Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 2

Kicauan burung menyambut datangnya mentari pagi mengganggu ruang dengar seorang gadis cantik yang masih terlena dengan mimpi indahnya. Perlahan kelopak matanya yang berhiaskan bulu mata lentik bergerak hingga akhirnya terbuka sempurna meskipun retinanya masih berusaha menyesuaikan cahaya. Mata bening dengan iris coklat terang yang menjadi ciri khas seorang Aruna Melisha. Melirik sang penunjuk waktu yang terus berputar membuatnya sedikit tergesa-gesa masuk ke dalam kamar mandi.

“Huffftt, semoga aja gak terlambat.“ Gumamnya sambil menyalakan shower.

Tak ingin mendapat penilaian miring pada hari pertamanya bekerja membuat Aruna mandi bebek. Kemudian secepat yang ia bisa berpakaian rapi dan memoles sedikit make up agar terlihat lebih fresh.

“Yang penting wangi.“ Gumamnya lagi sambil tersenyum menatap bayangannya di cermin besar.

“Cantik.” Lanjutnya terkikik geli mendengar pujian untuk dirinya sendiri.

Aruna segera keluar dan menemui sang nenek yang telah menunggunya. Nenek Sarah tersenyum melihat cucunya tampak cantik. Memakai celana kulot untuk menyembunyikan kaki jenjangnya tak lupa kemeja biru muda yang dilapisi blazer pun menyembunyikan kulitnya yang seputih mutiara. Aruna terbiasa memakai pakaian yang sengaja menutup betis agar kulit mulusnya walaupun selama kurang lebih enam tahun hidup di salah satu negara eropa.

“Apa nama perusahaannya nek ? Dan siapa yang harus aku temui ?" Tanya Aruna sambil menguap sarapannya.

“PT. Glo_Tech, sebut namamu dan minta resepsionis mengantarmu ke bagian HRD.” Jawab nenek Sarah tak berniat menjelaskan lebih lanjut dan Aruna pun tak meminta penjelasan. Baginya sudah cukup nama perusahaan tempatnya bekerja.

“Ok nek, bye. Doakan semuanya lancar. “ Aruna menyelesaikan sarapannya lalu mencium punggung tangan nenek Sarah kemudian mengecup pipi yang sudah mulai keriput termakan usia.

Nenek Sarah hanya tersenyum melihat tingkah cucunya. Ia mengikuti Aruna hingga menghilang dengan mobilnya.

‘Semoga harimu menyenangkan, sayang.' batin nenek Sarah menatap kepergian Aruna.

Beberapa menit kemudian Aruna telah tiba di depan perusahaan besar dan tampak mewah. Dengan bantuan mas tentunya. Ingatkan Aruna untuk berterima kasih pada om Google karena beliaulah sehingga ia tiba di depan perusahaan PT Glo_Tech tanpa tèrsesat. Sesaat Aruna mengagumi kemewahan perusahaan tersebut sebelum akhirnya kembali melajukan mobil perlahan memasuki pelataran parkiran. Setelah memarkir mobilnya, Aruna keluar dan berjalan sedikit cepat ke arah pintu masuk lobby perusahaan. Menganggukkan sedikit kepala pada security dan tersenyum, lalu Aruna melanjutkan langkahnya menuju meja resepsionis perusahaan.

Bukan hanya kantornya yang tampak mewah tapi gadis di meja resepsionis pun tampak good looking.

“Selamat pqgi mbak, saya Aruna boleh tanya ruangan HRD dimana ?” Tanya Aruna sambil tersenyum ramah.

“Oh mbak Aruna, ya ,,, mari saya antar.” Balas gadis cantik itu tersenyum manis.

Ternyata perusahaan PT. Glo_Tech sangat memperhatikan kenyamanan para tamu perusahaan. Gadis yang kira-kira seumuran dengan Aruna sangat sopan dan ramah. Aruna mengikuti gadis yang bernama Revi sesuai dengan nama yang tergantung dida**nya.

“Silahkan masuk mbak ,,,” ucap Revi setelah mengetuk pintu dan terdengar suara seorang wanita mempersilahkan masuk.

“Thanks mbak Revi. “ balas Aruna tulus dan dibalas dengan senyuman oleh Revi.

“Selamat pagi bu. “ sapa Aruna saat pintu terbuka lebar.

“Selamat pagi,,, dengan mbak Aruna, kan ?” Balas bu Dewi saat melihat Aruna. Kemarin ia sudah menerima instruksi dari pendiri perusahaan ini beserta foto gadis itu.

“Benar bu ,,,” Ucap Aruna sopan.

"Kenalkan saya Dewi." Bu Dewi menyebut namanya seraya menyodorkan tangannya dan disambut dengan hangat oleh Aruna.

"Silahkan duduk, mbak. Ada beberapa berkas yang harus mbak Aruna tanda tangani sebelum mulai bekerja. " Bu Dewi menyodorkan map yang telah ia siapkan sembari mengajak Aruna berbincang-bincang.

Tak ingin membuang waktu, Aruna pun menandatangani berkas tersebut tanpa membacanya. Aruna memaklumi mungkin aturan perusahaan besar seperti PT. Glo_Tech memang seperti itu. Aruna kemudian menyerahkan berkas tersebut pada bu Dewi.

“Ayo saya antar ke tempat dimana mbak Aruna akan bekerja.“ Bu Dewi bergegas keluar ruangannya diikuti oleh Aruna.

Mereka menuju lift khusus karyawan hingga dilantai 4 kemudian melanjutkan dengan eskalator karena lift khusus karyawan hanya bisa sampai lantai 4 sedangkan tempat Aruna akan bekerja berada dilantai 5.

“Kita lanjut dengan menggunakan eskalator, mbak. Soalnya lift khusus karyawan hanya bisa sampai lantai 4, sedangkan mbak akan bekerja satu lantai dengan pak Direktur yang berada dilantai 5. Mbak Aruna akan bekerja sebagai sekretaris karena sekretaris yang lama mengundurkan diri tiga hari yang lalu. Oh ya, sedikit informasi tentang pak Direktur kita yang terkenal datar, dingin dan diktator, bukan untuk menakuti lho, mbak, tapi hanya mengingatkan saja agar mbak Aruna menyiapkan mental aja.“ Ucap bu Dewi menjelaskan panjang lebar seraya terkikik geli melihat ekspresi Aruna.

“Saya akan berusaha bu, semoga mental saya cukup kuat.“ Balas Aruna bersamaan eskalator tiba di lantai yang mereka tuju.

“Nah, disini meja mbak Aruna. Ruangan bos di depan meja mbak Aruna. Bos biasanya datang jam 09.00.” Bu Dewi kemudian menjelaskan garis besar pekerjaan Aruna sebagai sekretaris.

“Dan satu lagi, sekretaris yang dulu menyiapkan air putih, kopi dan cemilan. Semua ada di pantry sebelah kiri ruangan pak Direktur. Itu kebiasaan beliau.“ Lanjut bu Dewi mengingatkan.

“Siap bu.” Balas Aruna

Setelah di rasa cukup bu Dewi kemudian kembali ke ruangannya yang berada di lantai 3. Sementara Aruna mulai membuka-buka map yang berjejer diatas mejanya. Terdengar langkah kaki yang mendekati mejanya membuat Aruna menegakkan kepalanya. Matanya membulat sempurna saat melihat sosok pria tampan di depannya. Tubuh Aruna sedikit limbung bayangan masa lalu yang sangat menyakitkan hati kembali berputar di pelupuk matanya.

“Kamu sekretaris baru yang direkomemdasikan oleh kakekku ?” datar, dingin dan tak bersahabat kesan pertama yang diberikan Aruna setelah enam tahun berlalu.

‘Sepertinya pria sombong ini tak mengenaliku. Baguslah semoga saja dia tak akan pernah mengingatku.' batin Aruna senang.

“Iya pak.” Balas Aruna pendek dan jelas. Ia pun pura-pura tak mengenal Arion. Ia tak ingin pria ini berpikiran yang aneh-aneh.

“Kamu punya nama, kan ?” Tanyanya sinis.

“Melisha.” Jawab Aruna pendek tanpa mengulurkan tangan sebagaimana umumnya jika seseorang berkenalan untuk pertama kalinya. Saking ta ingin di kenal Ia sengaja memakai nama belakangnya karena ia khawatir jika menyebut nama Aruna, pria itu akan mengingatnya. Aruna hanya ingin bekerja dengan tenang.

“Bawakan semua berkas yang harus aku tanda tangani.“ perintahnya sambil berjalan masuk ke dalam ruangannya.

Arion lalu duduk pada kursi empuknya. Entah mengapa dirinya tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh saat melihat Melisha. Ia merasa pernah melihat mata bening dengan manik mata coklat terang itu. Tapi dimana tepatnya ia benar-benar lupa. Mungkinkah salah satu wanita yang mengejar-ngejarnya ? Tapi itu tidak mungkin, Melisha terlihat biasa saja saat menatapnya bahkan terkesan tak peduli.

