Setelah melewati berbagai macam benda mati dan benda hidup kita akhirnya sampai.
Kak Feli membuka helm yang gue pakai dengan lembut.
"Ya udah gue pulang dulu yah" pamit kak Feli.
"Gak masuk dulu kak?"
"Emang bisa? Biasanya juga selalu larang padahal gue mau banget"
"Hehe itukan dulu kalau sekarang gak"
"Kalau hatinya yang sekarang udah ada abang gak?"
"Dari dulu kok"
"Hah?" Ekspresi kak Feli yang tersenyum menggoda berubah menjadi kekagetan.
"Jadi masuk gak?" mengalihkan topik
"Ta-tadi lho bilang apa?"
"Emang apa?"
"Lho tadi bilang dari dulu"
"Ya udah itu kak Feli tau"
"Gu-gue lagi gak mimpi kan?"
"Ya udah kalau kak Feli gak mau mampir gue masuk dulu!"
"Eh tunggu! Gue mau lah. Tapi benar nih sukanya udah dari dulu?"
"Mau minum apa kak?"
"Jawab dulu Jel"
Gue masuk kedalam rumah disusul kak Feli yang menunggu jawaban. Gue membuat minuman jus mangga kesukaan kak Feli dan meletakkannya di meja. Gue duduk di samping kak Feli dan menyalakan smartphone gue.
"Jel jawab pertanyaan gue dulu"
"Pertanyaan yang mana kak" tanya gue yang sebenarnya gue tau.
"Lho udah lama suka sama gue?"
"Kalau iya emang kenapa?"
"Yah kalau memang iya kita pacaran lah"
"Tapi kak Feli gak ada nembak tuh"
"Gue kira lho gak suka sama gue apalagi dengan sikap cuek lho. Tau gue suka sama lho aja gue udah senang banget. Makanya gue gak nembak karena gue gak mau lho makin menjauh karena lho gak suka sama gue. Gue lebih milih lho suka dulu sama gue"
"Terus?"
"Jel... Lho tau gue suka banget sama lho. Bukan suka tapi cinta banget sama lho. Gue gak masalah kalau lho cuma suka bukan cinta sama gue tapi lho mau kan jadi pacar gue?"
"Mmm... gimana yah?" sok berpikir padahal cuma mau liat muka berharapnya kak Feli.
Lucu soalnya.
"Gue sebenarnya mau tapi_"
"Tapi apa?"
"Gue dijodohin sama bonyok. Gimana dong?"
"Hah? Kok bisa? Kan lho masih kelas sebelas?"
"Yah kalau dijodohin gimana dong?" pancing gue.
"Sama siapa?" tanyanya datar.
"Ricard saudara tiri kak Macri" gugup gue.
"Terus lho terima?"
Sumpah! Ini pertama kalinya gue liat ekspresi kak Feli seperti ini. Menakutkan.
Gue hanya bisa menggeleng kepala karena mulut gue serasa dilem. Bulu kuduk gue berdiri merasakan aura yang belum pernah gue temui.
Ekspresi nya berubah seperti biasa. Gue bingung kok dia bisa secepat itu berubah.
"Bagus! Gue suka itu!"
"Ta-tapi bonyok gue maksa karena Ricard mau dengan perjodohan ini"
"Gak papa asal bukan lho aja yang mau. Gue akan bicara sama ortu lho tentang ini. Tapi lho cinta kan sama gue?"
Gue mengangguk dengan pipi merona. Gue malu sekaligus masih agak takut dengan perubahan sikap kak Feli yang secepat kilat.
"Berarti kita sekarang sah jadi pacar dong?"
Gue mengangguk lagi karena gue malu banget apalagi ini pertama kalinya bagi gue. Kak Feli cinta pertama gue jadi gue gak tau harus ngapain.
Dia memeluk gue lembut tapi erat seakan gue akan pergi jauh darinya. Gue membalas pelukannya dengan senang hati.
