16

Drrrttt... Drrrttt...

Terdengar sebuah getaran handphone.

Erland terus mencoba menghubungi Chelsea, bahkan dia rela meninggalkan arena tarung bebas padahal hari ini final sekarang, karena dia seakan tidak memiliki kekuatan untuk melanjutkan pertandingannya.

Orang yang sedang dia perjuangkan memutuskannya tanpa alasan seakan dia selama ini hanya berjuang sendirian.

Karena panggilan telepon tidak diangkat juga, Erland terus menerus mengirim pesan pada Chelsea.

[Chelsea, kamu dimana sekarang? Tolong jelaskan apa salah aku! Aku pasti akan memperbaikinya, aku sayang sama kamu, aku gak mau kita putus.]

Itu adalah pesan kesekian kalinya Erland mengirim pesan.

Sementara Chelsea sedang asik melakukan triple date bersama kedua rekan kerjanya. Dengan bangganya dia mengenalkan Ruben pada mereka, bahkan sukses membuat kedua rekannya iri karena Ruben begitu tampan di bandingkan pacar mereka, bahkan dari segi usaha pun Ruben lebih tajir.

Aku yakin aku tidak akan pernah menyesali keputusan aku.

Chelsea terus meyakinkan hatinya bahwa Ruben memang lah lebih baik di bandingkan dengan Erland dari segi apapun, dia yakin dia tidak akan pernah menyesali keputusannya.

Setelah selesai melakukan triple date, malamnya Ruben membawa Chelsea ke kamar hotel, baru juga masuk ke dalam kamar mereka langsung saja bercium dengan begitu n@fsu sampai bunyi cecapan kedua bibir saling memagut itu terdengar jelas.

Chelsea membuka kancing kemeja Ruben, dan Ruben membuka gaun yang dipakai Chelsea.

Setelah mereka sama-sama tanpa busana, Ruben menggendong Chelsea ke atas ranjang.

Ruben memang telah sukses membuat Chelsea terbuai, termasuk dalam hal ranjang, mungkin karena lewat Ruben, Chelsea jadi tau betapa nikmatnya bercinta.

"Owhh... Ruben!" Chelsea beberapa kali menyebutkan nama itu ketika Ruben tengah asik meciumi buah dadanya, bahkan bibirnya terus menghisap nippl3 nya yang masih berwarna merah jambu.

"Kamu menikmatinya sayang?" tanya Ruben dengan nafas berat.

Chelsea menganggukkan kepalanya, dia memegang wajah Ruben dan mencium bibirnya dengan begitu menggoda, lalu menatap Ruben "Aku sudah memutuskan kak Erland, Mas tau kan keputusan aku itu tidak gampang, jadi aku harap Mas jangan membuat aku menyesal dengan keputusan aku."

Ruben tersenyum penuh rasa bangga karena akhirnya dia menjadi pemenangnya, "Tentu saja, kamu tidak akan menyesal memilihku."

Ruben mencium kembali bibir Chelsea, lalu berganti menciumi leher Chelsea, Chelsea sangat menikmati percintaan malam ini karena tidak perlu lagi merasa bersalah pada Erland.

Apalagi saat Ruben mulai melakukan penyatuan, menyatukan kedua tubuh mereka, Chelsea lebih rilex untuk terus mende sah dengan manja, karena dia ingin kini hanya Ruben dunianya, sebuah hubungan percintaan yang begitu menggairahkan.

"Owhh terus Ruben ahhh...lebih cepat." Chelsea ingin bergerak lebih cepat saat Ruben menggenjot tubuhnya.

...****************...

Malam ini turun hujan, Erland tidak peduli bajunya basah, dia menunggu Chelsea tak jauh di depan rumahnya.

Erland tidak peduli tentang final tarung bebas hari ini, padahal bayarannya lumayan besar, bagi dia uang bukan segalanya dibandingkan dengan Chelsea.

Empat jam Erland berdiri disana sambil trus mencoba menghubungi Chelsea, bahkan kini hujan pun perlahan mulai mereda, Erland melihat Chelsea turun dari taksi, karena Ruben tidak bisa mengantar Chelsea pulang dengan alasan dia masih memiliki banyak pekerjaan.

Chelsea melihat Erland yang bajunya basah kuyup, dia tidak tega melihatnya tapi dia tidak ingin menberikan harapan lagi buat Erland.

Erland menghampiri Chelsea, sorot matanya memperlihatkan bahwa dia sedang sedih malam ini, hatinya terluka.

"Chelsea..."

"Maaf kak, aku ingin ini terakhir kalinya kita bertemu. Kita sudah tidak memiliki hubungan apa-apa lagi."

Erland menggelengkan kepala, "Nggak, kamu gak bisa mutusin aku begitu saja. Tolong jelaskan aku salah apa? Apa karena restu orang tuamu, kamu tau kan aku lagi berjuang untuk memenuhi keinginan orang tuamu, aku sudah memiliki uang untuk biaya pernikahan kita, dan aku lagi berjuang untuk bisa membeli rumah untuk kita, aku..."

"Karena itu kak Erland tidak perlu lagi memperjuangkan aku." Chelsea menatap Erland dengan tatapan dingin.

"Tapi...tapi kenapa? Tolong jelaskan kesalahan aku apa, aku akan memperbaikinya."

"Kerena aku tidak memiliki perasaan lagi sama kak Erland, aku merasa hubungan kita hambar. Apa kak Erland ingin memaksa aku untuk terus melanjutkan hubungan kita sementara aku gak bahagia?"

Mata Erland berkaca-kaca, hatinya sangat sakit seperti dihantam benda yang sangat keras. "Tapi..." Erland tidak melanjutkan perkataannya, jika alasan Chelsea memutuskannya karena tidak mencintainya lagi..Seandainya alasan Chelsea memutuskannya dengan alasan Erland memiliki kekasalahan, Erland pasti akan berusaha keras untuk memperbaikinya.

"Kalau kak Erland sayang sama aku, aku minta jangan pernah temui aku lagi." Setelah berkata begitu, Chelsea memilih pergi, dia masuk ke dalam rumah.

Erland hanya mematung, dia menghapus air matanya yang tiba-tiba saja berjatuhan, dia terus mengutuk dirinya sendiri agar tidak menangis. Dari kecil dia mengenal Chelsea, bahkan sudah 7 tahun mereka berpacaran, harus kandas begitu saja dengan alasan Chelsea tidak mencintainya lagi.

Begitu menyakitkan!

...****************...

...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...

...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...

...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalian....

...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya....

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***