POV Pelakor Target Sang Pelakor

POV Pelakor Target Sang Pelakor

Bab 1 Kesempatan

Emily tersenyum setelah membaca pesan yang baru masuk, akhirnya dia memiliki kesempatan emas untuk mendekati targetnya. 1 tahun ini, sejak perceraiannya dengan Aji, Emily mentargetan Garry untuk membalas dendamnya. Karena hancurnya bahtera rumah tangganya dengan Aji akibat istri Garry yang bernama Lesty, juga campur tangan ibu Lesty.

Lesty, kau selalu menuduhku pelakor, lihat nanti aku akan datang sebagai pelakor dalam rumah tanggamu.

Nyonya Andita, kamu tahu sakitnya rumah tangga yang dipertahankan runtuh begitu saja karena tangan ketiga, kamu akan merasakan sakit yang sama seperti sakit aku rasa dulu, seperti sakit yang kau berikan padaku dulu.

Emily berharap usahanya kali ini ini tidak sia-sia, dia yakin ini kesempatan yang sangat bagus. Selain tempatnya sangat tepat, pesta malam ini juga hanya di hadiri tamu pria dan wanita penghibur. Setelah perceraiannya dengan Aji, Emily sengaja merendahkan dirinya sendiri menyamar sebagai wanita penghibur demi pembuka jalannya mendekati Garry.

Garry memang laki-laki baik, tapi teman-teman Garry adalah target Emily untuk membuka jalan pembalasan dendamnya.

"Akhirnya kesepatan ini datang juga," ucapnya.

Emily berdandan semaksimal mungkin, dan dia mengenakan mini dress yang sangat terbuka. Emily keluar dari Apartemennya, setiap orang yang berpapasan dengannya terpana melihat keindahan dunia itu.

"Kemana tuh mata!"

Seorang wanita marah pada pasangannya, karena laki-laki yang berjalan bersama wanita itu lehernya seakan patah memandangi Emily. Mendengar hal itu Emily hanya tersenyum. Kebiasaanya mengenakan pakaian seksi, membuat beberapa wanita kesal padanya, ditambah statusnya seorang janda.

Emily tidak pernah menggoda laki-laki yang berpapasan dengannya, namun mereka yang menggoda Emily, tapi Emily tetap salah di mata para istri-istri yang suaminya tergoda dengan kemolekan dan kecantikan Emily.

"Pergi sore, pasti nanti pulangnya pagi, ngelontee di mana lu!"

"Hati-hati ibu-ibu, ada bibit pelakor baru!"

Bermacam kata-kata yang sangat menusuk itu terus terdengar telinga Emily, dari tempat kerjanya, hingga saat dia melintas di jalanan.

Emily terus berjalan menuju pintu keluar, dengan gaya anggun dia terus melangkah, mengabaikan tatapan mata yang terus tertuju padanya. Saat Emily sampai di depan gedung Apartemennya, sepersekian detik kemudian taksi yang dia pesan sudah tiba.

Emily sengaja tidak mengendarai mobilnya, dalam rencananya, targetnya harus mengantarnya pulang setelah acara. Emily memandangi jalanan yang dia lewati, saat hampir sampai di tempat tujuan, Emily menelepon sebuah nomor.

"Halo bos," sapaan di ujung telepon.

"Kalian nanti beraksi setelah aku kode. Mungkin masih lama."

"Tidak masalah bos, kapanpun rencana dimulai, kami siap."

"Oke, jangan lupa bubuk ajaib yang aku pesan, kalian hanya boleh memasukan seperempat dosis saja," titah Emily.

"Siap bos."

Semua rencananya telah matang, tinggal menunggu saat yang tepat.

Mobil taksi pun berhenti di tempat tujuan  Emily. Emily segera keluar dan menuju pintu masuk, dia memberikan undangan yang dia miliki.

"Emily Karzila," ucap Emil.

Petugas keamanan itu menscan undangan Emily, saat terverifikasi, Emily mendapatkan gelang khusus, dia pun diperbolehkan masuk.

Acara di dalam terlihat sangat ramai, Emily berusaha mencari keberadaan targetnya.

"Emily, akhirnya kamu datang."

Sapaan itu membuat perhatian Emily buyar.

"Happy birthday Shanyua," ucap Emily.

"Makasih Mel, ayuk gabung dengan tamu-tamu yang lain."

Emily berusaha berbaur dengan semua tamu undangan. Persentase tamu undangan malam ini banyak laki-laki, karena yang punya acara memang mengadakan acara dewasa, bahkan beberapa pria beristri datang dengan wanita lain. Mereka terlihat asing satu dengan yang lain, yang mereka nikmati hanya kesenangan mereka sendiri.

Emily terus tersenyum pada mereka yang berusaha menggodanya, namun saat ini Emily hanya menargetkan satu orang. Hingga pencarian Emily berakhir, saat dia melihat targetnya datang dengan teman-temannya.

Target Emily belum menyadari posisi Emily, Emily segera berbalik, karena targetnya berjalan ke arahnya.

Target Emily mulai memesan minumannya pada Bartender yang bertugas. Saat dia meraih minumannya, dia menoleh pada Emily.

"Tante?"

Emily tersenyum dalam hati, akhirnya targetnya melihatnya. Emily menoleh pada Targetnya. "Garry?" Emily pura-pura terkejut.

"Eh kenapa Tante bisa ada di sini?"

"Aku diundang, masa aku menerobos."

"Tante kenal Shan?"

"Kenal, dia dulu rekan satu kantorku sebelum aku berhenti bekerja."

"Oh … aku baru tahu kalau tante pernah bekerja."

"Garry, jangan panggil aku tante, aku bukan istri om kamu lagi."

"Aku manggil apa dong tan …."

"Panggil nama aja, selain kamu lebih senior dari aku, aku juga bukan bagian dari keluarga kamu lagi, dulu okey kamu manggil aku tante, karena aku istri om kamu, sekarang kan keadaannya beda."

"Sulit sih, secara aku terbiasa manggil tante."

"Makanya biasa in panggil nama dari sekarang."

Garry merasa nyaman berbicara dengan Emily, dia dan Emily terus bicara banyak hal, bahkan saat acara puncak berlangsung, Garry tetap duduk di bar berdua dengan Emil.

"Tante, kenapa--" Garry merasa dia salah bicara. "Maaf, sepertinya aku belum terbiasa."

"Pelan-pelan pasti bisa Gar."

"Em, kenapa kamu dan om Aji bisa bercerai?"

"Ya jodoh kami habis, kan habis umur, mati. Habis jodoh cerai," sahut Emily dengan santainya.

Garry merasa tidak puas dengan jawaban Emily. "Pasti ada sebab dong Em …."

"Gimana ya …." Emily memasang raut keraguannya.

"Cerita aja, kan kita di sini sebagai teman," bujuk Garry.

"Aku bingung memulai dari mana."

"Seingatmu saja Em, rasanya aku sulit percaya om Aji dan kamu bercerai, secara logika, apalagi yang om cari, kamu cantik, seksi, dan sangat menarik, rasanya aku ingin mengatai om Aji bodoh karena menceraikan istri secantik kamu Em."

Emily memulai dramanya, dia menarik napas begitu dalam, dengan sorot mata kesedihan, Emily memulai dramanya.

"Apa gunanya kecantikan dan tubuh yang indah? Aku wanita yang tidak sempurna. Hiks!" Air mata Emily menetes.

"Maksud kamu?" Garry terkejut dengan pengakuan Emily.

"Aku wanita mandul, aku tidak bisa memberi keturunan pada mas Aji, sebab ini aku dicerai."

"Kamu sudah berusaha, misal ke dokter atau usaha herbal gitu. Berusaha dulu Mel sebelum memvonis sesuatu."

Emily menghempas napasnya kasar. "5 tahun Gar, kamu kira selama 5 tahun pernikahan aku hanya diam?"

Sepasang mata Emily berkaca-kaca. Saat Garry menunduk Emily memberi isyarat pada pelayan agar menukar minuman Garry dengan minuman yang sudah dicampur obat perangsang.

Emily kembali fokus pad Garry. "Masalah berobat, aku sudah berobat kemana-mana, bahkan sampai luar negri, tapi aku diam Gar, buat apa aku teriak-teriak tentang usahaku."

"Tapi sedih saja, kan keterbatasan ini di luar kemampuan kamu Mel, kenapa jalan keluarnya perceraian?"

"Karena keluarga besar istrimu ingin keturunan dari Aji."

Emily meraih minumannya, dan perlahan meminumnya. "Lupakan masalah aku Gar, aku di sini untuk senang-senang."

"Iya, maafkan aku, karena aku mengingatkanmu dengan kesedihanmu," sesal Garry.

"Santai saja Gar, ini masih baru, wajar aku menangis jika mengingatnya, lama-lama nanti aku juga biasa. Kayak kamu yang menghadapi hidup kamu , kamu terlihat biasa-biasa saja."

"Tentang?" Garry tidak mengerti arah ucapan Emily.

"Istrimu selalu bicaranya kasar sama padamu, terus sering hina-hina kamu, bukan hanya di belakangmu, tapi aku sering lihat dia hina kamu di depanmu, dan kamu tetap sabar, aku salut sama kamu. Kamu sangat sabar menghadapi wanita seperti itu."

Garry teringat kehidupannya sehari-hari yang selalu diremehkan istrinya, dia berusaha melupakan hal itu, dia meraih minumannya dan menegaknya habis.

"Maaf ya Gar, kalau aku salah bicara."

"Tidak apa-apa Em, kita pernah jadi satu keluarga, wajar kamu mengetahui semua kisahku."

Emily tersenyum, karena Garry menghabiskan minuman yang telah dicampur dengan bubuk ajaib.

"Aku heran aja sama Lesty, nggak ada lembut-lembutnya jadi wanita, dia nggak mikir apa di luar banyak wanita sepertiku yang siap memberi kelembutan pada suami yang ditelantarkan."

Kedua bola mata Garry membulat sempurna mendengar perkataan Emily.

"Lupakan Gar, aku hanya bercanda."

"Owh …."

"Tapi maksudku benar adanya, banyak istri yang tidak menyayangi suaminya, tidak menghargai perjuangan suaminya, hingga suaminya mendapatkan kasih sayang dari wanita lain, kalau sudah demikian, pelakor lagi di salahin. Apa para istri sah itu tidak bercermin dengan keadaan, kalau mereka telah menelantarkan suami mereka, contoh nyata, ya istrimu, dia selalu menelantarkanmu, andai kamu mencari kasih sayang lain, bukan sepenuhnya salahmu."

Bersambung.

***

Maaf kalau temanya sangat tidak nyaman, bacaan ini hanya hiburan. Ini juga sebagai nasihat untuku sendiri agar aku lebih bisa menghargai pasangan. Tema ini ikut lomba, jadi aku menyesuaikan persyartan, bukan mendukung pelakor ya😅

Terpopuler

Comments

Jasmine

Jasmine

Pelakor hadir krn para istri yg tdk baik melayani suaminya...dan kesempatan pelakor masuk ke rt pasutri jg krn saling tdk jujur

2023-01-18

0

Anita

Anita

bagus ada nasehat nya disini.buat kita para istri intropeksi diri.jangan udah diambil orang suami baru sibuk nyalahin pelakor.sukses selalu Thor baru baca udah menarik nih💪💪

2023-01-04

3

⸙ᵍᵏ͢⍣Mode siderッ❥⃝❁Kᵝ⃟ᴸ

⸙ᵍᵏ͢⍣Mode siderッ❥⃝❁Kᵝ⃟ᴸ

kok ad nma Lesty ya 🤭🤣

2022-12-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!