Pada akhirnnya kami memasuki toko.
Ruangan disana terlihat rapi dan dirawat dengan sangat baik.
Begitu aku melangkahkan kaki ke dalam sudah ada seorang pelayan perempuan berusia 20 tahunan yang menyambut saya dengan senyuman yang memikat pelanggan.
Pelayanan yang sangat ramah.
Pada awalnnya aku mengajak Carla untuk membantuku memilih pakaian dan berkeliling ruangan, sampai pada akhirnnya ...
"Tu-tuan ... Bagaimana?"
Ini!
Aku tidak bisa memalingkan wajahku. Setelah tirai ruang ganti terbuka seseorang tiba-tiba mengejutkanku.
"Sangat cocok untukmu. Apakah kau menyukainnya?"
Aku sampai tidak mengenalinnya, Carla terlihat cantik mengenakan pakaian itu dan sepertinnya saya tidak salah membawannya ke toko ini.
Rencanannya sederhana, aku meminta Carla untuk mencoba terlebih dahulu pakaian-pakaian di toko dan setelah dia mulai menyukai salah satunnya maka aku dengan santainnya langsung membayar di kasir sehingga dia tidak memiliki kesempatan untuk bisa menolak.
Apakah ini tidak licik?
"Semuannya seharga 1 koin emas. Bisakah saya menyiapkan pakaian ini untuk dibawa pulang sekarang?"
"Sa-satu koin emas?!" Carla berbicara dengan nada panik.
Pelayan sampai kebingungan mendengarnnya.
Dia menjelaskan bahwa pakaian yang dipakai Carla dibuat dengan salah satu bahan khusus yang tentunnya membuatnnya tahan lama jika digunakan dalam waktu yang terbilang tidak singkat bahkan untuk bertarung sekalipun.
Pantas saja dia berani menetapkan harga yang lumayan tinggi untuk sebuah pakaian.
Ngomong-ngomong, itu setara dengan biaya menginap untuk kurang lebih satu bulan di kota ini.
"Baiklah ... Aku akan ..."
"Tu-tunggu!"
Saat aku akan mengambil uang di balik jubahku, Carla segera menghentikannya.
"Hm? Apa Kau tidak menyukainnya?"
Saya menutar otak dan mencoba untuk berkeliling serta menanyakan lebih banyak model pakaian serupa, namun Carla justru terlihat semakin panik.
"Ah! Ti-tidak! Bukan seperti itu! Um ... Ha-hanya saja ... Ini terlalu ..."
Aku memandangi gadis kecil dihadapannku sambil memegang dagu. Dia menundukan kepala sambil memegang lengan bajuku dan seperti mencoba mengajak kami keluar dari toko.
Sepertinnya dia masih agak sungkan menerimanya.
"Bagaimana jika setelah aku membelikanmu ini, kau akan membuatkan hidangan makan malam yang enak untukku?"
Aku mencoba untuk meyakinkan Carla bahwa dia sangat cocok mengenakan itu.
Lagipula, saya sudah menggangap Carla sebagai bagian dari keluarga sejak pertemuan pertama kami, lebih mirip seperti seorang adik perempuan bagiku.
Pada akhirnnya dia setuju dengan permintaanku meskipun pada awalnnya gadis itu masih tidak bisa menerimannya.
Akan membutuhkan waktu baginnya untuk bisa lebih terbuka lagi kepadaku.
***
Malam haripun tiba, saya memutuskan untuk segera mencari penginapan karena diluar terasa sangat dingin.
Kebetulan aku sudah mengetahui arah tujuan kami setelah pelayan toko dengan senang hati memberitaukan lokasi penginapan terdekat.
Kami akhirnnya menemukan sebuah rumah besar tidak jauh dari tempat sebelumnnya. Sepertinnya itu dilengkapi sampai dengan lantai 3.
Bersama-sama saya dan Carla memasuki penginapan dan menuju ke tempat pemesanan.
Terlihat seorang pria berkumis dengan penampilan yang tampak cukup garang berada di depan kami dengan tatapan menggangu.
Sepertinnya dia meremehkanku!
"Harga satu kamar adalah empat koin tembaga, bayar di muka!"
Pantas saja.
Saya meletakan jumlah uang yang diminta di atas meja sambil menanyakan keberadaan ruangan kami tepat sebelum pria pemilik menghentikanku.
"Apa kau memesan dua kamar terpisah untuk digunakan masing-masing satu orang? Kami tidak bisa menerimannya! Kau tau, akhir-akhir ini pelanggan banyak berdatangan dan hal tersebut membuat penginapan ini kekurangan kamar untuk disewa," Katannya sambil mengarahkan pandangan ke tempat lain.
Mataku secara cepat mengamati setiap sudut ruangan, memang disana terlihat sangat ramai meskipun saya baru menyadarinnya.
Yah ... Aku sudah bisa menduga ini yang akan terjadi.
Tidak baik untukku jika harus bersikap egois dan tidak mempedulikan pelanggan lain yang lebih membutuhkan tempat untuk beristirahat.
"Aku akan tidur di luar, sebaiknnya kau tidur di dalam saja," Seusai berkata saya berniat mengucapkan salam perpisahan lalu berjalan pergi dari dalam penginapan.
"Diluar dingin! Aku tidak keberatan tidur seruangan dengan-" Carla berusaha menghentikanku.
"Tidak masalah, aku sudah terbiasa," saya memberikan senyuman percaya diri kemudian melangkah keluar dari penginapan.
Gadis itu bahkan tidak bisa mengatakan semua yang ada di dalam pikirannya dan merasa agak bersalah membiarkanku tidur diluar sendirian.
Sepertinnya Carla benar-benar mulai peduli terhadapku, bukankah ini hal yang baik?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments