Bab 9 Kamu Selingkuh?

Lesty tetap berusaha memperjuangkan keinginanya, namun Garry berusaha mempertahankan apa yang melekat di tubuhnya.

"Kamu tahu sedekah yang paling baik adalah memberikan nafkah batin jika istri memintanya lebih dulu," ucap Lesty.

Garry menahan kedua tangan Lesty. "Rupanya hukum agama hanya berlaku sebagian untukmu, apa yang wajib atasku dan mengutamakan hak mu, kamu memakainya."

"Apa maksudmu?"

"Kamu bilang itu sedekah terbaik seorang suami. Jika aku melakukan itu aku mendapat pahala yang sangat besar. Tapi kamu sendiri? Pernah kamu ingat tentang apa hukumnya jika seorang istri menolak suaminya?"

Lesty seketika membisu, jawaban Garry sangat menohok, karena selama ini dirinya selalu menolak Garry.

"Tentang kewajibanku padamu, kamu selalu menagihnya, tapi apa kewajibanmu sebagai seorang istri padaku, apa pernah kamu berikan?"

"Kamu tahu apa bagaimana ancaman bagi seorang istri yang menolak suaminya? Pernah aku memakai dalil ini untuk meminta hak ku padamu?"

Garry tidak mengerti perasaannya saat ini, apakah suatu ungkapan yang selama ini dia pendam, atau menutup rasa bersalahnya karena mengkhianati Lesty. Apalagi perbuatannya dan Emily suatu dosa besar, tapi keinginan yang sangat besar itu membuat hatinya meremehkan suatu perbuatan terlarang.

"Aku orang yang sangat buruk, tidak pantas aku berbicara agama. Tapi ada yang lebih buruk dariku, memakai sebagian dalil agama untuk kepentingan dirinya sendiri, jika menguntungkan dia pakai, tapi jika menggores tubuhnya dia buang."

Entah darimana keberanian itu muncul, Garry menatap Lesty dengan tatapan yang begitu tajam. "Sejelek-jeleknya aku, aku tidak mengambil satu dalil untuk mendapatkan sesuatu yang aku tuju."

"Kamu hanya ingat dalil kewajiban suami pada istri, sedang kamu sendiri mengabaikan kewajiban kamu sebagai istri." Garry menarik selimut menutupi sekujur tubuhnya, dan memejamkan matanya.

Apa yang Garry ucapkan benar adanya. 4 tahun mereka menikah, Garry selalu sabar atas dirinya. Namun Lesty mengabaikan rasa bersalah yang muncul, baginya dirinya benar, karena berada diatas dari Garry. Lesty turun dari tempat tidur, dia mengganti bajunya dan pergi ke kamar ibunya.

Di kamar Andita.

Andita sangat terkejut melihat kedangan Lesty di kamarnya. "Ada apa sayang?"

"Mama, boleh aku tidur sama mama?"

"Kamu berantem sama Garry? Dia berani sekarang sama kamu?"

"Bukan mah, aku hanya malas melihat wajahnya."

"Kalau kamu tidak tahan dengan Garry, cerai saja. Banyak laki-laki yang lebih baik dari Garry."

"Aku tidak mau kehilangan 30% sahamku diperusahaan Opa, mama lupa isi surat perjanjian? Aku juga menikah dengan Garry demi warisan dari Opa."

"Ya sudah. Ayo kita tidur sayang."

Keesokan harinya.

Lesty diam-diam kembali ke kamarnya, dia ingin mengejutkan Garry. Saat Lesty sampai di kamarnya, dia mendengar suara gemericik air dari arah kamar mandi. Lesty pelan-pelan membuka pintu kamar mandi, hingga dia melihat tubuh polos suaminya dibawah guyuran air shower. Melihat warna kemerahan pada punggung Garry seketika tubuh Lesty gemetar.

Saat Garry berbalik, dia sangat terkejut melihat Lesty. Garry tahu kebungkaman Lesty karena luka yang ada di punggungnya. Lesty semakin membisu saat melihat beberapa bintik merah di leher Garry.

"Jujur padaku, kamu selingkuh bukan?"

"Semua orang di kota ini tahu, apa yang ada pada diriku adalah milikmu, setiap pertemuan, setiap perkumpulan, kamu dan ibumu selalu mengingatkan aku siapa diriku, aku hanyalah seorang anak pelayan yang menjadi Tuan di rumah ini karena keinginan Kakekmu."

Garry meraih handuknya dan segera pergi meninggalkan Lesty. Melihat keberanian Garry dan perubahannya, Lesty semakin yakin Garry menyembunyikan sesuatu.

Hancur? Rasa itu tidak ada, karena tidak ada cinta di hatinya untuk Garry, Lesty hanya tidak ingin malu jika dia kalah dengan Pelakor. Lesty segera menyusul Garry. Dia menarik Garry agar berdiri menghadapnya.

"Siapa wanita itu?!"

"Ada wanita bodoh yang mau dengan pria miskin dan telah memiliki istri?"

Garry tidak memperdulikan Lesty, dia terus memakai setelan kerjanya.

Tidak ada yang berbeda dari kegiatan di rumah Lesty, semua berjalan seperti biasanya. Saat Garry sampai di meja makan, hanya ada Kakek dan Nenek Lesty di sana.

"Selamat pagi Kakek, Nenek." sapa Garry.

"Pagi Garry, tumben kamu lebih dulu dari yang lain?"

"Tidurku tadi malam sangat nyenyak kek, karena pekerjaan sudah ku selesaikan, tinggal menunggu jawaban dari patner perusahaan kita."

"Kamu kosongkan jadwal kamu seharian, Kelo, CEO Ezar Group mengajak kita ketemuan." Lesty langsung duduk di kursi yang biasa dia tempati. Dia terlihat sangat dingin, seolah tidak terjadi apapun antara dia dan Garry.

"Kamu dulu yang tentukan, setelah kamu ada aku akan mengikuti keputusanmu," sahut Garry.

"Sebenarnya kemaren siang Kelo mengajak kita makan siang, berhubung kamu tidak dikantor, jadi batal. Padahal Kelo kan sahabat masa kuliahmu," ucap Lesty.

"Maaf, aku tidak tahu kamu mencariku, kalau bekerja handphone biasa aku matikan," sahut Garry.

Lesty memainkan handphonenya. Hingga dia melihat berita viral, dan itu adalah berita perselingkuhan Emily dan CEO Salawa Group, hingga berakhir dengan pemecatan Emily. "Akhirnya kebusukan Emily terendus juga," ucapnya.

Mendengar nama Emily, Garry sangat penasaran dengan berita itu, tapi dia memasang wajah seolah tidak mengerti.

Aji sangat tahu berita apa yang Lesty lihat. "Bisa tidak bahas dia? Apapun yang dia lakukan bukan urusan kita," tegur Aji.

"Jam berapa tadi malam Garr pulang?" Andita sengaja merubah pembicaraan mereka.

"Jam 10 malam mah," sahut Lesty.

"Kamu tidak main api dengan perempuan di sana kan Garry?" Andita menatap wajah Garry penuh selidik.

"Aku tidak punya apapun untuk membuat kalian percaya, aku sangat sadar siapa diriku, aku berada di sini juga semata karena Kakek Jaynam. Jadi ... aku tidak ingin membela diriku, tuduh saja aku sepuas hati kalian."

"Kenapa semua orang selalu salah di mata kalian?" Aji datang dengan wajah dinginnya, dia menarik kursi yang biasa dia tempati. "Sebelumnya Emily selalu kalian tuduh dengan tuduhan yang tidak baik, sekarang Garry. Kamu Lesty, kamu sering tidaknpulang sampai seminggu jika pembangunan yang kamu pegang di luar kota. Pernah suamimu menuduhmu selingkuh?"

"Dua orang tua ini ingin menikmati hidup dengan tenang, bisa kalian tenang? Kita sarapan secara damai bersama, bisa?"

Pertanyaan Kakek tua itu membuat mereka semua bungkam. Tanpa berbicara lagi, mereka menempati tempat masing-masing dan mulai sarapan bersama.

Di luar rumah.

Garry ingin tancap gas meninggalkan rumah itu, namun melihat Lesty berjalan cepat kearahnya Garry menahan keinginannya, dia menunggu kedatangan istrinya. Saat Lesty berdiri di samping mobilnya, Garry menurunkan kaca jendela mobilnya.

"Ingat Garry! Jika aku menemukan bukti perselingkuhan kalian, aku pasti akan menendangmu dari rumahku juga dari perusahaan Kakekku. Semoga selingkuganmu masih mencintaimu walau kamu nanti sudah jadi gembel!"

Setelah mengucapkan semua yang dia inginkan, Lesty langsung kembali ke mobilnya. Sedang Garry masih terbayang kata-kata Lesty. Apakah Emily akan menerima dirinya jika tanpa harta.

Garry mencoba menepis pikiran itu, dia segera malajukan mobilnya menuju perusahaan. Tanpa Garry sadari ada sebuah mobil yang mengikutinya sejak dia keluar dari kediaman Lesty.

Di sisi lain.

Emily menuju pusat kebugaran untuk melakukan olah raga rutinnya, di sana dia bertemu Janet. Janet sangat terkejut melihat Emily ada di gym saat jam bekerja.

"Kamu bolos?" tanya Janet.

"Aku dipecat." Wajah Emily terlihat begitu datar, dia mulai melakukan olah raga ringan.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***