Cerita Nenek 4: Hantu Persimpangan Jalan

Kemunculan sosok hantu seringkali dipercaya sebagai perbuatan 'iseng' ataupun sebagai peringatan atas kesalahan yang telah dilakukan oleh manusia. Seperti di desa tempat tinggal nenek waktu kecil, misalnya, ada sesosok hantu yang lumayan sering mengganggu. Orang-orang sekitar menamainya sebagai Hantu Persimpangan Jalan.

Suatu senja saat remaja, nenek sedang berjalan ke arah pulang dari rumah saudara sepupunya. Jalanan saat itu sudah sepi dan waktu menunjukkan pukul 5 sore. Langit sudah mulai gelap tertutup awan mendung.

Kala itu, kendaraan bermotor masih jarang ditemui. Apalagi, nenek tinggal di desa. Kebanyakan orang di sana biasanya naik sepeda atau berjalan kaki untuk bepergian. Jadi, meskipun baru jam 5 sore, keadaan jalanan sudah sangat sepi.

Nenek berjalan menyusuri pinggir jalan agar bisa mampir sebentar ke pasar kecil di dekat rumahnya. Meski sudah hampir gelap, nenek tetap santai berjalan pelan sambil cuci mata mencari jajanan untuk camilan orang di rumah. Ada banyak kue tradisional seperti klepon, getuk pisang, bubur, dan masih banyak lagi.

"Kue-kuenya baru diantar tadi siang, Mbak. Jadi masih enak dimakan sampai nanti malam," kata penjual di pasar menawarkan barang dagangannya.

Nenek mendengarkan pedagang itu menawarkan kue kepadanya sambil melihat ke persimpangan jalan yang ada diseberang pasar itu. Di sana, ada seorang perempuan yang sedang meletakkan bunga aneka warna. Nenek menduga, bunga yang merah itu adalah mawar, sedangkan yang lainnya bunga kantil dan cempaka. Wadahnya terbuat dari daun pisang yang dibentuk menjadi kotak persegi. Berhubung jalanan sepi, maka wanita itu bisa dengan mudah meletakannya di tengah persimpangan jalan.

Pedagang kue pun melihat nenek yang sedang melamun mendangi perempuan itu. Dia menjelaskan bahwa hal tersebut sudah biasa dilakukan oleh orang-orang yang tinggal di sekitar sini. Mereka terbiasa untuk memperlakukan semua makhluk halus dengan baik agar tidak lagi mengganggu manusia. Salah satu caranya adalah dengan meletakkan sesajen di area yang dipercaya berhantu.

Nenek menyimak cerita pedagang kue itu dengan seksama sambil merogoh tasnya untuk mengambil uang. Setelah itu, nenek membayar kuenya dan melanjutkan perjalanan pulangnya.

"Terima kasih atas kue dan ceritanya ya, Pak," kata nenek kepada pedagang kue itu sambil tersenyum.

Pasar tersebut berada tepat di ujung jalan pertigaan. Orang-orang menyebut lokasi itu dengan istilah 'tusuk sate'. Untuk menuju ke rumah, nenek harus melewati jalanan pertigaan itu. Baru berniat menyeberang jalan, nenek melihat ada tiga makhluk yang sedang berjongkok di tengah-tengah pertigaan.

Makhluk yang satu bermata besar tapi pupilnya berwarna putih seperti buta. Besarnya bukan hanya 'besar' biasa, tapi sampai hampir menutupi wajahnya. Tidak ada hidung dan mulut, hanya ada dua mata selebar mulai dari dahi hingga dagunya. Makhluk yang di sebelahnya hanya punya mulut yang tidak kalah besar besar dan lebar menutupi wajah. Sedangkan makhluk yang ke tiga, mukanya rata, hanya ada dua daun telinga besar - tapi tanpa lubang - di sisi kanan kiri kepalanya.

Ketiga makhluk itu membuat bulu kuduk nenek berdiri seketika. Mereka berada tepat di tengah-tengah pertigaan, seakan-akan jalanan itu adalah hanya milik mereka. Posisinya dekat dengan sesajen bunga yang baru diletakkan oleh wanita tadi.

Dari arah seberang, nenek melihat ada seorang laki-laki yang sedang menyeberang jalan, lewat tepat di area hantu-hantu itu berada. Lelaki itu tidak melihat mereka. Dia lantas berjalan biasa saja, tanpa ada rasa takut, dan kemudian menabrak sosok hantu yang bermata besar. Hantu bermata besar langsung menoleh ke arah laki-laki itu dan mendorongnya hingga terjatuh. Kemudian, hantu itu kembali berjongkok di posisinya semula. Untungnya, laki-laki yang terjatuh itu baik-baik saja dan kembali melanjutkan langkahnya.

