Bab 15

Dea tiba di depan kediaman calon suaminya. Di sana tampak ramai. Para tetangga samping rumah berbondong-bondong mendatangi kediaman Julian untuk membantu keluarga besarnya mempersiapkan berbagai keperluan pesta pernikahannya bersama lelaki itu.

Dea ingin masuk ke halaman rumah calon mertuanya tersebut, tetapi ia ragu. Banyaknya orang-orang yang berkumpul di sana membuat Dea kembali berpikir ulang.

"Katakan ... atau kembali?" gumam Dea sembari mengedarkan pandangannya ke seluruh tempat itu. Mencoba mencari sosok Julian di antara banyaknya orang yang berkumpul di sana.

Salah seorang sahabat Julian tanpa sengaja melihat ke arah Dea yang tampak kebingungan di depan pagar rumah orang tua Julian. Menyaru dengan banyaknya orang di tempat itu.

Lelaki itu menyentuh pundak Julian kemudian memberitahunya soal Dea. "Heh, Julian. Bukan kah itu Dea? Sepertinya dia sedang mencarimu," ucap lelaki itu sembari menunjuk ke arah Dea berada.

Julian menoleh ke arah gadis itu, kemudian tampak sebuah senyuman hangat tersungging di wajahnya. "Dea? Mau apa dia ke sini? Apakah dia sudah tidak sabar ingin bertemu denganku?" gumam Julian pelan, tetapi masih terdengar jelas di telinga lelaki itu.

"Cieee ... yang mau jadi manten," goda lelaki itu sambil tertawa pelan.

"Aku ke sana dulu, ya. Mungkin ada sesuatu yang ingin ia bicarakan padaku," ucap Julian kepada sahabatnya itu.

"Ya. Tapi jangan lama-lama, ya! Soalnya pekerjaan kita masih banyak di sini," goda lelaki itu lagi.

Julian tersenyum. Setelah berpamitan kepada sahabatnya itu, ia pun segera melangkah menuju ke arah Dea tanpa bersuara sedikitpun. Ia sengaja melakukan itu untuk memberikan kejutan kepada gadis itu. Benar saja, Dea sama sekali tidak menyadari bahwa saat itu Julian sudah berada di dekatnya.

"Ehem! Sepertinya ada yang merindukanku," ucap Julian sambil tertawa pelan.

Suara Julian yang terdengar begitu dekat membuat Dea tersentak kaget. Gadis itu berbalik kemudian menatap lelaki itu sambil tersenyum tipis. "Mas Julian."

"Apa yang kamu lakukan di sini, Dea? Kamu merindukanku, ya!" goda Julian sembari mencolek dagu gadis itu.

"Ehm, sebenarnya bukan itu. Eh, maksudku ya! Aku merindukanmu tapi bukan karena itu aku ke sini. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu, Mas," sahut Dea dengan wajah sendu.

Melihat ekspresi Dea saat itu, Julian sadar ada sesuatu yang tidak beres pada gadis itu. Ia menarik tangan Dea pelan kemudian membawanya ke tempat yang aman dan nyaman untuk mereka bicara.

"Kemarilah. Sebaiknya kita duduk di sana dan bicarakan semuanya," ucap Julian.

Setibanya di tempat itu, Julian segera mendudukkan Dea. Sementara ia duduk tepat di hadapan gadis itu. Julian mulai serius, ia menatap Dea lekat dan meminta gadis itu menjelaskannya.

"Sebenarnya apa yang terjadi padamu, Dea? Akhir-akhir ini aku perhatian, sepertinya kamu sedang memiliki masalah berat. Wajahmu selalu terlihat murung. Sebenarnya apa yang mengganggu pikiranmu, Dea? Apa ini ada hubungannya dengan hari pernikahan kita? Atau ada masalah lain? Tolong, katakan lah padaku," ucap Julian dengan wajah cemas.

Tepat di saat itu, Susi sudah tiba di sana. Dan dari kejauhan ia sudah dapat melihat dengan mata dan kepalanya sendiri, Julian tengah berbicara dengan serius bersama Dea.

"Wah, gawat! Sepertinya apa yang aku khawatirkan akan terjadi! Sepertinya gadis bodoh itu ingin mengakui semuanya!" gumam Susi dengan wajah panik.

Susi mempercepat langkahnya. Ia tidak ingin Dea melakukan hal yang ia anggap bodoh itu. Hal bodoh yang bisa menghancurkan pernikahan mereka.

"Tidak! Aku tida boleh membiarkan hal ini terjadi," gumamnya lagi.

Saat itu mata Dea kembali Berkaca-kaca. Bibirnya bahkan terlihat bergetar. Terlihat jelas kesedihan yang mendalam dari raut wajahnya saat itu. "Ya, Mas. Ini tentang hubungan kita. Aku rasa sebaiknya kita--"

Belum kelar Dea berucap, tiba-tiba Susi sudah berada di samping gadis itu dan langsung menyela ucapan Dea.

