Acara malam itu terus berlanjut, beberapa penghargaan diterima oleh perusahaan-perusahaan yang dinilai lebih dari perusahaan yang lain.
Drtttt! Drttttt!
Handphone Emily terus bergetar, Emily mengira itu Aji, saat dia menoleh kearah Aji, laki-laki itu malah sibuk dengan rekan bicaranya. Emily memeriksa handphonenya. Ternyata sedari tadi Garry yang terus mengiriminya pesan.
*Emily, aku tunggu kamu di tangga lantai 3.
*Cepatlah, Em ... aku sangat tersiksa.
Emily menoleh kearah David. Melihat David sibuk, Emily menggunakan kesempatan ini untuk menyusul Garry. Saat sampai di kelokan tangga menuju lantai 3, Emily melihat Garry dengan keadaan yang sangat menyedihkan.
"Garry! Kamu kenapa?" Emily berlari menghampiri Garry, dia panik melihat darah menetes dari tangan Garry.
Garry menahan Emily dengan isyaratnya, agar Emily jangan mendekat. Emily pun menahan langkahnya.
"Apa yang kamu lakukan padaku, Em?"
"Aku tau kamu sakit, karena kamu mencintai aku, Garry. Ini harus aku lakukan demi kenyamanan hubungan kita."
"Harus dengan dipeluk laki-laki lain? Aku sakit Em!" Kedua mata Garry mulai berkaca-kaca.
Melihat keadaan Garry seperti itu, hati Emily mencelos. *Apa yang telah aku tanamkan di hati Garry? Mengapa dia sangat sakit seperti in*i?
"Bagimu Lesty sangat penting, sedang aku juga sangat mencintaimu, agar hubunganmu dengan Lesty bisa baik-baik saja, aku harus memberi pengalihan agar Lesty berhenti curiga padaku, karena dia tahunya aku adalah kekasih David."
Emily berusaha mengatur napasnya. "Aku adalah sampah, Garry. Kehormatan tidak ada padaku, aku tidak punya jaminan apa-apa untuk kamu percaya akan janjiku, tapi aku tetap memegang janjiku, aku tidak melakukan hal lebih dengan David jika dibelakang layar, di depan mata publik kami kekasih, tapi di belakang kami hanya teman. Karena aku sendiri sangat mencintaimu, tidak bisa orang lain masuk kedalam hatiku, di sana sudah penuh oleh rasa cintaku padamu."
Emily perlahan mendekat, dia meraih tangan Garry yang terluka. "Luka di sini karena aku bukan?"
Garry masih bungkam. Emily mengambil sapu tangan yang biasa Garry simpan di balik jasnya, Emily mulai membalut luka Garry dengan lembut.
"Maafkan aku, aku telah memberi dua luka padamu, di tanganmu dan di sini." Emily menyentuh dada kiri Garry.
"Maafkan aku ...." Emily berusaha membangunkan hasrat Garry, dia menciumi wajah Garry dan area leher Garry. Hal itu berhasil membuat Garry luluh dan membalas ciuman Emily.
Tangga yang sepi pun di warnai dengan suara kecapan dan napas memburu dari dua orang yang baru berbaikan.
Di tempat acara.
David memandangi ke berbagai arah, tapi dia tidak menemukan kekasih palsunya itu. David mendekati salah satu petugas keamanan.
"Apa kamu melihat wanita mengenakan dres seksi warna putih, yang sedari tadi bersamaku?" tanya David.
"20 menit yang lalu dia berjalan menuju tangga, Tuan."
"Terima kasih." David segera berjalan menuju tangga.
"Apa yang kamu lakukan di sana, Emily. Apa kamu tidak tahu betapa barbarnya istriku," gerutu David.
Saat David ingin membuka pintu menuju tangga, saat yang sama perempuan cantik mengenakan baju biru malam menghalangi pintu itu.
"Benar dugaanku, kamu akan kemari menyusul pelakor itu!"
David menghempas napasnya begitu kasar. "Betris, kamu lupa dengan perjanjian pernikahan kita? Kalau kamu lupa aku akan mengingatkan."
"Aku masih ingat, sampai kapan pun aku tidak mau bercerai! Tolong buka hatimu untuku, David."
"Maaf Betris, aku tidak bisa mencintaimu, mengapa kamu menyiksa dirimu dalam ikatan ini? Sadar ... aku tidak menginginkanmu, bahkan sampai detik ini hanya segelintir orang yang tahu siapa istriku, mereka tahu aku beristri tapi aku tidak akan mengenalkan kamu sebagai istriku!"
Betris tertawa kaku. "Tapi pelakor itu kamu pamerkan sebagai pasanganmu. Selamat kamu telah memberiku rasa sakit yang luar biasa!"
"Kalau sakit pergi saha, aku tidak akan menahanmu," ucap David.
"Kamu lebih bangga mengakui pelakor itu sebagai pasanganmu."
"Suka-suka akulah. Kalau kamu tidak kuat, pergi saja."
"Sebaik apa pelakor itu sehingga kamu bangga mengenalkannya pada publik?"
"Dia tidak baik, hanya saja aku mencintainya, bahkan aku akan menikahinya." David berusaha menarik Betris agar tidak menghalangi pintu.
"Tidak akan aku biarkan kamu menemuinya di sana!" Betris berusaha keras untuk menghalangi David.
David tersenyum, dia menggendong Betris dan membawanya ke area tangga.
"Lepaskan aku!"
"Untuk apa aku melepaskanmu? Kamu ingin melihat bagaimana aku dan Emily dipojokan bukan?"
Diatas sana Emily dan Garry terkejud dengan suara dari arah bawah.
"Ada yang datang!" bisik Garry.
"Kamu keluar lewat atas, biar aku di sini saja," ucap Emily.
"Malam ini aku akan menemuimu, aku masih sangat rindu padamu." Garry mendaratkan ciumannya di bibir Emily dan segera pergi dari sana.
Sedang Emily berusaha menurunkan dresnya yang kacau karena Garry. Merasa penampilannya sudah lumayan, Emily segera turun menuju tangga bawah. Hingga dia melihat David dan istrinya bertengkar.
"Kenapa harus di sini? Apa tidak mampu lagi membayar hotel!" maki Betris.
"Bukan tidak mampu mbak, tapi kami hanya ingin merasakan petualangan baru, merintih dalam bathub, merintih diatas kasur, itu setiap waktu kami rasakan, jadi apa salah jika kami ingin di sini?" sela Emily.
Ingin sekali Betris mencakar wajah Emily, namun dia berusaha menahan diri.
"Mbak, pinjem sebentar suaminya ya. Tenang Mbak, aku nggak akan gigit mas David, apalagi memotongnya, aku akan kembalikan mas David utuh seperti sebelumnya." Emily berjalan kearah David dan menyandarkan tubuhnya di badan David.
"Kita sama-sama mencintai mas David, aku janji aku tetap dalam batasanku, aku tidak akan mengganggu mbak saat mbak bersama mas David."
"Aku ini mencintai David, jadi aku tidak akan merebutnya, selama ada perempuan lain yang juga menginginkannya, aku akan mengajaknya kerjasama menyayangi David."
David selalu tersenyum, selama ini wanita bayaranya tidak pernah berhasil membuat Betris marah, bahkan Betris membiarkan begitu saja saat David dan wanita lain bercinta. Namun dengan Emily, sangat jelas Betris marah, padahal Emily hanya bersandar manja padanya.
"Biebie, aku sangat lama nunggu kamu, bisa sekarang? Aku sangat rindu milikmu." rengek Emily.
"Arrgggg!" Betris tidak sanggup lagi menahan rasa sakit di hatinya, dia pergi meninggalkan lorong itu.
Saat Betris pergi, Emily dan David tertawa terbahak-bahak.
"Ya ampun Emily ... kenapa kita baru bertemu!" David berusaha menahan tawa yang sulit untuk dia hentikan. "Kamu tahu, entah berapa wanita yang aku bawa ke rumah, tapi Betris tidak pernah semarah ini!"
"Wanita yang kamu bawa penghibur, bukan pelakor. Bagi istrimu wanita penghiburmu itu tidak berbahaya."
"Apa bedanya?" tanya David.
"Beda, mereka bukan aku."
"Terserahlah, tapi jika kamu berhasil membuat Betris menyutujui perceraian kami, aku akan memberimu bonus."
"Apa susahnya menceraikan dia?" Emily tidak mengerti dengan keadaan David.
"Pokoknya susah, aku sudah lama ingin bercerai, tapi Betris selalu berhasil menahan perceraian kami. Andai mudah ya aku tidak perlu drama untuk membakar hatinya.
Emily dan David sengaja berdiam diri di tangga, David terus menceritakan awal pernikahannya dengan Betris yang hanya kesepakatan, tapi ternyata Betris memanfaatkannya dan tidak mau bercerai dari David.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Jasmine
David ada simbiosis mutualisme dgn kerjasama Emily...dan mereka bahagia melakukan kerjasama tsb
2023-01-19
0
Delfianti Rube
okelah, yng penting lanjut jga yng ini thkr
2022-08-23
0
CebReT SeMeDi
pelakor blm up 😳
2022-08-13
0