Bab 5. Kecelakaan dan Keguguran

Teman-teman baca sampai tuntas, ya. Jangan di scroll, terus kasih like dan komentar. Semoga urusan teman-teman juga dimudahkan.

***

BAB 5

"Bapak kenapa meninggalkan Lia sendirian," kata Aulia di sela-sela isak tangisnya.

     Gundukan tanah merah yang masih basah dan diatasnya banyak kelopak bunga bertaburan. Aulia duduk sambil mengusap pusara bertuliskan nama bapaknya.

"Bukannya bapak ingin melihat aku di wisuda dan memakai topi toga?" racau Aulia membuat hati orang yang mendengar itu terasa teriris dan pilu.

"Aulia relakan bapak kamu. Biar dia tenang di sana," kata Pak RT yang berdiri di dekatnya.

"Iya, Aulia. Kamu masih punya kami. Semua tetangga siap membantu kamu jika ada apa-apa," lanjut Bu RT dan di iyakan oleh yang hadir di sana.

     Mereka merasa iba kepada gadis yatim piatu itu. Dia kini hidupnya sebatang kara tanpa memiliki kerabat keluarga. Tanpa ada yang bisa menjaga dan melindungi dirinya.

"Terima kasih," balas Aulia sambil menatap para pelayat yang ikut mengantar ke tempat pemakaman umum itu.

      Air mata Aulia seakan tidak pernah kering. Sejak tadi sampai malam dia terus menangis. Bahkan makan siang dan malam pun dia lewatkan. Napsu makannya hilang sudah. Aulia lupa kalau ada janin yang membutuhkan nutrisinya.

***

      Aulia yang tadinya mau melanjutkan kuliah kini menjadi sangsi. Dia takut putus ditengah jalan. Jika dia kuliah sambil kerja, nanti siapa yang akan menjaga anaknya. Dia juga merasa malu untuk tinggal di lingkungannya sekarang. Pastinya para tetangga akan menggunjingkan dia dan bayinya nanti. 

     Sebelum kandungannya terlihat besar, Aulia memutuskan untuk pergi dari sana. Untungnya dekat tempat dia bekerja di butik dan restoran ada kontrakan murah. Aulia mengontrakkan rumah peninggalan orang tuanya. Uangnya dia pakai untuk membayar kontrakan dan ditabung untuk biaya persalinan nanti.

"Aulia, tolong bungkus gaun pesanan Nyonya Deasy!" titah Ana, pemilik butik tempat Aulia bekerja di pagi sampai sore hari.

"Sudah saya tadi bungkuskan, Bu. Tinggal diambil sama pemesannya," balas Aulia sambil menyerahkan paper bag yang dikasih gantungan nama pemesan.

"Wah, bagus! Kamu tidak perlu disuruh-suruh sudah berinisiatif sendiri," ucap Ana sambil tersenyum.

"Itu karena saya melihat jadwal pengambilan barang pesanan di buku. Pesanan untuk hari ini dan besok semua sudah saya siapkan. Jadi, bisa langsung diambil oleh pemesannya nanti. Saya sudah menaruhnya di atas meja dekat kasir, Bu," jelas Aulia.

"Aku suka cara kerja kamu," ucap Ana sambil tersenyum lebar.

"Ini sudah tugas saya," kata Aulia.

     Aulia tipe orang yang cekatan dalam melakukan tugas atau pekerjaannya. Dia tidak suka menunda-nunda, apalagi jika ada waktu luang. Hal ini malah suka dimanfaatkan oleh rekan kerjanya. Mereka suka sekali meminta bantuan atau menyuruh Aruna untuk melakukan pekerjaannya. Aulia yang merasa sebagai pegawai baru, dengan senang hati melakukan perintah mereka.

"Aulia di panggil oleh Bu Ana," bisik salah satu rekan kerja yang seumuran dengannya.

      Aulia pun mendatangi ruang kerja atasannya. Ternyata Ana memberikan amplop berisi uang untuk dia.

