Kesetiaanku Kebodohanku

Kesetiaanku Kebodohanku

Cerai

Untuk kali pertama Nico menampar pipi Malika dengan sangat keras di depan anaknya,hingga anaknya yang masih berusia 4 tahun itu menangis histeris melihat ibunya di tampar oleh ayahnya,

Cekcok dalam rumah tangga mereka memang sering terjadi bulan-bulan ini,itu sebabnya tak biasa lagi bagi Malika menghadapi kemarahan suaminya itu,namun untuk kali ini Malika seakan bernasib buruk,

Sebuah tamparan yang belum pernah dia rasakan dari seorang pria kini mendarat di pipinya,

Berurai air mata Malika menyadari kenyataan suami yang dia cintai berani menamparnya,apalagi dihadapan anaknya yang notabene masih kecil namun sudah sedikit mengerti di usianya,

Zidan yang melihat keributan orangtuanya terus menangis,

Nico pun malah memarahi Zidan,

"Diam kau anak nakal,aku sudah bosan mendengar semua tangisanmu"

Mendengar suaminya memarahi anaknya dengan kata-kata kasar,Malika bangkit dan menggendong anaknya,dia coba mendiamkan tangisan anaknya,

Saat Zidan sedikit lebih diam,Malika berdiri menatap Nico dengan tajam,

"Aku tidak menyangka kau bisa Setega ini kepadaku,kau berubah sekarang,kau bukan lagi Nico yang dulu aku kenal aku sangat menyesal menikah denganmu"

Ucap Malika pergi meninggalkan Nico tanpa membawa apapun,Malika hanya menggendong Zidan,harta yang paling berharga bagi dirinya selepas ibunya tiada,

"Oh baiklah kau akan pergi,besok akan aku kirim surat perceraian kita"

Teriak Nico dengan melempar gelas yang ada di dekatnya,

Mendengar semua itu Malika semakin tak kuasa menahan air matanya,

Tak terpikir oleh Malika untuk bercerai dari Nico meskipun keadaan rumah tangga nya sedang tidak baik-baik saja,namun mendengar Nico akan mengirimkan surat perceraian untuknya membuat hatinya patah,remuk tak berbentuk,

"Mengapa semua ini terjadi padaku,"

Ucap hati Malika sepanjang jalan meratapi nasib rumah tangganya yang berada di ujung tanduk kehancuran,

"Zidan tidak usah dengar apa yang ayah katakan yah,ayah hanya sedang bercanda dengan ibu saja"

Ucap Malika pada Zidan agar dia tidak membenci ayahnya,

Zidan yang masih polos hanya tersenyum pada ibunya dengan menganggukkan kepalanya tanpa menjawab ucapan Malika,

Dia pun sampai di rumah lamanya,rumah ibu nya yang penuh dengan kenangan,selepas ibunya tiada rumah itu dibiarkan kosong,Malika sangat rindu dengan ibunya,

"Andai dulu aku menuruti semua perkataan ibu"

Semua penyesalan Malika kini dia rasakan karena tidak mendengarkan semua nasihat ibunya untuk memutuskan Nico,

Namun apa daya cinta telah membutakan mata hati Malika,hingga dia tidak mau menuruti permintaan ibunya,banyak juga sahabat dan teman kerjanya menilai Nico tidak pantas untuk Malika,mereka selalu menasihati Malika untuk tidak menikah dengannya,

"Kamu ini pintar Malika,kau bisa dapatkan yang lebih baik dari Nico,"

Ucap Tiara sahabatnya sebelum Malika menikahi Nico,

Sebenarnya Malika dan Nico sama-sama saling mencintai,bahkan cinta Nico lebih besar dari Malika,apapun akan dia lakukan untuk Maika,bahkan dia tidak suka jika ada pria lain mendekati Malika,

Awal kehidupan pernikahan mereka sangat baik-baik saja,mereka selalu tampil romantis menanti kehadiran si buah hati yang memang tercipta sebelum pernikahan mereka terlaksana,

Dan semua itulah yang menyebabkan ibunya Malika jatuh sakit mendengar kehamilan diluar pernikahan Malika,

Seakan di lempar kotoran,anak yang selalu dia banggakan,dia didik dengan penuh kasih sayang dan didikan terbaik,kini dia membalasnya dengan noda yang membuat ibunya tidak berani memperlihatkan wajahnya keluar,

Sebelum pernikahan itu terjadi Bu Arum masih belum menyetujui hubungan Nico dan Malika,namun mengingat bayi yang sudah ada di perut Malika,Bu Arum pun terpaksa merestui pernikahan Malika,

Dengan syarat setelah menikah Malika bukanlah anaknya lagi,

Bu Arum tidak ingin Malika menemuinya lagi dan memanggilnya ibu,

Malika sangat sedih dan menyesal akan semua perbuatannya yang sangat salah,Nico pun membawa Malika ke Jakarta karena Nico bekerja disana saat ini,

