"Haaah .. Ma- maksud anda pak?" Alea menatap bingung. Ia lupa beberapa kali di tolong oleh Chiyo.
"Dasar wanita tak terimakasih." gumamnya.
"Pak. Anda mau kemana. Saya belum selesai bicara? Dasar bos sombong." celotehnya.
Chiyo melirik diam. Ia tak menyangka pembicaraan itu sepenting ini. Sehingga ia ceroboh mengacaukan suasana karena, seseorang telah menghampirinya.
"Al. Udah gue tungguin juga selama lima belas menit."
"Aaakh ia. Sinta, sorry ya."
"Al. Gue ga bisa nemenin kamu ketemu sama mas Haris. Sory ya. Ga bisa bersama, kita habis dari kantor. Gue mau pengecekan sama pak Venzo."
"Haah. Ia Sin, bisa lain waktu. Gue juga terima message nih. Pak Venzo minta keruangan meeting. Lo juga gak ..?"
Sinta menggeleng. Lalu terdiam dengan sempurna. Menatap ponsel dan email mereka masing masing. Saling menunjuk bergantian.
"Ya udahlah, kita masih banyak pekerjaan. Yang penting soal mamas mu. Sampingin dulu ya Al!"
***
Irene yang menatap layar ponsel, memberikan sejumlah uang pada seseorang. Hal itu membuat ide dan khayalan akan malu nya Alea.
"Thanks Alea. Saat nya, semua orang pasti akan mencemoohkan kamu kan." tawa pecah Irene menatap jendela dari kamarnya.
Sementara menatap Haris masih terlelap tidur dalam balutan kehangatan.
"Sint, ada yang aneh gak?" bisiknya.
"Biasa aja. Tapi sedikit dari mereka karyawan beda lantai kan. Kok menatap ke arah gue Eekh kita."
"Tepatnya ke aku Sin. Ada apa ya?" balas Alea.
Putri pun menghadang mereka yang sedang berjalan. Lalu menepuk wajah Alea.
"Haaahaa .. Alea, Supervisor ternama yang kini sedang naik daun. Aku mau lihat, setelah ini apa kamu masih punya muka bekerja di sini?"
"Heiiy. Put, lo klo ngomong hati hati Ya! Punya masalah apa lo sama Alea?" ketus Sinta.
"Ddeiiih .. ajudan kacung Alea loh Ya? Gue, lagi ngomong sama nih sama anak haram."
Deuuugh!!
Alea terdiam dan mengembang. Matanya berubah menjadi berkaca kaca.
Hingga mereka kala itu di kerumun oleh beberapa karyawan. Sementara Sinta masih menepis.
Hingga mereka kala itu di kerumun oleh beberapa karyawan. Sementara Sinta masih menepis isu itu, hal itu membuat Sinta hampir menampar mulut Putri.
"Wweiuts ... Tangan lo ga pantes nampar gue demi belain dia. Sahabat lo, si anak haram wajib pergi. Biar ga jadi balaa bagi kita yang kerja di sini. Paham loe!" teriak Putri dan berlalu.
"Dasar mulut got. Embeeer ya dia, mau gue robek aja, klo bukan di kantor udah gue .. "
"Siin. Udah ya, kita pergi. Ga usah ladenin!"
Sinta yang masih geram. Ia mengalah dan menuruti perkataan Alea. Lalu pergi ke ruangan kerjanya masih dengan banyak tatapan orang melihatnya.
"Wooooiiy. Gaaak usah liat lagi, bukan tontonan!" teriak Sinta melindungi Alea.
"Gue gak habis pikir. Kok bisa ada isu kaya gitu ya?"
Alea menatap Sinta. Dia memeluk sahabatnya itu. Lalu bicara padanya dengan banyak.
"Gue emang pantas di jauhin Sin. Tapi siapa yang mencoba sebarin itu?" tanya Alea tersedu sedu bulir tangis.
"Tu- tunggu. Yang tau rahasia ini adalah gue dan Mamas lo kan .. Al?"
Alea terdiam. Lalu ia ingat perkataan Mas Haris. Ia pun berlari pergi dan mengambil tas nya dengan terburu buru. Ia ingin tau apa maksud dari Haris sampai tega. Jika itu benar dia orang yang ia cintai, setega dan sekejam ini padanya.
"Al .. tunggu gue, gue ganti baju dulu!"
Hingga tiba di perumahan elite kenanga. Alea masih bingung dengan alamat yang di berikan oleh bi Onah. Karena ia tak pernah sekalipun menginjak rumah yang ia tatap saat ini.
"Lo yakin Al. Mamas Lo tinggal di sini?"
"Kata bibi sih gitu. Pantas aja, rumahnya terlihat adem dan ga seperti peninggalan rumah Mama. Tapi bukannya rumah seperti ini harusnya rumah keluarga, aku pikir Mas Haris pulang ke apartement. Karena kan dia pasti sendiri, emang masih sempat beberes gitu?"
Sinta bingung menjawab pertanyaan Alea. Sehingga ia menunggu di dalam mobil. Karena ia tak ingin banyak ikut campur dalam masalah serius kelak.
"Al. Klo ada apa apa hubungi gue. Atau teriak ya. Lima belas menit gak keluar pokoknya gue hampiri kamu ya Al!"
"Thanks ya Sin."
Alea pun memencet bel. Di malam sunyi hari, ia menatap seorang ibu tua mirip bi Onah. Ia pun menjawab dengan ramah.
"Selamat malam non, cari siapa ya? ujar ibu paruh baya itu.
"Mas Haris ada?"
"Haris, pemilik rumah ini bukan Haris non. Tapi.."
"Ada siapa bi?" teriak wanita dengan manja, hal itu membuat Alea mengrenyit bingung disampingnya ada suaminya.
Jadi seperti ini rasanya sakit melihat suamiku mempunyai kehidupan baru?!
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Mira ocha
jangan inget mulu
2022-08-23
1