Main Hati With Iparku

Main Hati With Iparku

Part 1

"Kamu membuat aku gila, Gama!" pekik Nessa setengah sadar. Perempuan itu terus berteriak seperti orang tidak waras.

"Nes, sadar Nes, ini tempat umum," tegur Bima sembari membekap mulutnya.

"Awwhh ....!" desis pria itu mengaduh saat telapak tangannya terasa panas lantaran perempuan itu menggigitnya.

Nessa berjalan sempoyongan meninggalkan Bima yang masih sibuk mengibaskan tangannya yang terasa panas.

"****! Nessa! Ya ampun ... pulang Ness!" geram pria itu terpaksa menggendong sahabatnya dengan gemas.

"Lepas, Bim! Lepas!" Nessa meronta, tapi Bima dengan cepat mengunci pergerakan perempuan itu, lalu memasukan tubuh seksinya ke dalam mobil. Memasang seatbelt, dengan cepat mengitari mobil, duduk di jok bagian kemudi dan segera meninggalkan lokasi.

Pria itu membawa ke apartemennya, dengan langkah lebar segera membaringkan ke ranjang. Ini bukan kali pertama terjadi, bahkan Bima berkali-kali mendampingi sahabatnya menghabiskan hari yang setiap hari dirasa semakin tak beraturan. Pria itu menghela napas lega setelah menjatuhkan bobot tubuh gadis itu ke ranjang. Menatap iba sahabatnya yang berantakan. Melepas sepatunya lalu menyelimuti tubuhnya yang terlihat setengah terbuka, namun bagi Bima, Nessa haram disentuh karena mereka berada di zona teman, sahabat yang tidak ingin saling menyakiti.

Mas Gama!

Bima menatap bingung layar ponsel Nessa yang sedari tadi memekik, karena bingung ia pun membiarkan saja. Beberapa kali masih berdering hingga yang menghubungi mungkin merasa bosan.

Selang beberapa menit berlalu Gama kembali menghubungi adik iparnya lagi. Namun, karena bingung Bima kembali mengabaikannya. Beralih handphone pria itu yang memekik, ternyata yang menghubungi orang yang sama. Bima menatap layar ponselnya dengan bingung.

"Hallo Kak," jawab Bima di ujung telepon. Akhirnya memilih menerima panggilan dari kakak ipar sahabatnya.

"Nessa ada sama kamu, nggak? Aku hubungi nggak bisa, kalau ada tolong bilangin suruh pulang, ini sudah larut," pesan Gama yang membuat Bima terdiam beberapa saat.

"Bima, kamu dengar? Masih ada di sana nggak?" pekik Gama meninggikan suaranya. Pria itu sedikit tidak suka dengan sahabat adik iparnya itu. Entah sebabnya apa, namun Bima sering merasa seperti itu.

"Iya kak, ada, Bima masih mendengar, Nessa—" Bima jelas bingung memberi tahu yang sebenarnya. Ia tidak mungkin memulangkan Nessa ke rumah dalam keadaan mabuk.

Lagian susah payah Nessa berpindah tempat demi tak terlihat pria itu, bagaimana jadinya kalau Bima malah memulangkan ke rumahnya.

"Nessa kenapa? Di mana? Tadi aku ke kosan dia tapi nggak ada, handphone Nessa juga susah dihubungi. Kamu di mana sekarang?" tanya Gama terdengar panik.

"Ada sama aku kak, dia baik-baik saja. Di apartemen Kak—" Belum sempat Bima menyelesaikan kata-katanya, Gama sudah keburu menutup sambungan teleponnya secara sepihak.

Pria berstatus kakak iparnya itu langsung bertolak ke apartemen Bima. Rasanya ia gemas, melihat keduanya yang selalu berperilaku di luar batas. Ya, Gama pikir, antara Nessa dan juga Bima terlibat perasaan satu sama lain, namun yang membuat Gama kesal kenapa Bima tak kunjung beriktikad baik datang ke rumah.

Faktanya, pria itu tak pernah menyangka, perasaan yang Nessa punya malah tercipta untuk pria yang berstatus kakak iparnya.

Bima menatap datar layar ponsel yang telah menjadi gelap, sementara Gama langsung bergegas ke tempat Bima menghampiri adik iparnya. Ayah mewanti-wanti untuk menjaganya, ia merasa harus ikut bertanggung jawab terhadap adik iparnya bila terjadi hal yang menyimpang.

Kurang dari satu jam, Gama sudah sampai di apartemen Bima. Pria itu tahu mereka berdua memang bersahabat semenjak lama. Jadi, tak asing lagi dengan keberadaan Nessa jika bersama, tetapi tetap saja Gama merasa tidak suka bila adiknya terlalu bebas bermain. Keduanya sering menghabiskan waktu bersama.