Malika terpaksa meninggalkan ibu,sahabat dan pekerjaannya di Bandung demi bersama Nico,

Suami tidak berguna yang bisanya hanya memanfaatkan kerja keras Malika demi bersenang-senang dengan wanita malam,

Suami pemarah yang terus memaki dan menyiksa batin Malika,

"Ibu sangat kecewa Malika"

Ucap Bu Arum ketika melihat Malika pergi bersama Nico,

Setelah beberapa tahun setelah kelahiran anak pertama mereka yang bernama Zidan,

Prahara rumah tangga mereka mulai muncul,Nico yang pemarah dan tidak sabar selalu memarahi Malika karena dia sibuk mengurus anaknya daripada dirinya,

"Kau ini bagaimana sih,aku baru pulang kerja,siapin minum ke makan ke,aku capek pulang kerja"

Nico marah pada Malika yang saat itu memang sedang mengurus Zidan sepulang dia kerja dari kantornya,

"Maaf mas,aku juga baru pulang,Zidan baru aku jemput dari yayasan ini pun aku baru mengganti popoknya,aku belum sempat masak,kau beli diluar saja ya"

Jawab Malika tak menyadari jika semua perkataannya akan membuat Nico murka,

"Apa,kau berani sekali memerintah ku sekarang ya,mentang-mentang gaji kamu lebih besar dari aku,kau mulai tidak menghormati aku sebagai suami kamu"

Amarah Nico mulai memuncak,

"Bukan itu maksudku mas,yasudah aku pergi dulu beli makan,"

Sambil menggendong Zidan yang masih bayi,Malika pun mengalah dan pergi mencari makan untuk suaminya,

Dalam hati Malika ada sedikit penyesalan akan perubahan sikap Nico padanya,memang dulu Malika tahu jika Nico orang yang tempramen,namun dia tidak menyangka akan sejauh ini sikapnya padanya,

Kini Nico yang dia kenal emosional,jarang pulang,sekalinya pulang malam Nico hanya meminta uang pada Malika,dengan alasan untuk tambahan biaya adiknya sekolah di Bandung,

Malika berpikir mengapa suaminya berubah seperti ini,dan perubahannya Malika rasakan memang setelah Zidan lahir ke dunia,

Prahara rumah tangga mereka memang terjadi setelah kelahiran Zidan,anaknya sendiri,

Nico yang sangat mencintai Malika kini merasa cintanya telah terbagi dengan anaknya,karena dari sejak pacaran dulu Nico tidak ingin ada yang mendekati Malika,termasuk teman-temannya sendiri,

Ditambah dengan pekerjaan Malika yang kini merangkap sebagai asisten bosnya membuat Nico semakin cemburu buta,Malika sangat dekat dengan bosnya, itu sebabnya Nico selalu memarahinya,

Sempat Nico menyuruh Malika untuk berhenti bekerja,namun dia menolak dengan alasan gajinya sebagai buruh bengkel tidak bisa mencukupi biaya sehari-hari mereka,Belum lagi jatah untuk mertuanya yang selau meminta uang pada Nico dengan alasan biaya sekolah adiknya,

Itu semua membuat Malika semakin tidak menuruti keinginan Nico untuk berhenti bekerja,

Di samping itu Nico merasa Malika memang ada benarnya,jika dia sampai berhenti bekerja,siapa yang akan memberi ibunya uang untuk biaya sekolah adik-adiknya Nico,terlebih ibunya Nico sangat cerewet jika Nico sampai telat memberinya uang,

Uang yang Nico berikan pada Malika hanya cukup untuk makan sehari-hari saja,tidak termasuk biaya perlengkapan anak dan lain-lain,terkadang Nico tidak memberinya uang samasekali meskipun Maika tahu dia sudah gajian,entah kemana uang hasil dia bekerja selama ini,Malika pun tidak ingin menuntut selagi dia masih mampu,

Untuk kali pertama kesabaran Malika sedang diuji dimana Malika mendapati suaminya itu sedang berjalan berdua bersama wanita lain di depan matanya,

Saat itu Malika dan teman kantornya istirahat di sebuah restoran,dia melihat Nico memegang tangan seorang wanita,tentu saja Malika sangat marah dan langsung melabrak wanita itu,

"Byurr.."

