Sarea yang kaget karena tiba-tiba mobil limosin ini sampai di sekolah membuat Sarea ketakutan.
"Tuan tolong berhenti di sini saja saya mohon jangan masuk ke dalam sana," ucap Sarea berteriak ke depan.
Seakan Ammer sengaja dan malah memasukkan mobil limosin itu ke dalam gerbang melewati pos jaga ke amanan dan juga menjadi pusat perhatian semua maha siswa dan maha siswi yang lihat. Sarea menatap tak percaya.
Sungguh Sarea merasa menyesal sekarang kenapa juga dirinya harus naik mobil ini, lebih baik ia terlambat dari pada harus naik mobil dan menjadi pusat perhatian.
Sarea terus meminta Ammer menghentikan mobilnya.
Tapi, Ammer tak mendengarnya dan itu sengaja. Sarea semakin panik saat mobil benar-benar masuk ke dalam kampus dan terus sampai halaman dimana tempat para mahasiswa sedang duduk-duduk santai.
Mobil limosin itu berhenti dan saat berhenti Ammer turun dari mobilnya dan membukakan pintu mobil untuk Sarea. Sarea menatap Ammer dengan tajam, berdehem menekan kegugupannya lalu turun dengan memperhatikan langkahnya.
"Terimakasih, Tuan."
Ammer mengangguk dan tersenyum dengan menjawab ucapan Sarea saat Sarea menatap semua orang yang hampir seluruhnya menatapnya. Sarea benar-benar merasa tak suka dan merasa benci dengan kecanggungan ini. Sampai mobil kembali berjalan menjauh Sarea juga berjalan searah dengan mobil karena letak ruang masuknya ada di jalan yang sama.
Empat orang yang menatap dari awal mobil Limosin masuk tadi adalah Radit Elena Lita dan Ermi. Mereka berempat mengira jika yang naik mobil itu adalah Javer karena Javer terkenal membuat sensasional di kampus itu katanya Radit temannya Javer sekaligus orang terdekatnya tak lebih dari teman sekedarnya karena Javer tak suka Radit mencampuri urusannya dan hidupnya.
"Kukira itu tadi Javer." Kata Ermi yang merupakan teman satu gengnya Elena dan Lita.
"Lihat lah Elena ada yang menandingi kepopuleranmu di kampus," ucap Radit yang memang suka menggoda apa lagi menjadikan perempuan itu teman hiburannya, terkenal dengan playboynya.
Radit memang playboy dan termasuk dalam.lelaki terkeren tapi, Radit hanya sekedar menggoda hanya untuk menghilangkan rasa bosannya.
Elena perempuan cantik dan paling populer juga sama kayanya dengan keluarga Javer dan Elena bercita-cita untuk menjadi model tapi, orang tua tak menyetujuinya dan meminta Elena meneruskan bisnis keluarga saja. Elena juga berambisi untuk menjadi wanitanya Javer satu satunya.
Saat Elena di tatap remeh Lita saat itu Elena mulai kesal.
"Apa iya.. Tidak ada yang bisa mengalahkanku, Dia itu orang kaya palsu," ucap Elena dengan kesal menatap Sarea yang berjalan semakin tak terlihat.
Radit terkekeh.
"Oh.. tidak mungkin bisa, kita lihat saja nanti El." Kata Radit sambil memainkan gagang kacamata nya di depan hidung mancungnya.
"Diam lah Radit," ucap Ermi sekarang karena merasa jika temannya Elena semakin kesal.
"Uh.. Galak sekali Kau Ermi, lihat produk kecantikan yang kau pakai tidak bisa menutupi keriput di wajahmu karena sering marah," ucap Radit lagi membuat Ermi kesal lagi pada Radit.
"Sudahlah, lelah mendengar itu dan lelah duduk ayo Guys.. kita harus ke sana menemui seseorang," ucap Elena seketika Radit menatap bingung juga heran.
"Kemana?" Kata Radit bingung.
"Bukannya kalian harusny mengerjakan pr dan tugas dosen kalian ini selalu mendapat nilai walau tak mengerjakan tugas ya," ucap Radit pada Elena Ermi dan Lita.
