Misteri Pembunuhan Berantai
Mahendra mengambil ponselnya dan menghubungi teman satu SMA waktu mereka masih di bangku SMA dulu. ia mahasiswa jurusan ilmu komunikasi semester 5. mempunyai tinggi badan 183 dengan tubuh yang ramping idola para wanita. kulitnya yang kuning langsat, berlesung pipi di bagian kanannya. mempunyai mata bulat, alis tebal dan bibir tipis. Mahendra sedang mencari nama seseorang di ponsel miliknya kemudian menekan nomor itu, melakukan panggilan.
📞Damar
halo Hen. suara seseorang di sebrang sana
📞Mahendra
dimana Dam...?
📞Damar
masih di kampus. kenapa...?
📞Mahendra
gue mau tanyain soal yang kemarin
📞Damar
oh, sebentar sore datang aja di kos, ketemu sama bang Rahim yang orang kepercayaan ibu Nani pemilik kos. sekalian elo liat-liat kamar yang mau elo tempatin
📞Mahendra
elo belum mau pulang...?
📞Damar
bentar lagi gue pulang. gue tunggu di kos bentar sore ya
📞Mahendra
ok, nanti gue kabari
📞Damar
sip
klik
Mahendra mematikan sambungan teleponnya. merasa lapar, ia kemudian memakai jaketnya dan mengambil kunci motor untuk ke luar mencari makanan yang dapat mengenyangkan perutnya.
hanya beberapa menit saja ia sudah tiba di warung penjual nasi uduk. segera ia memesan satu porsi dan kemudian pulang kembali ke kosnya.
"darimana Hen...? tanya seorang penghuni kos
" beli makan bang. bang Agus baru mau pergi kampus...?" Mahendra memarkirkan motornya
"iya nih. sebenarnya gue malas banget pergi, panas. tapi yaaa namanya juga berjuang kan" ia tersenyum ke arah Mahendra
"semangat bang, semoga skripsinya langsung di ACC sama dosennya" Mahendra memberi semangat
"makasih Hen. gue cabut ya"
"iya bang"
setelah Agus berlalu, Mahendra langsung masuk ke dalam rumah kost dan naik ke lantai dua menuju kamarnya. Mahendra menikmati makan siangnya dengan satu bungkus nasi uduk yang dibelinya tadi. setelah makan, ia pun menyalakan laptopnya untuk mengerjakan tugas yang akan di kumpulnya esok hari.
ting....
pesan masuk di ponsel Mahendra. ia membuka sandi di layar ponselnya untuk melihat siapa yang mengirimkan dia pesan. ada dua pesan yang masuk. satu dari Damar dan satu lagi dari seorang gadis.
Damar : jadi datang kan, bang Rahim udah nungguin elo
Mahendra : jadi, gue siap-siap dulu
Mahendra membalas pesan dari Damar, kemudian membuka pesan yang satunya lagi.
Viona : aku mau bicara
Mahendra menghela nafas panjang setelah membaca pesan dari gadis yang bernama Viona. ia tidak berniat membalas pesan itu. Mahendra segera bersiap untuk menuju ke tempat Damar karena seseorang yang bernama Rahim telah menunggunya.
"assalamu'alaikum" salam Mahendra saat tiba di sebuah kost yang bercat kan warna hijau
"wa alaikumsalam" jawab seseorang dari dalam
"cari siapa...?" seorang laki-laki berbadan tinggi sama dengan Mahendra dan berkulit putih dengan tahi lalat di bibir kanannya sebelah atas, yang juga merupakan salah seorang penghuni kost di tempat itu, bertanya dengan ramah kepada Mahendra
"Damar ada...?" tanya Mahendra
"oh, Mahendra ya...?" tebaknya
"iya"
"Damar di dalam, silahkan masuk"
laki-laki itu mempersilahkan Mahendra masuk ke dalam. di dalam banyak penghuni kost yang sedang bersantai di ruang tamu dengan televisi yang menyala.
"Damar.... Damar, teman lo datang nih" laki-laki tadi memanggil Damar yang sedang berada di dapur
"duduk Hen" laki-laki itu mempersilahkan Mahendra duduk di sebuah kursi kayu
"makasih" Mahendra duduk di kursi kayu itu
"siapa Wili...?" tanya salah seorang
"temannya Damar, sepertinya penghuni baru di kost ini. benar nggak Hen...?" jawab Wili, laki-laki yang menyambut Mahendra tadi
"iya bang, rencananya seperti itu" jawab Mahendra tersenyum
"oi Hen, udah datang. maaf ya, gue tadi lagi cuci piring" Damar datang menghampiri Mahendra dari arah dapur
"elo yang nyuci piring Dam. bukannya hari ini giliran bang Iyan yah...?" salah seorang baru saja turun dari lantai dua dan duduk bergabung bersama mereka
"bang Iyan masih sibuk di cafe, mungkin malam baru pulang" jawab Damar
"oh iya, bang Rahim mana...?" tanya Damar
"ke minimarket depan, bentar lagi pulang" jawab Wili,
setelah menunggu beberapa menit, yang ditunggu akhirnya datang juga dengan kresek belanjaannya.
