BAB 11. Datang ke Ndalem

Teman-teman baca sampai selesai, ya. Setelah itu kasih like dan komentar. Semoga hari ini teman-teman semua selalu dalam keadaan baik.

***

BAB 11

      Setiap hari Aulia belajar ilmu agama kepada Kakek Yusuf dan Nenek Halimah. Setiap sore, dia juga ikut pengajian di masjid Al-Ikhlas. Tidak terasa sudah 3 bulan Aulia tinggal di sana bersama kedua orang yang sudah berumur tua, tetapi tetap bersemangat dalam menjalani hari-harinya.

      Keadaan pesantren semakin ramai karena akan ada acara reuni Akbar. Para santri yang dulu pernah menimba ilmu di sana banyak yang hadir. Rumah Kakek Yusuf pun menjadi salah satu tujuan tempat singgah murid-muridnya yang sudah lulus. 

     Aulia sudah tahu kalau rumah yang dia diami sekarang akan kedatangan banyak tamu. Maka dia pun membuat aneka cemilan dan hidangan dari hasil bumi yang ada di kebun milik Kakek Yusuf.

"Aduh, ternyata kamu pandai mengolah bahan-bahan dari ubi dan nangka," ucap Nenek Halimah.

"Dulu aku suka ikutan kegiatan ibu-ibu di RT. Biasanya mereka membuat olahan dari bahan yang sedang banyak stok atau harganya yang sedang murah. Juga saat musim buah-buahan, kita bisa olah jadi apa saja," jelas Aulia sambil tangannya sibuk memasukan adonan bolu ubi ungu ke loyang. Satu di kukus dan satu lagi di panggang 

"Ternyata kamu bisa membuat keripik ubi ini terasa renyah dan mudah dikunyah oleh orang tua seperti nenek. Ini ubi menjadi kremes juga enak rasanya. Kakek pasti suka ini, kremesnya empuk, renyah dan manis," puji Nenek Halimah.

"Alhamdulillah, kalau Nenek suka. Semoga yang lain pun pada suka," kata Aulia.

"Kamu pintar mengolah bahan, jadi kita bisa menyuguhkan tamu dengan berbagai macam jenis. Padahal semuanya terbuat dari ubi," ucap Nenek Aulia.

     Sejak kemarin Aulia sibuk membuat makanan dari ubi. Sambil sibuk membuat itu, dia sambil mendengarkan murotal Al Qur'an dan ceramah. Baginya tidak boleh menyia-nyiakan waktu tanpa menambah ilmu dan beramal agar dapat pahala.

"Nak, ini adonan untuk apa?" tanya Nenek Halimah saat melihat adanya adonan di dalam baskom berukuran sedang.

"Itu untuk membuat donat, Nek. Ternyata ada sedikit kentang yang dibawa oleh Kakek Yusuf. Jadi dibuat donat saja," jawab Aulia.

"Masya Allah, kamu bisa membuat ini juga?" Nenek Halimah suka dengan donat.

      Menjelang siang semua bahan tadi sudah selesai dibuat oleh Aulia. Nenek dan Kakek Yusuf senang bisa menjamu para tamu yang datang ke rumahnya.

"Nak, tadi kamu buat bolu empat loyang. Tolong antarkan satu loyang ke ndalem, buat Kiai Akbar dan Nyai Khadijah. Pasti mereka suka bolu ini," titah Nenek Halimah.

"Baik, Nek," ucap Aulia.

     Belakangan ini Aulia sering memakai cadar jika ke luar rumah. Pernah dia digunjingkan oleh beberapa orang. Baik laki-laki maupun perempuan karena kecantikannya. Untuk menghindari fitnah dan zina mata, maka Aulia pun memutuskan untuk memakai cadar.

      Jarak rumah Kakek Yusuf ke ndalem itu sekitar satu kilometer. Jarak segitu untuk ukuran di kampung terbilang dekat. Maka, Aulia berjalan kaki ke sana. Dia memakai gamis berwarna navy dan menjinjing keresek berisi bolu ubi yang di kukus. Kurang dari 10 menit Aulia sudah sampai di ndalem milik Kiai Akbar.

"Assalamu'alaikum," salam Aulia.

"Wa'alaikumsalam," jawab orang-orang yang ada di sana serempak.

"Aulia," panggil Gus Fathir yang sedang duduk di teras bersama banyak orang.

"Saya ke sini mau mengantarkan bolu dari Nenek Halimah untuk Kiai Akbar dan Nyai Khadijah," kata Aulia sambil menyerahkan keresek yang tadi dibawa olehnya.

"Alhamdulillah, terma kasih," ucap Fathir.

"Sama-sama. Saya permisi dulu, Gus. Assalamu'alaikum," kata Aulia sambil menundukkan pandangannya, lalu beranjak dari sana karena merasa tidak nyaman banyak orang yang memperhatikan dirinya.

"Wa'alaikumsalam," balas semua orang yang ada di sana.

"Siapa dia, Gus?" tanya salah seorang yang ada di sana.

"Cucunya, Ustadz Yusuf," jawab Fathir. Semua orang tahu kalau Ustadz Yusuf dan Ustadzah Halimah itu tidak punya anak maupun cucu. Pastinya mereka yang disebut anak atau cucu adalah anak didik yang berada dalam pengasuhan dan bimbingannya langsung.

"Kayaknya wajah dibalik cadarnya itu cantik, deh. Tatapan matanya juga sejuk dan bola matanya indah," celetuk seseorang dan disetujui oleh yang lainnya.

"Kalian itu, harus jaga pandangan!" tegas Fathir sambil berjalan masuk ke dalam rumah.

***

      Acara reuni Akbar yang diselenggarakan di Pesantren Al-Ikhlas berjalan lancar selama tiga hari. Selama itu pula Aulia sibuk menjamu para tamu yang datang ke rumah Kakek Yusuf. Namun, hal itu tidak membuatnya lalai dalam belajar mencari ilmu, apalagi beribadah kepada Sang Pencipta.

"Aulia, tolong antarkan ini ke rumah Kiai Akbar," pinta Nenek Halimah sambil menyerahkan sekeresek singkong mentah.

"Tidak diolah dulu, Nek?" tanya Aulia. Biasanya Nenek Halimah selalu memberi makanan yang sudah di olah.

"Tidak, katanya mau buat diparut, nanti diperas dan diambil airnya," jawab Nenek Halimah.

"Oh, buat obat sepertinya," pungkas Aulia.

"Ya, kayak kamu kemarin. Kebanyakan makan pedas dan goreng-gorengan. Jadinya, kamu panas dalam," tukas Nenek Halimah sambil tersenyum menggoda.

"Iya, Nek. Aulia tersiksa banget nggak bisa buang air besar," balas Aulia dengan tertawa karena malu.

***

     Seperti biasa Aulia berjalan kaki ke ndalem. Saat dalam perjalanan dia bertemu dengan Fathir yang baru pulang mengajar dari kampus.

"Ayo, ikut aku saja! Sekalian mau pulang," ajak Fathir.

"Apa sebaiknya aku titipkan saja singkong ini kepada Gus?" 

"Jangan. Nenek Halimah meminta kamu yang antarkan itu ke Abah. Ya, harus amanat. Kamu yang kasih sama Abah langsung," tolak Fathir. Sebenarnya, dia ingin menanyakan sesuatu kepada Aulia. Namun, mereka sulit punya waktu untuk bicara berdua.

"Baiklah kalau begitu," ucap Aulia kembali berjalan.

"Hei, Aulia. Kenapa nggak ikut aku naik mobil saja, biar cepat?" Fathir mengajak agar bersama-sama sampai ke ndalem.

"Terima kasih, Gus. Saya jalan kaki saja. Takut ada fitnah nanti," balas Aulia dan Fathir hanya menghela napasnya.

"Baiklah kalau begitu, aku duluan, ya!" Fathir melajukan mobilnya kembali, dalam hatinya dia merutuki kebodohannya.

     Fathir tahu Aulia sekarang sering jadi sorotan orang-orang di sekitar pesantren. Gadis itu juga mulai memakai cadar karena ingin menjaga dirinya dari fitnah. Dulu sempat ada kejadian, seorang santri laki-laki melirik ke arah Aulia karena terpesona akan kecantikannya, hal itu dilaporkan kepada calon istrinya yang juga merupakan seorang santriwati di sana. Sehingga, terjadi pelaporan yang menyebutkan kalau Aulia suka menggoda para santri laki-laki.

