Dzikir Cinta Sang Pendosa
"Dan untuk nilai ujian tertinggi di sekolah ini sekaligus nilai tertinggi se-Provinsi, adalah Aulia Nur Assyifa! Selamat, kepada murid teladan kebanggaan sekolah SMA Nusa Bangsa. Ayo, Aulia sini! Kamu bicaralah sepatah dua patah kata atas keberhasilan dalam ujian nasional ini," kata Kepala Sekolah yang berdiri di atas podium.
Saat Aulia berjalan ke depan, tepuk tangan yang sangat meriah diberikan oleh teman-temannya. Aulia pun senang dengan pencapaiannya. Dia membuktikan kalau anak seorang supir pun bisa menjadi seorang siswa berprestasi dan diakui oleh kebanyakan orang.
"Aku ucapakan banyak terima kasih kepada Kepala Sekolah, guru-guru yang melalu membimbing kita semua agar menjadi murid yang tadinya tidak tahu apa-apa menjadi banyak tahu. Kita dari seorang murid yang tidak paham apa-apa menjadi paham. Begitu juga untuk teman-teman aku yang selalu memberikan dukungan dan semangat, aku sayang kalian semua. Semua yang aku capai hari ini tidak akan pernah bisa aku raih, tanpa bantuan kalian semua. Aku ...," kata-kata Aulia tertahan karena perutnya terasa mual dan mau muntah.
Hoek! Hoek!
Aulia langsung menutup mulutnya. Dia pun berlari meninggalkan podium. Semua orang yang hadir di sana merasa sangat aneh dan terkejut dengan apa yang terjadi pada sang murid teladan itu. Para murid pun saling berbisik-bisik.
Aulia tidak sempat berlari ke toilet. Dia muntah di pojok ruang perpustakaan. Dia mengeluarkan isi perutnya sampai habis. Sudah tiga hari ini dia sering muntah dan sering mengantuk.
"Aulia, kamu kenapa? Maag atau masuk angin?" tanya seorang guru.
"Sepertinya masuk angin, Bu," jawab Aulia dengan wajahnya yang pucat.
"Ya, sudah kamu istirahat saja ke UKS," titah guru itu.
***
Aulia menenteng tasnya dan berjalan dengan gontai. Dia merasa sedikit pusing meski sudah ditidurkan tadi.
"Aulia," panggil seseorang. Aulia pun menengadahkan kepalanya.
"Kak Rangga!" Aulia berlari dan memeluk tubuh kekasihnya.
"Katanya kamu sakit?" tanya Rangga sambil membelai rambut Aulia dengan sayang.
"Masuk angin kayaknya," jawab Aulia sambil mengeratkan pelukannya.
"Yuk, pulang!" ajak Rangga berjalan sambil merangkul kekasihnya.
***
Beberapa hari pun berlalu dan keadaan Aulia sudah pulih kembali. Dia akan mempersiapkan hari kelulusan bersama teman-teman sekolahnya.
"Kak Rangga, sudah. Masa dari tadi belum puas juga," kata seorang wanita yang usianya masih belia kepada laki-laki yang terus saja mencumbunya.
"Sebentar, Aulia Sayang. Lima menit!" Laki-laki itu masih saja sibuk menjamah tubuh polos kekasihnya.
Setelah melakukan perbuatan terlarang, kedua pemuda dan pemudi itu pun beranjak dari ranjang yang sudah semrawut, akibat ulah mereka. Keduanya pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Kak, besok lusa jadikan pergi ke villa?" tanya Aulia sambil merapikan baju seragam putih abu-abu miliknya.
"Tentu saja, Sayang. Kita semua akan merayakan hari kelulusan kamu dan teman-temanmu itu di sana," jawab Rangga sambil mencubit pipi chubby milik Aulia.
"Asik! Kebetulan Bapak akan mengantar Pak Abimana ke Kota Dodol, selama tiga hari." Aulia memeluk tubuh kekasihnya.
"Papa, kok nggak bilang mau pergi? Apa Mama juga ikut, ya?" tanya Rangga. Dia adalah anak dari Abimana, pemilik toko perhiasan terkenal dan terbesar di Kota Kembang.
"Bapak bilang sendiri sama aku lusa kemarin, katanya disuruh mengantar Pak Abimana untuk perjalanan bisnis. Namun, nggak tahu dengan Bu Shinta, ikut atau enggak," jawab Aulia sambil mengambil tas sekolah miliknya.
"Mama pastinya bakal ikut. Dia itu takut kalau Papa selingkuh," ujar Rangga sambil menyeringai.
"Jadi, nggak akan ada yang ganggu kita untuk pergi liburan di villa," ucap Aulia diiringi senyum manisnya.
"Hm, senengnya. Tidak perlu main kucing-kucingan lagi karena takut ke pergok," kata Rangga dengan nada menggoda Aulia.
