengira jika mereka sudah sampai dibutik.

Vano menahan tawanya mendengar ucapan Keina yang menurutnya terlihat sangat bodoh.

"Aku bilang turun sekarang juga,,!!" Bentak Vano, dia merogoh dompet yang ada di saku jasnya, lalu mengambil kartu nama yang ada didompet itu.

Cepat turun,,,!!" Bentaknya lagi sambil menyodorkan kartu nama itu pada Keina. Keina mengambilnya lalu membacanya. Keina membelalakan matanya, dengan cepat Keina menarik tangan Vano dan meletakkan kartu nama itu ditangan Vano.

"Yang benar saja, kau menyuruhku turun dan membiarkanku datang sendirian ke butik itu?!!, Aku tidak mau,,!" Keina dengan santai menyenderkan tubuhnya dan mengalihkan pandangan, tanpa memperdulikan Vano yang masih tajam menatapnya.

Vano yang kesal karna sudah dibuat menunggu dan dibantah oleh Keina, langsung menekan tombol dan otomatis pintu mobil disebelah Keina terbuka. Keina dibuat kaget karna Vano benar benar membuka pintu mobilnya.

"Cepat turun..!" Tegas Vano. Tatapannya masih tajam.

Keina menatap Vano dengan tatapan memelas.

"Apa kau serius,,?" Tanyanya.

"Aku tidak pernah main main dengan ucapanku,,!" Ujarnya penuh penekanan. Tidak ada keraguan dari sorot matanya.

Vano tidak penah suka jika ada orang yang membuatnya menunggu, apa lagi jika membantah perintahnya. Di Kantor, Vano terkenal sebagai presdir yang tegas dan kejam. Dia akan menghukum siapa saja yang terlambat datang kekantor dan akan memecatnya saat itu juga, jika terlambat untuk kedua kalinya.

Ya Ampun,, sepertinya pria gila ini benar benar ingin menurunkanku disini. Apa yang harus aku lalukan?? Sebaiknya aku pura pura pingsan saja, ah tidak,,, tidak,,,. Pasti dia akan mengangkatku dan meletakkanku dipinggir jalan.

Terpopuler

Comments

mrs YoYaman

mrs YoYaman

g sabar pingin ngerjain manusia berhati semen

2022-11-04

0

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

Vano haih bener bener yak

2022-10-03

1

Miya Wibowo

Miya Wibowo

ati2 vano ntibkm di buat bucin sama kaina

2022-08-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!