"Pakai dengan baik-baik, ya. Jangan suka menghambur-hamburkan uang," ucap Ana setelah menyerahkan bonus untuk Aulia.

"Tapi, Bu. Aku baru saja gajian minggu kemarin. Kenapa sekarang aku dikasih lagi?" tanya Aulia tidak mengerti.

"Itu bonus untuk kamu yang sudah rajin bekerja. Kamu jangan boros, ingat buat ditabung sebagian," jawab Ana sambil tersenyum tipis.

"Iya, Bu. Terima kasih," ucap Aulia senang.

***

     Aulia bekerja di butik dari jam 08.00 - 16.00 setelah itu dilanjutkan bekerja di restoran masakan Nusantara yang ada di sampingnya dari jam 16.00 - 22.00 pulang ke kontrakan sekitar 22.30 atau 23.00 karena harus membereskan ruang restoran atau membereskan dapur, berbagi tugas dengan karyawan lainnya.

      Kini Aulia sedang melayani pengunjung restoran, dia selalu ramah dan sabar kepada pembeli, sehingga tidak jarang dia selalu mendapatkan tips dari pengunjung karena merasa puas akan pelayanannya. Berbeda dengan teman-teman butiknya yang baik meski terkadang memanfaatkan tenaganya. Rekan kerja di restoran ini ada beberapa orang yang tidak suka kepada Aulia. Mereka merasa iri kepada ibu hamil itu karena setiap hari Aulia selalu dapat uang yang banyak dari pelanggan. Apalagi pelanggan dari kalangan atas alias kaum Borjuis. Sudah dipastikan uang berwarna merah bergambar Bapak sang Proklamator yang diberikan kepadanya. Gaji di restoran sendiri hanya sebesar UMR, tetapi tips dari pelanggan jika dikumpulkan selama sebulan bisa 2-3 kali lipat total dari gaji. 

      Aulia tahu kalau ada beberapa temannya yang selalu iri padanya. Namun, dia bertahan bekerja di sana. Selain bisa dapat uang yang banyak, pemilik restoran juga orang yang baik padanya. Koki dan beberapa rekan kerjanya juga ada yang baik.

      Hinaan, sindiran, dan dipandang rendah oleh orang-orang itu, tidak membuat Aulia patah semangat. Dia bekerja banting tulang untuk biaya hidupnya dan juga untuk anaknya nanti. Dia bekerja sekuat tenaga selagi mampu, sebelum dia melahirkan. Pastinya, jika sudah punya bayi, dia harus memikirkan mencari uang tanpa harus meninggalkan bayinya. Maka, dia pun berpikir untuk mengumpulkan modal untuk usahanya nanti.

"Aulia, ini pesanan untuk meja nomor 17!" teriak asisten koki.

"Siap, akan saya antarkan," balas Aulia sambil memegang nampan kayu berisi nasi goreng udang ektra pete dan nasi goreng seafood. Juga dua gelas es teh.

    Setelah Aulia meletakan pesanan di atas meja, dia melihat Rangga dan keluarganya bersama seorang wanita berada di meja nomor 25. Agak jauh, tetapi dia masih bisa mengenali rupa mereka. Terlihat mamanya Rangga sedang tertawa bersama perempuan muda itu. Aulia menduga kalau perempuan itu adalah tunangannya Rangga yang dulu dibicarakan oleh Shinta.

"Mas … Mbak, selamat menikmati. Semoga masakannya nikmat di lidah dan kenyang di perut," kata Aulia diiringi senyum ramahnya.

"Terima kasih, Mbak. Ini wangi sekali masakannya, pasti enak rasanya," ucap si pembeli.

     Aulia dengan cepat membalikan badan saat pandangan Rangga mengarah kepadanya. Dia tidak mau berhubungan lagi dengan keluarga itu yang sudah menghancurkan hidupnya.

***

      Rangga melihat pelayan perempuan yang mirip dengan Aulia. Dia penasaran dan terus memperhatikan pelayan berambut hitam dan panjang itu. 