Malika menyembur wanita itu dengan segelas air yang ada dihadapannya,

Nico sangat terkejut dengan kedatangan Malika yang memergokinya bersama perempuan lain,

"Dasar wanita kurang ajar,berani sekali kamu jalan dengan suami orang hah"

Ucap Malika memaki wanita yang bersama Nico,

Wanita itu pun pergi meninggalkan Nico di restoran itu karena malu,

"Heh kau mau kemana,"

Teriak Malika memanggil wanita itu,

"Cukup Malika cukup,"

Nico menghentikan Malika dengan kasar di depan umum,

"Kau ini,dia hanya temanku Malika,kau sudah salah sangka,"

Nico membela diri menutupi kesalahannya dengan menyalahkan Malika,

Hingga membuat Malika merasa bersalah,

"Tapi mas,kau dan dia tadi berpegangan tangan,itu sebabnya aku marah"

Ucap Malika,

"Kau salah paham,gara-gara kamu,usahaku rugi,dia adalah kolega bos ku,itu sebabnya aku menemani dia,tapi kau sudah mengacaukan semuanya,hah"

Nico sangat marah sekali kepada Malika,diapun pergi meninggalkan Malika sendiri,

Malika pun menangis karena Nico yang dia kenal dulu penyayang dan sangat mencintainya,kini berubah jauh dari Nico yang dia kenal dulu,

Apa salahnya hingga dia bisa berubah seperti ini,pikir Malika,

Tiara pun datang dan coba menenangkan Malika,

"Sudah ka,jangan menangis,mungkin Nico memang sedang dalam urusan penting bersama wanita itu,kau segeralah meminta maaf padanya,"