"Dea, apa yang kamu lakukan di sini, ha? Apa kamu tidak malu, menemui lelaki yang dua hari lagi akan menjadi suami sah-mu! Lihatlah, semua orang sedang menatapmu! Nanti kamu dibilang kecentilan lagi sama mereka! Ayo, sekarang kita pulang!"

Susi menarik paksa tangan Dea dan mencoba ingin membawa gadis itu kembali ke kediaman mereka. Namun, Dea terus menolak. Ia bersikeras ingin mengatakan yang sebenarnya kepada Julian soal kejadian naas di malam itu. Malam naas di mana Dea harus kehilangan kesuciannya.

"Lepaskan tanganku, Kak Susi! Aku harus mengatakan yang sebenarnya kepada Julian sebelum semuanya terlambat!" ucap Dea sambil mencoba melepaskan genggaman erat tangan Susi.

"Ini sudah terlambat, Dea! Jika kamu mengatakan yang sebenarnya saat ini, kamu hanya akan membuat mereka mengalami kerugian yang sangat besar! Memangnya kamu dapat menggantikan semua uang yang sudah mereka keluarkan, ha?!" kesal Susi dengan setengah berbisik dan penuh dengan penekanan.

Susi terus berusaha menarik paksa tangan Dea dan membawanya menjauh dari tempat itu. Julian yang sudah terlanjur penasaran segera menyusul Dea dan Susi yang mulai menjauh dari posisinya. Ia pun melangkah dengan cepat dan kini ia berhasil meraih tangan Dea yang satunya.

"Lepaskan Dea, Mbak Susi! Biarkan dia mengatakan apa yang ingin dia katakan kepadaku!" titah Julian dengan tegas kepada wanita pemarah itu.

Namun, walaupun Julian sudah mengatakan hal itu dengan tegas, tetapi Susi tetap teguh pada pendiriannya. Ia tidak akan pernah membiarkan Dea mengatakan yang sebenarnya kepada Julian.

"Tidak ada yang penting, Julian! Beberapa hari ini Dea memang terlihat agak stress. Ia terlalu memikirkan masalah pernikahan kalian. Ia sudah tidak sabar ingin pernikahan ini segera dilaksanakan," tutur Susi, masih berjuang membawa Dea agar pulang bersamanya.

Mendengar penjelasan dari Susi, Julian pun tersenyum. Entah mengapa tiba-tiba saja Julian percaya dengan ucapan yang keluar dari bibir Susi barusan. Sementara Dea masih berusaha melepaskan genggaman tangan kakak iparnya tersebut dari tangannya.

"Bukan itu, Julian! Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dan itu sangatlah pent-- eum!"

Susi membekap mulut Dea dengan sangat erat bahkan hingga Dea kesulitan bernapas. Ia terus menarik paksa tangan gadis itu hingga menjauh dari tempat itu. Sementara Julian hanya bisa terbengong-bengong melihat Susi mengajak Dea pulang dengan paksa.

"Dea!" Baru saja Julian ingin melangkah, kembali menyusul Susi dan Dea, tiba-tiba salah seorang saudara sepupunya memanggil.

"Julian! Sini, kami butuh bantuanmu!" panggilnya, meminta bantuan Julian untuk mendirikan sebuah tenda di belakang rumahnya.

Julian menoleh ke arah lelaki itu kemudian mengangkat sebelah tangannya. "Baiklah, tunggu sebentar!" teriaknya.

Julian terpaksa mengurungkan niatnya untuk menyusul Dea dan Susi, walaupun sebenarnya ia sangat penasaran dengan apa yang ingin Dea katakan.

...***...

Terpopuler

Comments

Amelia Syharlla

Amelia Syharlla

kok geregetan ya aku sama Susi similikiti 😡😡😡😡

2022-12-30

1

Emojje

Emojje

sesak nafas bacanya wooiyyy... Menegangkan hahah

2022-12-23

1

Kendarsih Keken

Kendarsih Keken

jadi ikut bingung akoh nya

2022-09-27

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Jerat Hasrat Pangeran Gaib
139 Promo Karya 'Ternoda Sebelum Akad'
140 Promo Karya 'Jerat Asmara Sang Mafia'
141 Promo Karya 'Terjerat Cinta Pria Dingin'
142 Promo Karya 'Still Love You'
143 Promo Karya 'The Gray Autumn'
144 Derit Ranjang Adik Angkat
145 Simpanan Janda Kaya
146 Gadis Kaki Palsu
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Jerat Hasrat Pangeran Gaib
139
Promo Karya 'Ternoda Sebelum Akad'
140
Promo Karya 'Jerat Asmara Sang Mafia'
141
Promo Karya 'Terjerat Cinta Pria Dingin'
142
Promo Karya 'Still Love You'
143
Promo Karya 'The Gray Autumn'
144
Derit Ranjang Adik Angkat
145
Simpanan Janda Kaya
146
Gadis Kaki Palsu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!