Pasangan Yang Sempurna

Pasangan Yang Sempurna

Pertemuan

Di waktu hari yang cerah Sarea berangkat untuk bekerja di tempat kerjanya di hotel terkenal sebagai tukang bersih-bersih kamar Sarea sering kali merasakan ketakutan tersendiri saat akan membersihkan kamar tamunya.

Tapi, semua hal itu tak membuat Sarea terus menerus takut dan berpikir negatif.

Sarea terus bekerja dan sampai hari ini tetap bekerja.

Sarea yang selesai membersihkan kamar sebelumnya kini bergantian kamar di ujung lorong dan saat mengetuk pintu itu Sarea merasakan sangat gugup dan takut hampir setiap kamar tapi, tetap harus ia lakukan.

"Siapa?" Suara dari dalam sangat besar seperti seorang lelaki. Sarea yang telonjak sedikit kaget langsung menjawab menekan gugupnya.

"Jasa kebersihan!" Sarea berusaha tenang sampai seseorang yang ada di dalam membukakan pintu hanya dengan atasan kemeja putih dan bokser saja.

Sarea langsung memalingkan wajahnyanya dan masuk ke dalam dengan membawa Alat ringan untuk kamar mandi dulu.

Saat didalam kamar mandi Sarea membersihkan semua peralatan dan juga sampah yang berserakan di dalam kamar mandi itu, tempat nya sangat berantakan dengan sampah apa ada pesta di kamar mandi ini.

Sarea lama membersihkan kamar mandi karena menunggu si pemilik kamar keluar. Ketika telpon berbunyi diatas kamar ternyata adalah telpon dari Radit.

Javer adalah pemilik kamar hotel yang Sarea bersihkan kamar mandinya dan baru di kamar mandinya saja. Sarea yang sebenarnya sudah selesai membersihkan kamar mandi kini berganti dengan mengganti handuknya.

Sambil mendengar pembicaraan tamu itu didalam kamar mandi Sarea juga sedikit kaget jika tiba-tiba Javer mengeraskan suaranya.

Javer terbangun ketika ada telpon dari Radit lalu ia matikan saat itu ketukan pintu yang datangnya dari Sarea membuat Javer berdiri memakai kemejanya tanpa memakai celana panjangnya.

Saat Sarea masuk kedalam kamar mandi saat itu Javer memakai celananya dan mengambil semua barangnya dan pergi tapi, saat melewati kamar mandi Javer dengan telpon yang masih tersambung dengan Radit yang membicarakan pesta semalam.

Javer mengetuk pintu kamar mandi dan membuat Sarea sedikit kaget lagi untuk kesekian kalinya karena saking gugupnya.

Sarea langsung mendekat ke pintu.

"Aku akan pergi kau bisa bereskan kamar ini," kata Javer lalu benar-benar pergi dari sana.

Sarea membuka pintu dan langsung membersihkan kamar dengan cepat setelah selesai Sarea akan keluar tapi, tiba-tiba orang asing datang mendekat dengan jas hitamnya.

Sarea yang melihat itu menatapnya dan terdiam.

"Ada yang bisa saya bantu Tuan," ucap Sarea.

"Aku Ammer aku ingin mengambil tas Tuan ku yang tertinggal aku sudah gunakan kartu akses dan pintu tak bisa di buka."

Sarea mengangguk dan menatap kartu yang di gunakan Ammer.

"Apa nomer kamar Bos anda Tuan?" Tanya Sarea dengan sopan.

"383." Jawabnya cepat.

Sarea melihat daftar kamar dan saat itu melihat wajah Ammer.

"Tidak bisa Tuan karena pintu sudah tertutup dan tak bisa di buka jika buka penyewa kamar, di sini tertulis pemilik kamar adalah Tuan Abdullah Zakky jadi tidak bisa anda kembali masuk."

Sarea mengatakan dengan masih bersikap tenang dan sopan walau tampang Ammer didepannya sangat garang dan bertato di bawah telinga kiri.

"Tuan saya menunggu di bawah, bisa tolong berikan tas itu pada saya dan izinkan saya masuk," ucap Ammer berusaha keras agar ia bisa mengambil tas Tuannya.

Sarea menatap malas wajah Ammer.

