Mendengar kalau Lesty mulai curiga, Emily sangat bahagia, dia terus tersenyum sambil menggigit salah satu case handphonenya.
"Rasakan penyiksaan dari si pelakor ini, Lesty. Kecurigaan adalah rasa sakit yang pelan namun sangat menyakitkan, aku yakin kamu mulai ketakutan." Emily sangat puas.
"Maafkan aku Garry, cintaku padamu tidak tulus, tapi suatu saat jika kamu ingin bersamaku, aku pasti menerimamu."
Emily mengambil berkas penyelidikannya tentang Garry, dia menconteng beberapa bagian yang sudah dia jalankan. Target berikutnya adalah pendekatan pada keluarga Garry.
"Hmm, bagaimana aku mendekati keluarga Garry, sedang mereka ada di desa." Emily tenggelam dalam pemikirannya memikirkan ide untuk mendekati keluarga Garry.
"Hmm ... aku memang tidak mungkin ke desa Garry, tapi aku bisa membuat mereka datang ke kota ini."
Emily melupakan rencananya dengan keluarga Garry, dia ingin bersiap menghadiri acara perkumpulan pengusaha muda malam ini. Emily meraih undangan yang dia miliki, seketika wajahnya berubah saat membaca undangan itu atas nama Sekretaris Salawa Group.
"Siall! Bagaimana aku bisa hadir kesana, sedang aku bukan Sekretaris om Adam lagi."
Emily mondar-mandir memikirkan cara bagaimana dia bisa menyusup di acara bergengsi itu. Dia membuka laptopnya dan mencari tahu siapa panitia acara tersebut. Mata Emily membulat sempurna saat melihat nama David Canon.
"Si playboy itu panitia?" Emily kembali termenung, dia tidak mengenal David, hanya sebatas tahu karena David seorang playboy uang berganti wanita setiap malam, ini pun dia dengar penggalan cerita dari istri David.
"Susah untuk mendekati David, lebih baik aku bersiap saja, semoga nasib baikku bisa mengantarkanku memasuki gedung acara itu."
"David Canon, CEO Corbera--" Emily mematung, dia teringat Jennifer sahabatnya bekerja di Carbera Group.
Emily langsung menghubungi Jannet.
"Ada apa, Em?" sapa Jannet.
"Jan, aku boleh minta bantuanmu nggak?"
"Bantuan apa?"
"Aku ingin masuk ke acara pengusaha muda malam ini, ku lihat bos mu salah satu panitia."
"Rasanya sulit Em."
"Kenapa?"
"Tuan David dan Nona Betris sejak awal pernikahan mereka tidak pernah harmonis, santar beredar kabar Tuan David menikahi Betris hanya karena persyaratan untuk mendapatkan harta warisan."
"Terus, warisannya dapat? Secara kedua orang tua David juga sudah meninggal."
"Dapat, tapi Betris tidak mau dicerai, sebanyak apapun Tuan David menyakiti istrinya dengan berganti wanita setiap malam, Betris tetap tidak mau cerai."
"Terbuat dari apa ya hati istri David, suami jelas-jelas tidak menginginkannya saja tetap sekuat tenaga mempertahankan kapal mereka," ucap Emily.
"David orang terpandang, selain dia masuk dalam jajaran 20 besar orang terkaya, dia juga memiliki jabatan penting, dan menjadi istrinya suatu kehormatan."
"Istrinya sudah tahu suaminya gila perempuan, terus apa hubungannya kesulitanmu memasukan aku kesana?" Emily masih berharap bisa masuk.
"Istri Tuan David cemburu padamu."
"What?!" Emily sangat terkejut dengan jawaban Janet. "Aku nggak kenal sama David!"
"Berita Emily sang pelakor Viral, apalagi videomu itu membuat sebagian besar kaum istri marah. Walau suami ereka tidak mengenalmu, bagi mereka kamu adalah ancaman yang harus dihindari."
"Lalu?" Emily sangat tidak mengerti.
"Kamu tidak bisa masuk kedalam lingkup Carbera Group, karena istrinya cemburu padamu. Andai masuk pun pasti karena keinginan David sendiri, siapa yang bisa menentang keputusan David kalau Di Carbera."
"Hedehhh nasib!"
"Maaf ya Mel."
"Nggak apa-apa Jan, makasih gosipnya."
Pupus harapan Emily ikut dalam pesta ikatan pengusaha muda. Emily tetap bersiap walau dia tahu tidak bisa masuk, harapannya nasib baik akan memberinya jalan untuk masuk ke gedung acara.
Setelah keluar dari lift, Emily bergegas menuju mobilnya, dia segera mengemudikan mobilnya menuju gedung acara. Keadaan jalanan terasa sepi, Emily menikmati perjalananya, hingga pemandangan di depan membuat Emily langsung menurunkan kecepatan mobilnya.
Di depan Emily terlihat beberapa buah sepeda motor memberhentikan satu mobil mewah yang melaju. Emily mengambil handphonenya dan melaporkan kejadian yang dia lihat.
"Bagaimana ini, kalau aku menyalip, kasian pengemudi itu, kalau aku menguntit begini aku yang kena sial."
Suara serena mobil polisi terdengar, membuat Emily bisa bernapas lega. "Akhirnya polisi datang sangat cepat, tidak menunggu pertumpahan darah baru datang seperti film-film india."
Melihat keadaan aman, Emily keluar dari mobilnya, dan segera memeriksa keadaan pengemudi mobil di depannya tadi.
"Bagaimana Pak? Korban aman?" tanya Emily pada salah satu petugas Kepolisian
"Nona Emily?"
"Iya Pak, saya yang melapor tadi."
"Terima kasih sudah melapor, keadaan korban juga baik-baik saja."
"Aku mau pulang, aku tidak mau ikut kamu lagi! Hiks!"
"Temani aku untuk acara malam ini saja."
Perdebatan dari dalam mobil terdengar telinga Emily.
"Sepertinya sudah selesai ya Pak, kalau begitu saya pergi dulu."
Emily belum sempat melangkah, dia melihat seorang gadis yang sangat ketakutan keluar dari mobil mewah, gadis itu tidak menyapanya mau pun kepolisian, dia terus berlari menjauh dari mobil mewah yang sebelumnya membawanya.
"Maaf, Pak. Kekasih saya trauma dengan kejadian tadi." Ucap laki-laki yang baru keluar dari mobil.
Dugggg!
Melihat sosok yang ada di depan matanya membuat Emily merasa ini mimpi.
"Kami mengerti Tuan, kami permisi dulu ya, kami bisa ke sini karena laporan Nona ini." Polisi mengisyarat pada Emily.
"Terima kasih banyak, telah menolong saya," ucapnya.
"Sama-sama." Emily berusaha bersikap jutek, dia segera melangkah menuju mobilnya.
Polisi yang menyelamatkan laki-laki itu juga mulai meninggalkan tempat kejadian. Hanya mobil Emily dan mobil mewah itu yang masih ada di sisi jalanan.
"Hei, apa boleh minta waktu sebentar?"
Emily menghentikan langkahnya, dan berbalik kearah suara.
"Apa?"
"Bolehkah saya melakukan sesuatu untuk Anda? Apa saja yang Anda inginkan sebagai ucapan terima kasih saya."
"Tidak perlu melakukan apa-apa, aku sangat senang bisa menolong orang lain."
"Ayolah Emily, izinkan aku melakukan sesuatu untukmu."
Emily menautkan kedua alisnya, dia tidak menyangka David mengenal dirinya. "Anda kenal saya?"
"Dari video mu," sahut David.
"Hedehhh, kenapa yang terkenal dariku bukan prestasi yang membanggakan, pasti kamu tahu Emily sang pelakor bukan?"
David tertawa mendengar tebakan Emily. "Mafkan aku."
"Tidak masalah, skor kita satu sama, aku juga hanya tahu Anda yang terkenal sebagai seorang playboy.
"Kalau sudah saling tahu, bisa panggil pakai nama saja?" tawar David.
"Okelah."
"Apa aku bisa melakukan hal yang bisa membantumu, Emily?" tawar David
"Karena kamu memaksa, baiklah. Aku akan katakan apa yang aku mau."
"Apa itu?"
"Berikan aku satu undangan agar bisa masuk ke acara para sultan muda itu," pinta Emily.
"Kenapa permintaanmu sangat sulit, Em? Semua kursi sudah terisi penuh, sulit untuk membawamu ke acara itu."
"Yah ... memang nasibku sial, tahun ini aku tidak bisa menonton pengusaha-pengusaha negara ini berkumpul," gerutu Emily.
"Bisa sih, tapi ...." David sengaja menahan ucapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Jasmine
Emily bisa aja mengaduk2 hati para suami kesepian...dan tepat sasaran pula
2023-01-19
0
CebReT SeMeDi
bisa sih tapi kamu jadi pendamping ku kata David 🤭
2022-08-04
1
LaQuin Hiatus🦋
Rencana mu berjalan mulus em, semoga balas dendammu sukses😂
2022-08-04
0