Bab 12 Garry Selingkuh

Lesty menarik napasnya begitu dalam. "Aku meminta bantuanmu, kamu sering bukan menangani kasus perselingkuhan."

"Bantuan apa yang kamu inginkan dariku, Les?"

"Menurutmu apa Garry benar-benar selingkuh?"

"Tuduhan seperti itu muncul atas dasar apa Les?"

"Pembantuku menemukan sebelah anting perempuan dalam jas Garry, Garry juga mulai menghilang dari kantor, pulang larut malam, wajahnya selalu bahagia, aku juga menemukan aroma parfume lain dari baju Garry, satu lagi, ada bekas seperti kissmark di leher Garry, juga ada luka cakaran di punggungnya."

Delisha termenung mendengarkan cerita Lesty. Tanda-tanda umum yang terlihat pada laki-laki selingkuh dari kliennya sering bermula seperti yang Lesty ceritakan.

"Bahkan saat ini Garry ada di hotel ini," ucap Lesty.

"Kamu yakin Les?" Delisha sangat tidak percaya.

"Sangat yakin, aku mengutus mata-mata untuk menguntit Garry, dan dia mengambil foto saat mobil Garry memasuki hotel ini."

Delisha menghempas napasnya begitu kasar. "Sulit untuk menggali informasi hotel ini, kenapa hotel ini mahal tapi tetap ramai? Ya karena privasi di jamin, perselingkuhan para pejabat yang terjadi di sini tidak pernah terbuka, andai terbuka oleh istri sah, itu karena kegiatan di luar hotel ini."

"Garry laki-laki baik, kalau benar dia selingkuh, itu semua karena dia tidak tahan lagi dengan sikapmu, saranku ... jika kamu ingin mempertahankan Garry, rubah sikapmu."

"Merubah bagaimana?"

"Aku tahu Garry tidak terlihat di matamu, karena dari segi apa saja kamu diatas melebihi Garry. Kalau kamu ingin Garry bersamamu, hidupkan sisi kewanitaanmu, mandiri itu bagus, namun sesekali manja tidak menurunkan harga dirimu bukan?"

Saat yang sama pesanan Lesty dan Delisha datang, mereka mulai menikmati makan siang mereka. Delisha merasa tidak nyaman, karena profesinya sebagai pengacara merupakan sebuah ancaman bagi pengunjung hotel ini, beberapa petugas keamanan terus menyorotnya.

"Kita tidak bisa lama-lama di sini, setelah makanan kita habis, pasti kita akan diminta pergi, jadi keputusan ada di tanganmu, kalau kamu menginginkan Garry, perbaiki adabmu, kalau kamu ingin dia pergi, ya lakukan apa yang kamu mau."

"Andai aku boleh jujur, hanya Garry yang tidak mengeluh atas sikapku. Dia yang paling kuat dengan segala kemarahanku."

"Lalu kamu mau apa?"

"Mempertahankan Garry," sahut Lesty.

"Perselingkuhan Garry masih abu-abu, tapi andai ini benar, ancamanmu tidak akan membuat Garry takut, secara Garry memang berasal dari keluarga miskin, kalau kamu inginkan dia, pakai nama Kakekmu, dan berusaha menjadi istri pada umunnya."

"Kenapa membawa Kakekku?" Lesty bingung.

"Aku yakin, Garry mau menikah denganmu hanya demi Kakekmu, dia setia karena dia laki-laki yang menjunjung sumpah."

Lesty melamun, dia membayangkan Flash Back pernikahannya dengan Garry.

"Aku yakin, perempuan simpanan Garry tidak menawarkan kekayaan, dia menawarkan kelembutan dan cinta, kamu juga bisa memberikan itu, Lesty. Jika Garry mendapatkan itu darimu, lambaian tangan dari wanita di luar tidak akan mempan, karena pada dasarnya Garry setia."

Mereka melanjutkan makan mereka. Keduanya masih diam, Lesty memikirkan dirinya apakah dia bisa melihat Garry sebagai suami, sedang Delisha masih tidak yakin Garry selingkuh.

"Permisi, kalian bukan tamu hotel ini, jika selesai makan siangnya, kami sangat mohon untuk segera tinggalkan tempat ini," ucap salah satu petugas keamanan.

Setelah makanan mereka habis, mau tak mau Lesty dan Delisha meninggalkan Restoran itu.

***

Setelah meninggalkan Restoran, Garry tidak kembali ke kamarnya dan Emily, dia hanya melunasi pembayaran kamarnya, dan segera pergi dari sana. Seketika perasaannya hancur saat teringat hinaan Lesty. Garry mengirim pesan pada Emily kalau dia tidak kembali.

Sedang Emily di kamarnya bersiap meninggalkan hotel, karena malam ini ada acara yang harus dia hadiri.

Garry terus menyetir mobilnya menyusuri jalanan tanpa tujuan, lelah mengukur jalanan, Garry kembali ke Perusahaanya. Saat sampai di Ruangannya, Garry terkejut melihat keberadaan Lesty.

"Tumben kamu siang-siang bisa kelayapan, nggak kerja?" Garry berusaha bersikap biasa-biasa saja.

"Aku sengaja mengosongkan waktuku, karena aku merindukanmu," sahut Lesty.

Garry tidak percaya dengan ucapan Lesty, dia mendekati Lesty dan menaruh punggung telapak tangannya di dahi Lesty. "Tidak panas, aku pikir kamu sakit."

"Kamu tidak bisa menghargai usahaku ya? Aku ini berusaha menjadi istri yang baik, Garry!"

"Memangnya aku ngapain? Aku hanya terlalu bahagia mendengar kamu rindu padaku."

Lesty sangat kesal melihat raut wajah Garry yang seakan meledeknya. "Malam ini ada undangan, kamu ingat?"

"Owh acara ikatan para pengusaha muda, tentu aku tidak lupa," sahut Garry.

"Bagaimana kalau kita pergi bersama?" ajak Lesty.

"Tidak malu menggandengku?" Garry balik bertanya.

"Malu sih iya, apalagi kalau kamu tidak mau mengenakan jas yang aku beli," omel Lesty.

"Maaf, kulitku tidak kuat memakai baju mahal, setelan seharga 30 juta ini saja bagiku sudah sangat mahal, aku lebih memikirkan kedua orang tuaku di desa, lebih baik sebagian gajihku ku kirim ke mereka."

"Halah, bilang saja mau nabung di desa dan nikah lagi dengan gadis udik di sana!"

Garry tersenyum kaku. "Aku tidak mau berdebat, silahkan kamu tuduh aku sepuas hatimu."

"Aku tidak menuduh, memang kenyataannya kamu selingkuh bukan?"

Garry tersenyum dan berjalan melewati Lesty begitu saja.

"Aku akan bongkar perselingkuhan kamu, Garry."

"Semoga sukses." Garry berjalan menuju meja kerjanya dan mulai melakukan pekerjaannya.

"Kamu mengabaikanku?" hardik Lesty. "Kamu tidak menghargai perjuanganku untuk menjadi istri yang baik!"

"Aku harus apa Les? Perusahaan ini dibawah kendalimu, kamu bosnya, lakukan apa yang kamu mau, izinkan aku melakukan tanggung jawabku. Untuk kebaikanmu melihatku sebagai suami, aku sangat berterima kasih."

Lesty tidak punya bukti kuat untuk memojokan Garry, menyebut bukti yang dia miliki hanya akan membuat Garry semakin waspada. Lesty memilih meninggalkan ruangan Garry tanpa pamit.

Selepas Lesty pergi ingatan Garry terfokus pada kecurigaan Lesty. Garry langsung menghubungi Emily.

"Halo sayang, sudah merindukanku?"

Suara halus dan manja di ujung telepon sana membuat Garry merasa sangat tenang.

"Di mana kamu?"

"Aku di jalan menuju pulang."

"Padahal aku membayar hotel itu untuk 2 hari kedepan."

"Mau kesana lagi kan bisa, aku bawa kuncinya kok."

"Tidak dulu."

"Ada masalah, sayang?" tanya Emily.

"Lesty mulai mencurigaiku, kemaren malam dia melihatku polos, jadi tentu dia melihat jejak petualangan kita."

"Maafkan aku ...." rengek Emily.

"Kamu tidak salah, hanya saja kita harus hati-hati."

"Kalau begitu jangan sentuh aku dulu."

"Kenapa begitu?" protes Garry.

"Setiap kita melakukannya, aku tidak berdaya, aku melakukan apa saja di luar batas kendaliku. Karena kamu sangat hebat, sayang."

Garry terdiam, dia melihat dan menyaksikan bagaiman gilanya Emily saat mereka berpetualang.

"Aku akan menurunkan sedikit keliaranku, agar kita sama-sama mampu mengontrol diri."

"Semoga saja aku bisa," sahut Emily.

"Malam ini kemungkinan aku tidak menemuimu," ucap Garry.

"Kenapa?"

"Aku harus menghadiri undangan dengan Lesty."

"Tidak apa-apa, datanglah padaku saat kamu siap sayang."

Garry dan Emily menyudahi panggilan mereka.

Terpopuler

Comments

Jasmine

Jasmine

gmn ga lbh memilih pelakor klu dirumah tdk prnh memuaskan suami..disentuh jg kagak yg ada hinaan dan cacian

2023-01-19

0

Chandra Dollores

Chandra Dollores

pelajaran dr Em..
gempur suami tanpa jeda
sehingga saat di luar suami dalam keadaan loyo dan tidak berdaya
hahahahah kocak.....

2023-01-14

1

CebReT SeMeDi

CebReT SeMeDi

yuks Emil gasss

2022-08-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!