HAKIM MEMUTUSKAN SIDANG BANDING. SETIAP PENGACARA MEMINTA HARIS DAN ALEA SALING BERTEMU DI RUANG SIDANG.
"Honey, coba jelasin. Kenapa kamu tidak jadi menceraikan Alea?" tanya Irene. Di mansion Irene.
"Sayang, jangan marah. Aku sudah berusaha, tapi Alea memintaku hanya sekedar untuk bersama saat menjenguk Mama."
"Apa. Haaah .. Ga masuk di akal, Apa kamu mulai jatuh cinta padanya?" tatap Irene. Karena ia sempat menghampiri Alea dan menamparnya hingga jatuh, lalu pergi beberapa jam lalu.
"Yang benar saja. Aku hanya kasihan, aku kira aku harus bersama. Lagi pula, credit card ini perlu untuk membayar segala tagihan Mama."
"Tapi Honey .. ?"
"Aku berangkat dulu ya, jangan pusingkan hal lain. Kita tidak butuh suster pribadi untuk merawat mama. Aku hanya menunda, agar Alea bisa mengurus segala keperluan Mama dengan kartu itu. Aku titip ya!"
"Titip ..?" Irene bingung.
"Ya. Alea akan datang, tolong berikan! Mmmmuaaach .. " Haris kecup kening Irene.
Seperginya Haris dengan kendaraan jemputnya. Ia tak merasa senang, jika satu kartu ini di pinjamkan untuk kebutuhan rumah sakit. Alhasil, ia menatap seisi ruangan rumah dengan senyum menggoda.
"Lebih baik aku pakai shoping. Berlian, Hermes, sandal. Oooh .. sepertinya ide bagus."
Irene pun segera bersiap, lalu dengan gembiranya ia pergi begitu saja. Hal yang tak ingin ia lihat adalah, keberadaan Alea dan segala hal tentang Alea.
Di berbeda tempat. Alea sedang meeting bersama pak Chiyo. Tatapan itu membuat Alea risih akan ia yang sedang duduk.
Sehingga tatapan tajam penuh kecurigaan membuat Alea harus dan mengambil air minum di samping tangan kirinya.
Sementara yang kanan masih memegang mouse dan menggerakan kursor di layar laptopnya.
"Aduuh .. dia kenapa sih?" batin Alea.
Melirik -lirik, jika atasan barunya menatapnya terus. Atau memang saat ini, Alea terlalu merasa sedang di perhatikan.
Chiyo pun telah membungkuk menatap layar monitor Alea. Ia telah bergeser posisi menuju meja karyawan. Alea yang tak sadar masih ingin mengambil air minum, tiba saja saat membalik. Ia terkejut seorang bos memperhatikan nya sangat dekat.
"Uuuuuubbbbh ... !! Pak, saya terkejut. Ada apa ya pak?"
"Ini .. tik .. tik." mengetuk kaca layar laptop.
Alea pun menatap bungkuk, ia kembali menoleh. Ingin sekali ia mengambil air, tapi sebuah lengan kokoh memegang kursi dari ujung meja kiri. Namun tangan kanan menunjuk seolah sedang mengkroscek file yang harus di benerkan. Sehingga tubuh mungilnya terasa sedang di lingkari oleh tangan pria dengan jarak beberapa centi.
Tatapan sebagian karyawan yang akan duduk di sampingnya. Seolah menatap sinis, lalu Alea semakin salah tingkah dan membungkuk agar malu nya tak semakin parah. Ia mengejapkan matanya, masih mode mendengarkan sang atasan memprotes hasil file yang kurang lengkap.
Alea menutup kedua telinganya. Tanpa sadar. Chiyo telah pergi dan beranjak ke meja lainnya. Salah satu karyawan, yang sering membicarakan hal tak masuk di akal.
Hingga jelas Alea menatap Pak Chiyo melirik senyum miring ke arahnya, dengan tangannya masih mengetuk layar monitor karyawan lain bernama Sisiel.
"Huuh .. baguslah. Jika hanya saya saja, sudah pasti mereka semakin tak suka." lirih Alea.
MENJELANG SORE.
Alea tiba di kantor utama. Ya kantor sebelum di mutasi ke kantor sebelah, semasa kerjasama antara bos Venzo dan bos Chiyo.
