BAB 8. Dzikir

Teman-teman baca sampai selesai, ya. Lalu kasih like dan komentar. Semoga kebaikan teman-teman dapat balasan yang lebih baik.

***

BAB 8

     Tidak terasa Aulia tertidur sambil duduk karena kelelahan menangisi penuh penyesalan akan perbuatan dosa-dosanya. Meski begitu mulutnya tidak berhenti dari lafadz, astaghfirullah.

     Nenek Halimah yang hendak mengajaknya sarapan pun ikut meneteskan air matanya, saat mendengar suara lirihan Aulia yang sedang beristighfar. Wanita tua itu tidak jadi membangunkan Aulia. Dia merasa kalau Aulia saat ini membutuhkan waktu untuk istirahat.

"Kamu pasti banyak menangis memohon ampunan akan dosa-dosamu. Semoga Allah mengampuni dosamu, Nak," lirih Nenek Halimah sambil membelai rambut Aulia.

***

"Bagaimana, Bu?" tanya Kakek Yusuf ketika Nenek Halimah mendatangi ruang makan.

"Dia sepertinya kelelahan berdzikir sampai tertidur kembali," jawab Nenek Halimah sambil duduk.

"Dia itu gadis baik yang sempat tersesat dan jatuh ke perbuatan dosa besar," kata Kakek Yusuf.

"Iya, Aulia meski tidur, tetapi mulutnya tidak berhenti beristighfar. Aku yakin kalau dia benar-benar sangat menyesali perbuatannya dulu," ucap Nenek Halimah dengan suaranya yang lirih.

"Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang langsung bertaubat setelah melakukan perbuatan dosa dan tidak mengulanginya lagi," kata Kakek Yusuf.

***

     Betapa terkejutnya Aulia saat menyadari hari sudah siang. Dia pun keluar dari kamarnya dan pergi ke kamar mandi. Rumah nampak sepi tidak terasa tanda-tanda kehidupan. 

     Setelah selesai mandi, Aulia mencari keberadaan Kakek Yusuf dan Nenek Halimah. Dia mengelilingi rumah yang didominasi terbuat dari kayu jati. 

      Saat dia keluar rumah untuk mencari orang tua angkatnya, Aulia melirik kepada orang-orang yang menatap aneh kepadanya. Rumah milik Kakek Yusuf berada di sisi jalan umum, sehingga banyak orang yang lewat.

"Kenapa para lelaki itu menundukkan kepala? Apa aku terlihat mengerikan?" tanya Aulia pada dirinya sendiri.

     Mata Aulia terlihat merah dan bengkak karena terlalu banyak menangis. Tapi, tadi dia sudah menutupinya dengan make up tipis.

"Assalammu'alaikum," salam seseorang begitu Aulia masuk ke kamarnya.

"Wa'alaikumsalam," balas Aulia yang berjalan kembali ke arah pintu depan.

"Eh, Gus Fathir. Ada apa?" tanya Aulia.

"A, astaghfirullahal'adzim." Fathir cepat-cepat menundukkan kepalanya seraya bertanya, "Ada Ustadz Yusuf?"

'Kenapa dia langsung menunduk begitu?' tanya Aulia dalam hatinya.

"Sepertinya Kakek Yusuf dan Nenek Halimah sedang pergi keluar. Barusan aku juga mencari mereka, tapi tidak ada di rumah," balas Aulia.

"Kalau begitu saya permisi dulu. Assalammu'alaikum," ucap Fathir dan segera membalikkan badannya.

"Wa'alaikumsalam," balas Aulia agak berteriak.

"Kenapa sih, orang-orang di sini suka menundukkan kepalanya? Apa ada sesuatu di bawah, ya?" gumam Aulia sambil melihat di bawah lantai dan tanah.

"Tidak ada apa-apa, kok," lanjutnya lagi.

***

     Saat mendekati waktu Dzuhur, Kakek Yusuf dan Nenek Halimah baru sampai ke rumah. Aulia menyambut mereka dengan suka cita, senyum cantiknya terpancar dari wajah sembabnya.

"Kakek Yusuf dan Nenek Halimah sudah dari mana?" tanya Aulia setelah menyalami tangan kedua orang yang sudah tua itu.

"Kita habis dari toko baju," jawab Nenek Halimah.

"Tadi ada Gus Fathir ke sini dan menanyakan Kakek," kata Aulia kepada Kakek Yusuf.

"Gus Fathir? Oh, iya. Kalau begitu aku pergi ke pesantren dulu, Bu," ucap Kakek Yusuf pun pergi kembali.