"Kakak yang mengajak kucing-kucingan. Kita sudah pacaran hampir tiga tahun. Tapi, Papa dan Mama Kak Rangga tidak tahu, kalau kita sedang pacaran," gerutu Aulia lalu berlenggang pergi dari kamar apartemen milik Rangga.
"Bukannya Bapak kamu sama. Dia tidak tahu kalau putrinya sedang pacaran dengan anak Tuannya sendiri," ujar Rangga sambil mengikuti langkah Aulia.
Bapak Aulia yang bernama Yusril merupakan sopir pribadi dari keluarga Rangga. Dia sudah bekerja lebih dari 13 tahun sama salah seorang terkaya di kota itu.
Aulia bisa kenal dengan Rangga juga karena Yusril dulunya sopir yang bertugas untuk antar jemput ke sekolah. Rangga yang merupakan anak tunggal sering merasa kesepian. Makanya Aulia sering diminta untuk bermain di rumah Abimana untuk menemani Rangga.
Seiring berjalannya waktu, cinta tumbuh di antara mereka berdua. Bahkan hubungan mereka sudah melewati batas. Sudah setahun lebih kedua orang itu jatuh pada pergaulan bebas. Rangga berhasil merenggut kesucian Aulia saat dirinya ulang tahun yang ke-20. Aulia yang saat itu masih polos dan berusia 17 tahun pun dengan mudahnya memberikan kehormatan dia pada sang kekasih.
***
"Aulia, gimana? Besok jadi 'kan kita liburan ke vila," tanya seorang perempuan bernama Melati, sahabatnya Aulia.
"Iya, tentu jadi, dong!" jawab Aulia sambil mengedipkan matanya.
"Oke, aku juga sudah ajak kekasihku dan setuju untuk liburan dua hari di villa," balas Melati.
"Lili juga akan ikut bersama kekasihnya. Kita bisa berpesta di sana nanti. Kak Rangga juga akan ajak temannya ikut liburan di villa," ujar Aulia.
***
Acara liburan di villa berjalan lancar. Tentu saja mereka bersenang-senang tanpa ada batasan. Urat malu mereka sudah putus. Sampai saat perjalanan pulang Aulia benar-benar mabok parah. Dia muntah terus selama perjalanan.
"Sayang, kamu sakit apa?" tanya Rangga dengan wajahnya yang panik.
"Entahlah, Kak. Kemarin-kemarin sudah sembuh. Tapi kini kambuh lagi," jawab Aulia dengan lemah.
"Kita periksa ke dokter, ya! Biar tahu kamu sakit apa?" ajak Rangga dan Aulia pun mengangguk.
Rangga pun membawa Aulia ke dokter. Keduanya menunggu agak lama karena dokter itu belum yakin dengan penyakit yang diderita oleh Aulia.
"Coba Nona periksa ke dokter kandungan atau bidan. Saya rasa muntah-muntah yang dialami oleh Anda adalah gejala kehamilan," kata dokter itu dengan suaranya yang lembut.
"Apa?" Keduanya berteriak karena sangat kaget.
"Ada kemungkinan Anda sedang mengandung," ulang dokter itu lagi.
"Bagaimana mungkin?" gumam Aulia karena selama ini dia tidak pernah lupa minum obat pencegah kehamilan.
"Loh, seharusnya Anda senang bisa mengandung. Banyak orang di luaran sana yang ingin punya anak. Mereka bahkan rela mengeluarkan uang yang banyak hanya untuk punya seorang keturunan," pungkas dokter itu.
Rangga dan Aulia saling beradu pandang. Keduanya benar-benar ketakutan, kalau apa yang dikatakan oleh dokter itu adalah benar.
***
Sekalian pergi ke apotek untuk menebus resep obat. Rangga juga membeli beberapa alat testpack. Sebelum pergi ke dokter kandungan, dia ingin Aulia memeriksa dengan alat tes itu.
"Bagaimana hasilnya?" tanya Rangga dengan harap-harap cemas. Dia berharap kalau Aulia tidak sedang hamil.
"Ini, Kak," jawab Aulia sambil menyerahkan benda pipih panjang.
"Ini …?" Rangga melihat ada tanda dua garis.
"Hasilnya positif," ucap Aulia sambil berlinang air mata.
"Kamu ha-mil?" Rangga jatuh ke sofa setelah merasakan kedua kakinya lemas karena mendengar ucapan sang kekasih.
***
Mohon dukungannya ya, untuk karya terbaru Aku 🥰.
Kasih Like dan Komentar, ya! Baik itu saran maupun kritik yang membangun 🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Ma Malikha
ikutan baca ya kk...
aq orang baruuuu...
kayaknya menarik 😇😇😍😍😍😍
2024-11-12
1
Andi Fitri
Aku mampir lgi ke karya kmu thor..tak kalah seru dgn sdh aq baca sebelum..
2023-09-07
3
ayu nuraini maulina
mi nya klo blm siap punya ank jgn nganu2 aplg g pke KB,bledungkan jd nya
2023-08-11
1