Keesokan harinya.
Pagi adalah waktu yang sangat sibuk bagi semua orang. Pelayan yang paling sibuk adalah mereka yang bertugas di dapur untuk menyiapkan sarapan semua penghuni rumah itu. Tuan Besar dan Nyonya besar rumah itu sudah duduk manis di meja makan sambil menikmati teh manis hangat. Di temani oleh Andita.
“Ayah, mau lagi tehnya?” tawar Andita.
“Sudah cukup Dit.”
“Ibu?” tanya Andita lagi.
“Ibu juga cukup.”
“Selamat pagi semua.” Sapa seorang laki-laki tampan yang baru menarik salah satu kursi.
“Aji, gimana Ji ada perempuan yang bisa menggantikan Emily?” tanya Dita.
“Menemukan pasangan hidup tidak semudah membeli sebungkus kacang, Kak. Aku sudah sangat bahagia dengan Emily, tapi kalian tidak bahagia, perpisahan ini terpaksa aku lakukan demi kebahagiaan kalian semua. Jadi untukku bisa mencari pengganti Emily aku perlu waktu lama,” sahut Aji.
“Om Aji terlalu berduka atas perceraian kalian, sedang si ganjen itu entah berapa kali dia ganti pasangan, saat ini si ganjen itu dekat dengan CEO Salawa Group,” sela Lesty.
“Apa salah Emily padamu Les? Dia sudah pergi pun kebencianmu padanya tidak pernah hilang,” ucap Aji.
“Aku benci kelakuannya, dia seorang pelakor. Saat aku bertemu Nyonya Asyila, hanya curhatan kepedihannya karena Emily yang menjadi duri dalam pernikahan mereka,” sahut Lesty.
Pandangan Lesty masih memancarkan kebencian, mendengar nama Emily, seketika api kemarahannya berkobar. "Sebelum Emily menikah dengan Kakak, dia adalah simpanan Pak Adam. Bahkan menjelang akad, aku melihat dengan kedua mataku sendiri, Emily dan Pak Adam berpelukan. Aku diam, karena aku tidak mau keluarga besar kita malu!"
“Jangan bahas Emily bisa? Dia sudah pergi dan bukan bagian keluarga kita lagi, lebih baik kita sarapan. Panggil Garry sana Les.”
“Oma … Garry bisa turun sendiri, tidak usah di panggil, ayo kita sarapan bersama,” ucap Lesty.
Mereka semua segera memulai sarapan tanpa Garry. Sedang Garry terus bersenandung di kamarnya. Sepanjang kegiatan mandinya dia terus membayangkan Emily, bahkan saat ini dia memasang kancing kemejanya satu per satu, dia kembali teringat Emily. Setiap memasang satu kancing, rasanya hembusan napas Emily memantul di permukaan kulitnya.
Garry selesai dengan setelannya, dia meraih tas kerja dan segera turun, saat turun kebawah, Garry melihat semua orang sudah menghabiskan separu sarapan mereka. Hati Garry mencelos, jika dia turun lebih cepat, maka dia diminta menunggu semua orang, namun saat dirinya yang terlambat semua orang malah sarapan tanpa dirinya.
Aku benar tidak punya harga diri di sini, batin Garry.
“Garry, ayo sarapan nak.”
Mendengar suara itu, Garry tersadar dari lamunannya, Garry memberi senyuman manisnya pada laki-laki tua yang menyapanya, di mana hanya laki-laki tua itu yang memandangnya di rumah ini. Bahkan laki-laki tua itu belum menyentuh makanannya.
“Cepat kemari! Kakek belum memulai sarapannya hanya karena ingin menunggu kamu!”
Ucapan sinis Lesty dulunya biasa saja, namun entah kenapa hari ini ucapan itu sangat menusuk. Garry berusaha terlihat biasa-biasa saja, dia segera menarik kursi dan ikut sarapan dengan mereka semua.
Di belahan kota yang lain.
Seperti biasa Emily menjalankan rutinitas hariannya. Hari ini dia dan sahabatnya berjanji untuk berbagi taksi menuju kantor mereka. Emily berdiri di depan Apartemennya menunggu taksi yang akan menjemputntya. Perlahan sebuah taksi melaju pelan kearahnya dan berhenti tepat di depannya.
“Yuk Em!” teriakan itu terdengar sesaat turunnya kaca jendela mobil taksi itu.
Emily segera masuk kedalam mobil, mobil pun perlahan melaju.
“Tumben kamu mau naik taksi, biasanya juga selalu naik angkot,” ucap Emily.
“Aku naik taksi karena aku ingin bicara pribadi denganmu.”
“Bicara apa Janet ….”
“Tadi malam, kamu bertemu dengan Garry?”
“Ya, akhirnya kesempatan itu datang.”
"Em, tiga hal dalam hidupmu yang tidak bisa kembali, yaitu waktu, kata-kata, dan kesempatan. Kehilangan Suami, mungkin Tuhan ingin kamu bertemu dengan orang yang benar-benar tepat untukmu."
"1 Tahun Jan aku menanti kesempatan ini, tidak akan ku sia-siakan. Aku akan memberi mereka rasa sakit yang sama!"
"Emily ..., 3 hal yang bisa mengahancurkan hidup, kemarahan, keangkuhan, dan dendam."
"Hidupku sudah hancur Jan, sejak jadi janda, aku tidak pernah dipandang dengan pandangan kehormatan atau kasih sayang, sebagian besar warga kota ini memandangku jijik."
“Emily, Kemarahan dan dendam hanya akan menghancurkan hidupmu sendiri, lupakan dendammu,” pinta Janet.
“Aku tidak bisa membiarkan mereka yang telah menghancurkan rumah tanggaku hidup bahagia begitu saja.”
“Emily, kamu itu sebenarnya wanita baik-baik, setelah kejadian ini terungkap, maka seluruh dunia akan menghujatmu sebagai pelakor,” nasihat Janet.
“Aku tidak peduli. Aku pernah peduli dan perhatian, tapi yang aku dapat hanya rasa sakit! Sekarang aku tidak peduli dengan ocehan orang!"
Janeta tidak tahu harus bicara apalagi, dia hanya tidak ingin nama Emily semakin buruk.
“Bagaimana pun aku, mereka semua yang di luar tetap benci padaku. Percuma meladeni orang-orang yang telah benci, sebaik apapun aku, di mata mereka aku tetap buruk. Daripada aku Lelah, biarkan aku melakukan apa yang aku mau, dan kebahagiaan serta senyumanku adalah penderitaan bagi mereka.”
Emily menatap Janet dengan tatapan sendu. “Emily yang baik sudah mati, yang ada Emily yang jahat dan seorang penhancur hubungan.”
“Terserah padamu Em, aku hanya ingin mengatakan, saat dendammu bisa kamu balas, tidak ada kebahagiaan di sana. Pikirkan lagi, lebih baik kamu cari kebahagiaanmu sendiri, dan lupakan orang-orang yang telah menyakitimu.”
Emily sampai lebih dulu di kantornya, dia tidak berkata apa-apa lagi pada sahabatnya. Janeta juga diam, takdir Emily sangat menyakitkan, dia telah menyembunyikan kalau yang mandul itu Aji, dan mengorbankan namanya kalau yang mandul adalah dia, agar Aji tidak terpuruk, tapi tetap saja dia terlempar dari bangunan pernikahannya.
***
Salawa Group.
Sejak bercerai dengan Aji, Emily bekerja sebagai Sekretaris di Perusahaan itu, sebenarnya Emily malas bekerja di sini, karena istri CEO Perusahaan ini sangat cemburu padanya. Perusahaan Salawa Group di pimpin oleh Adam Hogran yang berusia 64 tahun. Adam sendiri adalah adik bungsu dari Ayah Emily, namun mereka semua menutupi ikatan itu bahkan dari istri Adam, itu semata demi keselamatan Emily.
Beberapa karyawan penjilat istri CEO selalu sinis pada Emily, bahkan sering menyindir-nyindir Emily. Emily masa bodoh, dia terus mengerjakan apa yang semestinya dia kerjakan.
“Emily, diminta Pak Adam ke ruangan dia,” ucap sekretaris yang bekerja di depan ruangan CEO.
“Oke, aku segera ke sana, makasih ya.” Emily segera menuju ruangan Pak Adam.
Emily mengetuk pintu ruangan CEO itu, mendengar izin masuk, Emily perlahan membuka pintu itu.
“Bapak memanggil saya?”
“Kalau hanya berdua gini, panggil om saja Emily, bagaimana pun aku ini adik dari Bapakmu.”
“Kan om sendiri yang meminta kita seperti orang asing sebelum tahu dalang pembunuhan kedua orang tuaku,”
“Tapi saat ini tidak ada orang, santai saja Emily.”
“Ada perihal apa om memanggilku?”
“Kamu tidak pernah mau mengatakan sebab perceraianmu dengan Aji, akhirnya om mengutus orang mencari tahu ini, dan om sangat kecewa saat menemukan fakta.”
Adam memandang Emily dengan tatapan yang sangat kecewa. “Kenapa kamu melindungi laki-laki yang tidak menghargaimu? Seharusnya saat mereka menamparmu dengan menghinamu sebagai wanita mandul, harusnya kamu lempar catatan asli dari Rumah Sakit kalau Aji yang mandul!”
“Itu tidak akan merubah apa-apa om, andai aku lakukan itu, mungkin aku dan Aji tidak bercerai, namun ada yang mengganjal dalam hubungan kami, lebih baik aku diam, dan membalasnya dengan cara lain.”
“Cara apa?”
“Mengacaukan rumah tangga Lesty. Lesty patner istri om juga bukan? Mereka berdua selalu menghina dan merendahkanku.”
“Kabahagiaanmu adalah kebahagiaan om, kamu butuh bantuan?”
“Bantu aku agar aku menjadi sekretaris Garry.”
“Itu perkara mudah, nanti om akan bantu kamu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Jasmine
makanya jgn menunjuk seseorg dgn songong...lihat tuh jarimu cuma 1 menunjuk pd seseorg...lihat brp jari tertuju pdmu....jd koreksidiri dulu...Aku dukung Emily...bila perlu permalukan tuh Lesty dan ibunya
2023-01-18
0
Chandra Dollores
seru neh pertandingannya....
2023-01-14
0
me_bhebril1206
nah kan kan....ketahuan kan ya,yg bermasalah sapa😒
2022-12-01
4