"Aku ke toilet dulu," kata Rangga berbohong. Padahal dia ingin melihat wajah pelayan tadi dengan lebih jelas lagi. Dia ingin membuktikan kalau perempuan itu adalah wanita yang dicintainya. Cinta pertamanya yang tidak mungkin dia lupakan seumur hidupnya.

      Langkah dia terhenti saat berpas-pasan dengan Aulia. Kedua orang itu terkejut dan saling menatap. Terlihat pancaran kerinduan dari mata Rangga sedangkan pancaran mata Aulia penuh dengan kebencian.

"Sa-yang?" Rangga tergagap memanggil pujaan hatinya.

"Hai," balas Aulia dan dia pun kembali melangkah, tetapi tangannya dicekal saat melewati tubuh Rangga.

      Tangan Aulia ditarik dan dipeluknya tubuh wanita yang sedang berbadan dua itu. Perasaan senang dan terharu, Rangga rasakan saat ini.

"Aku merindukan kamu. Aku terus mencari kamu selama dua bulan ini," ucap Rangga diiringi isak tangisnya.

"Lepaskan aku!" desis Aulia sambil berusaha mendorong tubuh Rangga.

"Tidak. Aku mohon biarkan aku memelukmu sebentar saja. Aku hampir gila karena sangat merindukan kamu, Sayang." 

"Aku tidak ingin bertemu atau melihat kamu dan semua keluarga kamu lagi," tukas Aulia mendorong dengan sangat kuat dan menginjak kaki Rangga, sehingga pelukan itu terlepas.

"Sayang—"

"Jangan panggil aku seperti itu lagi!" bentak Aulia lalu pergi meninggalkan Rangga.

"Maaf, Sayang. Maafkan aku," lirih Rangga sambil menatap punggung Aulia.

***

     Jarak antara restoran ke rumah kost hanya sekitar 200 meter jika ditolalkan. Sebab, kost-an itu masuk lagi ke dalam gang. Kalau dari restoran hanya terhalang 3 bangunan. Saat Aulia pulang dari restoran sekitar jam 22.45 jalanan sangat sepi. Hanya kendaraan yang lalu lalang sedangkan pejalan kaki hampir tidak ada.

     Aulia mengalihkan pandangannya ke seberang jalan terlihat ada seorang kakek-kakek yang hendak menyeberang. Dia berdiri di samping jalan menunggu lampu merah. Namun, saat lampu berubah jadi merah dan si kakek sedang menyebrang ada motor yang melaju dengan kencang menerobos lampu merah itu.

"Kakek, awas!" teriak Aulia sambil mendorong tubuh lelaki tua itu.

     Ternyata bukan motor itu saja yang mengebut, ada satu motor lagi dibelakangnya yang sama melaju dengan kencang. Jika motor pertama berhasil dihindari, berbeda dengan motor kedua. Tubuh Aulia terhempas ke jalanan beraspal karena tertabrak motor kedua. 

"Hei, berhenti!" teriak pengendara yang sedang menunggu lampu rambu lalu lintas berubah.

"Tolong! Tolong gadis ini!" teriak si Kakek.

     Orang-orang di sana pun membantu Aulia dibawa ke samping trotoar dulu sambil menunggu ambulans. Banyak darah yang keluar dari tubuh Aulia.

"Permisi, kami dari tim medis mau membawa korban tabrak lari," ucap salah seorang berseragam. 

     Si kakek pun ikut ke rumah sakit untuk mendampingi Aulia. Dia merasa bertanggung jawab atas kecelakaan yang sudah menimpa gadis malang itu.

"Apa Anda keluarganya?" tanya dokter yang baru saja keluar dari ruangan UGD.

"Bukan, Dokter. Saya adalah orang yang sudah ditolong oleh gadis itu," jawab si kakek.

"Perempuan itu harus segera di operasi. Bayi di dalam kandungannya tidak bisa di selamatkan," ucap dokter itu.

"Apa? Perempuan itu sedang hamil!" Si Kakek sangat terkejut dengan berita ini. 

