Vano sedikit keberatan dengan syarat yang diajukan oleh mereka, tapi dia tidak punya pilihan lain dan terpaksa menyetujui.
Setidaknya 3 bulan waktu yang lama untuk memberikan pelajaran pada Keina. Vano akan memastikan sebelum 3 bulan Keina akan mengajukan cerai padanya.
"Baiklah, aku setuju," Jawab Vano. Mama Kiena dan Nyonya Mira tersenyum senang mendengar jawaban Vano.
"Besok kamu temani Keina memilih gaun pengantin di butik langganan keluarga kita, di sana banyak gaun pengantin yang sudah jadi,," Ujar Nyonya Mira pada Vano.
Keina hanya diam menyimak pembicaraan mereka, rasanya dia malas mendengar rencana pernikahannya dengan Vano.
Sepertinya dia benar benar merasakan kesialan semenjak pertemuannya dengan Vano yang tidak di sengaja.
Menikah dengan Vano,,? Ini seperti mimpi buruk baginya. Sejak pertama kali bertemu saja, Keina sudah sangat membenci Vano. Keina bahkan tidak sudi jika harus bertemu dengannya lagi, tapi tadkir justru membuatnya harus menikah dengan Vano.
"Besok aku ada kerjaan, aku akan menjemputmu jam 5 sore,," Ucap Vano pada Keina. Keina hanya menjawab dengan anggukan.
Setelah selesai membahas rencana pernikahan mereka, keluarga Mahendra berpamitan untuk pulang.
Mereka keluar rumah dan berdiri di teras sebelum keluarga Mahendra masuk kedalam mobil. Mama Keina sedang berbicara dengan Nyonya Mira, begitu juga dengan Tuan kim dengan Tuan Mahendra.
Vano menghampiri Keina yang berdiri mematung dengan ekspresi wajah yang tak memiliki semangat, Keina terlihat lesu setelah membicarakan rencana pernikahannya dengan Vano. .
"Hey gadis sombong,,!" Vano memanggil Keina setelah berdiri tegap disampingnya dengan dada yang sedikit dibusungkan, tangan kanannya dimasukan kedalam saku celananya. Vano sangat berwibawa namun terlihat angkuh.
Dengan malas, Keina menggerakkan bola matanya melirik Vano yang ada disampingnya tanpa menoleh. Kepalanya masih tegak mengarah ke depan.
"Apa lagi pria kejam,!" Jawabnya dengan ketus.
Tatapan matanya kembali lurus ke depan, Keina seperti enggan menatap Vano. Dia sudah terlanjur kesal dan tidak suka dengan Vano.
"Berani sekali menyebutku kejam,,!" Ujar Vano. Keina diam, dia pura pura tidak mendengar apapun. Melihat Keina yang tak bergeming, Vano mendekatkan wajahnya ditelinga Keina.
"Dengarkan aku baik baik, besok jam 5 sore aku akan menjemputmu. Aku tidak suka menunggu, kau harus sudah siap saat aku sampai..!" Bisik Vano penuh penekanan.
Kali ini Keina menengok ke arah Vano, dia menatap Vano dengan tatapan tak suka.
"Ya aku tau,,! Cepat pulang jangan terlalu lama disini, kau membuat nafasku sesak.!" Ujar Keina.
Vano semakin kesal dibuatnya, baru kali ini ada wanita yang berbicara dengan berani dan cuek seperti itu padanya. Selama ini Vano selalu dikelilingi oleh wanita - wanita yang selalu berbicara padanya dengan nada yang halus dan manja, tidak ada yang berani berbicara dengan nada tinggi selain Keina.
Vano mengepalkan tangannya, dia menahan amarahnya.
"Kau..!!" Vano membulatkan matanya, tatapannya tajam seperti akan menerkam.
"Vano, apa kau tidak mau pulang. Sepertinya kamu sangat betah berlama lama di samping Keina,," Teriak mama Vano yang sudah berdiri di samping mobilnya. Tuan kim dan kedua orang tua Keina juga ada disana, mereka menatap Vano dan Keina dengan tersenyum.
Keina dan Vano menengok bersamaan ke sumber suara. Dilihat oleh orang tua mereka Keina dan Vano jadi salah tingkah, mereka menggaruk garuk tengkuknya yang tidak gatal.
Entah sejak kapan orang tua mereka sudah berdiri disana, karna mereka terlalu fokus berdebat hingga tidak menyadari kepergian mereka.
