Permintaan ibu

Sedangkan Nico terpaksa memilih untuk mencari kerja untuk membantu ibunya membiayai sekolah kedua adiknya,Andini dan Andre,

Nico bekerja disebuah bengkel motor yang lumayan besar,gajinya pun cukup untuk dirinya dan meringankan sedikit beban ibunya,

Meskipun mereka sekarang terpisah jarak dan waktu,keduanya sering bertemu,bahkan Nico selalu mengantar jemput Malika jika dirinya sedang ada waktu luang,cinta keduanya sangat kuat,dan mereka pertahankan,

"Oh ya co aku mau tanya?"

Malika coba membuka percakapannya dengan Nico ditengah perjalanan,

"Kira-kira berapa tahun lagi kita akan menikah co?"

Pertanyaan Malika pada Nico sangat membuatnya terkejut,hingga dia langsung menghentikan laju motornya secara mendadak,

"Kamu baik-baik saja co?"

Tanya Malika pada Nico cemas,

Wajah Nico sedikit memerah,entah karena malu dengan pertanyaan Malika,ataupun dengan alasan lain,

"Maafkan aku jika pertanyaan ku membuatmu tidak enak?"

Malika meminta maaf pada Nico atas pertanyaan seriusnya tadi,

"Tidak apa-apa sayang, aku hanya bingung saja,kapan aku akan bisa menikahi mu"

Jawab Nico dengan mengajak Malika bercanda,

"Aku harap kita tidak terburu-buru ya co,kamu tahu sendiri,masih ada cita-cita yang ingin aku gapai saat ini demi ibuku"

Ucap Malika teringat akan ibunya yang berharap dirinya bisa menjadi orang sukses kelak,karena Malika terlahir dari sebuah keluarga yang sederhana,jadi ibunya Malika ingin sekali Malika bisa menjadi orang besar suatu saat nanti,

Namun berbalik dengan Nico,sebenarnya Nico sangat mencemaskan Malika jika hubungan mereka tidak segera di resmikan,

Nico merasa takut akan ada pria lain yang mendekatinya nanti jika terlalu lama pacaran,

"Tapi kamu harus janji ya,fokus pada cita-citamu jangan pada yang lain"

Pinta Nico dengan serius,

"Maksud kamu apa,kamu tidak percaya sama aku"

Tanya Malika dengan memanyunkan bibirnya,

Malika memang dikenal wanita yang sangat setia,

Sebenarnya banyak sekali pria lain yang ingin mendekati Malika,namun dia masih bisa menjaga hati nya untuk Nico,hingga semua yang mengenal Malika dan Nico menjulukinya sebagai pasangan awet meskipun mereka sudah tidak satu sekolah,keduanya sama-sama setia,meskipun Nico sangat sering sekali memarahi Malika karena hal kecil,

Kini tibalah kelulusan S1 Malika,

Malika lulus dengan nilai terbaik,diapun termasuk siswi berprestasi hingga Malika banyak di rekomendasikan masuk ke kantor-kantor besar atau melanjutkan studi S2 nya di PTN besar,namun Malika masih belum memikirkan semua itu,diapun bangga dengan hasil kerja kerasnya,

"Ini untuk ibu"

Malika mencium ibunya dengan penuh kasih,

Bu Arum pun memeluk Malika karena dia sangat bangga dengannya,dengan semua prestasi yang dia raih,

"Alhamdulillah nak,selamat,kamu lulus dengan nilai terbaik,ibu bangga sama kamu"

Ucap Bu Arum memuji keberhasilan Malika,

Sahabat-sahabatnya pun ikut datang memberi kejutan kepada Malika,

Tiara,Santi,dan Novi ikut serta hadir bersama Nico untuk merayakan kelulusan Malika saat itu,mereka ikut senang dengan keberhasilan sahabatnya itu,

"Selamat ya kawan,you are the best"

Tiara pun memeluk Malika dengan bangga,karena sebagai sahabat yang baik,Tiara selalu mensupport semua yang Malika lakukan dalam hal yang positif,

"Terimakasih kawan"

Malika membalas pelukan dan ucapan Tiara dan kawan-kawannya yang lain,

"Dimana Nico,apa dia tidak bersama kalian?"

Tanya Malika mencari keberadaan Nico,

Santi dan Tiara pun tidak mengetahui keberadaan Nico,karena setahunya tadi dia bersama mereka disini,namun sekarang menghilang,

Dan ternyata datanglah seseorang yang membawa buket bunga dengan ukuran yang cukup besar menutupi sebagian tubuhnya,

"Congratulusion sayangku".