"Ya Allah, berikanlah kebaikan untuk Aulia," gumam Fathir.

'Semoga aku dan dia berada dalam takdir yang Engkau tuliskan di Lauh Mahfudz,' kata Aulia berdoa dalam hatinya.

"Ya Allah, apa aku terlalu berlebihan meminta dia sebagai jodohku. Sadar Lia ... sadar! Dia itu siapa dan kamu itu siapa," gumam Aulia sambil memukul kepalanya pelan.

***    

Apakah perasaan Aulia akan mendapat balasan dari Fathir? Ikuti terus kisah mereka.

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

smg ya aulia klu jodoh g bakal kmn..

2022-08-30

3

Anha Ruheni

Anha Ruheni

semoga author nya jodohkan yah Lia ,Gus !! ,😂

2022-08-17

1

Pipit Sopiah

Pipit Sopiah

tak ada yg tak mungkin aulia

2022-08-12

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Akibat Pergaulan Bebas
2 Bab 2. Hamil Tiga Bulan
3 BAB 3. Pertemuan Dengan Keluarga Rangga
4 BAB 4. Kepergian Yusril
5 Bab 5. Kecelakaan dan Keguguran
6 Bab 6. Yusuf, Fathir, dan Halimah
7 BAB 7. Istighfar
8 BAB 8. Dzikir
9 BAB 9. Dosa Besar
10 BAB 10. Taubatan Nasuha
11 BAB 11. Datang ke Ndalem
12 BAB 12. Fitnah
13 BAB 13. Bahaya Fitnah
14 BAB 14. Pedagang
15 BAB 15. Tabarruj
16 BAB 16. Getuk Lindri
17 Bab 17 Kewajiban Orang Tua
18 Bab 18. Ajakan Menikah
19 Bab 19. Sholat Istikharah
20 Bab 20. Khitbah
21 Bab 21. Cerita Kiai Sholeh
22 BAB 22. Kegaduhan dan Fitnah Baru Lagi
23 Bab 23. Nasehat Kakek Yusuf Untuk Warga
24 Bab 24. Keputusan Aulia
25 Bab 25. Mengunjungi Ndalem & Kisah Masa Lalu
26 Bab 26. Tamu yang Datang ke Ndalem
27 Bab 27. Nasehat Kakek Yusuf Untuk Aulia
28 Bab 28. Khitbah Dari Fathir
29 Bab 29. Penolakan Kedua Kalinya
30 Bab 30. Nama Panggilannya Ahmad
31 Bab 31. Kebenaran Dibalik Penyebaran Gosip
32 Bab 32. Program Kehamilan
33 Bab 33. Bertemu Kembali Dengan Rangga
34 Bab 34. Keluarga Rangga
35 Bab 35. Bolu
36 Bab 36. Harta Ahmad
37 Bab 37. Ziarah
38 Bab 38. Bertemu Kembali Dengan David dan Alvan
39 Bab 39. Aku Mencintaimu Karena Allah
40 Bab 40. Istana Indah
41 Bab 41. Rasa Kehilangan
42 Bab 42. Pulang Ke Kampung Halaman
43 Bab 43. Utang 800 Miliar
44 Bab 44. Perjanjian Kerja
45 Bab 45. Bertemu Mami Siska dan Tuan Kenzo
46 Bab 46. Menyiapkan Keperluan Untuk Alvan
47 Bab 47. Bertemu Rangga Kembali
48 Bab 48. Ceramah Fathir (mode author galau)
49 Bab 49. Ajari Aku Untuk Mengenal Tuhanku
50 Bab 50. Ingin Cuti
51 Bab 51. Bertemu Dengan Tuan Kenzo
52 Bab 52. Pulang Ke Kampung Kakek Yusuf
53 Bab 53. Siapa Itu Ahmad?
54 Bab 54 Siapa itu Ahmad (2)
55 Bab 55. Kabut Kisah Mutiara
56 Bab 56. Alvan Ngambek!
57 Bab 57. Gus Fathir? Siapa Dia?
58 Bab 58. Aulia Jadi Pendiam
59 Bab 59. Menolak Kerja Sama
60 Bab 60. Pertemuan Fathir dan Alvan
61 Bab 61. Bertemu Dengan Karmila
62 Bab 62. Pertengkaran Rangga dan Karmila
63 Bab 63. Ojichan Akan Ke Indonesia
64 Bab 64. Rencana Alvan dan Rangga
65 Bab 65. Kemarahan Shinta
66 Bab 66. Rangga dan Safiyah
67 Bab 67. Kedatangan Ojichan (mode author lagi semangat ngetik)
68 Bab 68. Keluarga Alvan
69 Bab 69. Menjadi Seorang Imam Keluarga
70 Bab 70. Ingin Menikah
71 Bab 72. Pembalasan Untuk Keluarga Barata
72 Bab 73. Pigura Foto
73 Bab 74. Kejadian di Masa Lalu
74 Bab 75. Identitas Aulia Ketahuan
75 Bab 75. Jika Jodoh Aulia adalah Ahmad
76 Bab 76. Jika Jodoh Aulia adalah Rangga
77 Bab 77. Jika Jodoh Aulia adalah Fathir
78 Bab 78. Jika Jodoh Aulia adalah Alvan
79 Pemenang Giveaway dan Promosi Novel Baru
80 Novel Baru di Bulan Oktober
81 S2. Butuh Tempat Curhat
82 S2. Curhat
83 S2. Permintaan Maaf
84 S2. Gus Fathir, Alvan, dan Rangga
85 Bab 85. Rangga & Aulia
86 Bab 86. Gus Fathir
87 Bab 87. Aulia Jatuh Sakit
88 Bab 88. Aulia Jatuh Sakit (2)
89 Bab 89. Aulia Jatuh Sakit (3)
90 S2 Bab 90. Jangan Mendzalimi Diri Sendiri
91 S2 Bab 91. Menjenguk Ning Annisa
92 S2 Bab 92. Amelia
93 Bab 93. Alvan Berubah
94 S2 Bab 94. Memulai Dari Awal
95 S2 Bab 95. Bahagia
96 S2 Bab 96. Kabar Gembira
97 S2 Bab 97. Nasehat Kakek Yusuf & Nenek Halimah
98 S2 Bab 98. Khitbah
99 S2 Bab 99. Hati Yang Kembali Terluka
100 S2 Bab 100. Manusia Tak Beradab
101 S2 Bab 101. Berita Bohong (Hoaks)
102 S2 Bab 102. Kedatangan Rangga
103 S2 Bab 103. Jadi Mak Comblang
104 S2 Bab 104. Jodoh Adalah Cerminan Diri
105 S2 Bab 105. Trauma
106 S2 Bab 106. Kabar Berita
107 S2 Bab 107. Mimpi atau Kenyataan
108 S2 Bab 108. Rencana
109 S2 Bab 109. Bertemunya Dua Keluarga
110 S2 Bab 110. Nasehat Kakek Yusuf
111 S2 Bab 111. Partner
112 S2 Bab 112. Salah Alamat
113 S2 Bab 113. Alvan Sakit
114 S2 Bab 114. Harapan
115 S2 Bab 115. Alvan Masuk Rumah Sakit
116 S2 Bab 116. Alvan Menjalani Operasi
117 S2 Bab 117. Kedatangan Alin
118 S2 Bab 118. Ocehan Alin
119 S2 Bab 119. Hadiah Pernikahan
120 S2 Bab 120. Alvan Sadar
121 S2 Bab 121. Akhirnya Sah!
122 S2 Bab 122. Cara Menghadapi Masalah
123 S2 Bab 123. Doa Alvan & Aulia
124 S2 Bab 124. Makan Malam Romantis
125 S2 Bab 125. Akhirnya
126 S2 Bab 126. Jalan-Jalan
127 S2 Bab 127. Ibadah
128 S2 Bab 128. Rangga & Amelia
129 S2 Bab 129. Rangga Atau Noah
130 S2 Bab 130. Jangan Berlebihan
131 S2. Bab 131. Perdebatan
132 S2. 132. Doa Aulia dan Alvan
133 S2. Bab 133. Rangga & Amelia Menikah
134 S2. 134. Dua Laki-laki
135 S2. 135. Alvan & Rafael
136 S2 Bab 136. Ngidam Para Suami
137 S2. Bab 137. Ngidam Para Suami (2)
138 S2 Bab 138. Cinta Kakek dan Nenek
139 S2. Bab 139. Dua Gundukan Tanah Merah
140 S2 Bab 140. Cinta
Episodes

Updated 140 Episodes

1
BAB 1 Akibat Pergaulan Bebas
2
Bab 2. Hamil Tiga Bulan
3
BAB 3. Pertemuan Dengan Keluarga Rangga
4
BAB 4. Kepergian Yusril
5
Bab 5. Kecelakaan dan Keguguran
6
Bab 6. Yusuf, Fathir, dan Halimah
7
BAB 7. Istighfar
8
BAB 8. Dzikir
9
BAB 9. Dosa Besar
10
BAB 10. Taubatan Nasuha
11
BAB 11. Datang ke Ndalem
12
BAB 12. Fitnah
13
BAB 13. Bahaya Fitnah
14
BAB 14. Pedagang
15
BAB 15. Tabarruj
16
BAB 16. Getuk Lindri
17
Bab 17 Kewajiban Orang Tua
18
Bab 18. Ajakan Menikah
19
Bab 19. Sholat Istikharah
20
Bab 20. Khitbah
21
Bab 21. Cerita Kiai Sholeh
22
BAB 22. Kegaduhan dan Fitnah Baru Lagi
23
Bab 23. Nasehat Kakek Yusuf Untuk Warga
24
Bab 24. Keputusan Aulia
25
Bab 25. Mengunjungi Ndalem & Kisah Masa Lalu
26
Bab 26. Tamu yang Datang ke Ndalem
27
Bab 27. Nasehat Kakek Yusuf Untuk Aulia
28
Bab 28. Khitbah Dari Fathir
29
Bab 29. Penolakan Kedua Kalinya
30
Bab 30. Nama Panggilannya Ahmad
31
Bab 31. Kebenaran Dibalik Penyebaran Gosip
32
Bab 32. Program Kehamilan
33
Bab 33. Bertemu Kembali Dengan Rangga
34
Bab 34. Keluarga Rangga
35
Bab 35. Bolu
36
Bab 36. Harta Ahmad
37
Bab 37. Ziarah
38
Bab 38. Bertemu Kembali Dengan David dan Alvan
39
Bab 39. Aku Mencintaimu Karena Allah
40
Bab 40. Istana Indah
41
Bab 41. Rasa Kehilangan
42
Bab 42. Pulang Ke Kampung Halaman
43
Bab 43. Utang 800 Miliar
44
Bab 44. Perjanjian Kerja
45
Bab 45. Bertemu Mami Siska dan Tuan Kenzo
46
Bab 46. Menyiapkan Keperluan Untuk Alvan
47
Bab 47. Bertemu Rangga Kembali
48
Bab 48. Ceramah Fathir (mode author galau)
49
Bab 49. Ajari Aku Untuk Mengenal Tuhanku
50
Bab 50. Ingin Cuti
51
Bab 51. Bertemu Dengan Tuan Kenzo
52
Bab 52. Pulang Ke Kampung Kakek Yusuf
53
Bab 53. Siapa Itu Ahmad?
54
Bab 54 Siapa itu Ahmad (2)
55
Bab 55. Kabut Kisah Mutiara
56
Bab 56. Alvan Ngambek!
57
Bab 57. Gus Fathir? Siapa Dia?
58
Bab 58. Aulia Jadi Pendiam
59
Bab 59. Menolak Kerja Sama
60
Bab 60. Pertemuan Fathir dan Alvan
61
Bab 61. Bertemu Dengan Karmila
62
Bab 62. Pertengkaran Rangga dan Karmila
63
Bab 63. Ojichan Akan Ke Indonesia
64
Bab 64. Rencana Alvan dan Rangga
65
Bab 65. Kemarahan Shinta
66
Bab 66. Rangga dan Safiyah
67
Bab 67. Kedatangan Ojichan (mode author lagi semangat ngetik)
68
Bab 68. Keluarga Alvan
69
Bab 69. Menjadi Seorang Imam Keluarga
70
Bab 70. Ingin Menikah
71
Bab 72. Pembalasan Untuk Keluarga Barata
72
Bab 73. Pigura Foto
73
Bab 74. Kejadian di Masa Lalu
74
Bab 75. Identitas Aulia Ketahuan
75
Bab 75. Jika Jodoh Aulia adalah Ahmad
76
Bab 76. Jika Jodoh Aulia adalah Rangga
77
Bab 77. Jika Jodoh Aulia adalah Fathir
78
Bab 78. Jika Jodoh Aulia adalah Alvan
79
Pemenang Giveaway dan Promosi Novel Baru
80
Novel Baru di Bulan Oktober
81
S2. Butuh Tempat Curhat
82
S2. Curhat
83
S2. Permintaan Maaf
84
S2. Gus Fathir, Alvan, dan Rangga
85
Bab 85. Rangga & Aulia
86
Bab 86. Gus Fathir
87
Bab 87. Aulia Jatuh Sakit
88
Bab 88. Aulia Jatuh Sakit (2)
89
Bab 89. Aulia Jatuh Sakit (3)
90
S2 Bab 90. Jangan Mendzalimi Diri Sendiri
91
S2 Bab 91. Menjenguk Ning Annisa
92
S2 Bab 92. Amelia
93
Bab 93. Alvan Berubah
94
S2 Bab 94. Memulai Dari Awal
95
S2 Bab 95. Bahagia
96
S2 Bab 96. Kabar Gembira
97
S2 Bab 97. Nasehat Kakek Yusuf & Nenek Halimah
98
S2 Bab 98. Khitbah
99
S2 Bab 99. Hati Yang Kembali Terluka
100
S2 Bab 100. Manusia Tak Beradab
101
S2 Bab 101. Berita Bohong (Hoaks)
102
S2 Bab 102. Kedatangan Rangga
103
S2 Bab 103. Jadi Mak Comblang
104
S2 Bab 104. Jodoh Adalah Cerminan Diri
105
S2 Bab 105. Trauma
106
S2 Bab 106. Kabar Berita
107
S2 Bab 107. Mimpi atau Kenyataan
108
S2 Bab 108. Rencana
109
S2 Bab 109. Bertemunya Dua Keluarga
110
S2 Bab 110. Nasehat Kakek Yusuf
111
S2 Bab 111. Partner
112
S2 Bab 112. Salah Alamat
113
S2 Bab 113. Alvan Sakit
114
S2 Bab 114. Harapan
115
S2 Bab 115. Alvan Masuk Rumah Sakit
116
S2 Bab 116. Alvan Menjalani Operasi
117
S2 Bab 117. Kedatangan Alin
118
S2 Bab 118. Ocehan Alin
119
S2 Bab 119. Hadiah Pernikahan
120
S2 Bab 120. Alvan Sadar
121
S2 Bab 121. Akhirnya Sah!
122
S2 Bab 122. Cara Menghadapi Masalah
123
S2 Bab 123. Doa Alvan & Aulia
124
S2 Bab 124. Makan Malam Romantis
125
S2 Bab 125. Akhirnya
126
S2 Bab 126. Jalan-Jalan
127
S2 Bab 127. Ibadah
128
S2 Bab 128. Rangga & Amelia
129
S2 Bab 129. Rangga Atau Noah
130
S2 Bab 130. Jangan Berlebihan
131
S2. Bab 131. Perdebatan
132
S2. 132. Doa Aulia dan Alvan
133
S2. Bab 133. Rangga & Amelia Menikah
134
S2. 134. Dua Laki-laki
135
S2. 135. Alvan & Rafael
136
S2 Bab 136. Ngidam Para Suami
137
S2. Bab 137. Ngidam Para Suami (2)
138
S2 Bab 138. Cinta Kakek dan Nenek
139
S2. Bab 139. Dua Gundukan Tanah Merah
140
S2 Bab 140. Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!