Bab 8 Kenyang

Sepanjang perjalanan Andita terus memikirkan Emily dan Aji. Dia sangat tidak rela kalau mereka kembali rujuk. "Jangan sampai Emily dah Aji rujuk! Sepertinya aku harus membuat Sonya dan Aji semakin dekat, agar mimpi Lesty segera terwujud."

Sesampai di rumah, perasaan Andita sangat buruk, dia bisa melihat kalau Aji masih mencintai Emily.

"Nyonya Dita ...." Salah satu pembantu mendekati Andita.

"Ada apa Sum?"

"Ini, saya nemu Anting di jas Tuan Garry, sepertinya Anting Nona Lesty nyangkut di sana." Kulsum memberikan Anting yang dia berikan pada Andita.

Andita memandangi Anting itu, terlihat mahal, dia segera menyimpannya. "Nanti saya kasih sama Lesty."

"Iya Nyah, saya pergi dulu."

Di tempat lain.

Lesty sangat kesal, karena CEO calon patner yang akan bekerjasama dengannya mengajaknya makan siang bersama, namun dia meminta Lesty datang bersama Garry. CEO itu patner perusahaan Garry. Sepanjang jalan dia terus mengomel, karena harus mengajak Garry pergi bersamanya.

Sesampai di kantor Garry, Lesty melenggang begitu saja memasuki kantor Garry. Saat sampai ruangan Garry, tiba-tiba dia menemukan pintu yang terkunci.

"Dikunci? Dengan siapa Garry di dalam?"

"Permisi Nona." Salah satu petugas Keamanan menyapa Lesty.

"Kenapa dikunci Pak?" cecar Lesty.

"Pak Garry ada pertemuan dengan klien di luar, sebab itu ruangan dia kunci, karena posisi sekretaris masih kosong."

Lesty meminta petugas keamanan itu meninggalkannya. Lesty langsung mengubungi Garry.

"Sial, handphonenya dimatikan!"

Lesty sangat kesal, dia mengirim pesan pada calon kliennya kalau Garry tidak bisa ikut karena ada pertemuan penting, makan siang pun dibatalkan. Perasaan Lesty semakin memburuk, dia segera pulang ke rumahnya.

Di Kediaman Lesty.

Andita sangat kaget melihat putrinya pulang cepat. Dia langsung menyambut putrinya. "Tumben bisa pulang cepat, sayang?"

"Aku tidak bisa bekerja mah, kepalaku terasa panas, calon klienku teman Garry, dia mau membahas lanjutan kerjasama sambil makan siang bersama Garry, tapi saat aku menjemput Garry ke kantor, dia malah tidak ada."

"Baguslah kalau suamimu itu bisa dimanfaatkan, setidaknya ada yang mengurus perusahaan Kakekmu, secara Aji lebih fokus dengan perusahaan yang dia bangun sendiri."

Andita teringat sesuatu. "Oh iya, tadi Mbak Sum kasih ini ke mama, katanya dia menemukan ini di jasnya Garry." Andita memberikan anting yang dia simpan.

Lesty memandangi anting tersebut. "Ini bukan punyaku mah."

Mendengar jawaban Lesty, Andita sangat marah. "Kalau bukan punyamu, berarti ini milik perempuan yang bersama Garry?"

Emosi Lesty semakin berkobar. Selama ini Garry selalu melakukan rapat di perusahaan. Dugaanya semakin menguat kalau Garry punya selingkuhan.

"Kita awasi dia, sayang. Kamu jangan langsung cerca, nanti dia akan semakin waspada, tetap berusaha terlihat lengah."

Di Apartemen Emily. Garry memandangi pungungnya dari cermin, terlihat di sana warna merah dari cakaran Emily. Garry melamun melihat hal itu. Hingga sepasang lengan indah dan pantulan napas hangat di lehernya menyadarkannya dari lamunan.

"Kenapa sayang? Sakit ya?" Emily terus menciumi leher Garry.

"Tidak sakit, karena ada perasaan indah saat aku memandangnya."

Emily memandang sayu wajah Garry. "Maafkan aku, aku tidak kuat menerima segala rasa yang kamu beri, rasanya tubuhku melayang ke udara, paru-paruku juga susah bekerja karena rasa yang tiada bertepi itu." Emily menciumi leher Garry tanpa henti.

"Aku hanya bingung jawaban apa yang akan aku beri kalau Lesty bertanya, luka apa itu, dan tanda merah apa yang ada di leherku." Garry sangat putus asa melihat sisa jejak petualangan mereka.

"Maafkan aku sayang, saat bersamamu aku tidak bisa mengontrol diriku, apalagi kamu sangat kuat, setelah berjuang bersamamu tenagaku habis, kakiku juga sulit melangkah."

Mendengar pujian Emily, ada perasaan bangga yang menyeruat.

"Sudah selesai mandinya sayang?"

"Sudah," sahut Garry.

"Kalau sudah, ayo kita makan. Aku sudah siapin makan siang untuk kita."

Mereka berdua segera menuju meja makan. Emily bukan hanya pandai melayaninya di ranjang, juga pandai memanjakan Garry di meja makan. Apa yang Garry rasakan bersama Emily, ini adalah hal baru dalam hidupnya.

"Tambah lagi sayang?" tawar Emily.

"Sudah cukup."

"Makan yang banyak, petualangan kita masih panjang."

***

Sejak siang hingga sore, Lesty terus berusaha menghubungi Garry, kini jam menunjukan jam 9 malam, namun Garry belum juga kembali, nomornya juga masih belum bisa di hubungi.

Selama waktu makan malam, Lesty melamun memikirkan Garry, sedang apa dia, dan bersama siapa.

"Kenapa Lesty?"

Pertanyaan omanya membuat Lesty tersadar.

"Nggak apa-apa, oma. Hanya kepikiran Garry belum kembali."

"Jangan dipikir Les, paling Garry sedang bahagia dengan perempuan lain," sela Aji.

"Aji!" tegur Dita.

"Kan wajar Kak, kalau laki-laki kehilangan kasih sayang dari istrinya, dia akan mendapat kasih sayang dari wanita lain."

"Om ...." rengek Lesty.

Melihat Lesty sedih, Aji tertawa terbahak. "Aku bercanda, Garry bukan tipe laki-laki seperti itu, aku sering tidak sengaja 1 acara dengannya, dia sangat membatasi diri. Walau Garry setia padamu, tapi perbaiki sikapmu. Bersikaplah lebih halus pada suami, karena di luar sana banyak yang menawarkan kehalusan."

"Aji ...." tegur Dita.

*

Lesty mondar-mandir di kamarnya, dia masih menunggu kedatangan Garry. Jam sudah menunjukan jam 10 malam, tapi Garry belum juga kembali.

Ceklak!

Suara pintu yang terbuka, seperti angin sejuk bagi Lesty. Terlihat sosok Garry diantara pintu. Lesty menatap Garry penuh selidik, wajah suaminya terlihat segar dan sangat bahagia.

"Darimana saja kamu!?" cecar Lesty.

"Aku kerja, aku tengah berusaha memberi kamu sedikit kebahagiaan." Garry langsung menuju kamar mandi.

Lesty menahan Garry. Dia medekatkan hidunga ke sisi telinga Garry. Dia tidak mencium bau keringat seperti biasa, yang ditemukan indra penciumannya adalah aroma shampo yang sangat segar.

"Kerja di mana? Kerja untuk perusahaan apa habis bekerja di tempat tidur?"

"Kenapa kamu bau wangi? Habis mandi?"

Mendengar pertanyaan Lesty, Garry berusaha menyembunyikan kegugupannya. "Aku selalu salah Les di mata kamu, aku pulang bau kamu marah-marah, aroma kamar seketika jadi apek karena keringatku, sebelum pulang aku mandi dulu di kantor juga salah. Mau mu apa Les?"

Garry tetap masuk ke kamar mandi tanpa menunggu jawaban Lesty.

"Kalau sudah mandi, kenapa ke kamar mandi lagi?!" teriak Lesty.

Garry membuka pintu kamar mandi dan memperlihatkan wajahnya. "Mau sikat gigi dan setoran alam, setelah ini mau tidur, aku capek. Tanya apa lagi?" Melihat Lesty bungkam Garry kembali menutup pintu kamar mandinya.

Beberapa saat kemudian Garry menuju tempat tidur merebahkan diri di samping Lesty.

"Garry ...." panggil Lesty.

"Hmmm, mau debat? Jangan Les ... aku capek banget."

"Bukan, coba lihat sini."

Garry mengalah, dia berbalik kearah Lesty. Saat Lesty menurunkan selimutnya, terlihat seragam dinas kerja seorang Istri yang Lesty kenakan. Baju itu sangat terbuka dan tipis. Tapi Garry tidak bernapsu, untuk hal itu Emily memberi porsi lebih, sehingga Garry masih merasa kenyang.

"Nanti subuh boleh? Saat ini aku capek banget."

Nggak mau, aku maunya sekarang." Lesty langsung menyerang Garry.

Terpopuler

Comments

Jasmine

Jasmine

🤣🤣🤣🤣🤣🤣 gmn mau selera Les...dia udh kenyang butuh ruang gerak yg baru drpd sama gedebok pisang mending sama janda yg yahuttt...

2023-01-19

0

Chandra Dollores

Chandra Dollores

haahahah terlambat
anaconda udah kenyang... ga bakal matuk....

2023-01-14

1

CebReT SeMeDi

CebReT SeMeDi

apalgi tar liat cakaran Ama kiss Mark uwuwww nambah ehem aja

2022-07-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!