Ia bertemu Sinta dan telah menunggu, di ruang reseptionis. Dengan senyuman, tawa pecah. Ia segera melambaikan tangan ketika Sinta terlihat.
"Haii.. Lo udah lama nungu gue, Al?" tanya Sinta, menutup kaitan tasnya.
"Mmmmh .. bisa ya. Bisa juga enggak ... Heeee." senyum Alea.
"Ya dah, cabut yuuks!" menatap jam di lingkaran tangannya.
Hingga beberapa saat, mereka tiba di cafe Star. Telah lama mereka selalu quality time bersama, membicarakan dari hal kecil sampai peretelan yang sensitif. Sudah pasti Sinta jagonya, Alea hanya mengimbangi kegokilan Sinta.
"Silahkan, pesanannya semua sudah. Ada lagi tambahan nona - nona?" tanya pelayan.
"Thanks. Sudah semua mbak." balas Alea.
Sinta mengaduk ngaduk jus sirsak yang tercampur lemon dan daun mint. Hal itu membuat ia menatap lirik berbeda.
"Udah ga usah marah dong, gue ga bisa klo lo sampe marah lama. Sorry ya!" pinta Alea.
"Yaah. Meski gue larang, tetap aja nih. Lo lakuin kan Al. Gue mo tanya, sebenarnya apa sih yang mau lo pertahanin dari Haris?"
"Sebenarnya, gue butuh formalitas aja Sin. Semenjak gue cinta mati sama mas Haris tapi .. ! Gue ga bersemangat buat mencintai seseorang, sakit. Gue takut terluka lagi Sin. Mas Haris jujur Semenjak gue cinta mati sama mas Haris tapi .. ! seiring waktu luka itu, hianati itu bakal sembuh, udah pasti dengan kita datang bersama. Kondisinya jauh lebih baik." jelasnya
"Owh salut banget sih jadi lo. By the way, sorry gue belum jenguk lagi, gue denger - denger. Mama Riris udah mulai gerakin sebagian anggota tubuh ya?"
"Ya. Gue seneng banget Sin. Gue harap kondisi Mama semakin baik, dan ga pernah denger kondisi gue sama Mas Haris yang sebenarnya."
Sinta hanya bisa memahami saat ini, ia sulit mencecar dan memaki Alea untuk saat ini. Karna pendirian Alea jika A, dia tidak akan mudah menjadi B dalam waktu sekejap.
Setelah itu mereka makan bersama, hal yang membuat penasaran adalah. Raut wajah Alea yang terdiam berbeda.
"Al. Lo yakin penjelasannya itu aja?"
"Heuum. Gimana .. maksud kamu Sint?" tanya balik Alea.
Alea hanya malu mengatakan. Ia sudah tau, tak akan bisa berbohong pada Sinta. Begitupun jika Sinta menyembunyikan sesuatu padanya. Alea lebih tau akan sikap, sifat dan kebiasan mereka masing - masing.
"Sebenernya gue risih. Menurut gue, parfum Pak Chi-yo. Parfumnya mirip sama .. "
"Yang jelas dong Al. Lo kok ngomong kecil banget, pake lirik - lirik. Kaya di intai aja?"
"Sssst .. lo inget tempo lalu malam kita ke club Anter berkas file ke pak Venzo. Inget gak .. ?"
"Heuuumph .. Owwh. Iya .. iya .. gue inget pas lo kena itu ... Kaaan?" suara Sinta mengecil saat di bekap tangan Alea. Karena saat ia mengingatnya suaranya seperti berteriak.
Pyuuuih. Bau sambel Al! Alea pun berbisik untuk Sinta mengecilkan suaranya. Hingga beberapa saat suasana tenang. Alea kembali bicara menjelaskan pada Sinta.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
amalia gati subagio
😱Hadehhhh.....cinta mati.... ya ambyar!!!! wong cintanya mati, cinta itu hidup terus dirawat dijaga sampai maut memisahkan, di syurga ketemuan lg 😁beuhhhhhh songong bebehhh jd manusia 🤓
2022-08-23
2
sitha arya
lea miris bucin
2022-08-23
0
Lusi
lea bebal
2022-08-23
0