Ervan yang sudah tidak dapat menahan hasratnya, mencengkram kedua pergelangan kaki Dea dengan erat. Sedangkan Arman memegang kedua tangan gadis itu dan memastikan ia tidak bisa kabur atau melakukan hal yang tidak mereka inginkan.
Sementara kedua sahabatnya sedang sibuk memegangi kaki dan tangan Dea, Alfa yang juga sudah dikuasai oleh hasrat, dengan cepat melucuti pakaiannya hingga tubuh putih mulus tersebut terlihat dengan jelas. Termasuk area pribadinya yang kini dalam keadaan 'On' dan siap menghujam kepemilikan gadis itu.
Dea menangis lirih sambil terus menggelengkan kepala. Ia masih berharap ketiga lelaki itu dapat membuka hati dan menaruh rasa iba kepadanya. Namun, sepertinya harapan tinggal harapan saja. Jangankan merasa iba, mereka bahkan sudah kalap dan lupa segalanya. Akibat pengaruh dari minuman memabukkan itu, kini masa depan Dea pun dipertaruhkan.
"Cepat, Al! Lakukan! Sebelum gadis ini berontak kemudian melawan kita lagi," titah Ervan sembari melorotkan celana dallam yang dikenakan oleh Dea hingga terlepas. Sementara bagian roknya hanya diangkat begitu saja hingga ke batas perut.
Lagi-lagi Ervan menelan salivanya ketika melihat keindahan area pribadi milik Dea yang selama ini selalu dijaga oleh gadis itu untuk calon suaminya kelak. Namun, sepertinya kali ini nasib naas harus menghampiri Dea dan gadis itu pun harus kehilangan kesuciannya karena seseorang yang tidak bertanggung jawab seperti mereka bertiga.
"Baiklah."
Alfa pun bergegas menaiki tubuh Dea dan kini lelaki itu sudah berada di atasnya.Perlahan Alfa mengarahkan senjatanya ke arah area pribadi milik Dea. Tanpa memiliki sedikit pun pengalaman tentang hal itu, Alfa terus mencoba menyatukan tubuhnya bersama gadis itu dengan kasar.
Padahal terlihat dengan jelas dari ekspresinya saat itu bahwa Dea tengah kesakitan. Amat sangat kesakitan. Dea mencoba berteriak sekuat tenaga, tetapi kemeja yang membekap mulutnya, membuat ia tidak bisa mengeluarkan kata-kata.
Air mata gadis malang itu jatuh menetes ke pasir pantai seiring dengan berhasilnya Alfa menyatukan tubuh mereka berdua. Sekarang Alfa mulai menggerakkan pinggulnya. Naik dan turun dengan irama yang teratur, menikmati permainan panas yang ia sengaja ciptakan.
"Sepertinya dia benar-benar perawan, Al. Lihatlah, darah perawannya masih mengalir. Beruntung sekali kamu kebagian membuka segel!" gumam Ervan sambil memainkan senjatanya yang juga sudah tidak sabar menunggu giliran.
Alfa tidak menjawab, hanya terdengar suara lenguhan dan dessahan yang terus keluar dari bibir lelaki itu. Saat itu Alfa masih terlarut dalam kenikmatan yang luar biasa, yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Sementara Dea yang sudah putus asa hanya bisa menangis dan pasrah . Ia bahkan tidak bisa merasakan kenikmatan seperti yang dirasakan oleh Alfa saat itu.
Sementara Alfa menikmati area pribadi Dea, kedua sahabatnya malah menggerayangi bagian tubuh Dea yang lain. Seperti Arman yang saat itu sangat bersemangat memainkan dua gundukan kenyal milik Dea yang masih terbungkus braa. Ia menyusupkan sebelah tangannya ke dalam braa dan memainkan puncak serta meremasnya berkali-kali.
"Ah, nikmat sekali!" racau Alfa dengan mata terpejam sembari menekan pinggulnya lebih dalam lagi.
Arman dan Ervan tertawa pelan mendengar ucapan Alfa barusan.
"Ya, iyalah! Ke mana saja kamu selama ini, Al?" goda Ervan.
Alfa tidak ingin menanggapi ucapan Ervan. Ia lebih memilih untuk tetap fokus pada kenikmatan yang ia rasakan di bawah sana. Setelah beberapa saat, Alfa pun mulai mengerang dan tubuhnya terlihat memegang di atas tubuh Dea yang sudah terlihat lemas.
Ia melakukan pelepasan dan membiarkan sel-sel generasi penerusnya meluncur mulus ke dalam rahim Dea. Apa lagi saat itu bertepatan dengan masa subur gadis itu. Sel-sel generasi penerus Alfa pun dengan semangatnya berlomba menuju sel telur yang sudah siap untuk dibuahi.
"Ayo, sekarang gantian, Al! Aku sudah tidak tahan ini!" ucap Ervan lagi sambil menarik tubuh Alfa yang masih berada di atas tubuh Dea. Lelaki itu terlihat sangat kelelahan.
"Iya-iya, sabar!" sahut Alfa sambil menekuk wajahnya. Padahal saat itu ia ingin mengulanginya sekali lagi karena tubuh Dea seakan memberikan candu tersendiri untuk dirinya.
"Tapi cepat, ya! Aku ingin mengulanginya sekali lagi," ucap Alfa tanpa peduli bagaimana hancurnya perasaan gadis itu.
Alfa berpindah dari posisinya dan menggantikan posisi Ervan, memegangi kaki Dea. Sementara Ervan begitu semangat ingin melakukan hal itu. Ia bahkan tidak sabar ingin melakukan pelepasan bersama Dea.
"Kalian berdua curang! Masa aku terakhir, sih!" protes Arman sambil mendengus kesal.
"Tidak apa-apa, Arman. Yang penting kamu kebagian," jawab Ervan dengan gamblangnya. Seolah-olah Dea adalah makanan yang dapat dibagi-bagi seenaknya.
Baru saja Ervan menaiki tubuh Dea yang sudah tidak berdaya, tiba-tiba terdengar suara teriakan seorang laki-laki dari kejauhan memanggil-manggil nama Dea.
"Dea, di mana kamu? Dea!" teriak seorang laki-laki bernama Julian Abram, tunangan Dea yang sebentar lagi akan mengadakan pernikahan bersama Dea.
Sebenarnya malam ini Dea sudah berjanji pada Julian bahwa gadis itu akan menemui dirinya sebelum berangkat ke laut guna mencari ikan. Ya, rata-rata profesi masyarakat di kampung mereka adalah nelayan yang hidup dengan mengandalkan hasil laut, termasuk Julian.
Karena ini adalah hari terakhir Julian bekerja sebelum statusnya berubah menjadi suami sah dari gadis itu. Dea ingin mengantarkan kepergian Julian ke laut lepas. Namun, takdir berkata lain. Bukannya mengantarkan kepergian Julian, Dea malah mengantarkan kesuciannya untuk orang-orang yang tidak bertanggung jawab tersebut.
"Apa kamu dengar itu, Ervan?!" pekik Alfa dengan setengah berbisik kepada sahabatnya itu.
"Ya, aku dengar! Apa nama gadis ini Dea?" Ervan menunda aksinya. Ia berdiri dan memperhatikan sekelilingnya.
"Bisa jadi."
Tiba-tiba terlihat bayangan seorang laki-laki dari kejauhan. Namun, masih terlihat jelas oleh mata elangnya Ervan. "Ah, ternyata benar, Al! Sepertinya lelaki itu mencari keberadaan gadis ini?! Sialan, apes banget nasibku."
Ervan bergegas mengenakan pakaiannya kembali, begitu pula Alfa dan Arman. Kemeja yang tadi digunakan untuk membekap mulut Dea pun sudah diambil lagi olehnya. Setelah selesai berpakaian ala kadarnya, ketiga sahabat itu pun bergegas merapikan barang-barang mereka, termasuk tenda otomatis yang tadi berdiri kokoh di atas pasir putih.
"Ingat! Jangan sampai meninggalkan barang bukti apapun kalau kalian tidak ingin bermasalah nantinya!" titah Alfa.
"Ya, tentu saja. Tapi yang seharusnya cemas itu kamu, Al. Sebab hanya kamu yang berhasil melakukan hal itu kepadanya," sahut Arman.
"Ya, tapi nama kalian pun pasti akan terseret. Soalnya kalian membantuku melakukan kejahatan itu. Sedangkan Ervan, adalah otak pertama yang memikirkan ide gila ini, kalian ingat itu!" sahut Alfa sambil tersenyum sinis. Sementara Ervan dan Arman terlihat kesalahan.
Setelah selesai berkemas, ketiga lelaki itu pun segera pergi dari tempat itu, meninggalkan Dea yang sudah tidak berdaya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Ade Ismi
kelakuan bejat
2023-07-15
1
Samsuna
😠😠😠
2023-05-04
0
luthfie_18
di lapak seblh jg ada cert hmpir mirip sprti ini,,,klw ini aku g tau endingnya gmn, tpi klw yg d sblh kelak anknya si pemerkosa jtuh cinta sm anknya perempuan yg d perkosa, seru ceritanya dn panjang 😄
2023-04-17
0