"Pak, baju gantinya cek dulu, apa sudah tersimpan di bagasi?" titah Nenek Halimah kepada suaminya.

"Alhamdulillah, sudah ada, Bu. Assalammu'alaikum," ucap Kakek Yusuf sambil melambaikan tangannya.

     Kedua wanita beda generasi itu pun masuk ke dalam rumah. Nenek Halimah menyerahkan satu paper bag berukuran besar kepada Aulia.

"Ini apa, Nek?" tanya Aulia ketika menerima bingkisan itu.

"Baju set gamis sama jilbabnya," jawab Nenek Halimah sambil tersenyum lembut.

"I-ni un-tuk a-ku, Nek?" tanya Aulia dengan tergagap dengan mata yang berkaca-kaca.

"Iya. Mulai sekarang pakailah baju layaknya seorang muslimah agar kehormatan dirimu terjaga. Allah memerintahkan kepada kita, kaum wanita, untuk menjaga aurat dari ujung kaki sampai kepala," jawab Nenek Halimah.

"Terima kasih, Nek." Aulia memeluk tubuh wanita yang sudah renta itu dan kembali terisak. Kali ini dia menangis karena bahagia.

"Sana coba pakai! Nenek mau melihat kamu memakai baju muslim ini," titah Nenek Halimah.

      Aulia pun mencoba memakai gamis kombinasi berwarna hijau muda dan hijau tua. Jilbab lebar yang menjulur menutupi sampai perut dan pantatnya. Saat Aulia mematut dirinya di depan cermin. Dia terpana melihat dirinya yang terlihat cantik saat mengenakan jilbab.

"Ya Allah, ternyata aku terlihat lebih cantik saat memakai jilbab," gumam Aulia sambil menatap cermin yang memantulkan bayangan wajahnya.

"Nak, apa sudah dipakai? Sini, Nenek mau coba melihatnya!" titah Nenek Halimah dari balik pintu.

      Sambil menunduk Aulia keluar kamarnya. Dia merasa malu, terharu, deg-degan, dan rasa gembira adalah yang paling dominan dalam hatinya.

"Bagaimana, Nek?" tanya Aulia malu-malu.

"Masya Allah, Aulia! Kamu cantik sekali memakai gamis dan jilbab. Sudah pakai jangan dilepas lagi," kata Nenek Halimah dengan nada gembira.

"Tapi, Aulia malu, Nek." Aulia merasa kalau dirinya itu kotor. Dia takut malah akan menjatuhkan martabat seorang wanita muslimah, jika dia juga ikut memakai baju gamis dan jilbabnya.

"Kenapa malu? Justru seharusnya yang malu itu adalah wanita muslim yang tidak menutupi aurat mereka. Semua tubuh wanita adalah aurat, kecuali wajah dan telapak tangannya. Jadi harus di tutupi dan dijaga, ini juga merupakan perintah Allah," balas Nenek Halimah.

"Aku ingin menjadi seorang muslimah yang bisa menjalankan kewajibanku, Nek," ujar Aulia.

"Insha Allah, kamu pasti bisa. Belajarlah secara perlahan dan penuh semangat setiap hari setiap waktu sampai ajalmu datang. Carilah ilmu agama sebanyak-banyaknya!" Nenek Halimah memeluk tubuh ringkih Aulia.

"Iya, Nek. Aku mohon bimbingannya dari Kakek dan Nenek."

"Iya, kami akan lakukan itu untuk kamu, Nak."

***

     Aulia pun melaksanakan shalat Dzuhur berjamaah bersama Nenek Halimah. Betapa malunya dia tadi saat berwudhu. Ternyata wudhu dia masih salah, sehingga Nenek Halimah mengajarkan cara yang benar sesuai ajaran Rasulullah. Aulia sadari kalau dirinya itu minim ilmu agama. Berbeda dengan ilmu pengetahuan umum, Aulia sering jadi murid berprestasi.

"Aulia apa kamu tahu, sebuah amal ibadah yang mudah dan ringan di lisan tetapi memiliki nilai pahala yang besar jika ditimbang dalam timbangan amal?" tanya Nenek Halimah dan Aulia menggelengkan kepalanya.

"Dzikir. Mengingat Allah SWT. Baik itu melalui lisan atau hati," jawab Nenek Halimah.

"Apa yang seperti, Laa Ilaha Illallah, Subhanallah, Alhamdulilah, dan Allahu Akbar," ucap Aulia.