"nah itu bang Rahim" ucap Damar saat melihat Rahim masuk ke dalam
"bang Rahim, nih teman gue udah datang" lanjut Damar
"oh iya. maaf ya menunggu. gue tadi dari beli kertas HVS" jawab Rahim
"beli kertas doang bang, makanan ada kah...?" laki-laki yang berbaju hitam yang sibuk menonton menimpali
"elo perasaan dari tadi makan mulu deh Randi, heran gue" Wili melihat ke arah laki-laki yang bernama Randi
"ya nggak apa-apa. lagian yang gue makan kan makanan bukan orang" Randi menimpali lagi
"jadi gimana Hen, mau lihat kamar kostnya sekarang...?" tanya Rahim
"boleh bang" jawab Mahendra
"kalau gitu ikut gue ke lantai dua" aja Rahim
kamar kost itu memiliki sepuluh kamar. lima di lantai bawah dan lima di lantai atas. saat masuk kost itu kita akan dihadapkan dengan ruang tamu yang luas dengan meja dan kursi kayu untuk tempat duduk tamu yang datang. televisi berada di pojok sebelah kanan karena sebelah adalah jalan menuju dapur.
setelah itu kamar kost yang berjejer dan bernomor dari nomor 1 sampai nomor 5. kamar nomor 5 adalah yang berdekatan dengan dapur dan tangga yang menuju ke lantai dua.
di lantai dua tiga kamar saling berjejer dan dua kamar berhadapan dengan tiga kamar tersebut. tertulis dari nomor 6 sampai nomor 10. saat menaiki tangga, sebelah kanan adalah tempat mencuci dan sebelah kiri adalah jejeran kamar menuju balkon. di balkon itu, sebelah kanan tempat menjemur dan sebelah kiri biasanya digunakan para penghuni kost untuk bersantai.
Rahim dan Mahendra menaiki anak tangga menuju lantai dua. dua kamar yang saling berjejer adalah merupakan kamar yang kosong, menunggu penghuni baru untuk siap ditempati.
"ini kamarnya. terserah elu mau pilih kamar 9 atau kamar 10" ucap Rahim membuka kedua pintu kamar itu
Mahendra masuk dan memeriksa kamar 9. terdapat lemari tempat pakaian, meja dan kursi sebagai tempat belajar dan kasur untuk tempat tidur serta kamar mandi.
ia kemudian memasuki kamar nomor 10. kamar itu fasilitasnya sama dengan kamar nomor 9.
"gue pilih kamar 9 aja bang" ucap Mahendra
"elo yakin...?" tanya Rahim memastikan
"yakin bang"
"ya sudah kalau gitu. sekarang kamar nomor 9 punya elo. itu kuncinya dan kalau ada apa-apa jangan sungkan untuk bilang sama gue atau ke penghuni kost yang lainnya ya"
"iya bang, terimakasih"
"kalau gitu gue tinggal ya, semoga betah di sini" Rahim memukul pelan bahu Mahendra kemudian meninggalkannya
setelah Rahim pergi, Damar datang dan membantu Mahendra membersihkan kamar itu. karena besok dirinya sudah akan menempati kamar nomor 9 itu.
"Dam, kamar yang tiga itu udah ada orangnya ya...?" tanya Mahendra
"udah. yang kamar 7 penghuninya itu bang Iyan, kamar 6 Alan dan kamar 8 Kevin" jawab Damar
"terus, mereka pada kemana...?"
"kalau Alan sam Kevin paling ngampus, kalau bang Iyan sih dia masih kerja"
"kerja dimana...?"
"di cafe. eh udah belum, kalau udah turun yuk" ajak Damar
"ayo, udah bersih juga nih"
mereka ke luar dari kamar. Mahendra mengunci pintu kamar barunya itu dan berjalan menuju lantai bawah.
"gimana Hen, nyaman nggak sama kamarnya...?" tanya Wili
"nyaman bang" jawab Mahendra tersenyum
"semoga betah ya Hen" ucap Randi
"makasih bang. in shaa Allah" jawab Mahendra
"jangan panggil gue abang lah, kayaknya elo lebih tua dari gue" ucap Randi
"iya kah" Mahendra tersenyum kikuk
"gue kenalin deh satu-satu penghuni di sini supaya elu tau" Damar memberi usul
"laki-laki yang ada tahi lalatnya di bibir namanya Wili, penghuni kamar 5. yang lagi megang remot matanya sipit namanya Randi penghuni kamar 4. terus yang pakai baju merah sambil main laptop itu namanya bang Olan penghuni kamar 2. bang Rahim penghuni kamar 1 dan gue penghuni kamar 3. kami semua penghuni kamar di bawah. tinggal bang Iyan, Alan sama Kevin penghuni kamar atas yang belum datang" Damar menjelaskan
"kalau ada apa-apa tinggal bilang aja ke kita, nggak usah sungkan. kita di sini sudah saling mengangap seperti keluarga sendiri" ucap Olan ramah
"iya bang. kayaknya gue bakal betah disini" jawab Mahendra
"harus itu" timpal Randi yang masih sibuk dengan film horornya
setelah berbincang cukup lama, pukul 5 sore Mahendra berpamitan untuk pulang dan akan kembali esok hari dengan semua barang-barangnya.