***

Apa yang akan terjadi kepada Aulia kedepannya, setelah dia tahu bayinya meninggal? Siapa Kakek yang sudah ditolong oleh Aulia? Tunggu kelanjutannya ya!

Terpopuler

Comments

Andi Fitri

Andi Fitri

sabar lia belajar lah dri kesalahan mu perbaiki diri insyaallah bahagia menanti mu..

2023-09-07

3

ayu nuraini maulina

ayu nuraini maulina

selalu mengutamakan iri n dengki ck

2023-08-11

1

Siti Mujimah

Siti Mujimah

jangan termakan rayuan gombal dan kata sayang pada saat kalian pacaran karena itu hanya dusta..liat akibat rayuan dan kata cinta membawa nestapa hidup aulia

2023-05-18

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Akibat Pergaulan Bebas
2 Bab 2. Hamil Tiga Bulan
3 BAB 3. Pertemuan Dengan Keluarga Rangga
4 BAB 4. Kepergian Yusril
5 Bab 5. Kecelakaan dan Keguguran
6 Bab 6. Yusuf, Fathir, dan Halimah
7 BAB 7. Istighfar
8 BAB 8. Dzikir
9 BAB 9. Dosa Besar
10 BAB 10. Taubatan Nasuha
11 BAB 11. Datang ke Ndalem
12 BAB 12. Fitnah
13 BAB 13. Bahaya Fitnah
14 BAB 14. Pedagang
15 BAB 15. Tabarruj
16 BAB 16. Getuk Lindri
17 Bab 17 Kewajiban Orang Tua
18 Bab 18. Ajakan Menikah
19 Bab 19. Sholat Istikharah
20 Bab 20. Khitbah
21 Bab 21. Cerita Kiai Sholeh
22 BAB 22. Kegaduhan dan Fitnah Baru Lagi
23 Bab 23. Nasehat Kakek Yusuf Untuk Warga
24 Bab 24. Keputusan Aulia
25 Bab 25. Mengunjungi Ndalem & Kisah Masa Lalu
26 Bab 26. Tamu yang Datang ke Ndalem
27 Bab 27. Nasehat Kakek Yusuf Untuk Aulia
28 Bab 28. Khitbah Dari Fathir
29 Bab 29. Penolakan Kedua Kalinya
30 Bab 30. Nama Panggilannya Ahmad
31 Bab 31. Kebenaran Dibalik Penyebaran Gosip
32 Bab 32. Program Kehamilan
33 Bab 33. Bertemu Kembali Dengan Rangga
34 Bab 34. Keluarga Rangga
35 Bab 35. Bolu
36 Bab 36. Harta Ahmad
37 Bab 37. Ziarah
38 Bab 38. Bertemu Kembali Dengan David dan Alvan
39 Bab 39. Aku Mencintaimu Karena Allah
40 Bab 40. Istana Indah
41 Bab 41. Rasa Kehilangan
42 Bab 42. Pulang Ke Kampung Halaman
43 Bab 43. Utang 800 Miliar
44 Bab 44. Perjanjian Kerja
45 Bab 45. Bertemu Mami Siska dan Tuan Kenzo
46 Bab 46. Menyiapkan Keperluan Untuk Alvan
47 Bab 47. Bertemu Rangga Kembali
48 Bab 48. Ceramah Fathir (mode author galau)
49 Bab 49. Ajari Aku Untuk Mengenal Tuhanku
50 Bab 50. Ingin Cuti
51 Bab 51. Bertemu Dengan Tuan Kenzo
52 Bab 52. Pulang Ke Kampung Kakek Yusuf
53 Bab 53. Siapa Itu Ahmad?
54 Bab 54 Siapa itu Ahmad (2)
55 Bab 55. Kabut Kisah Mutiara
56 Bab 56. Alvan Ngambek!
57 Bab 57. Gus Fathir? Siapa Dia?
58 Bab 58. Aulia Jadi Pendiam
59 Bab 59. Menolak Kerja Sama
60 Bab 60. Pertemuan Fathir dan Alvan
61 Bab 61. Bertemu Dengan Karmila
62 Bab 62. Pertengkaran Rangga dan Karmila