"Nessa mana?" todong Gama begitu Bima membuka pintu apartemennya. Pria itu langsung menyerobot masuk tanpa permisi.

"Ada Kak, lagi tidur," jawab Bima santai.

Gama berjalan cepat langsung menerobos masuk ke kamar, sementara Bima mengekor dengan santai. Nessa masih terlelap damai ketika kakak iparnya menjemputnya.

"Nes, bangun Ness, ayo pulang!" ajak pria itu membangunkan adiknya.

Bima membiarkan saja, menyorot datar usaha pria itu membangunkan adik iparnya yang jelas-jelas teler. Gama menutup hidungnya saat mendekat mendapati bau alkohol begitu menyengat dari diri Nesa. Lantas tatapannya memindai Bima, netranya menyorot tajam seakan meminta penjelasan pada pria yang berdiri santai menyender tembok dengan kedua tangannya masuk di saku celananya.

"Nessa berinisiatif sendiri, aku hanya menemani," ucap pria itu santai.

"Aku harap ini yang terakhir kali, dia harus pulang ke rumah," peringat pria itu dengan nada tak suka.

"Lebih baik jangan memaksa, Nessa bisa mengambil keputusannya sendiri," ucap Bima sedikit kesal.

Sebagai seorang yang selalu menjadi tempat curhatnya. Betapa Bima sangat mengerti tersiksanya perasaan Nessa saat harus selalu di dekat Gama.

Tak mendengar omongan Bima, Gama mendekati ranjang dan langsung menggendong adik iparnya, keluar dari apartemen pria itu dengan tatapan mengintimidasi. Pria itu memapah menuju mobilnya.

"Sa, bangun, kamu sudah keterlaluan!" Gama merebahkan perlahan tubuh Nessa hingga terduduk di jok penumpang. Menepuk pipinya perlahan, berharap gadis itu tersadar dan berhenti meracau seenak kata.

"Hmmm, Kak Gama! Hahaha, aku pasti mulai halu. Pergi dari hadapan aku, kak, jangan muncul di depanku. Aku ingin melupakanmu!" gumam Nessa di bawah alam sadarnya. Berkata begitu lantang tanpa beban.

"Sadar Sa, kamu mabuk, berhenti merusuh!" geram Gama merasa kewalahan saat adik iparnya seakan mengamuk. Melampiaskan kekesalannya dengan mengomel dan meninju-ninju kecil dada bidang pria itu.

"Hahaha, kamu membuat hidupku rumit! Aku benci!" Nessa terus meracau, mendekap manja, tak peduli pria itu merasa bingung. Gadis itu memeluknya tanpa risih, memainkan rahangnya yang kokoh, membuat pria itu beberapa kali menelan saliva gugup, menormalkan kewarasannya.

"Astaghfirullah ... kamu dalam masalah Sa! Berhenti meracau, atau kamu akan malu dengan kelakuanmu!" geram Gama gusar. Memberi jarak, sedikit menjauhkan tubuhnya yang menempel tanpa sekat.

Bagaimanapun dirinya seorang lelaki dewasa yang beristri, jadi sangat harus menjaga batasan. Apalagi yang ada di hadapannya ini adalah adik dari istrinya sendiri.

Gadis itu memang setengah mabuk, namun pikiran alam bawah sadarnya mengutarakan kejujuran yang terasa sakit. Ia muak dengan hidupnya, muak dengan pikirannya yang menginginkan sesuatu yang bahkan dimiliki kakaknya.

Menit berikutnya Nessa terlihat diam, dengan lamunannya, tepar setelah Gama memenangkan. Pria itu tak habis pikir kenapa adik iparnya yang dulu terlihat kalem sekarang begitu sangat berbeda. Bahkan terlihat begitu sangat membenci dirinya jika dalam keadaan sadar.

Melihat kondisi Nessa tak sadarkan diri, Gama juga nampak bingung hendak membawa ke mana, ke rumah jelas tidak mungkin dalam keadaan mabuk begini. Akhirnya pria itu memutuskan membawa adik iparnya pulang ke kostnya Nessa sendiri.

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

Aku kepoin karya mu yg selanjutnya Thor🤭

2024-05-16

0

Kal

Kal

aku datang thor... sorry baru kebaca... padahal udah lama di rak buku. cus lah marathon😄😄😄

2023-03-14

2

Dwi Hartati08

Dwi Hartati08

dari terjerat pesona dokter tampan cuss kesini kak Asri

2023-01-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!