"Ya. Itu dzikir pendek. Jika itu yang kamu bisa. Maka perbanyaklah bacaan dzikir itu. Nanti Nenek dan Kakek akan membimbing dan mengajari kamu dzikir yang lebih lengkap," ujar Nenek Halimah.

"Iya, Nek. Aulia akan belajar ilmu agama mulai sekarang," kata Aulia dengan penuh semangat.

"Alhamdulillah, semoga kamu selalu Istiqomah di jalan yang di ridhoi oleh Allah, Nak." Nenek Halimah mengusap kepala Aulia dengan penuh rasa sayang.

"Insha Allah, Nek."

"Isi waktu luang kamu dengan membaca buku tentang agama Islam. Ada banyak kitab-kitab yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, di kamar belakang. Itu adalah ruang perpustakaan, kamu bisa membaca semua buku yang ada di sana," pungkas perempuan tua yang memiliki wajah teduh dan kulitnya mulus bersinar karena sering di basuh oleh air wudhu.

"Bolehkah aku masuk ke sana sekarang, Nek?" tanya Aulia dengan penuh semangat.

"Ya, tentu saja boleh," jawab istri dari Ustadz Yusuf itu.

***

    Aulia pun memasuki ruangan yang seukuran kamarnya. Di sana dindingnya dikelilingi oleh rak-rak buku. Dibagian tengah ruangan ada karpet lebar dan sebuah meja berbentuk persegi panjang.

     Mata Aulia menelusuri setiap buku-buku yang ada di rak itu. Lalu matanya menangkap sebuah judul buku yang menarik baginya.

"Wanita yang pantas masuk surga," gumam Aulia. Saat dia menarik buku itu ada satu buku yang ikut terjatuh. Lalu Aulia pun membuka buku itu karena penasaran dengan isinya.

      Baru saja membaca beberapa halaman bagian depan buku itu. Tangan Aulia bergetar begitu juga dengan tubuhnya. Air matanya kembali meluncur di pipinya yang putih.

***

Kira-kira buku apa ya dibaca oleh Aulia? Tunggu kelanjutannya ya!

Jika ada typo tolong tandai, ya. Soalnya tulisan Arab diubah ke Indonesia sering terjadi typo.

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

smg istikomah trharu banget sm taubaty aulia..dia anaj yg cerdas tp krn salah prgauln jd gt de..

2022-08-30

4

Pipit Sopiah

Pipit Sopiah

menarik

2022-08-12

1

ciru

ciru

masa nifasnya udah selesai yach?