Ucap Nico dibalik buket besar untuk Malika,

Malika pun dibuat tersipu oleh Nico karena sikapnya yang romantis meskipun di depan umum,

"Kau ini,bisa saja"

Semua pun tersenyum melihat Malika dan Nico,

Tak terkecuali dengan ibunya Malika,Bu Arum memang sudah lama mengenal Nico,dari sejak mereka pertama berpacaran,namun dalam hati kecil bu Arum tersimpan kekhawatiran yang begitu besar kepada Malika jika dia terus bersama Nico,entah apa itu,Bu Arum selalu cemas jika mengingat hebungan Malika dan Nico yang sudah lama dan terlampau dekat,

Keduanya selalu pergi berdua kemana saja,main,makan,dan yang lainnya,

Bu Arum sangat mencemaskan jika sesuatu akan terjadi kepadanya kelak,

"Kita pulang yuk nak"

Bu Arum tiba-tiba mengajak Malika untuk segera pulang bersamanya,

"Tapi Bu,apa boleh Malika pergi bersama Nico "

Tanya Malika meminta ijin,

"Kau terus saja bersama Nico,kapan kamu merayakan hari spesialmu bersama ibu"

Jawaban Bu Arum membuat Malika sedih dan membuat Nico yang mendengarnya sakit hati,

Dalam hati,Nico menggerutu akan sikap Bu Arum kepadanya,dia merasa heran mengapa Bu Arum bersikap seperti itu,apa salahnya,

Karena hubungan Nico dan Bu Arum sangat baik,mereka sudah sangat dekat dan mengenal satu sama lain,termasuk mengenal keluarga masing-masing,

Meskipun mereka sudah lama berpacaran,namun mereka sangat menjaga diri masing-masing dari hal yang membahayakan,

Hubungan kedua nya sangat sehat selama ini,meskipun keduanya sering berjalan berdua,namun mereka bisa menjaga diri mereka masing-masing,

"Yasudah yang,kamu ikut bersama ibumu,kita bisa pergi berdua lain waktu"

Ucap Nico pada Malika mengalah,

"Baiklah,maafkan ibuku ya co?"

Malika meminta maaf pada Nico atas tingkah ibunya yang sedikit dingin kepadanya,

Malika pun pulang naik taksi bersama ibunya,

Suasana sangat hening didalam mobil,Bu Arum tidak bicara sepatah kata pun kepada Malika,dan itu sangat membuat Malika tidak nyaman,

"Oh ya Bu,kita nyekar ke makam bapak yuk?"

Malika coba mencairkan suasana dengan mengajak ibunya untuk nyekar ke makam alm.ayahnya (pak Broto).

dengan senyum kecilnya Bu Arum pun menyetujui permintaan Malika,

Bu Arum pun meminta supir taksi untuk membawa mereka ke TPU mawar tak terlalu jauh dari rumahnya,

"Andai bapak masih ada Bu?"

Ucap Malika pada ibunya,

"Jika bapakmu masih ada,mungkin dia akan lebih bangga dari ibu kepadamu,karena berkat kerja kerasnyat anak gadisnya berhasil lulus dengan nilai tertinggi hari ini,"

Bu Arum kembali memeluk Malika dari samping,dan menyenderkan kepala Malika di pundaknya,

"Ia ya Bu,"

Malika pun tersenyum,

Suasana pun sudah mulai hangat,karena penasaran Malika pum memberanikan diri untuk bertanya kepada ibunya,

"Oh ya Bu,Malika ingin bertanya,mengapa sikap ibu tadi dingin sekali kepada Nico,apa dia berbuat salah pada ibu?"

Tanya Malika sedikit ragu,

"Sudah ibu duga,kamu pasti akan bertanya seperti itu,Nico tidak berbuat salah pada ibu,hanya saja ibu takut kehilanganmu nak"

Jawab Bu Arum membuat Malika sedih,

"Mengapa ibu berbicara seperti itu,Malika tidak akan pergi kemana-mana kok,Malika juga akan mencari kerja di daerah sini saja,ada banyak kantor sekitaran Bandung sini yang menawari Malika dengan jabatan yang lumayan Bu"

Jawab Malika dengan polosnya,

"Bukan itu maksud ibu nak,ibu hanya takut terjadi sesuatu pada kamu,hubungan kamu dengan Nico sudah terlalu lama,kalian juga sudah sangat terlalu dekat,bahkan sebagian tetangga kita mengira kalian sudah menikah,ibu sangat tidak enak sekali nak,ibu sangat takut kamu akan pergi meninggalkan ibu dan memilih Nico"