Tidak lama setelah kejadian itu, ada lagi seseorang yang melintas di pertigaan menggunakan sepeda. Kali ini, ketiga hantu tersebut tertabrak oleh sepedanya hingga jatuh terjengkang. Ketiga sosok hantu itu tampak marah seperti hendak mengejar dan menerkam pesepeda tersebut. Namun, pengendara sepeda itu tetap menggowes sepedanya dengan santai dan berhasil lolos dari cengkraman mereka. Melihat 'mangsa' mereka lolos, ketiga hantu tersebut terlihat semakin marah. Tubuh mereka menggeliat. Terlebih lagi, sosok bermulut lebar itu membuka mulutnya lebar-lebar dan memperlihatkan gigi-giginya yang besar. Tidak bisa terbayangkan jika mulut itu menggigit kulit manusia. Pasti akan langsung tercabik olehnya.

Sementara itu, si hantu buta menggerak-gerakan tangannya ke depan seperti ingin menggapai sesuatu. Sedangkan si hantu tuli sedang meletakkan kedua telapak tangannya di daun telinga seperti hendak mendengar sesuatu agar lebih jelas.

Nenek, yang semula ingin berjalan pulang ke rumah, terpaku berdiri di pinggir jalan menyaksikan ketiga sosok hantu itu. Tampaknya, ruang gerak ketiga hantu itu terbatas, hanya di pertigaan saja. Sehingga, mereka tidak bisa mengejar manusia hingga jauh. Mereka hanya bisa bergerak bebas di area itu dan tidak dapat keluar dari wilayahnya. Ketiga sosok itu mulai mendekatkan diri mereka dan saling membelakangi, punggung bertemu punggung. Seakan-akan mereka sedang bersiap untuk mempertahankan diri dari berbagai penjuru.

Setelah beberapa lama, hantu-hantu itu mulai tampak tenang dan kembali berjongkok di posisi semula. Nenek pun tersadar kalau langit sudah semakin gelap dan melanjutkan perjalanan menuju ke rumah. Tentu saja, nenek menghindari wilayah pertigaan itu. Melihat kejadian tersebut, nenek baru tahu jika ada sesosok hantu yang mendiami suatu wilayah, maka hanya di situlah dia bisa bergerak. Rupanya, ketidaktahuan seseorang terhadap penampakan hantu merupakan suatu keuntungan juga. Seperti yang dialami kedua orang laki-laki yang menabrak ketiga makhluk tersebut. Berhubung tidak bisa melihatnya, mereka bisa cuek saja melanjutkan perjalanan seperti tidak ada apa-apa, tanpa ada rasa takut sedikitpun.

"Mulai sekarang aku harus lebih hati-hati supaya tidak mengganggu hantu-hantu," kata nenek dalam hati.

***

Nenek menceritakan pengalaman masa remajanya ini kepadaku agar aku lebih waspada saat berada di tempat sepi. Aku pun merinding sekaligus terkesima mendengar cerita itu. Dari sekian banyak pengalamanku melihat penampakan, baru kali ini kudengar ada makhluk yang berbentuk seperti itu. Membayangkannya saja ngeri. Tapi, aku juga penasaran, mengapa bentuk mereka bisa seperti itu?

Aku pun juga jadi berpikir, saat ini jalanan di desa masa kecil nenek pasti sudah ramai dan lebih padat penduduk. Apa yang terjadi ya dengan Hantu Persimpangan Jalan itu sekarang? Apakah mereka berpindah tempat? Ataukah mereka tetap berada di sana san mulai berdamai dengan manusia? Mungkin suatu saat nanti aku akan mengajak nenek, papa, mama, dan Kak Luni untuk berjalan-jalan ke desa itu.