"Tenang Tuan barang anda terjamin dan akan baik-baik saja, saya tidak bisa mengizinkan anda masuk ini sesuai prosedur yang ada, tunggu saja di ruang tunggu nanti akan ada petugas kami yang mengambilkannya." Ucap Sarea dengan tegas dan tenang.

Ammer tetap tidak bisa menunggu dan meminta lagi untuk mengizinkannya mengambil tas Bosnya.

"Anda biarkan saya masuk dengan pengawasan petugas bos saya sudah menunggu di bawah," ucapnya dengan memaksa.

Sarea mulai kehilangan kesabaran dan saat yang sama lift terbuka dan perdebatan antara Sarea yang keras kepala dan Ammer yang tak mau menurut membuat seorang lelaki dengan wajah sangar dan rapi pakaiannya berjalan ke arah mereka saat suara Sarea tambah kencang.

"Ammer hentikan itu." Kata orang itu seketika Ammer berhenti.

Saat itu juga Sarea dengan nafas memburu dan wajah kesalnya semakin kesal dengan orang yang baru datang ini juga.

"Saya akan meminta maaf atas kesalahannya. Saya Abdullah Zakky saya yang menyewa kamar 383." Katanya dengan mengatakan siapa dirinya dengan wajah yang tak nyaman dan sedikit tegang.

Sarea dengan perlahan menurunkan kadar emosi diwajahnya dan menatap wajah Abdullah.

"Bisa saya lihat identitas anda." Ucap Sarea dengan tenang dan sopan.

Abdullah mengangguk dan memberikan kartu identitas nya setelah Sarea memeriksanya  Abdullah menatap mata Ammer bawahannya.

Ammer menunduk takut dan hanya diam.

"Kalian membuang waktu ku aku akan terlambat kesekolah jika kalian terus mengajakku berdebat," ucap Sarea kesal seketika itu Abdullah meminta anak buahnya Ammer menyiapkan mobil.

Sarea yang mendengar itu menatap wajah Abdullah dengan tak percaya.

"Apa yang anda lakukan Tuan." Kata Sarea dengan wajah yang masih tegang.

"Kau akan terlambat ke sekolah Sarea jadi naiklah mobil yang diantar Ammer, atau kau akan terlambat." Kata Abdullah dengan sopan. Sarea menatap malas dan akhirnya mendorong trolinya yang ada didalam keluar dari kamar Javer dan menutup pintu kamar Javer.

"Tidak aku, tidak bisa Tuan maaf," ucap Sarea menolak.

"Atau kau akan terlambat sekolah." Seketika itu Sarea mengangguk setuju dan Abdullah juga pergi meninggalkan Sarea

Sarea mengganti pakain kerjanya dengan pakaian untuk kekampus.

"Mana ada yang mau mengantarkan orang lain dengan orangnya hanya dia yang mau," ucap Sarea mendumel sambil merapikan pakaiannua.

Saat sudah selesai Sarea langsung bergegas keluar hotel dan di bawah ternyata mobil mewah limosin menunggunya.

"Apa yang terjadi." Kata Sarea yang kaget tak percaya.

Ammer menatap Sarea dengan sangar.

"Masuklah nona Sarea." Kata Ammer setelah membukakan pintu mobil untuk Sarea tapi, saat itu juga Sarea tak percaya.

"Tidak mungkin kau akan mengantarku dengan mobil ini Tuan," ucap Sarea masih mau menolak dan berdebat lagi dengan Ammer tapi, Ammer sangat malas takut di pecat oleh Tuannya.

"Masuklah Nona atau bosku akan memecatku." Ucap Ammer langsung begitu saja membuat Sarea terdiam.

"Ya.. tapi," ucap Sarea yang tiba-tiba bicara lagi dan diam sendiri langsung masuk kedalam mobil.

Saat masuk kedalam mobil mahal itu juga mobil mewah itu Sarea merasa mewah sesaat dan nyaman juga bahagia sesaat ini pertama kalinya ia merasakan naik ke dalam mobil mewah.

Saat di perjalana Sarea sangat nyaman dan sangat merasa hidup itu bahagia dengan naik mobil mewah alwalaupun sementara tapi, saat sampai di sekolah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!