Vano langsung menghampiri mereka, begitu juga dengan Keina yang berjalan di belakang Vano. Keina berdiri di samping mamanya, sedangkan Vano langsung masuk kedalam mobilnya.
Keina dan kedua orang tuanya masuk kedalam rumah setelah mobil Tuan Mahendra dan Vano sudah keluar dari halaman rumah.
"Sayang, bagaimana menurutmu,,?" Tanya mama Keina, mereka beriringan menaiki tangga.
"Bagaimana apanya,,?" Keina menatap mamanya.
"Vano, apa kau menyukainya,,?" Ucap mama dengan senyum yang mengembang, mama berharap Keina menyukai Vano.
Keina membelalakan matanya mendengar pertanyaan mama.
"Apa yang mama katakan, aku baru bertemu dengannya bagaimana mungkin aku langsung menyukainya," Jawabnya malas.
"Ada apa dengan matamu,,? Mama rasa setiap gadis yang melihatnya pasti akan langsung menyukainya. Vano sangat tampan dan berwibawa, dia juga sopan dan baik,," Mama dengan semangatnya memuji Vano didepan Keina.
Keina merasa mual mendengar pujian mama yang ditunjukan untuk Vano. Mama Keina belum tau seperti apa sifat Vano yang sebenarnya.
...*****...
"Ada apa dengan matamu,,? Mama rasa setiap gadis yang melihatnya pasti akan langsung menyukainya. Vano sangat tampan dan berwibawa, dia juga sopan dan baik,," Mama dengan semangatnya memuji Vano didepan Keina.
Keina merasa mual mendengar pujian mama yang ditunjukan untuk Vano. Mama Keina belum tau seperti apa sifat Vano yang sebenarnya.
Mama dan Keina sampai diruang keluarga yang berada di lantai dua rumahnya.
Mereka mendaratkan bokongnya di sofa empuk yang ada disana.
Keina menatap mamanya yang duduk disampingnya.
"Mama jangan berlebihan memuji seseorang, mama akan menyesal jika kenyataannya tidak seperti itu,," Ujar Keina yang sedikit kesal mengingat sikap Vano padanya.
Mama tertawa geli mendengar ucapan anaknya, mama menepuk pelan pundak Keina.
"Mama tidak berlebihan memujinya, yang mama lihat memang seperti itu. Vano pasti akan jadi suami yang baik untuk kamu,," Mama terlihat sangat yakin dengan ucapannya.
Keina menyunggingkan senyumnya, senyuman yang menggambarkan ketidak sukaannya pada perkataan mama.
Bisa bisanya laki laki kejam itu bersikap baik didepan orang tuaku dan orang tuanya. Lihatlah, dia berhasil mengelabuhi mata mereka dengan sifat palsunya. Pria kejam itu benar benar bermuka dua, membuatku semakin muak saja.
Begitulah isi hati Keina saat mendengar perkataan mama.
"Kenapa harus mama yang memilihkan suami untukku. Apa mama pikir aku tidak bisa mencarinya sendiri. Aku bahkan bisa mendapatkan suami yang jauh lebih baik darinya,," Keina mengungkapkan isi hatinya yang sudah ingin dia ungkapkan saat masih ada keluarga Mahendra. Keina menahannya agar tidak membuat kedua orang tuanya merasa malu.
Wajah Keina terlihat semakin kesal. Mama merasa heran dengan perubahan raut wajah anaknya.
"Sayang,, mama tahu betul bagaimana keluarga Tuan Mahendra, sejak dulu mama bersahabat baik dengan istrinya. Mereka terkenal dengan sifatnya yang baik dan dermawan. Vano berasal dari keluarga terpandang dan terhormat, itulah kenapa mama sangat yakin untuk tetap menjodohkanmu dengan Vano." Mama mengucapkannya dengan sangat lembut dan hati hati agar tidak menyinggung perasaan anaknya.
Keina menghela nafas, dia tidak bisa menyalahkan orang tuanya dalam hal ini. Vano memang pandai mengelabuhi orang tua mereka. Rasanya ingin sekali Keina menceritakan semua tentang Vano yang sebenarnya, namun dia teringat dengan ancaman Vano.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Endang Priya
jangan bucin duluan ya kein.
2022-11-03
1
ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐
Ayo Keina tunjukkin bahwa kamu bisa berkuasa Dan melawan Tuan Arogan itu.
2022-10-03
1
neni onet
semangat keina, jangan mau ditindas, kamu pasti bisa bikin vano bucin sblm 3 bulan, lalu tinggalkan vano biar dia sadar diri. . . 😁
2022-10-02
1