63 Bab 63. Ojichan Akan Ke Indonesia
64 Bab 64. Rencana Alvan dan Rangga
65 Bab 65. Kemarahan Shinta
66 Bab 66. Rangga dan Safiyah
67 Bab 67. Kedatangan Ojichan (mode author lagi semangat ngetik)
68 Bab 68. Keluarga Alvan
69 Bab 69. Menjadi Seorang Imam Keluarga
70 Bab 70. Ingin Menikah
71 Bab 72. Pembalasan Untuk Keluarga Barata
72 Bab 73. Pigura Foto
73 Bab 74. Kejadian di Masa Lalu
74 Bab 75. Identitas Aulia Ketahuan
75 Bab 75. Jika Jodoh Aulia adalah Ahmad
76 Bab 76. Jika Jodoh Aulia adalah Rangga
77 Bab 77. Jika Jodoh Aulia adalah Fathir
78 Bab 78. Jika Jodoh Aulia adalah Alvan
79 Pemenang Giveaway dan Promosi Novel Baru
80 Novel Baru di Bulan Oktober
81 S2. Butuh Tempat Curhat
82 S2. Curhat
83 S2. Permintaan Maaf
84 S2. Gus Fathir, Alvan, dan Rangga
85 Bab 85. Rangga & Aulia
86 Bab 86. Gus Fathir
87 Bab 87. Aulia Jatuh Sakit
88 Bab 88. Aulia Jatuh Sakit (2)
89 Bab 89. Aulia Jatuh Sakit (3)
90 S2 Bab 90. Jangan Mendzalimi Diri Sendiri
91 S2 Bab 91. Menjenguk Ning Annisa
92 S2 Bab 92. Amelia
93 Bab 93. Alvan Berubah
94 S2 Bab 94. Memulai Dari Awal
95 S2 Bab 95. Bahagia
96 S2 Bab 96. Kabar Gembira
97 S2 Bab 97. Nasehat Kakek Yusuf & Nenek Halimah
98 S2 Bab 98. Khitbah
99 S2 Bab 99. Hati Yang Kembali Terluka
100 S2 Bab 100. Manusia Tak Beradab
101 S2 Bab 101. Berita Bohong (Hoaks)
102 S2 Bab 102. Kedatangan Rangga
103 S2 Bab 103. Jadi Mak Comblang
104 S2 Bab 104. Jodoh Adalah Cerminan Diri
105 S2 Bab 105. Trauma
106 S2 Bab 106. Kabar Berita
107 S2 Bab 107. Mimpi atau Kenyataan
108 S2 Bab 108. Rencana
109 S2 Bab 109. Bertemunya Dua Keluarga
110 S2 Bab 110. Nasehat Kakek Yusuf
111 S2 Bab 111. Partner
112 S2 Bab 112. Salah Alamat
113 S2 Bab 113. Alvan Sakit
114 S2 Bab 114. Harapan
115 S2 Bab 115. Alvan Masuk Rumah Sakit
116 S2 Bab 116. Alvan Menjalani Operasi
117 S2 Bab 117. Kedatangan Alin
118 S2 Bab 118. Ocehan Alin
119 S2 Bab 119. Hadiah Pernikahan
120 S2 Bab 120. Alvan Sadar
121 S2 Bab 121. Akhirnya Sah!
122 S2 Bab 122. Cara Menghadapi Masalah
123 S2 Bab 123. Doa Alvan & Aulia
124 S2 Bab 124. Makan Malam Romantis
125 S2 Bab 125. Akhirnya
126 S2 Bab 126. Jalan-Jalan
127 S2 Bab 127. Ibadah
128 S2 Bab 128. Rangga & Amelia
129 S2 Bab 129. Rangga Atau Noah
130 S2 Bab 130. Jangan Berlebihan
131 S2. Bab 131. Perdebatan
132 S2. 132. Doa Aulia dan Alvan
133 S2. Bab 133. Rangga & Amelia Menikah
134 S2. 134. Dua Laki-laki
135 S2. 135. Alvan & Rafael
136 S2 Bab 136. Ngidam Para Suami
137 S2. Bab 137. Ngidam Para Suami (2)
138 S2 Bab 138. Cinta Kakek dan Nenek
139 S2. Bab 139. Dua Gundukan Tanah Merah
140 S2 Bab 140. Cinta
Episodes

Updated 140 Episodes

1
BAB 1 Akibat Pergaulan Bebas
2
Bab 2. Hamil Tiga Bulan
3
BAB 3. Pertemuan Dengan Keluarga Rangga
4
BAB 4. Kepergian Yusril
5
Bab 5. Kecelakaan dan Keguguran
6
Bab 6. Yusuf, Fathir, dan Halimah
7
BAB 7. Istighfar
8
BAB 8. Dzikir
9
BAB 9. Dosa Besar
10
BAB 10. Taubatan Nasuha
11
BAB 11. Datang ke Ndalem
12
BAB 12. Fitnah
13
BAB 13. Bahaya Fitnah
14
BAB 14. Pedagang
15
BAB 15. Tabarruj
16
BAB 16. Getuk Lindri
17
Bab 17 Kewajiban Orang Tua
18
Bab 18. Ajakan Menikah
19
Bab 19. Sholat Istikharah
20
Bab 20. Khitbah
21
Bab 21. Cerita Kiai Sholeh
22
BAB 22. Kegaduhan dan Fitnah Baru Lagi
23
Bab 23. Nasehat Kakek Yusuf Untuk Warga
24
Bab 24. Keputusan Aulia
25
Bab 25. Mengunjungi Ndalem & Kisah Masa Lalu
26
Bab 26. Tamu yang Datang ke Ndalem
27
Bab 27. Nasehat Kakek Yusuf Untuk Aulia
28
Bab 28. Khitbah Dari Fathir
29
Bab 29. Penolakan Kedua Kalinya
30
Bab 30. Nama Panggilannya Ahmad
31
Bab 31. Kebenaran Dibalik Penyebaran Gosip
32
Bab 32. Program Kehamilan
33
Bab 33. Bertemu Kembali Dengan Rangga
34
Bab 34. Keluarga Rangga
35
Bab 35. Bolu
36
Bab 36. Harta Ahmad
37
Bab 37. Ziarah
38
Bab 38. Bertemu Kembali Dengan David dan Alvan
39
Bab 39. Aku Mencintaimu Karena Allah
40
Bab 40. Istana Indah
41
Bab 41. Rasa Kehilangan
42
Bab 42. Pulang Ke Kampung Halaman
43
Bab 43. Utang 800 Miliar
44
Bab 44. Perjanjian Kerja
45
Bab 45. Bertemu Mami Siska dan Tuan Kenzo
46
Bab 46. Menyiapkan Keperluan Untuk Alvan
47
Bab 47. Bertemu Rangga Kembali
48
Bab 48. Ceramah Fathir (mode author galau)
49
Bab 49. Ajari Aku Untuk Mengenal Tuhanku
50
Bab 50. Ingin Cuti
51
Bab 51. Bertemu Dengan Tuan Kenzo
52
Bab 52. Pulang Ke Kampung Kakek Yusuf
53
Bab 53. Siapa Itu Ahmad?
54
Bab 54 Siapa itu Ahmad (2)
55
Bab 55. Kabut Kisah Mutiara
56
Bab 56. Alvan Ngambek!
57
Bab 57. Gus Fathir? Siapa Dia?
58
Bab 58. Aulia Jadi Pendiam
59
Bab 59. Menolak Kerja Sama
60
Bab 60. Pertemuan Fathir dan Alvan
61
Bab 61. Bertemu Dengan Karmila
62
Bab 62. Pertengkaran Rangga dan Karmila
63
Bab 63. Ojichan Akan Ke Indonesia
64
Bab 64. Rencana Alvan dan Rangga
65
Bab 65. Kemarahan Shinta
66
Bab 66. Rangga dan Safiyah
67
Bab 67. Kedatangan Ojichan (mode author lagi semangat ngetik)
68
Bab 68. Keluarga Alvan
69
Bab 69. Menjadi Seorang Imam Keluarga
70
Bab 70. Ingin Menikah
71
Bab 72. Pembalasan Untuk Keluarga Barata
