Akhirnya pernikahan meriah untuk kalangan kelas menengah ke bawah itu pun berakhir. Para tamu undangan yang tadinya memenuhi kediaman orang tua Julian, kini sudah kembali ke kediaman mereka masing-masing.
Beberapa menu hidangan yang tadi tersusun rapi di atas meja, kini ludes. Tak satu pun tersisa, hanya menyisakan cucian peralatan makan yang masih kotor, yang kini tengah dibersihkan oleh beberapa orang ibu-ibu.
Sementara itu di kamar pengantin.
Tampak Dea yang masih duduk di tepian tempat tidur barunya sambil menatap ke arah luar jendela. Di mana ia masih bisa melihat dan mendengar suara deburan ombak dengan sangat jelas.
Gadis itu terpaku. Ia tidak tahu malam seperti apa yang akan ia dan Julian lewati malam ini. Rencana Julian yang ingin menghabiskan malam pertama mereka di rumah baru, terpaksa di urungkan. Sebab kedua orang tua Julian menginginkan pasangan pengantin tersebut menghabiskan malam pertama mereka di rumah mereka.
Julian yang baru saja selesai berbincang bersama para sahabatnya, segera masuk ke kamar. Ketika membuka pintu, mata lelaki itu langsung tertuju pada sosok gadis cantik yang masih mengenakan gaun pengantin lengkap.
Perlahan Julian menghampiri tempat tidur kemudian duduk di samping Dea sambil melabuhkan ciuman di salah satu pundak gadis itu.
"Dea sayang, aku pikir kamu sudah mandi, ternyata belum, ya? Apa kamu memang sengaja menungguku agar kita bisa mandi bareng?" goda Julian yang sekarang mulai mengelus lembut pipi kanan Dea sambil tersenyum hangat.
Perlahan Dea menoleh kepada Julian yang masih menatapnya dengan lekat. Melihat lebih jauh ke dalam bola mata lelaki itu, Dea semakin merasa berdosa. Ia merasa dirinya sudah seperti penipu ulung yang tega menipu kekasihnya sendiri.
"Mas," Lirih Dea yang kemudian membuang napas beratnya.
"Ya?" sahut Julian sembari membuka satu persatu kancing kemeja berwarna putih yang masih melekat di tubuhnya. Setelah kemeja tersebut lepas dari tubuhnya, ia meletakkannya di samping tempat tidur sambil terus menatap Dea.
"Mas, aku ingin berkata jujur padamu," lirih Dea.
Karena sudah tidak tahan melihat kecantikan Dea saat itu, Julian menutup bibir gadis itu dengan menggunakan jari telunjuknya. Ia tersenyum kemudian berbisik kepadanya.
"Hush! Bicaranya nanti saja. Sebaiknya sekarang kita ke kamar mandi agar tubuh kita segar dan setelah itu baru kita ...." Julian mengerlingkan matanya kepada Dea kemudian membalikkan tubuh gadis itu dengan perlahan.
"Berbalik lah. Biar aku bantu melepaskan gaun pengantinmu," sambung Julian.
Dea yang sudah dalam posisi membelakangi Julian, hanya bisa pasrah dan membiarkan lelaki itu membuka resleting panjang yang terpasang dari bawah leher hingga ke pinggang dengan sangat hati-hati.
Julian tidak bisa menahan perasaannya ketika melihat bagian punggung mulus milik Dea tampak di depan mata. Ia melabuhkan ciuman hangatnya di beberapa titik yang membuat gejolak hasratnya memuncak.
Dea memejamkan matanya pelan sambil merasakan hangat dan lembutnya bibir lelaki itu ketika menyentuh kulitnya yang putih mulus. Saat itu hasratnya pun ikut menggelora dan untuk sesaat beban berat yang ada di dalam hati dan pikirannya tiba-tiba menghilang.
"Akhhh ...." Terdengar suara lenguhan yang keluar dari bibir gadis itu.
Julian tersenyum tipis. Suara desahann yang keluar dari bibir Dea membuat ia semakin bersemangat untuk melakukan yang lebih dari itu. Bibirnya terus menelusuri setiap inci kulit putih mulus tersebut dan tangan lelaki itu kini mulai menyusup ke dalam gaun pengantin yang masih melekat di tubuh Dea.
Tangan nakal lelaki itu mulai menemukan dua buah aset kembar milik Dea yang masih tertutup dengan braa berwarna pink. Perlahan tapi pasti, tangan itu kini masuk ke dalam braa dan mulai memporak-porandakan isi di dalamnya.
"Akhhh ...." Suara lenguhan itu kembali terdengar ketika Julian memainkan puncak buah kenyal tersebut.
"Apa kamu menyukainya?" bisik Julian di samping telinga Dea sambil sesekali memainkan telinga gadis itu dengan lidahnya.
"Hsstt, akh ... ya, Mas. Aku suka," desisnya.
Dea menggenggam erat tangan Julian yang masih bermain di dalam braa miliknya. Ia ingin lelaki itu bermain lebih liar lagi. Julian pun semakin semangat. Lelaki itu bergegas melepaskan gaun pengantin milik Dea dan melemparkannya ke samping tempat tidur.
"Lakukan sekarang atau kita mandi dulu?" bisik lelaki itu lagi dengan jantung yang mulai berpacu dengan sangat cepat.
Deg!
Dea membulatkan matanya dengan sempurna. Kata-kata yang keluar dari bibir Julian barusan tiba-tiba saja mengingatkan dirinya akan kejadian naas pada malam itu. Mengingatkan dirinya yang sudah tidak suci lagi.
"Dea? Apa kamu mendengarku?" tanya Julian kepada Dea yang masih terdiam dan mematung.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Dewi Ansyari
kasihan Dea pasti Julian akan meninggalkannya dan m nghinanya😔
2023-04-04
0
Aya Vivemyangel
Adegan di part ini mengingatkanq pd kasus Samb* ,, dmana pengacara J bilang "mana ada orang yg hbs dperkosa mlh memuji si pemerkosa, pasti ada trauma akibat pemerkosaan" ,,, intiy org yg mengalami pemerkosaan pastilah ada trauma gitu meski yg megang beda org krn ada rs takut/gmn ,, lah si Dea mlh mend**ah 😁😁 serah othor deh , lanjut baca kok thor 😂😂😂
2022-12-19
0
Rinnie Erawaty
yg deg2an aku
2022-11-11
0