2022-08-06

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Akibat Pergaulan Bebas
2 Bab 2. Hamil Tiga Bulan
3 BAB 3. Pertemuan Dengan Keluarga Rangga
4 BAB 4. Kepergian Yusril
5 Bab 5. Kecelakaan dan Keguguran
6 Bab 6. Yusuf, Fathir, dan Halimah
7 BAB 7. Istighfar
8 BAB 8. Dzikir
9 BAB 9. Dosa Besar
10 BAB 10. Taubatan Nasuha
11 BAB 11. Datang ke Ndalem
12 BAB 12. Fitnah
13 BAB 13. Bahaya Fitnah
14 BAB 14. Pedagang
15 BAB 15. Tabarruj
16 BAB 16. Getuk Lindri
17 Bab 17 Kewajiban Orang Tua
18 Bab 18. Ajakan Menikah
19 Bab 19. Sholat Istikharah
20 Bab 20. Khitbah
21 Bab 21. Cerita Kiai Sholeh
22 BAB 22. Kegaduhan dan Fitnah Baru Lagi
23 Bab 23. Nasehat Kakek Yusuf Untuk Warga
24 Bab 24. Keputusan Aulia
25 Bab 25. Mengunjungi Ndalem & Kisah Masa Lalu
26 Bab 26. Tamu yang Datang ke Ndalem
27 Bab 27. Nasehat Kakek Yusuf Untuk Aulia
28 Bab 28. Khitbah Dari Fathir
29 Bab 29. Penolakan Kedua Kalinya
30 Bab 30. Nama Panggilannya Ahmad
31 Bab 31. Kebenaran Dibalik Penyebaran Gosip
32 Bab 32. Program Kehamilan
33 Bab 33. Bertemu Kembali Dengan Rangga
34 Bab 34. Keluarga Rangga
35 Bab 35. Bolu
36 Bab 36. Harta Ahmad
37 Bab 37. Ziarah
38 Bab 38. Bertemu Kembali Dengan David dan Alvan
39 Bab 39. Aku Mencintaimu Karena Allah
40 Bab 40. Istana Indah
41 Bab 41. Rasa Kehilangan
42 Bab 42. Pulang Ke Kampung Halaman
43 Bab 43. Utang 800 Miliar
44 Bab 44. Perjanjian Kerja
45 Bab 45. Bertemu Mami Siska dan Tuan Kenzo
46 Bab 46. Menyiapkan Keperluan Untuk Alvan
47 Bab 47. Bertemu Rangga Kembali
48 Bab 48. Ceramah Fathir (mode author galau)
49 Bab 49. Ajari Aku Untuk Mengenal Tuhanku
50 Bab 50. Ingin Cuti
51 Bab 51. Bertemu Dengan Tuan Kenzo
52 Bab 52. Pulang Ke Kampung Kakek Yusuf
53 Bab 53. Siapa Itu Ahmad?
54 Bab 54 Siapa itu Ahmad (2)
55 Bab 55. Kabut Kisah Mutiara
56 Bab 56. Alvan Ngambek!
57 Bab 57. Gus Fathir? Siapa Dia?
58 Bab 58. Aulia Jadi Pendiam
59 Bab 59. Menolak Kerja Sama
60 Bab 60. Pertemuan Fathir dan Alvan
61 Bab 61. Bertemu Dengan Karmila
62 Bab 62. Pertengkaran Rangga dan Karmila
63 Bab 63. Ojichan Akan Ke Indonesia
64 Bab 64. Rencana Alvan dan Rangga
65 Bab 65. Kemarahan Shinta
66 Bab 66. Rangga dan Safiyah
67 Bab 67. Kedatangan Ojichan (mode author lagi semangat ngetik)
68 Bab 68. Keluarga Alvan
69 Bab 69. Menjadi Seorang Imam Keluarga
70 Bab 70. Ingin Menikah
71 Bab 72. Pembalasan Untuk Keluarga Barata
72 Bab 73. Pigura Foto
73 Bab 74. Kejadian di Masa Lalu
74 Bab 75. Identitas Aulia Ketahuan
75 Bab 75. Jika Jodoh Aulia adalah Ahmad
76 Bab 76. Jika Jodoh Aulia adalah Rangga
77 Bab 77. Jika Jodoh Aulia adalah Fathir
78 Bab 78. Jika Jodoh Aulia adalah Alvan
79 Pemenang Giveaway dan Promosi Novel Baru
80 Novel Baru di Bulan Oktober
81 S2. Butuh Tempat Curhat
82 S2. Curhat
83 S2. Permintaan Maaf
84 S2. Gus Fathir, Alvan, dan Rangga
85 Bab 85. Rangga & Aulia
86 Bab 86. Gus Fathir
87 Bab 87. Aulia Jatuh Sakit
88 Bab 88. Aulia Jatuh Sakit (2)
89 Bab 89. Aulia Jatuh Sakit (3)
90 S2 Bab 90. Jangan Mendzalimi Diri Sendiri
91 S2 Bab 91. Menjenguk Ning Annisa
92 S2 Bab 92. Amelia
93 Bab 93. Alvan Berubah
94 S2 Bab 94. Memulai Dari Awal
95 S2 Bab 95. Bahagia
96 S2 Bab 96. Kabar Gembira
97 S2 Bab 97. Nasehat Kakek Yusuf & Nenek Halimah
98 S2 Bab 98. Khitbah
99 S2 Bab 99. Hati Yang Kembali Terluka
100 S2 Bab 100. Manusia Tak Beradab
101 S2 Bab 101. Berita Bohong (Hoaks)
102 S2 Bab 102. Kedatangan Rangga
103 S2 Bab 103. Jadi Mak Comblang
104 S2 Bab 104. Jodoh Adalah Cerminan Diri
105 S2 Bab 105. Trauma
106 S2 Bab 106. Kabar Berita
107 S2 Bab 107. Mimpi atau Kenyataan
108 S2 Bab 108. Rencana
109 S2 Bab 109. Bertemunya Dua Keluarga
110 S2 Bab 110. Nasehat Kakek Yusuf
111 S2 Bab 111. Partner
112 S2 Bab 112. Salah Alamat
113 S2 Bab 113. Alvan Sakit
114 S2 Bab 114. Harapan
115 S2 Bab 115. Alvan Masuk Rumah Sakit
116 S2 Bab 116. Alvan Menjalani Operasi
117 S2 Bab 117. Kedatangan Alin
118 S2 Bab 118. Ocehan Alin
119 S2 Bab 119. Hadiah Pernikahan
120 S2 Bab 120. Alvan Sadar
121 S2 Bab 121. Akhirnya Sah!
122 S2 Bab 122. Cara Menghadapi Masalah
123 S2 Bab 123. Doa Alvan & Aulia
124 S2 Bab 124. Makan Malam Romantis
125 S2 Bab 125. Akhirnya
126 S2 Bab 126. Jalan-Jalan
127 S2 Bab 127. Ibadah
128 S2 Bab 128. Rangga & Amelia
129 S2 Bab 129. Rangga Atau Noah
130 S2 Bab 130. Jangan Berlebihan
131 S2. Bab 131. Perdebatan
132 S2. 132. Doa Aulia dan Alvan
133 S2. Bab 133. Rangga & Amelia Menikah
134 S2. 134. Dua Laki-laki
135 S2. 135. Alvan & Rafael
136 S2 Bab 136. Ngidam Para Suami
137 S2. Bab 137. Ngidam Para Suami (2)
138 S2 Bab 138. Cinta Kakek dan Nenek
139 S2. Bab 139. Dua Gundukan Tanah Merah
140 S2 Bab 140. Cinta
Episodes

Updated 140 Episodes

1
BAB 1 Akibat Pergaulan Bebas
2
Bab 2. Hamil Tiga Bulan
3
BAB 3. Pertemuan Dengan Keluarga Rangga
4
BAB 4. Kepergian Yusril
5
Bab 5. Kecelakaan dan Keguguran
6
Bab 6. Yusuf, Fathir, dan Halimah
7
BAB 7. Istighfar
8
BAB 8. Dzikir
9
BAB 9. Dosa Besar
10
BAB 10. Taubatan Nasuha
11
BAB 11. Datang ke Ndalem
12
BAB 12. Fitnah
13
BAB 13. Bahaya Fitnah
14
BAB 14. Pedagang
15
BAB 15. Tabarruj
16
BAB 16. Getuk Lindri
17
Bab 17 Kewajiban Orang Tua
18
Bab 18. Ajakan Menikah
19
Bab 19. Sholat Istikharah
20
Bab 20. Khitbah
21
Bab 21. Cerita Kiai Sholeh
22
BAB 22. Kegaduhan dan Fitnah Baru Lagi
23
Bab 23. Nasehat Kakek Yusuf Untuk Warga
24
Bab 24. Keputusan Aulia
25
Bab 25. Mengunjungi Ndalem & Kisah Masa Lalu
26
Bab 26. Tamu yang Datang ke Ndalem
27
Bab 27. Nasehat Kakek Yusuf Untuk Aulia
28
Bab 28. Khitbah Dari Fathir
29
Bab 29. Penolakan Kedua Kalinya
30
Bab 30. Nama Panggilannya Ahmad
31
Bab 31. Kebenaran Dibalik Penyebaran Gosip
32
Bab 32. Program Kehamilan
33
Bab 33. Bertemu Kembali Dengan Rangga
34
Bab 34. Keluarga Rangga
35
Bab 35. Bolu
36
Bab 36. Harta Ahmad
37
Bab 37. Ziarah
38
Bab 38. Bertemu Kembali Dengan David dan Alvan
39
Bab 39. Aku Mencintaimu Karena Allah
40
Bab 40. Istana Indah
41
Bab 41. Rasa Kehilangan
42
Bab 42. Pulang Ke Kampung Halaman
43
Bab 43. Utang 800 Miliar
44
Bab 44. Perjanjian Kerja
45
Bab 45. Bertemu Mami Siska dan Tuan Kenzo
46
Bab 46. Menyiapkan Keperluan Untuk Alvan
47
Bab 47. Bertemu Rangga Kembali
48
Bab 48. Ceramah Fathir (mode author galau)
49
Bab 49. Ajari Aku Untuk Mengenal Tuhanku
50
Bab 50. Ingin Cuti
51
Bab 51. Bertemu Dengan Tuan Kenzo
52
Bab 52. Pulang Ke Kampung Kakek Yusuf
53
Bab 53. Siapa Itu Ahmad?
54
Bab 54 Siapa itu Ahmad (2)
55
Bab 55. Kabut Kisah Mutiara
56
Bab 56. Alvan Ngambek!
57
Bab 57. Gus Fathir? Siapa Dia?
58
Bab 58. Aulia Jadi Pendiam
59
Bab 59. Menolak Kerja Sama
60
Bab 60. Pertemuan Fathir dan Alvan
61
Bab 61. Bertemu Dengan Karmila
62
Bab 62. Pertengkaran Rangga dan Karmila
63
Bab 63. Ojichan Akan Ke Indonesia
64
Bab 64. Rencana Alvan dan Rangga
65
Bab 65. Kemarahan Shinta
66
Bab 66. Rangga dan Safiyah
67
Bab 67. Kedatangan Ojichan (mode author lagi semangat ngetik)
68
Bab 68. Keluarga Alvan
69
Bab 69. Menjadi Seorang Imam Keluarga
70
Bab 70. Ingin Menikah
71
Bab 72. Pembalasan Untuk Keluarga Barata
72
Bab 73. Pigura Foto
73
Bab 74. Kejadian di Masa Lalu
74
Bab 75. Identitas Aulia Ketahuan
75
Bab 75. Jika Jodoh Aulia adalah Ahmad
76
Bab 76. Jika Jodoh Aulia adalah Rangga
77
Bab 77. Jika Jodoh Aulia adalah Fathir
78
Bab 78. Jika Jodoh Aulia adalah Alvan
79
Pemenang Giveaway dan Promosi Novel Baru
80
Novel Baru di Bulan Oktober
81
S2. Butuh Tempat Curhat
82
S2. Curhat
83
S2. Permintaan Maaf
84
S2. Gus Fathir, Alvan, dan Rangga
85
Bab 85. Rangga & Aulia
86
Bab 86. Gus Fathir
87
Bab 87. Aulia Jatuh Sakit
88
Bab 88. Aulia Jatuh Sakit (2)
89
Bab 89. Aulia Jatuh Sakit (3)
90
S2 Bab 90. Jangan Mendzalimi Diri Sendiri
91
S2 Bab 91. Menjenguk Ning Annisa
92
S2 Bab 92. Amelia
93
Bab 93. Alvan Berubah
94
S2 Bab 94. Memulai Dari Awal
95
S2 Bab 95. Bahagia
96
S2 Bab 96. Kabar Gembira
97
S2 Bab 97. Nasehat Kakek Yusuf & Nenek Halimah
98
S2 Bab 98. Khitbah
99
S2 Bab 99. Hati Yang Kembali Terluka
100
S2 Bab 100. Manusia Tak Beradab
101
S2 Bab 101. Berita Bohong (Hoaks)
102
S2 Bab 102. Kedatangan Rangga
103
S2 Bab 103. Jadi Mak Comblang
104
S2 Bab 104. Jodoh Adalah Cerminan Diri
105
S2 Bab 105. Trauma
106
S2 Bab 106. Kabar Berita
107
S2 Bab 107. Mimpi atau Kenyataan
108
S2 Bab 108. Rencana
109
S2 Bab 109. Bertemunya Dua Keluarga
110
S2 Bab 110. Nasehat Kakek Yusuf
111
S2 Bab 111. Partner
112
S2 Bab 112. Salah Alamat
113
S2 Bab 113. Alvan Sakit
114
S2 Bab 114. Harapan
115
S2 Bab 115. Alvan Masuk Rumah Sakit
116
S2 Bab 116. Alvan Menjalani Operasi
117
S2 Bab 117. Kedatangan Alin
118
S2 Bab 118. Ocehan Alin
119
S2 Bab 119. Hadiah Pernikahan
120
S2 Bab 120. Alvan Sadar
121
S2 Bab 121. Akhirnya Sah!
122
S2 Bab 122. Cara Menghadapi Masalah
123
S2 Bab 123. Doa Alvan & Aulia
124
S2 Bab 124. Makan Malam Romantis
125
S2 Bab 125. Akhirnya
126
S2 Bab 126. Jalan-Jalan
127
S2 Bab 127. Ibadah
128
S2 Bab 128. Rangga & Amelia
129
S2 Bab 129. Rangga Atau Noah
130
S2 Bab 130. Jangan Berlebihan
131
S2. Bab 131. Perdebatan
132
S2. 132. Doa Aulia dan Alvan
133
S2. Bab 133. Rangga & Amelia Menikah
134
S2. 134. Dua Laki-laki
135
S2. 135. Alvan & Rafael
136
S2 Bab 136. Ngidam Para Suami
137
S2. Bab 137. Ngidam Para Suami (2)
138
S2 Bab 138. Cinta Kakek dan Nenek
139
S2. Bab 139. Dua Gundukan Tanah Merah
140
S2 Bab 140. Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!