72
Bab 73. Pigura Foto
73
Bab 74. Kejadian di Masa Lalu
74
Bab 75. Identitas Aulia Ketahuan
75
Bab 75. Jika Jodoh Aulia adalah Ahmad
76
Bab 76. Jika Jodoh Aulia adalah Rangga
77
Bab 77. Jika Jodoh Aulia adalah Fathir
78
Bab 78. Jika Jodoh Aulia adalah Alvan
79
Pemenang Giveaway dan Promosi Novel Baru
80
Novel Baru di Bulan Oktober
81
S2. Butuh Tempat Curhat
82
S2. Curhat
83
S2. Permintaan Maaf
84
S2. Gus Fathir, Alvan, dan Rangga
85
Bab 85. Rangga & Aulia
86
Bab 86. Gus Fathir
87
Bab 87. Aulia Jatuh Sakit
88
Bab 88. Aulia Jatuh Sakit (2)
89
Bab 89. Aulia Jatuh Sakit (3)
90
S2 Bab 90. Jangan Mendzalimi Diri Sendiri
91
S2 Bab 91. Menjenguk Ning Annisa
92
S2 Bab 92. Amelia
93
Bab 93. Alvan Berubah
94
S2 Bab 94. Memulai Dari Awal
95
S2 Bab 95. Bahagia
96
S2 Bab 96. Kabar Gembira
97
S2 Bab 97. Nasehat Kakek Yusuf & Nenek Halimah
98
S2 Bab 98. Khitbah
99
S2 Bab 99. Hati Yang Kembali Terluka
100
S2 Bab 100. Manusia Tak Beradab
101
S2 Bab 101. Berita Bohong (Hoaks)
102
S2 Bab 102. Kedatangan Rangga
103
S2 Bab 103. Jadi Mak Comblang
104
S2 Bab 104. Jodoh Adalah Cerminan Diri
105
S2 Bab 105. Trauma
106
S2 Bab 106. Kabar Berita
107
S2 Bab 107. Mimpi atau Kenyataan
108
S2 Bab 108. Rencana
109
S2 Bab 109. Bertemunya Dua Keluarga
110
S2 Bab 110. Nasehat Kakek Yusuf
111
S2 Bab 111. Partner
112
S2 Bab 112. Salah Alamat
113
S2 Bab 113. Alvan Sakit
114
S2 Bab 114. Harapan
115
S2 Bab 115. Alvan Masuk Rumah Sakit
116
S2 Bab 116. Alvan Menjalani Operasi
117
S2 Bab 117. Kedatangan Alin
118
S2 Bab 118. Ocehan Alin
119
S2 Bab 119. Hadiah Pernikahan
120
S2 Bab 120. Alvan Sadar
121
S2 Bab 121. Akhirnya Sah!
122
S2 Bab 122. Cara Menghadapi Masalah
123
S2 Bab 123. Doa Alvan & Aulia
124
S2 Bab 124. Makan Malam Romantis
125
S2 Bab 125. Akhirnya
126
S2 Bab 126. Jalan-Jalan
127
S2 Bab 127. Ibadah
128
S2 Bab 128. Rangga & Amelia
129
S2 Bab 129. Rangga Atau Noah
130
S2 Bab 130. Jangan Berlebihan
131
S2. Bab 131. Perdebatan
132
S2. 132. Doa Aulia dan Alvan
133
S2. Bab 133. Rangga & Amelia Menikah
134
S2. 134. Dua Laki-laki
135
S2. 135. Alvan & Rafael
136
S2 Bab 136. Ngidam Para Suami
137
S2. Bab 137. Ngidam Para Suami (2)
138
S2 Bab 138. Cinta Kakek dan Nenek
139
S2. Bab 139. Dua Gundukan Tanah Merah
140
S2 Bab 140. Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!