"Yaah.. mau bagaimana lagi yang namanya orang cantik itu hidupnya harus penuh santai dan penuh hiburan jika mereka yang tidak cantik tidak akan bisa mendapat hiburan atau duduk santai." Ermina menjawab ucapan Radit yang seperti menyindir Ermi Lita dan Elena.
"Ehmm.. Begitukah baguslah lebih baik kalian belajar saja Jangan jadi bodoh sepertiku," kata Radit tiba-tiba langsung pergi sebelum mendapat tatapan kesal Ermi dan Lita.
Lita menatap Elena yang menggunakan kaca matanya dan mulai melangkah.
"Apa kau kenal siapa perempuan itu?" ucap Elena pada kedua temannya yang berjalan beriringan dengannya seperti para dayang dan selelu menjadi pusat perhatian karena Elena adalah putri primadona kampus dan dua temannya adalah putri pengusaha.
"Aku tahu dan sepertinya pernah dengar kalo dia anak yang mengambil jurusan arsitek." Kata Lita.
Elena menatap kedepan dan saat mereka datang ke kantin mereka melihat Sarea disana dengan memesan sebotol air minum dan duduk sambil mengerjakan sesuatu diatas kertas dan pena.
"Ah.. itu dia disana," ucap Elena menunjuk dua perempuan yang duduknya jauh dari Sarea.
Elena menghampiri keduanya dan menatap dengan hangat.
"Halloo.. Aku menganggu kalian," ucap Elena dengan wajah liciknya tersenyum seperti itu membuat keduanya menatap canggung.
"Hallo Juga Elena." Jawab salah satunya.
"Bagaimana kalian sudah mengerjakannya, Aku juga mau belajar," kata Elena mengambil satu tugas yang ada di atas meja dihadapan keduanya.
Keduanya terdiam.
"Ok.. Terimakasih kalian sangat baik, Semoga hari kalian menyenangkan, Selamat pagi daah..." Katanya dengan mudah menyelesaikan tugas dosen dengan membayar orang.
Keduanya menatap tak suka pada Elena yang mengambil tugas itu dengan wajah cantik bak Dewi kayangan yang kenyataannya otaknya licik.
Elena mendekati Lita dan Ermi.
"Lihat apa kalian," ucap Elena dengan menatap kedua temannya.
"Aku mau mendekatinya jika ia anak orang kaya pasti dia mau datang keacara amal keluargaku dan mengambil lima atau sepuluh amplop kosong milikku." Kata Lita dengan semangat.
Elena menatap Lita dengan malas.
"Lima menit tak lama." Kata Elena pada Lita. Saat Lita mendekat Ermi dan Elena menunggu didepan pintu kantin.
Di tempat lainnya.
Javer baru saja tiba dengan mobil mewah sportnya yang berwarna hitam dan itu sangat keren untuk orang seperti Javer yang sangat maco.
"Haaii.. Pagi menjelang siang Bro..." Kata Radit yang melihat Javer datang kearahnya dan menyapa dengan tatapan tajamnya tapi, Radit menatapnya dengan tatapan hangatnya.
"Kau ketinggalan berita bro," ucap Radit tiba-tiba membuat Javer menatap aneh mengerutkan keningnya. Lalu Javer duduk disebelah Radit di bangku taman.
"Kau tahu pagi ini berita kerennya adalah seorang putri dari keluarga kaya datang diantar sopirnya dengan Limosin dan kau tahu derajat kepopuleran Elena hampir di kalahkan oleh perempuan itu, dan dia sangat cantik bro." Kata-kata Radi rak berefek apapun pada Javer yang cuek.
"Tidak.. tahu," jawabnya malas.
"Ok.." Seketika Radit menjawab sambil menyapa perempuan cantik lewat didepannya.
"Tidak... bukan maksudku kau harus... tahu hanya saja aku baru akan memberikanmu informasi jika perempuan itu sebentar lagi akan menjadi kekasihku kau tahu." Kata Radit lagi tapi, Javer berdiri dan melenggang pergi begitusaja.
Radit mendengus sebal tapi langsung tak kesal lagi karena di sapa maha siswa cantik lainnya yang memanggil namanya Radit.
"Hallo Radit.. jangan lupa Club nanti malam," ucap salah satu gadis itu dengan wajah yang tersenyum manis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments