"Heeeh .. ada apa tuh Sin. Kok pake toa segala pengumuman nya?" tanya Alea pada Sinta. Tapi ia hanya menggeleng senyum meringis tak tau.
"Jangan tanya Sin. Aku juga ga tau, kamu balik nanya lagi."
Sinta senyum merongoh. Lalu menatap sang atasan berjalan dengan gaya tegas dan tangan yang menyelingkup ke saku celana.
Kalian semua. Terimakasih untuk seluruh karyawan dari level satu hingga level enam. Saya tak bisa menyebutkan satu persatu tentunya. Saya terimakasih atas kerja sama dan lelah kalian yang sudah membangun perusahaan ini menjadi lebih baik. Hingga perusahaan kita mendapat rating dari pusat bintang lima, jauh lebih baik menempati posisi perusahaan lain.
Kalau begitu, tanpa basa basi. Silahkan isi form untuk rewards. Satu lagi, akan ada beberapa kandidat naik jabatan dan mutasi untuk cabang baru yang menempati Sekertaris, Bendahara, juga tim Audit. Jadi tetap semangat dan terimakasih untuk hari ini. Mari tetap semangat, sehat selalu dan semangat lagi untuk pencapaian bulan ke bulan berikutnya. Oke untuk semuanya. Good Luck !!
Sorak menepuk tangan. Saling berjabat tangan tak lupa nasi box dan kue sebagai camilan di bagikan oleh pertugas pantry pada seluruh karyawan.
Semua mata karyawan berbisik bisik. Mereka ingin sekali naik jabatan. Tidak terkecuali Alea yang tak ingin mengisi form untuk bekerja lebih dari saat ini. Ia hanya berfikir menjadi baik saja sudah cukup untuk ia bekerja.
"Kok melamun sih Al. Ga suka ya isi form rewords tahunan?"
"Aaakh .. bukan itu kok. Aku bingung gitu Sin. Kamu kan tau, kalau aku ajuin naik level dalam kerja. Otomatis aku bakal sibuk dan makin jauh sama Mas Haris."
"Jiiiieh ... pengantin yang halu merenung. Ya udah deh itu hak kamu .. tapi, aku cuma mau bilang Al. Jangan pernah putus semangat buat pencapaian kamu yang sekarang aja, kamu tau kan kita susah payah masuk dan bertemu satu cabang. Lagi pula posisi kita saat ini lelah dengan target, belum lagi di geser dan End .. ?"
Alea mengangguk. Perkataan Sinta memang ada benarnya. Hanya saja ia harus banyak matang memikirkan hal terburuk jika ia kelak sibuk dalam pekerjaaan.
Yang jadi utama adalah. Apa mas Haris bakal ijinin ya. Aaaakh.. sebaiknya isi rewards sajalah. Soal naik level aku udah cukup bekerja seperti ini.
Sinta hanya menggeleng senyum pada sahabatnya. Sambil memutar mutar isi dalam kepala untuk yang terbaik pada Alea saat ini.
Terus terang dia sangat cukup berpotensi, terlebih ia tak mau berpisah setelah lama bekerja bersama.
"Enak saja. Aku mau daftar.. ga bisa kalau sendiri nih. Sory ya Al ... heheee." senyum miring Sinta.
Alea hanya kebingungan menatap Sinta sang teman di meja samping dengan tatapan berbeda. Tapi saat ia ingin menghampiri dan mengintip lamaran form yang Sinta buat.
"Eeeth .. udah ya. Kamu ga boleh ngintip, aku mau ke toilet dulu Aaaakh .. " menjauh dengan senyum menggoda.
"Ta. Jangan aneh - aneh Ya. Kamu jangan lakuin lagi tanpa persetetujuan aku!" teriak Alea. Tapi Sinta mengabaikan dengan pura pura tak mendengar.
****
"Honey. Kamu beneran ga bersentuhan sama si benalu kan?" tanya Irene yang menatap tajam pada Haris.
"Aku udah berapa kali bilang. Melihatnya saja sudah ga nafsu, dia bukan apa - apa. Seksi aja enggak. Ngapain juga mikirin hal macam itu sayang. Semakin hari dia sibuk, tidak secantik dulu bahkan kecantikannya kalah sama kamu." rayu Haris.
"Aku cuma takut aja. Suatu saat kamu akan .. "
"Sssssst ... "
Haris menutup bibir Irene. Lalu memulai gerakan ritme halus ketika suasana yang sangat mendukung. Hal itu pun layaknya sepasang kekasih yang sah. Apa lagi yang mereka luangkan selain bermanja manja.
"Sayang. Aku harus kembali ke kantor. Baik baik ya di rumah!"