kost 010, itu adalah nama kost baru yang akan di tempati oleh Mahendra. kost itu tidak begitu jauh dengan kampus tempat ia menimba ilmu. tempatnya ada di belakang kampus besar dan hanya berjarak beberapa meter saja. berbeda dengan kamar kost yang ia tempati beberapa bulan ke belakang, jauh dari kampus dan hal itulah yang menjadi alasannya ia mencari tempat tinggal yang baru. meskipun ia mempunyai kendaraan namun pulang perginya membuat dirinya tidak sanggup.
biasanya jika Mahendra masuk pagi maka jadwal kuliah berikutnya adalah siang. sudah jelas masih banyak waktu menjelang siang. ia kadang pergi ke kost temannya hanya untuk menunggu waktu siang karena kalau pulang di kostnya sangat jauh.
Mahendra tiba di kostnya menjelang magrib. ia segera memarkirkan motornya dan masuk ke dalam.
"baru pulang Hen...?" Raka penghuni kost bertanya
"iya bang. banga Raka kapan datangnya...?" tanya Mahendra
"baru, jam 3 tadi. eh elo jadi pindah ya...?"
"jadi bang, in shaa Allah besok gue pindah"
"jam berapa, biar gue bantu pindahan. kebetulan gue besok free nggak kerja"
"sore bang, pulang dari kampus"
"oke, sore ya. nanti elo beritahu gue aja"
"gue nggak ngerepotin bang...?"
"ya enggak lah, elo kayak sama siapa aja. eh udah makan belum. cari makan yuk"
"belum bang. kalau gitu gue mandi dulu bang nanti kita cari makannya"
"oke sip, gue tunggu ya"
"iya bang"
Mahendra naik ke lantai dua dimana kamarnya berada. ia segera bersiap untuk mandi karena badannya sudah sangat lengket. setelah mandi dirinya mulai mencari baju di lemari untuk dirinya kenakan.
ting
ting
ting
bunyi ponsel Mahendra terus berdenting. entah sudah berapa pesan yang masuk. ia mengecek pesan itu dan ternyata dari gadis yang bernama Viona.
sama seperti tadi, Mahendra tidak berniat membalas pesan itu. ia hanya membaca dan kemudian menyimpan ponselnya di kantung celananya. setelahnya ia turun ke bawah untuk menghampiri Raka yang sedang menunggunya.
"maaf ya bang gue lama. ayo berangkat sekarang" ajak Mahendra
"ayo. pakai motor gue aja ya" Raka berdiri dan menuju kamarnya mengambil kunci motor
"iya bang"
keduanya membelah jalan raya untuk mencari makanan yang mereka suka. pilihan mereka jatuh ke nasi padang. setelah memesan, mereka berjalan-jalan sebentar di tempat keramaian. rupanya ada pasar malam di tempat yang mereka lewati. keduanya setuju untuk mampir sebentar melihat-lihat aneka dagangan dan akhirnya Mahendra tertarik dengan jaket hoodie berwarna hitam.
tanpa mereka sadari waktu berjalan dan sekarang menunjukkan pukul 11 malam. keduanya bergegas untuk pulang, terlebih lagi penghuni perut yang memberontak meminta jatah.
"awas bang" teriak Mahendra
ciiiiiit
braaaaak
Raka yang hampir saja menabrak seseorang langsung membanting stir motornya ke samping dan mereka menabrak tiang listrik.
keduanya jatuh dari motor, namun untungnya mereka tidak mempunyai luka yang serius. orang yang mereka hampir tabrak bergegas pergi dengan terburu-terburu. ia seperti seseorang yang misterius. memakai jaket warna hitam, masker dan topi hitam kemudian kepalanya ia tutupkan lagi dengan topi jaketnya. orang itu menghilang di gelapnya malam tanpa ada lagi yang dapat melihatnya.
"Hen, elo nggak apa-apa...?" Raka mencoba untuk berdiri
"nggak apa-apa bang, hanya lecet tangan doang. bang Raka gimana, nggak ada yang luka kan" Mahendra menghampiri Raka membantunya untuk berdiri
"kayaknya kaki gue yang luka. syukurlah kalau elo nggak apa-apa. gue kaget banget tadi. habisnya itu orang nyebrang jalan sembarangan. untung nggak gue tabrak"
"masih bisa bawa motor nggak bang. kalau enggak biar gue yang bawa"
"iya, elo aja yang bawa. kaki gue nggak sanggup"
mereka berdua kembali ke kost dan Mahendra yang membawa motor sementara Raka bonceng di belakangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Iis Siti Aisyah
gue tadi abis beli kertas gitu kali yh ucapannya
2023-04-23
0
Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman
kresek bahasa mana tuh?🤭
2023-03-24
0
Imam Sutoto Suro
lanjutkan thor seruuuu
2023-03-06
0