Bab 10

Sore itu, setelah menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya, Dea memberanikan diri menghampiri Susi yang sedang asik bercengkrama bersama putri kesayangannya, Virna, di ruang televisi. Dengan sangat hati-hati, Dea mengutarakan maksudnya kepada kakak iparnya itu.

"Kak, boleh aku izin keluar?" tanya Dea yang kini berdiri di samping sofa, di mana Susi dan Virna sedang duduk.

Susi dan Virna sontak menoleh ke arahnya. "Memangnya pekerjaanmu sudah selesai?" ketus Susi sembari memalingkan wajahnya kembali ke arah televisi.

"Sudah, Kak," sahut Dea perlahan.

Susi memutarkan bola matanya. "Cucian piring, cucian baju kotor, memasak, kamar mandi?"

Dea kembali mengangguk pelan. "Sudah semuanya, Kak."

Susi kembali menoleh ke arah Dea. "Memangnya kamu mau ke mana lagi, ha?" tanya Susi sambil memindai tubuh dea dari ujung kepala hingga ujung kaki dan tidak ada bagian yang terlewat sedikit pun.

"Aku ingin menemui Julian, Kak, di rumah kami. Dia bilang ingin meneruskan pengerjaan rumah itu," sahut Dea dengan kepala tertunduk.

Setelah mendengar jawaban gadis itu, Susi segera meraih tangan Dea dan membawanya duduk di sofa tersebut.

"Ingat apa yang aku katakan, Dea! Jika kamu ingin hidupmu berjalan sebagai mana mestinya, ikuti samua perkataanku! Jangan sampai kamu memberi tahu Julian sebelum hari pernikahan kalian. Kamu mengerti!" tegas Susi dengan wajah serius menatap Dea.

Dea pun menganggukkan kepala dengan perlahan sembari menghela napas beratnya "Ya, Kak. Baiklah," jawab Dea.

"Bagus!" Susi menepuk pelan pundak Dea sambil tersenyum sinis. "Sekarang pergilah!"

Dea pun segera bangkit dan berpamitan kepada Susi kemudian melenggang keluar dari ruangan tersebut.

"Memangnya ada apa sih, Bu? Memang apa yang terjadi pada Tante Dea?" tanya Virna yang mulai penasaran dengan permasalahan Dea serta kedua orang tuanya itu.

"Hush! Diam! Anak kecil tidak boleh tahu," kesal Susi sambil menekuk wajahnya menatap anak perempuannya itu.

"Selalu saja begitu! Semuanya tidak boleh. Ini-itu tidak boleh," celetuk Virna.

Susi terkekeh pelan mendengar keluhan sang anak. Ia mengelus lembut puncak kepala Virna sambil tersenyum.

"Nanti kalau kamu sudah besar, jangan tiru Tante Dea, ya! Lihat dia, rasanya percuma saja Ayah dan Ibu menyekolahkannya, ternyata dia masih bodoh dan suka membangkang," sahut Susi.

Virna masih menekuk wajahnya. Ia kesal saat rasa keingintahuannya di batasi oleh sang ibu. Padahal ia begitu penasaran apa yang membuat keluarga kecilnya itu mulai di serang kepanikan mendadak. Bahkan Ayahnya yang tidak banyak tingkah pun, sekarang mulai terlihat aneh di mata gadis kecil itu.

Sementara itu.

Dea terus melangkah menuju tempat di mana Julian sudah menunggu kedatangannya. Jarak antara rumah kakak ipar dengan rumah yang saat ini dibangun oleh Julian hanya berjarak beberapa ratus meter saja. Hanya beberapa menit jalan kaki, Dea pun tiba di tempat itu.

Gadis itu sempat menghentikan langkahnya dan memperhatikan Julian yang tengah sibuk dengan pekerjaannya dari kejauhan. "Ya Tuhan! Kuatkanlah hatiku!" gumam Dea sambil menggulung-gulung ujung bajunya.

Cukup lama Dea terdiam di tempat itu, hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk menghampiri rumah tersebut. Rumah yang sengaja di bangun oleh Julian untuk mereka setelah resmi menikah.

Julian berjuang mengumpulkan uang dari hasil kerjanya sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya uang itu bisa ia gunakan untuk membeli sebuah lahan yang cukup luas. Di mana ia bisa membangun rumah impiannya bersama Dea.

Sebenarnya Julian bisa saja membangun rumah impiannya tanpa harus bekerja keras. Tinggal bilang kepada kedua orang tuanya, semua keinginannya akan segera terkabul.

Ya, Julian berasal dari keluarga yang terpandang dan berkecukupan di desa tersebut. Namun, hal itu tidak membuat dirinya merasa bangga. Ia lebih bangga jika bisa membangun sebuah rumah impian dari hasil keringatnya sendiri.

Julian adalah sosok lelaki pekerja keras. Tidak pernah sekalipun terdengar keluhan yang keluar dari bibir lelaki itu. Seperti sekarang ini, setelah selesai bekerja menjadi nelayan di kapal milik orang tuanya sendiri, ia kembali melanjutkan pengerjaan rumah impiannya tersebut.

"Mas," panggil Dea yang kini tengah berdiri tepat di belakang Julian yang sedang sibuk menggergaji sebuah papan.

Julian sontak menoleh setelah mendengar suara panggilan dari pujaan hatinya tersebut. Ia tersenyum lebar saat bertatap mata dengan Dea yang kini berdiri tepat berada di hadapannya.

"Dea sayang? Oh syukurlah. Mas sempat mengira Mbak Susi tidak akan memberikanmu izin untuk menemui Mas hari ini," tutur Julian sembari menghampiri Dea yang masih terpaku di tempatnya berdiri.

Julian meraih tangan Dea kemudian menuntunnya masuk ke dalam rumah impian mereka tersebut. Rumah berukuran kecil, tetapi cukup nyaman untuk ditinggali. Ada dua buah kamar, ruang tamu dan tidak lupa ruang dapur, untuk Dea melakukan aktivitasnya nanti sebagai seorang istri.

"Bagaimana menurutmu?" tanya Julian sambil tersenyum puas menunjukkan hasil pekerjaannya kepada Dea.

Melihat kebahagiaan yang terpancar di wajah lelaki itu, hati Dea pun kembali sakit. Ia merasa bahwa dirinya sudah menjadi manusia bermuka dua yang menyimpan sebuah kebusukan. Ingin rasanya Dea mengakui semuanya, tetapi ancaman kakak iparnya barusan membuat nyali gadis itu kembali menciut.

"Dea? Kenapa kamu diam? Apa kamu tidak menyukainya?" tanya Julian kemudian. Julian menautkan kedua alisnya heran. Sebab sejak tadi Dea terlihat murung dan tak bersemangat seperti biasanya.

"Bu-bukan begitu, Mas." Dea terbata-bata. "Aku menyukainya, sangat!" jawab Dea sambil tersenyum kecut.

Julian menghembuskan napas lega. Ia lega karena ternyata Dea menyukai hasil pekerjaannya itu. Lelaki itu pun kembali bersemangat dan menjelaskan secara terperinci soal ruangan demi ruangan yang ada di rumah sederhana mereka tersebut kepada Dea.

"Ini kamar kita." Julian membuka pintu sebuah ruangan di mana jendelanya menghadap langsung ke arah lautan luas. "Aku harap kita bisa melewati malam pertama kita di sini. Di tempat ini," lanjut Julian sembari menyentuh pipi Dea yang kemerahan dengan lembut.

Dea kembali memperhatikan ruangan itu dengan seksama. Dulu, saat pertama kali Julian membangun rumah ini, ia begitu bersemangat dan banyak sekali impian dan harapan yang ia sematkan di tempat tersebut. Namun, setelah kejadian naas itu, semua pandangannya pun ikut berubah.

Ketertarikan dan antusiasnya terhadap rumah itu tidak lagi sama seperti dulu. Ia merasa ruangan itu hampa dan harapannya pun terasa ikut sirna.

Dea berjalan menghampiri jendela dan menatap kosong ke luar. Cukup lama ia berdiri di sana dengan tatapan kosong menerawang. Hingga akhirnya Julian kembali menghampiri gadis itu dan memeluknya dari belakang.

"Aku sangat mencintaimu, Dea," bisik Julian di samping telinganya.

Dea mengubah posisinya. Ia segera berbalik dan kini menghadap lelaki itu. Julian tersenyum sambil menatap bibir ranum favoritnya itu. Ia meraih wajah Dea kemudian melabuhkan sebuah kecupan hangat di bibir mungil gadis itu.

...***...

Terpopuler

Comments

Ica Susanti

Ica Susanti

jujur itu penting ya dea

2023-03-02

0

Sarini Sadjam

Sarini Sadjam

klo Julian bener2 cinta mau nerima tpi...

2022-10-13

0

Kendarsih Keken

Kendarsih Keken

kalau memang kamu benar mencintai Dea , semoga kamu juga bisa menerima keadaan nya Dea se utuh nya ( berharap ) 🤲

2022-09-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Jerat Hasrat Pangeran Gaib
139 Promo Karya 'Ternoda Sebelum Akad'
140 Promo Karya 'Jerat Asmara Sang Mafia'
141 Promo Karya 'Terjerat Cinta Pria Dingin'
142 Promo Karya 'Still Love You'
143 Promo Karya 'The Gray Autumn'
144 Derit Ranjang Adik Angkat
145 Simpanan Janda Kaya
146 Gadis Kaki Palsu
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Jerat Hasrat Pangeran Gaib
139
Promo Karya 'Ternoda Sebelum Akad'
140
Promo Karya 'Jerat Asmara Sang Mafia'
141
Promo Karya 'Terjerat Cinta Pria Dingin'
142
Promo Karya 'Still Love You'
143
Promo Karya 'The Gray Autumn'
144
Derit Ranjang Adik Angkat
145
Simpanan Janda Kaya
146
Gadis Kaki Palsu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!