Kecupan Haris mendarat pada Kening Irene. Tapi ia hanya melambai tangan dengan gaya sombong dan senyum manis pada wajah Haris. Setelah Haris menjauh dengan kendaraannya. Ia segera membalik badan dan mengambil ponselnya.
"Genk. Udah siap belum.. Oke, tunggu Ya. Kita fashion show berlanjut Clubing. Oke! ... Yes, Laki gue udah pergi tuh. Mana bisa gue sendiri diem di rumah. Hahaaaa ... "
Senyum tawa pada Irene ketika menutup ponselnya. Lalu mengambil beberapa pasang sepatu, untuk ia kenakan dengan setelan fashion yang di kenakan bersama genk sosialitanya. Setelah Haris kembali pulang menemui rumah lama dengan istri pertamanya.
Yes. Sebagian udah aku masukin ke koper. Tinggal kirim message aja. "Honeey ... aku ada potret dadakan. Mungkin dua atau tiga hari." lirihnya.
"Yes .. gitu aja repot. Punya suami model Haris memang seneng juga ga terlalu mengekang." senyum menggelitik pada mimik wajah Irene menatap foto mereka berdua di sebuah walpaper ponselnya.
Sementara Alea, ia telah sibuk dengan laptopnya. Tak lama ia mendapat suara mobil yang tiba saja tedengar dari kamarnya.
"Apa itu Mas Haris. Kok aku jadi seneng ya, kenapa Mas Haris pulang begitu sore. Aneh kok ga ngabarin, kan aku bisa masak."
Alea pun bersiap- siap turun ke lantai bawah. Pikirannya adalah ingin menyambut suaminya yang tak sering ada di rumah.
"Mas. Pasti lelah ya? Biar aku bantu Mas!"
setelah menyapa salam, Alea senyum manis menatap Haris.
"Heeumph .. "
Hanya balasan deheuman jawaban tanpa menatap Alea. Hal itu telah terbiasa pada sikap Haris padanya. Alea tak mempermasalahkan, baginya ia menyuka suaminya dan bersabar adalah hal yang sudah cukup baik. Mungkin penat naik jabatan, membuat suaminya bersikap dingin akhir akhir ini.
"Mas. Aku sudah siapkan air hangat. Mas mau makan apa, mau minum kopi atau teh. Atau mau sandwich penutup untuk makan malam. Aku akan buat ... ?"
Sssst ... Diamlah. Kamu keluar dari kamar! mas banyak kerjaan, lelah.
Alea terdiam sangat. Entah ia baru pertama kali mas Haris sangat bersikap marah berteriak seperti itu padanya. Sikapnya memang selalu ketus dan abai. Tapi ini pertamakalinya Alea mendapat kejutan tak biasa. Hingga suaminya menutup pintu kamar saat ia ingin melangkah masuk kamar.
"Nyah. Apa mau di siapkan sekarang makan malam?" tanya Bi Onah.
"Ya. Siapkan saja, biar Mas Haris saya yang siapkan!"
Alea pun mengambil ponsel. Hal yang tak ia mengerti mengapa sikap mas Haris pulang dengan emosi. Ia pun bertanya pada Sinta kala itu.
"Diieh.. jadi lo nelepon gue cuma curhat soal Mamas Lo Al?"
"Iya. Abis siapa lagi sobat gue yang paling care ngerti gue Sin. Please sedikit bingung .. !"
"Tega banget sih. Ya udah nih Ya, aku kasih tau kamu nih. Biasanya klo model kaya kamu nih Al ga jauh beda sama jomblowers. Buktinya kamu galau nanya sama jomblo yee .. kan?"
"Sinta .. Aku nanya serius juga!" teriak Alea kesal menatap ponselnya. Ia merasa di ledek, lalu menutup ponselnya. Sehingga Sinta yang masih halo - halo terkejut akan sikap Alea.
Jiiiiaaahaahaay .. marah sama jomblo kaya gue kamu nyesel Al. Tapi karena aku baik hati dan tidak sombong meski jarang menabung. Aku bakal kasih tips kenapa doi bisa kaya gitu.
Tliiing .. !!
Notif pesan suara. Membuat Alea yakin, jika pesan dari Sinta. Bukan dari ciri ciri suami yang bosan terhadap istrinya.
"Sinta pasti salah." lirih Alea.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
ratu adil
thor u bkin bab slnjutx apa gk bca bab sbelumx...pasti g pernh nymbung...lau bsa d perbaeki thor....episode 1 d akhir cerita ada yg ksh tau fto suamix trus bab slnjutx udh beda lgi gk nymbung dan tfkesan berantakan
2022-08-25
1
Susiani keke
hadir
2022-07-24
1