Nasihat Tiara selalu membuat Malika lebih tenang,

Terpopuler

Comments

khazanah

khazanah

hamil di luar nikah

2023-02-18

2

Qirani❤️

Qirani❤️

kdrt nih...kaya billar aja 😡

2022-10-10

0

azzura zahira

azzura zahira

sama anak ko cemburu

2022-10-02

0

lihat semua
Episodes
1 Cerai
2 Patah hati
3 Permintaan ibu
4 Kalung untuk Mallika
5 Back street
6 Rindu itu datang
7 Hari pertama bekerja
8 Teman baru
9 Berurusan dengan Lidya
10 Terkena hukuman
11 Gelisah
12 Jebakan Liora
13 Gaun pengantin
14 Nico depresi
15 Permintaan maaf Liora
16 Terkunci di toilet
17 Keenan
18 Pertolongan kedua
19 Kiriman foto
20 Pertengkaran
21 Malika dan Bu Ratna
22 Dilema
23 Kembali berjanji
24 Alana milik Keenan
25 Telpon dari Tiara
26 Tekad Nico
27 Bandung
28 kanker darah
29 jebakan Lidya
30 pulang ke Bandung
31 2 pilihan
32 Gelisah
33 Rumah sakit
34 Ingin bicara
35 Rindu
36 Melanggar janji
37 Perasaan Clara
38 Pelukan Clara
39 Donor darah
40 Rencana Bu Ratna
41 Aku mencintaimu
42 Tidak enak hati
43 Ciuman kedua
44 Mendengarkan
45 Kembali luluh
46 Kembali bekerja
47 Pemecatan Lidya
48 Dendam ke 2 Lidya
49 Tabrak lari
50 Malika kritis
51 Benturan keras di kepala
52 Penabrak lari
53 masa lalu
54 masa lalu part 2
55 menunggu Malika sadar
56 Hilang ingatan
57 foto Nico
58 Secangkir kopi
59 Tunangan Malika
60 Bu Ratna menjenguk
61 Pernikahan Malika
62 Nico mulai curiga
63 Kembali ke rumah
64 Pelaku penabrak lari
65 Lidya pun tahu
66 Malika di culik
67 Gedung kosong
68 Hancur
69 Malika berkhianat
70 Akhirnya Nico pun tahu
71 Keyakinan cinta Nico
72 Kebohongan Clara
73 Permintaan Bu Arum
74 Wanita di kamar mandi
75 Wanita di masa lalu
76 Pelukan Nico
77 usaha Nico
78 mengunjungi Lidya
79 penyesalan Lidya
80 kebenaran yang terungkap
81 Pelukan Kartika
82 Menyatukan cinta Keenan
83 Kekecewaan Bu Arum
84 Tiara dilema
85 Alasan Bu Arum
86 Menikah denganku
87 berharap restu Bu Arum
88 sakit hati
89 Bukti cinta
90 Bu Arum gelisah
91 hancur
92 Bu Arum tahu
93 berbunga-bunga
94 Malika pingsan
95 Air mata Bu Arum
96 air mata Bu Arum
97 kehamilan Malika
98 terkena struk
99 niat baik Bu Arum
100 restu Bu Arum
101 Malam pertama
102 kerinduan Bu Arum
103 Terputuslah semua kekerabatan
104 kembali pada Bu Arum
105 surat untuk Malika
106 minta maaf
107 Suntikan racun untuk Bu Arum
108 Meninggalnya Bu Arum
109 rencana pindah
110 kekecewaan Bu Ratna
111 ingin pulang ke rumah
112 mengajak ke Jakarta
113 Malika setuju
114 ingin bekerja
115 pagi hari yang indah
116 pelukan pria lain
117 rumah baru
118 Malika pingsan
119 pertemuan kembali
120 kembali ke tempat lama
121 Rishi
122 Malika pingsan
123 Di gendong Rishi
124 Hati-hati di jalan
125 Bisa pulang
126 Malika pulang
127 Jebakan yang gagal
128 Menuju persalinan
129 Operasi persalinan Malika
130 Tangis bayi Malika
131 Hotel Aries
132 Satu malam bersama Clara
133 Malika tersadar
134 Sia-sia
135 Mimpi buruk Malika
136 Nico depresi
137 Kecurigaan Rishi
138 Bisa pulang
139 Sedang ingin
140 Zidan terus menangis
141 Tergoda untuk yang kedua kali
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Cerai
2
Patah hati
3
Permintaan ibu
4
Kalung untuk Mallika
5
Back street
6
Rindu itu datang
7
Hari pertama bekerja
8
Teman baru
9
Berurusan dengan Lidya
10
Terkena hukuman
11
Gelisah
12
Jebakan Liora
13
Gaun pengantin
14
Nico depresi
15
Permintaan maaf Liora
16
Terkunci di toilet
17
Keenan
18
Pertolongan kedua
19
Kiriman foto
20
Pertengkaran
21
Malika dan Bu Ratna
22
Dilema
23
Kembali berjanji
24
Alana milik Keenan
25
Telpon dari Tiara
26
Tekad Nico
27
Bandung
28
kanker darah
29
jebakan Lidya
30
pulang ke Bandung
31
2 pilihan
32
Gelisah
33
Rumah sakit
34
Ingin bicara
35
Rindu
36
Melanggar janji
37
Perasaan Clara
38
Pelukan Clara
39
Donor darah
40
Rencana Bu Ratna
41
Aku mencintaimu
42
Tidak enak hati
43
Ciuman kedua
44
Mendengarkan
45
Kembali luluh
46
Kembali bekerja
47
Pemecatan Lidya
48
Dendam ke 2 Lidya
49
Tabrak lari
50
Malika kritis
51
Benturan keras di kepala
52
Penabrak lari
53
masa lalu
54
masa lalu part 2
55
menunggu Malika sadar
56
Hilang ingatan
57
foto Nico
58
Secangkir kopi
59
Tunangan Malika
60
Bu Ratna menjenguk
61
Pernikahan Malika
62
Nico mulai curiga
63
Kembali ke rumah
64
Pelaku penabrak lari
65
Lidya pun tahu
66
Malika di culik
67
Gedung kosong
68
Hancur
69
Malika berkhianat
70
Akhirnya Nico pun tahu
71
Keyakinan cinta Nico
72
Kebohongan Clara
73
Permintaan Bu Arum
74
Wanita di kamar mandi
75
Wanita di masa lalu
76
Pelukan Nico
77
usaha Nico
78
mengunjungi Lidya
79
penyesalan Lidya
80
kebenaran yang terungkap
81
Pelukan Kartika
82
Menyatukan cinta Keenan
83
Kekecewaan Bu Arum
84
Tiara dilema
85
Alasan Bu Arum
86
Menikah denganku
87
berharap restu Bu Arum
88
sakit hati
89
Bukti cinta
90
Bu Arum gelisah
91
hancur
92
Bu Arum tahu
93
berbunga-bunga
94
Malika pingsan
95
Air mata Bu Arum
96
air mata Bu Arum
97
kehamilan Malika
98
terkena struk
99
niat baik Bu Arum
100
restu Bu Arum
101
Malam pertama
102
kerinduan Bu Arum
103
Terputuslah semua kekerabatan
104
kembali pada Bu Arum
105
surat untuk Malika
106
minta maaf
107
Suntikan racun untuk Bu Arum
108
Meninggalnya Bu Arum
109
rencana pindah
110
kekecewaan Bu Ratna
111
ingin pulang ke rumah
112
mengajak ke Jakarta
113
Malika setuju
114
ingin bekerja
115
pagi hari yang indah
116
pelukan pria lain
117
rumah baru
118
Malika pingsan
119
pertemuan kembali
120
kembali ke tempat lama
121
Rishi
122
Malika pingsan
123
Di gendong Rishi
124
Hati-hati di jalan
125
Bisa pulang
126
Malika pulang
127
Jebakan yang gagal
128
Menuju persalinan
129
Operasi persalinan Malika
130
Tangis bayi Malika
131
Hotel Aries
132
Satu malam bersama Clara
133
Malika tersadar
134
Sia-sia
135
Mimpi buruk Malika
136
Nico depresi
137
Kecurigaan Rishi
138
Bisa pulang
139
Sedang ingin
140
Zidan terus menangis
141
Tergoda untuk yang kedua kali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!