Seandainya saja Restu tidak sedang melakukan perjalanan dinas, ia bisa bertanya padanya. Bukankah selama ini Restu mengetahui semua wanita yang mengejarnya. Mungkin sama Melisha terlewat dalam ingatannya. Mengapa otakku tiba-tiba payah seperti ini ? Mengingat seorang wanita saja tak mampu. Padahal daya tampung memoriku diatas rata-rata. Arion larut dalam pikirannya sehingga ponselnya yang sejak tadi berteriak meminta perhatiannya tak ia gubris.

🌺🌺🌺🌺

SELAMAT PAGI READERS KESAYANGAN 🤗🤗

DATANG LAGI NIH CERITA BARU DARI OTHOR REMAHAN, SEMOGA SUKA CERITANYA.

JANGAN LUPA SEPERTI BIASA JEJAK-JEJAKNYA SELALU DI TUNGGU

Terpopuler

Comments

Sri Mulyati

Sri Mulyati

Semangat 💪💪💪 juga up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘

2022-09-10

0

Idha Dharma LA

Idha Dharma LA

tetap suka kk,tetap menarik seperti karya karyamu yg lain 🥰🥰🥰

2022-09-03

2

Wanda Utami

Wanda Utami

suka banget lah, thor😍😍

2022-07-20

1

lihat semua
Episodes
1 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 1
2 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 2
3 Mahabbah Cinta Sang mantan ~ 3
4 Mahabah Cinta Sang Mantan ~ 4
5 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 5
6 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 6
7 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 7
8 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 8
9 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 9
10 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 10
11 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 11
12 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 12
13 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 13
14 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 14
15 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 15
16 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 16
17 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 17
18 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 18
19 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 19
20 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 20
21 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 21
22 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 22
23 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 23
24 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 24
25 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 25
26 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 26
27 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 27
28 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 28
29 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 29
30 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 30
31 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~31
32 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 32
33 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 33
34 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 34
35 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 35
36 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 36
37 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 37
38 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 38
39 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 39
40 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 40
41 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 41
42 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 42
43 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 43
44 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 44
45 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 45
46 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 46
47 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 47
48 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 48
49 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 49
50 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 50
51 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 51
52 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 52
53 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 53
54 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 54
55 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 55
56 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 56
57 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 57
58 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 58
59 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 59
60 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 60
61 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 61
62 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 62
63 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 63
64 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 64
65 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 65
66 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 66
67 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 67
68 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 68
69 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 69
70 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 70
71 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 71
72 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 72
73 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 73
74 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 74
75 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 75
76 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 76
77 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 77
78 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 78
79 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 79
80 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 80
81 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 81
82 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 82
83 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 83
84 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 84
85 Mahabbqh Cinta Sang Mantan ~ 85
86 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 86
87 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 87
88 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 88
89 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 89
90 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 90
91 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 91
92 Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 92
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 1
2
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 2
3
Mahabbah Cinta Sang mantan ~ 3
4
Mahabah Cinta Sang Mantan ~ 4
5
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 5
6
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 6
7
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 7
8
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 8
9
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 9
10
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 10
11
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 11
12
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 12
13
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 13
14
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 14
15
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 15
16
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 16
17
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 17
18
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 18
19
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 19
20
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 20
21
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 21
22
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 22
23
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 23
24
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 24
25
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 25
26
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 26
27
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 27
28
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 28
29
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 29
30
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 30
31
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~31
32
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 32
33
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 33
34
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 34
35
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 35
36
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 36
37
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 37
38
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 38
39
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 39
40
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 40
41
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 41
42
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 42
43
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 43
44
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 44
45
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 45
46
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 46
47
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 47
48
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 48
49
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 49
50
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 50
51
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 51
52
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 52
53
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 53
54
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 54
55
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 55
56
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 56
57
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 57
58
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 58
59
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 59
60
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 60
61
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 61
62
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 62
63
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 63
64
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 64
65
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 65
66
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 66
67
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 67
68
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 68
69
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 69
70
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 70
71
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 71
72
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 72
73
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 73
74
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 74
75
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 75
76
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 76
77
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 77
78
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 78
79
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 79
80
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 80
81
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 81
82
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 82
83
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 83
84
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 84
85
Mahabbqh Cinta Sang Mantan ~ 85
86
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 86
87
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 87
88
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 88
89
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 89
90
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 90
91
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 91
92
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 92

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!