Beberapa saat dia melepaskan pelukannya dan menangkup pipi gue dengan senyuman yang menggoda. Dia mencium kening gue agak lama dan menatap manik mata gue kembali. Tatapan kami bertemu dengan senyuman yang terpancar dengan sendirinya.
Gue gak tau kalau jadian bisa secepat ini. Kalau cuma menunjukkan sedikit perasaan saja sudah bisa membuat kita bersama, seharusnya gue lakuin ini dari dulu. Pasti kebahagiaan gue udah tercipta dari dulu.
.........
Kak Feli sudah menghabiskan jus nya dengan tawa dan candaan diantara kita berdua. Ternyata kak Feli humoris gini yah. Gue kira berpacaran dengan kak Feli akan terasa kaku kalau diliat dari sikapnya selama ini walaupun gue gak pernah merasakan aura dinginnya sama gue tapi gue sering liat aura dinginnya dengan yang lain bahkan sama adiknya sendiri.
Tak terasa kak Feli sudah dua jam disini. Pasti omongan tetangga udah yang buruk-buruk padahal kita gak melakukan hal yang aneh. Yah walaupun gak baik juga selama ini perempuan dan laki-laki di dalam ruangan yang sama tanpa ada yang mengawasi apalagi bonyok gue lagi kerja.
Kak Feli pamit karena takut bundanya kepikiran karena udah terlalu lama juga dia di sini. Dia janji akan membatalkan perjodohan gue padahal gue juga bisa karena kita udah jadian. Tapi gue gak bilang supaya dia ada usaha. Ganti nembak gue yang tiba-tiba. Harusnya kan dia nembak gue dengan tekad dan persiapan yang matang bukan karena gue yang confess duluan. Gue udah baik itu mau nurunin harga diri gue.
.
.
.
Sore sudah tiba. Bonyok gue udah sampai dan bersih-bersih sebelum makan malam. Kita makan malam bersama. Di sinilah waktunya gue membicarakan masalah perjodohan gue. Gue yang tiba-tiba membatalkan perjodohan gue dengan Ricard dibantah sama ortu gue dengan cepat. Sampai gue bilang kalau gue udah punya pacar yang gue cinta.
Mereka saling pandang antara percaya atau tidak tapi mereka tetap gak percaya dan bersikukuh kalau gue hanya mencari alasan. Bahkan papa gue bilang kalau gue hanya membayar orang untuk menjadi pacar pura-pura gue seperti di kebanyakan sinetron. Gue kesal banget pakai banget. Masa gak ada yang percaya sih.
Tapi bukan Angel namanya kalau menyerah gitu aja. Gue tetap bersikukuh kalau gue punya orang yang gue cintai sampai akhirnya mereka percaya.
Penuh perjuangan hanya untuk meyakinkan bonyok gue bahkan gue butuh waktu setengah jam.
Gue mengingatkan mereka kalau kak Feli datang untuk meminta restu pura-pura jadi camer yang gak mau nerima aja karena gue harus dijodohkan dengan orang lain. Mereka hanya mengangguk dan setuju dengan pernyataan gue supaya kak Feli berjuang untuk putrinya.
Dasar ortu gue, padahal gue masih anak SMA udah dijodohkan aja. Tapi gak papa deh tunangan aja dulu nanti kalau udah tamat tinggal nikah deh.
Kalau mau kuliah yah kuliah, kalau mau kerja ya kerja yang penting nikah dulu habis sekolah SMA ini.
Bonyok gue menelpon tante Meli dan om Raja untuk pembatalan perjodohan. Awalnya mereka gak setuju karena anaknya udah senang katanya tapi karena bonyok gue bilang kalau gue ada orang yang dicintai, mereka terpaksa membatalkan perjodohan ini karena mereka gak mau memisahkan gue sama orang yang dicintai.
Awalnya mereka gak percaya karena waktu perjodohan gue gak ada buat alasan seperti ini dan sekarang tiba-tiba gue malah punya pacar dan gue harus panjang lebar menjelaskan semuanya kepada mereka supaya mereka bisa dengan lapang dada melepaskan gue orang tercantik ini untuk menjadi menantu orang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments