BAB 15. Tabarruj

Teman-teman baca sampai selesai, ya. Terus kasih like dan komentar. Semoga hari kalian menyenangkan.

***

Bab 15

     Mendengar ada orang yang mengucapkan salam. Maka, Kakek Yusuf pun membukakan pintu. Terlihat ada laki-laki paruh baya, orang yang selalu mendampingi Kiai Akbar jika pergi keluar pesantren. Pria itu bernama Abdullah.

"Wa'alaikumsalam. Ada apa Ustadz Abdul? Tumben mau Maghrib datang bertamu," tanya Kakek Yusuf.

"Ustadz Yusuf, saya ke sini mau menyampaikan pesan Nyai Khadijah kepada Ustadzah Halimah," jawab laki-laki yang berusia sekitar 40 tahun-an.

"Apa pesannya?" tanya Kakek Yusuf.

"Nyai Khadijah meminta Ustadzah Halimah untuk membantu dirinya, untuk memuroja'ah beberapa santri perempuan. Karena Ustadzah Siti dan Ustadzah Aminah sedang sakit flu," jawab Abdullah.

"Kalau begitu kita semua harus sholat Magrib berjamaah di Masjid Al-Ikhlas. Kasihan para santri, jika nanti harus menunggu lama," ucap Kakek Yusuf.

"Saya, ke sini membawa mobil. Katanya sekalian saja mengajak mereka biar cepat sampai," ujar Abdullah.

     Sekarang Nenek Halimah dan Aulia berada di dalam mobil yang dikemudikan oleh Abdullah. Mereka bertiga terdiam tidak ada yang bersuara. Namun, sesekali Abdullah melirik Aulia. Dia seperti memikirkan sesuatu.

***

     Setelah selesai sholat berjamaah. Nenek Halimah mendengarkan setoran hafalan beberapa santri perempuan. Biasanya mereka setor hafalan setelah sholat Subuh atau setelah sholat Magrib. Tempatnya di pendopo khusus lingkungan asrama santri perempuan.

     Sementara itu, Aulia berada di ndalem bersama Annisa. Tadi saat mereka selesai berjamaah, gadis itu langsung menarik Aulia agar ikut dengannya. Kini kedua gadis itu sedang berada di dalam dapur. Annisa meminta Aulia untuk membantu dirinya membuatkan bolu ubi ungu. Seperti yang dulu pernah dikirim oleh Aulia untuk keluarganya.

      Tentu dengan senang hati Aulia membantu temannya itu membuat bolu kesukaannya. Annisa pun mengikuti arahan dari Aulia. Tangannya dengan kaku mengerjakan itu semua. Meski hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi dirinya. 

"Tidak apa-apa, Ning. Ini kan baru pertama kali membuatnya. Jika sering belajar, insha Allah hasilnya akan mengembang. Tapi, ini rasanya sudah enak. Coba!" Aulia menyuapi Annisa sepotong bolu ubi itu. 

"Enak! Hanya saja, kenapa mengembang sebelah?" Annisa gemas sendiri.

"Hei, yang bagian mengembang saja kirim ke Ustadz Azka," bisik Aulia menggoda Annisa. Sehingga, pipi gadis itu merona.

"Apaan sih, kamu." Annisa mendorong pelan bahu Aulia karena dia merasa malu.

     Kedua gadis itu tertawa. Lalu Aulia pun memotong bagian bolu yang mengembang dan memotong-motongnya. Annisa pun memasukan beberapa potong bolu itu ke dalam misting kecil. 

"Tuh, lihat! Cuma segini yang gagalnya. Kita makan saja bagian yang ini. Biar orang lain makan yang bagian bagusnya," ucap Aulia sambil mengedipkan sebelah matanya. Annisa pun setuju.

***

     Ternyata setelah berjamaah sholat Isya. Orang yang mengantarkan pulang Nenek Halimah dan Aulia adalah Fathir. Bahkan Aulia di suruh duduk di depan dan membiarkan Nenek Halimah tidur di jok belakang karena kelelahan. 

     Fathir menjalankan mobilnya dengan sangat lambat. Bahkan jika Aulia lari pun, sepertinya akan cepat sampai duluan.

     Diam-diam kedua orang itu mendoakan kebaikan untuk orang yang duduk di sampingnya. Jantung keduanya pun sama-sama berdebar kencang. Keduanya juga sama-sama menahan diri untuk tidak menatap orang yang selalu mencuri perhatian bagi diri mereka.

      Begitu sampai di halaman rumah Kakek Yusuf. Ternyata lelaki tua itu sudah berada di rumah. Sepertinya baru sampai juga karena belum berganti baju.

      Aulia pun membangunkan Nenek Halimah. Dia terpaksa melakukan itu karena dirinya maupun Kakek Yusuf tidak akan sanggup menggendong tubuh Nenek Halimah yang berisi. Terlihat biasa saja, tetapi memiliki berat badan yang cukup berat.

"Padahal, aku sanggup menggendong Ustadzah Halimah," ucap Fathir pada Aulia.

"Nanti Kakek cemburu. Kita harus menjaga perasaan orang tua," balas Aulia dan malah membuat Fathir tertawa.

***

     Aulia membaca beberapa surat pendek, sholawat, berdzikir, dan berdoa sebelum dia tidur. Tadi dia sempat mendapat pelajaran tentang berhias diri seorang muslimah dari Kakek Yusuf. Gara-gara tadi dia mendengar pembicaraan beberapa santri yang kena razia kosmetik. Katanya ada beberapa benda yang disita. Rasa penasaran membuat Aulia menanyakan hal ini.

"Kek, kenapa mereka tidak membolehkan para santri itu berhias pada wajahnya?" tanya Aulia.

"Seorang muslimah diperbolehkan berhias atau mempercantik dirinya, hanya untuk suaminya. Bukan untuk orang lain," jawab Kakek Yusuf dengan wajah teduhnya.

"Tapi, Kek. Jika perempuan tidak mempercantik dirinya nanti suaminya juga akan malu dibicarakan sama orang lain karena istrinya tidak bisa berhias diri atau tidak bisa menjaga penampilannya?" tanya Aulia penasaran.

"Saat keluar dari rumah, seorang perempuan itu harus bersama mahramnya. Tidak boleh pergi sendirian, kecuali saat mendesak dan itu pun sudah mendapat izin. Penampilannya juga tidak boleh berlebihan yang penting, bersih dan rapi. Tidak perlu memoles kosmetik yang warnanya mencolok. Baju juga yang penting menutup aurat dan tidak ketat. Baju yang bersih dan rapi. Juga tidak boleh memakai parfum. Pakai parfum saat di kamar saja, ketika berduaan dengan suami," jelas Kakek Yusuf sambil menatap Aulia dengan sayang.

"Aulia mengerti sekarang kenapa seorang perempuan tidak boleh pergi jauh seorang diri. Dulu bapak sering bilang kalau Aulia tidak boleh pergi jalan-jalan ke luar kota tanpa bapak. Selain itu agar tidak terjadi fitnah seperti yang dialami oleh Aulia, ya?" ucap Aulia tersenyum tipis.

"Ya. Perempuan itu sangat berharga. Dalam agama Islam dijelaskan betapa mulianya seorang wanita dan bagaimana cara memuliakan seorang perempuan. Hanya saja, justru banyak perempuan yang malah membuang kehormatan dirinya." Kakek Yusuf tidak bermaksud memojokkan Aulia atau mengintimidasinya.

"Benar, Aulia juga salah satunya. Alhamdulillah, Allah masih sayang pada Aulia. Sehingga diberikan kesempatan untuk bertaubat," kata Aulia masih dengan senyumannya.

"Kakek harap kamu termasuk golongan wanita yang dimuliakan di dunia maupun di akhirat. Yakinlah, kalau Allah itu Maha Pengampun."

      Mereka berdua pun melanjutkan pembahasan tentang tabarruj (menampakan diri yaitu bersolek atau berhias mempercantik diri yang dilakukan oleh para wanita. Mereka memamerkan kecantikannya atau keelokan tubuhnya. Sehingga menimbulkan daya tarik lawan jenis dan menjadi fitnah bagi keduanya). Sampai batasan mana yang cara perempuan berhias akan dirinya.

      Ilmu yang sangat bermanfaat untuk dirinya. Di mana seorang muslimah dilarang dalam berhias secara berlebihan. Hanya suaminya yang boleh menikmati kecantikan dirinya. Dalam berpakaian pun dilarang berlebihan, karena sesuatu yang berlebihan tidak disukai oleh Allah. Aulia juga ingin kuku-kukunya memakai hinna(pacar kuku/pewarna kuku yang halal. Biasanya terbuat dari daun pacar) yang di sunahkan untuk perempuan. Dia juga ingin memakai celak karena itu bisa menajamkan penglihatan. Dulu Aulia juga termasuk gadis yang suka memakai parfum yang sangat wangi karena kekasihnya suka jika mencium wangi tubuhnya. Kini, dia merasa malu karena seharusnya itu untuk suaminya kelak. 

     Meski hanya satu jam saja belajar atau lebih tepatnya berbincang dengan Kakek Yusuf.  Bagi Aulia itu seakan sudah membaca satu buku. Untuknya tidak boleh menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga ini.

***

      Sementara itu, Fathir tidak bisa tidur. Dia berguling ke kanan dan ke kiri. Pikirannya masih tertuju kepada Aulia. Entah sejak kapan dia menyukai perempuan itu. Saat pertama kali melihat Aulia. Dia merasa iba dengan kisah hidupnya. Namun, kini dia merasakan getaran cinta dalam dirinya.

"Ya Allah, apakah aku beneran jatuh cinta padanya? Jika dia jodoh yang Engkau takdirkan untuk aku. Maka, aku mohon permudahkan lah."

***

Apakah Fathir akan mengakui perasaannya pada Aulia? Tunggu kelanjutannya ya?

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

Assalamualaikum warahmatulahiwabarohkatu thor,mampir ya author cerita nya bagus banyak pembelajaran dan ini mengingatkan banyak orang termasuk saya.

2022-12-09

3

lencan

lencan

setelah membaca paragraf ini. Aku jadi teringat akan diriku. Dulunya pernah seperti ini😊

2022-10-21

1

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

smg yg terbaik..lanjuuut

2022-08-31

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Akibat Pergaulan Bebas
2 Bab 2. Hamil Tiga Bulan
3 BAB 3. Pertemuan Dengan Keluarga Rangga
4 BAB 4. Kepergian Yusril
5 Bab 5. Kecelakaan dan Keguguran
6 Bab 6. Yusuf, Fathir, dan Halimah
7 BAB 7. Istighfar
8 BAB 8. Dzikir
9 BAB 9. Dosa Besar
10 BAB 10. Taubatan Nasuha
11 BAB 11. Datang ke Ndalem
12 BAB 12. Fitnah
13 BAB 13. Bahaya Fitnah
14 BAB 14. Pedagang
15 BAB 15. Tabarruj
16 BAB 16. Getuk Lindri
17 Bab 17 Kewajiban Orang Tua
18 Bab 18. Ajakan Menikah
19 Bab 19. Sholat Istikharah
20 Bab 20. Khitbah
21 Bab 21. Cerita Kiai Sholeh
22 BAB 22. Kegaduhan dan Fitnah Baru Lagi
23 Bab 23. Nasehat Kakek Yusuf Untuk Warga
24 Bab 24. Keputusan Aulia
25 Bab 25. Mengunjungi Ndalem & Kisah Masa Lalu
26 Bab 26. Tamu yang Datang ke Ndalem
27 Bab 27. Nasehat Kakek Yusuf Untuk Aulia
28 Bab 28. Khitbah Dari Fathir
29 Bab 29. Penolakan Kedua Kalinya
30 Bab 30. Nama Panggilannya Ahmad
31 Bab 31. Kebenaran Dibalik Penyebaran Gosip
32 Bab 32. Program Kehamilan
33 Bab 33. Bertemu Kembali Dengan Rangga
34 Bab 34. Keluarga Rangga
35 Bab 35. Bolu
36 Bab 36. Harta Ahmad
37 Bab 37. Ziarah
38 Bab 38. Bertemu Kembali Dengan David dan Alvan
39 Bab 39. Aku Mencintaimu Karena Allah
40 Bab 40. Istana Indah
41 Bab 41. Rasa Kehilangan
42 Bab 42. Pulang Ke Kampung Halaman
43 Bab 43. Utang 800 Miliar
44 Bab 44. Perjanjian Kerja
45 Bab 45. Bertemu Mami Siska dan Tuan Kenzo
46 Bab 46. Menyiapkan Keperluan Untuk Alvan
47 Bab 47. Bertemu Rangga Kembali
48 Bab 48. Ceramah Fathir (mode author galau)
49 Bab 49. Ajari Aku Untuk Mengenal Tuhanku
50 Bab 50. Ingin Cuti
51 Bab 51. Bertemu Dengan Tuan Kenzo
52 Bab 52. Pulang Ke Kampung Kakek Yusuf
53 Bab 53. Siapa Itu Ahmad?
54 Bab 54 Siapa itu Ahmad (2)
55 Bab 55. Kabut Kisah Mutiara
56 Bab 56. Alvan Ngambek!
57 Bab 57. Gus Fathir? Siapa Dia?
58 Bab 58. Aulia Jadi Pendiam
59 Bab 59. Menolak Kerja Sama
60 Bab 60. Pertemuan Fathir dan Alvan
61 Bab 61. Bertemu Dengan Karmila
62 Bab 62. Pertengkaran Rangga dan Karmila
63 Bab 63. Ojichan Akan Ke Indonesia
64 Bab 64. Rencana Alvan dan Rangga
65 Bab 65. Kemarahan Shinta
66 Bab 66. Rangga dan Safiyah
67 Bab 67. Kedatangan Ojichan (mode author lagi semangat ngetik)
68 Bab 68. Keluarga Alvan
69 Bab 69. Menjadi Seorang Imam Keluarga
70 Bab 70. Ingin Menikah
71 Bab 72. Pembalasan Untuk Keluarga Barata
72 Bab 73. Pigura Foto
73 Bab 74. Kejadian di Masa Lalu
74 Bab 75. Identitas Aulia Ketahuan
75 Bab 75. Jika Jodoh Aulia adalah Ahmad
76 Bab 76. Jika Jodoh Aulia adalah Rangga
77 Bab 77. Jika Jodoh Aulia adalah Fathir
78 Bab 78. Jika Jodoh Aulia adalah Alvan
79 Pemenang Giveaway dan Promosi Novel Baru
80 Novel Baru di Bulan Oktober
81 S2. Butuh Tempat Curhat
82 S2. Curhat
83 S2. Permintaan Maaf
84 S2. Gus Fathir, Alvan, dan Rangga
85 Bab 85. Rangga & Aulia
86 Bab 86. Gus Fathir
87 Bab 87. Aulia Jatuh Sakit
88 Bab 88. Aulia Jatuh Sakit (2)
89 Bab 89. Aulia Jatuh Sakit (3)
90 S2 Bab 90. Jangan Mendzalimi Diri Sendiri
91 S2 Bab 91. Menjenguk Ning Annisa
92 S2 Bab 92. Amelia
93 Bab 93. Alvan Berubah
94 S2 Bab 94. Memulai Dari Awal
95 S2 Bab 95. Bahagia
96 S2 Bab 96. Kabar Gembira
97 S2 Bab 97. Nasehat Kakek Yusuf & Nenek Halimah
98 S2 Bab 98. Khitbah
99 S2 Bab 99. Hati Yang Kembali Terluka
100 S2 Bab 100. Manusia Tak Beradab
101 S2 Bab 101. Berita Bohong (Hoaks)
102 S2 Bab 102. Kedatangan Rangga
103 S2 Bab 103. Jadi Mak Comblang
104 S2 Bab 104. Jodoh Adalah Cerminan Diri
105 S2 Bab 105. Trauma
106 S2 Bab 106. Kabar Berita
107 S2 Bab 107. Mimpi atau Kenyataan
108 S2 Bab 108. Rencana
109 S2 Bab 109. Bertemunya Dua Keluarga
110 S2 Bab 110. Nasehat Kakek Yusuf
111 S2 Bab 111. Partner
112 S2 Bab 112. Salah Alamat
113 S2 Bab 113. Alvan Sakit
114 S2 Bab 114. Harapan
115 S2 Bab 115. Alvan Masuk Rumah Sakit
116 S2 Bab 116. Alvan Menjalani Operasi
117 S2 Bab 117. Kedatangan Alin
118 S2 Bab 118. Ocehan Alin
119 S2 Bab 119. Hadiah Pernikahan
120 S2 Bab 120. Alvan Sadar
121 S2 Bab 121. Akhirnya Sah!
122 S2 Bab 122. Cara Menghadapi Masalah
123 S2 Bab 123. Doa Alvan & Aulia
124 S2 Bab 124. Makan Malam Romantis
125 S2 Bab 125. Akhirnya
126 S2 Bab 126. Jalan-Jalan
127 S2 Bab 127. Ibadah
128 S2 Bab 128. Rangga & Amelia
129 S2 Bab 129. Rangga Atau Noah
130 S2 Bab 130. Jangan Berlebihan
131 S2. Bab 131. Perdebatan
132 S2. 132. Doa Aulia dan Alvan
133 S2. Bab 133. Rangga & Amelia Menikah
134 S2. 134. Dua Laki-laki
135 S2. 135. Alvan & Rafael
136 S2 Bab 136. Ngidam Para Suami
137 S2. Bab 137. Ngidam Para Suami (2)
138 S2 Bab 138. Cinta Kakek dan Nenek
139 S2. Bab 139. Dua Gundukan Tanah Merah
140 S2 Bab 140. Cinta
Episodes

Updated 140 Episodes

1
BAB 1 Akibat Pergaulan Bebas
2
Bab 2. Hamil Tiga Bulan
3
BAB 3. Pertemuan Dengan Keluarga Rangga
4
BAB 4. Kepergian Yusril
5
Bab 5. Kecelakaan dan Keguguran
6
Bab 6. Yusuf, Fathir, dan Halimah
7
BAB 7. Istighfar
8
BAB 8. Dzikir
9
BAB 9. Dosa Besar
10
BAB 10. Taubatan Nasuha
11
BAB 11. Datang ke Ndalem
12
BAB 12. Fitnah
13
BAB 13. Bahaya Fitnah
14
BAB 14. Pedagang
15
BAB 15. Tabarruj
16
BAB 16. Getuk Lindri
17
Bab 17 Kewajiban Orang Tua
18
Bab 18. Ajakan Menikah
19
Bab 19. Sholat Istikharah
20
Bab 20. Khitbah
21
Bab 21. Cerita Kiai Sholeh
22
BAB 22. Kegaduhan dan Fitnah Baru Lagi
23
Bab 23. Nasehat Kakek Yusuf Untuk Warga
24
Bab 24. Keputusan Aulia
25
Bab 25. Mengunjungi Ndalem & Kisah Masa Lalu
26
Bab 26. Tamu yang Datang ke Ndalem
27
Bab 27. Nasehat Kakek Yusuf Untuk Aulia
28
Bab 28. Khitbah Dari Fathir
29
Bab 29. Penolakan Kedua Kalinya
30
Bab 30. Nama Panggilannya Ahmad
31
Bab 31. Kebenaran Dibalik Penyebaran Gosip
32
Bab 32. Program Kehamilan
33
Bab 33. Bertemu Kembali Dengan Rangga
34
Bab 34. Keluarga Rangga
35
Bab 35. Bolu
36
Bab 36. Harta Ahmad
37
Bab 37. Ziarah
38
Bab 38. Bertemu Kembali Dengan David dan Alvan
39
Bab 39. Aku Mencintaimu Karena Allah
40
Bab 40. Istana Indah
41
Bab 41. Rasa Kehilangan
42
Bab 42. Pulang Ke Kampung Halaman
43
Bab 43. Utang 800 Miliar
44
Bab 44. Perjanjian Kerja
45
Bab 45. Bertemu Mami Siska dan Tuan Kenzo
46
Bab 46. Menyiapkan Keperluan Untuk Alvan
47
Bab 47. Bertemu Rangga Kembali
48
Bab 48. Ceramah Fathir (mode author galau)
49
Bab 49. Ajari Aku Untuk Mengenal Tuhanku
50
Bab 50. Ingin Cuti
51
Bab 51. Bertemu Dengan Tuan Kenzo
52
Bab 52. Pulang Ke Kampung Kakek Yusuf
53
Bab 53. Siapa Itu Ahmad?
54
Bab 54 Siapa itu Ahmad (2)
55
Bab 55. Kabut Kisah Mutiara
56
Bab 56. Alvan Ngambek!
57
Bab 57. Gus Fathir? Siapa Dia?
58
Bab 58. Aulia Jadi Pendiam
59
Bab 59. Menolak Kerja Sama
60
Bab 60. Pertemuan Fathir dan Alvan
61
Bab 61. Bertemu Dengan Karmila
62
Bab 62. Pertengkaran Rangga dan Karmila
63
Bab 63. Ojichan Akan Ke Indonesia
64
Bab 64. Rencana Alvan dan Rangga
65
Bab 65. Kemarahan Shinta
66
Bab 66. Rangga dan Safiyah
67
Bab 67. Kedatangan Ojichan (mode author lagi semangat ngetik)
68
Bab 68. Keluarga Alvan
69
Bab 69. Menjadi Seorang Imam Keluarga
70
Bab 70. Ingin Menikah
71
Bab 72. Pembalasan Untuk Keluarga Barata
72
Bab 73. Pigura Foto
73
Bab 74. Kejadian di Masa Lalu
74
Bab 75. Identitas Aulia Ketahuan
75
Bab 75. Jika Jodoh Aulia adalah Ahmad
76
Bab 76. Jika Jodoh Aulia adalah Rangga
77
Bab 77. Jika Jodoh Aulia adalah Fathir
78
Bab 78. Jika Jodoh Aulia adalah Alvan
79
Pemenang Giveaway dan Promosi Novel Baru
80
Novel Baru di Bulan Oktober
81
S2. Butuh Tempat Curhat
82
S2. Curhat
83
S2. Permintaan Maaf
84
S2. Gus Fathir, Alvan, dan Rangga
85
Bab 85. Rangga & Aulia
86
Bab 86. Gus Fathir
87
Bab 87. Aulia Jatuh Sakit
88
Bab 88. Aulia Jatuh Sakit (2)
89
Bab 89. Aulia Jatuh Sakit (3)
90
S2 Bab 90. Jangan Mendzalimi Diri Sendiri
91
S2 Bab 91. Menjenguk Ning Annisa
92
S2 Bab 92. Amelia
93
Bab 93. Alvan Berubah
94
S2 Bab 94. Memulai Dari Awal
95
S2 Bab 95. Bahagia
96
S2 Bab 96. Kabar Gembira
97
S2 Bab 97. Nasehat Kakek Yusuf & Nenek Halimah
98
S2 Bab 98. Khitbah
99
S2 Bab 99. Hati Yang Kembali Terluka
100
S2 Bab 100. Manusia Tak Beradab
101
S2 Bab 101. Berita Bohong (Hoaks)
102
S2 Bab 102. Kedatangan Rangga
103
S2 Bab 103. Jadi Mak Comblang
104
S2 Bab 104. Jodoh Adalah Cerminan Diri
105
S2 Bab 105. Trauma
106
S2 Bab 106. Kabar Berita
107
S2 Bab 107. Mimpi atau Kenyataan
108
S2 Bab 108. Rencana
109
S2 Bab 109. Bertemunya Dua Keluarga
110
S2 Bab 110. Nasehat Kakek Yusuf
111
S2 Bab 111. Partner
112
S2 Bab 112. Salah Alamat
113
S2 Bab 113. Alvan Sakit
114
S2 Bab 114. Harapan
115
S2 Bab 115. Alvan Masuk Rumah Sakit
116
S2 Bab 116. Alvan Menjalani Operasi
117
S2 Bab 117. Kedatangan Alin
118
S2 Bab 118. Ocehan Alin
119
S2 Bab 119. Hadiah Pernikahan
120
S2 Bab 120. Alvan Sadar
121
S2 Bab 121. Akhirnya Sah!
122
S2 Bab 122. Cara Menghadapi Masalah
123
S2 Bab 123. Doa Alvan & Aulia
124
S2 Bab 124. Makan Malam Romantis
125
S2 Bab 125. Akhirnya
126
S2 Bab 126. Jalan-Jalan
127
S2 Bab 127. Ibadah
128
S2 Bab 128. Rangga & Amelia
129
S2 Bab 129. Rangga Atau Noah
130
S2 Bab 130. Jangan Berlebihan
131
S2. Bab 131. Perdebatan
132
S2. 132. Doa Aulia dan Alvan
133
S2. Bab 133. Rangga & Amelia Menikah
134
S2. 134. Dua Laki-laki
135
S2. 135. Alvan & Rafael
136
S2 Bab 136. Ngidam Para Suami
137
S2. Bab 137. Ngidam Para Suami (2)
138
S2 Bab 138. Cinta Kakek dan Nenek
139
S2. Bab 139. Dua Gundukan Tanah Merah
140
S2 Bab 140. Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!