Lanjut Bu Arum,

"Ibu jangan bicara seperti itu,Malik tidak akan pernah sekalipun meninggalkan ibu"

Jawab Malika kembali memeluk ibunya dan mengusap air mata yang sedikit menetes di mata ibunya,

Sebenarnya sebelum pergi wisuda Malika,Bu Arum sempat di datangi tetangga-tetangga nya yang risih akan hubungan Malika dan Nico yang sudah terlalu dekat

"Hai Bu Arum,Malika sudah menikah ya dengan Nico,kok mereka selalu berdua saja,hati-hati loh Bu,nanti kecelakaan Malika,yang malu ibu juga"

Ucap Bu Ratna salah satu tetangganya yang selalu nyinyir dan biang gosip,di sekitar rumah mereka

Terpopuler

Comments

azzura zahira

azzura zahira

semoga ldr nya lancar ya co

2022-10-11

0

Qirani❤️

Qirani❤️

LDR an nih ceritanya thor

2022-10-10

0

barokah

barokah

dimana2 slalu sja ada ibu2 tkang gosip.

2022-07-29

0

lihat semua
Episodes
1 Cerai
2 Patah hati
3 Permintaan ibu
4 Kalung untuk Mallika
5 Back street
6 Rindu itu datang
7 Hari pertama bekerja
8 Teman baru
9 Berurusan dengan Lidya
10 Terkena hukuman
11 Gelisah
12 Jebakan Liora
13 Gaun pengantin
14 Nico depresi
15 Permintaan maaf Liora
16 Terkunci di toilet
17 Keenan
18 Pertolongan kedua
19 Kiriman foto
20 Pertengkaran
21 Malika dan Bu Ratna
22 Dilema
23 Kembali berjanji
24 Alana milik Keenan
25 Telpon dari Tiara
26 Tekad Nico
27 Bandung
28 kanker darah
29 jebakan Lidya
30 pulang ke Bandung
31 2 pilihan
32 Gelisah
33 Rumah sakit
34 Ingin bicara
35 Rindu
36 Melanggar janji
37 Perasaan Clara
38 Pelukan Clara
39 Donor darah
40 Rencana Bu Ratna
41 Aku mencintaimu
42 Tidak enak hati
43 Ciuman kedua
44 Mendengarkan
45 Kembali luluh
46 Kembali bekerja
47 Pemecatan Lidya
48 Dendam ke 2 Lidya
49 Tabrak lari
50 Malika kritis
51 Benturan keras di kepala
52 Penabrak lari
53 masa lalu
54 masa lalu part 2
55 menunggu Malika sadar
56 Hilang ingatan
57 foto Nico
58 Secangkir kopi
59 Tunangan Malika
60 Bu Ratna menjenguk
61 Pernikahan Malika
62 Nico mulai curiga
63 Kembali ke rumah
64 Pelaku penabrak lari
65 Lidya pun tahu
66 Malika di culik
67 Gedung kosong
68 Hancur
69 Malika berkhianat
70 Akhirnya Nico pun tahu
71 Keyakinan cinta Nico
72 Kebohongan Clara
73 Permintaan Bu Arum
74 Wanita di kamar mandi
75 Wanita di masa lalu
76 Pelukan Nico
77 usaha Nico
78 mengunjungi Lidya
79 penyesalan Lidya
80 kebenaran yang terungkap
81 Pelukan Kartika
82 Menyatukan cinta Keenan
83 Kekecewaan Bu Arum
84 Tiara dilema
85 Alasan Bu Arum
86 Menikah denganku
87 berharap restu Bu Arum
88 sakit hati
89 Bukti cinta
90 Bu Arum gelisah
91 hancur
92 Bu Arum tahu
93 berbunga-bunga
94 Malika pingsan
95 Air mata Bu Arum
96 air mata Bu Arum
97 kehamilan Malika
98 terkena struk
99 niat baik Bu Arum
100 restu Bu Arum
101 Malam pertama
102 kerinduan Bu Arum
103 Terputuslah semua kekerabatan
104 kembali pada Bu Arum
105 surat untuk Malika
106 minta maaf
107 Suntikan racun untuk Bu Arum
108 Meninggalnya Bu Arum
109 rencana pindah
110 kekecewaan Bu Ratna
111 ingin pulang ke rumah
112 mengajak ke Jakarta
113 Malika setuju
114 ingin bekerja
115 pagi hari yang indah
116 pelukan pria lain
117 rumah baru
118 Malika pingsan
119 pertemuan kembali
120 kembali ke tempat lama
121 Rishi
122 Malika pingsan
123 Di gendong Rishi
124 Hati-hati di jalan
125 Bisa pulang
126 Malika pulang
127 Jebakan yang gagal
128 Menuju persalinan
129 Operasi persalinan Malika
130 Tangis bayi Malika
131 Hotel Aries
132 Satu malam bersama Clara
133 Malika tersadar
134 Sia-sia
135 Mimpi buruk Malika
136 Nico depresi
137 Kecurigaan Rishi
138 Bisa pulang
139 Sedang ingin
140 Zidan terus menangis
141 Tergoda untuk yang kedua kali
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Cerai
2
Patah hati
3
Permintaan ibu
4
Kalung untuk Mallika
5
Back street
6
Rindu itu datang
7
Hari pertama bekerja
8
Teman baru
9
Berurusan dengan Lidya
10
Terkena hukuman
11
Gelisah
12
Jebakan Liora
13
Gaun pengantin
14
Nico depresi
15
Permintaan maaf Liora
16
Terkunci di toilet
17
Keenan
18
Pertolongan kedua
19
Kiriman foto
20
Pertengkaran
21
Malika dan Bu Ratna
22
Dilema
23
Kembali berjanji
24
Alana milik Keenan
25
Telpon dari Tiara
26
Tekad Nico
27
Bandung
28
kanker darah
29
jebakan Lidya
30
pulang ke Bandung
31
2 pilihan
32
Gelisah
33
Rumah sakit
34
Ingin bicara
35
Rindu
36
Melanggar janji
37
Perasaan Clara
38
Pelukan Clara
39
Donor darah
40
Rencana Bu Ratna
41
Aku mencintaimu
42
Tidak enak hati
43
Ciuman kedua
44
Mendengarkan
45
Kembali luluh
46
Kembali bekerja
47
Pemecatan Lidya
48
Dendam ke 2 Lidya
49
Tabrak lari
50
Malika kritis
51
Benturan keras di kepala
52
Penabrak lari
53
masa lalu
54
masa lalu part 2
55
menunggu Malika sadar
56
Hilang ingatan
57
foto Nico
58
Secangkir kopi
59
Tunangan Malika
60
Bu Ratna menjenguk
61
Pernikahan Malika
62
Nico mulai curiga
63
Kembali ke rumah
64
Pelaku penabrak lari
65
Lidya pun tahu
66
Malika di culik
67
Gedung kosong
68
Hancur
69
Malika berkhianat
70
Akhirnya Nico pun tahu
71
Keyakinan cinta Nico
72
Kebohongan Clara
73
Permintaan Bu Arum
74
Wanita di kamar mandi
75
Wanita di masa lalu
76
Pelukan Nico
77
usaha Nico
78
mengunjungi Lidya
79
penyesalan Lidya
80
kebenaran yang terungkap
81
Pelukan Kartika
82
Menyatukan cinta Keenan
83
Kekecewaan Bu Arum
84
Tiara dilema
85
Alasan Bu Arum
86
Menikah denganku
87
berharap restu Bu Arum
88
sakit hati
89
Bukti cinta
90
Bu Arum gelisah
91
hancur
92
Bu Arum tahu
93
berbunga-bunga
94
Malika pingsan
95
Air mata Bu Arum
96
air mata Bu Arum
97
kehamilan Malika
98
terkena struk
99
niat baik Bu Arum
100
restu Bu Arum
101
Malam pertama
102
kerinduan Bu Arum
103
Terputuslah semua kekerabatan
104
kembali pada Bu Arum
105
surat untuk Malika
106
minta maaf
107
Suntikan racun untuk Bu Arum
108
Meninggalnya Bu Arum
109
rencana pindah
110
kekecewaan Bu Ratna
111
ingin pulang ke rumah
112
mengajak ke Jakarta
113
Malika setuju
114
ingin bekerja
115
pagi hari yang indah
116
pelukan pria lain
117
rumah baru
118
Malika pingsan
119
pertemuan kembali
120
kembali ke tempat lama
121
Rishi
122
Malika pingsan
123
Di gendong Rishi
124
Hati-hati di jalan
125
Bisa pulang
126
Malika pulang
127
Jebakan yang gagal
128
Menuju persalinan
129
Operasi persalinan Malika
130
Tangis bayi Malika
131
Hotel Aries
132
Satu malam bersama Clara
133
Malika tersadar
134
Sia-sia
135
Mimpi buruk Malika
136
Nico depresi
137
Kecurigaan Rishi
138
Bisa pulang
139
Sedang ingin
140
Zidan terus menangis
141
Tergoda untuk yang kedua kali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!