Episodes
1 Ireng
2 Rumah Nenek
3 Hantu Toilet
4 Kinasih
5 Firasat - Bagian 1
6 Firasat - Bagian 2
7 Hantu Hotel
8 Pohon di Taman Komplek
9 Pelet
10 Kebaya Kesukaan Nenek
11 Pesan di Hari ke-40
12 Kisah Tragis Pak Priyo - Bagian 1
13 Kisah Tragis Pak Priyo - Bagian 2
14 Kisah Kak Luni di Hotel Berhantu
15 Cerita Nenek 1: Tuah Akar Mimang
16 Cerita Nenek 2: Misteri Sumur Tua
17 Cerita Nenek 3: Rumah Masa Kecil
18 Cerita Nenek 4: Hantu Persimpangan Jalan
19 Sosok Misterius di Pesta Pernikahan
20 24⁰C
21 Di Balik Tembok - Bagian 1
22 Di Balik Tembok - Bagian 2
23 Arlo
24 Aciel
25 Akhir Pekan yang Menyenangkan
26 Penari di Sanggar Kosong - Bagian 1
27 Penari di Sanggar Kosong - Bagian 2
28 Lukisan
29 Tanpa Kata-Kata
30 Penari di Sanggar Kosong - Bagian 3
31 Penari di Sanggar Kosong - Bagian 4
32 Penari di Sanggar Kosong - Bagian 5
33 Naya - Bagian 1
34 Naya - Bagian 2
35 Naya - Bagian 3
36 Naya - Bagian 4
37 Kiko - Bagian 1
38 Kiko - Bagian 2
39 Kiko - Bagian 3
40 Tempat Bermain Hantu Anak Kecil - Bagian 1
41 Tempat Bermain Hantu Anak Kecil - Bagian 2
42 Misteri di Balik Musibah - Bagian 1
43 Misteri di Balik Musibah - Bagian 1
44 Misteri di Balik Musibah - Bagian 2
45 Misteri di Balik Musibah - Bagian 3
46 Misteri di Balik Musibah - Bagian 4
47 Misteri di Balik Musibah - Bagian 5
48 Misteri di Balik Musibah - Bagian 6
49 Misteri di Balik Musibah - Bagian 7
50 Misteri di Balik Musibah - Bagian 8
51 Misteri di Balik Musibah - Bagian 9
52 Misteri di Balik Musibah - Bagian 10
53 Misteri di Balik Musibah - Bagian 11
54 Rombongan Manten - Bagian 1
55 Rombongan Manten - Bagian 2
56 Rombongan Manten - Bagian 3
57 Rombongan Manten - Bagian 4
58 Rombongan Manten - Bagian 5
59 Rombongan Manten - Bagian 6
60 Rombongan Manten - Bagian 7
61 Rombongan Manten - Bagian 8
62 Rombongan Manten - Bagian 9
63 Rombongan Manten - Bagian 10
64 Pelet Cinta Tertukar - Bagian 1
65 Pelet Cinta Tertukar - Bagian 2
66 Pelet Cinta Tertukar - Bagian 3
67 Pelet Cinta Tertukar - Bagian 4
68 Pelet Cinta Tertukar - Bagian 5
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Ireng
2
Rumah Nenek
3
Hantu Toilet
4
Kinasih
5
Firasat - Bagian 1
6
Firasat - Bagian 2
7
Hantu Hotel
8
Pohon di Taman Komplek
9
Pelet
10
Kebaya Kesukaan Nenek
11
Pesan di Hari ke-40
12
Kisah Tragis Pak Priyo - Bagian 1
13
Kisah Tragis Pak Priyo - Bagian 2
14
Kisah Kak Luni di Hotel Berhantu
15
Cerita Nenek 1: Tuah Akar Mimang
16
Cerita Nenek 2: Misteri Sumur Tua
17
Cerita Nenek 3: Rumah Masa Kecil
18
Cerita Nenek 4: Hantu Persimpangan Jalan
19
Sosok Misterius di Pesta Pernikahan
20
24⁰C
21
Di Balik Tembok - Bagian 1
22
Di Balik Tembok - Bagian 2
23
Arlo
24
Aciel
25
Akhir Pekan yang Menyenangkan
26
Penari di Sanggar Kosong - Bagian 1
27
Penari di Sanggar Kosong - Bagian 2
28
Lukisan
29
Tanpa Kata-Kata
30
Penari di Sanggar Kosong - Bagian 3
31
Penari di Sanggar Kosong - Bagian 4
32
Penari di Sanggar Kosong - Bagian 5
33
Naya - Bagian 1
34
Naya - Bagian 2
35
Naya - Bagian 3
36
Naya - Bagian 4
37
Kiko - Bagian 1
38
Kiko - Bagian 2
39
Kiko - Bagian 3
40
Tempat Bermain Hantu Anak Kecil - Bagian 1
41
Tempat Bermain Hantu Anak Kecil - Bagian 2
42
Misteri di Balik Musibah - Bagian 1
43
Misteri di Balik Musibah - Bagian 1
44
Misteri di Balik Musibah - Bagian 2
45
Misteri di Balik Musibah - Bagian 3
46
Misteri di Balik Musibah - Bagian 4
47
Misteri di Balik Musibah - Bagian 5
48
Misteri di Balik Musibah - Bagian 6
49
Misteri di Balik Musibah - Bagian 7
50
Misteri di Balik Musibah - Bagian 8
51
Misteri di Balik Musibah - Bagian 9
52
Misteri di Balik Musibah - Bagian 10
53
Misteri di Balik Musibah - Bagian 11
54
Rombongan Manten - Bagian 1
55
Rombongan Manten - Bagian 2
56
Rombongan Manten - Bagian 3
57
Rombongan Manten - Bagian 4
58
Rombongan Manten - Bagian 5
59
Rombongan Manten - Bagian 6
60
Rombongan Manten - Bagian 7
61
Rombongan Manten - Bagian 8
62
Rombongan Manten - Bagian 9
63
Rombongan Manten - Bagian 10
64
Pelet Cinta Tertukar - Bagian 1
65
Pelet Cinta Tertukar - Bagian 2
66
Pelet Cinta Tertukar - Bagian 3
67
Pelet Cinta Tertukar - Bagian 4
68
Pelet Cinta Tertukar - Bagian 5

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!