Bab.15. Kemarahan Abian

"Bian. Ternyata Ayahmu serius ingin menikahkanmu dengan seorang gadis. Besok kamu akan dia bawa ke rumah sakit, untuk menikahkanmu tepat didepan orang tua gadis itu yang tengah berbaring di tempat tidur pasien," ujar Ryan, Asisten sekaligus sahabat dari Abian.

Prakkkkk

Abian melemparkan sebuah gelas ke dinding hingga gelas itu hancur berantakan.

"Suban sialan. Aku pikir disisa umurnya yang sudah bau tanah itu, dia bisa berubah dan tidak lagi suka memaksakan kehendaknya. Tapi apa? bahkan dia masih melakukannya, padahal dia tahu anaknya sedang mengalami gangguan jiwa," Nafas Abian naik turun karena terlalu Emosi.

"Entah gadis seperti apa yang ingin dinikahkan denganku. Mungkin gadis itu gadis jelek, busuk, atau sudah tua bangka. Rasanya ingin kucekik si Suban sampai mati," sambung Abian.

"Aku rasa gadis ini cuma ingin uang Ayahmu, makannya dia setuju menikah denganmu. Yang kudengar sih dia ingin menuruti perminatan terakhir ayahnya yang sedang sekarat di rumah sakit," timpal Ryan.

"Tentu saja karena uang. Mungkin Suban menawarkan uang biaya rumah sakit pada gadis itu. Entah apa yang Suban pikirkan, sehingga dia ingin menikahkanku dengan gadis sembarangan," ujar Abian.

"Tapi untungnya pernikahan ini cuma siri. Kamu bisa membuang gadis itu setelah kamu nikahi. Bukankah dia tahunya kamilu sedang mengalami gangguan jiwa? jadi tidak ada masalah kalau kamu menyiksanya. Tapi itu cuma perkataan gilaku Abian, jangan kamu dengarkan. Aku hanya asal bicara," ucap Ryan sembari terkekeh.

"Meski kamu tidak akan masuk penjara karena memiliki kartu kuning, tapi tetap saja kamu tidak boleh melakukan hal di luar batas. Kamu cukup takuti dia saja, sampai dia mundur sendiri jadi istrimu," sambung Ryan.

Abian tampak berpikir keras saat mendengar ucapan Ryan. Namun sesaat kemudian dia tersenyum penuh arti.

"Baiklah. Karena aku memiliki kartu kuning, maka tidak masalah kalau aku membuat hidup gadis itu menjadi jungkir balik. Kita akan lihat, gadis jelek darimana yang berani menikahi CEO tampan sepertiku," ujar Abian.

"Atau aku kacaukan saja impiannya itu saat di rumah sakit nanti. Mungkin Ayah gadis itu akan langsung kena serangan jantung saat tahu calon menantunya seorang pria yang tidak waras," sambung Abian.

"Apa kamu serius ingin menikahi gadis itu? aku tidak bisa membayangkan bagaimana rupa gadis itu. Ayahmu pasti asal pilih, hanya karena ingin ada yang mengurusmu di masa depan," tanya Ryan.

"Aku tidak perduli bagaimana bentuknya. Yang penting aku akan menyiksanya sesuka hatiku nanti. Lagipula kamu sendiri yang bilang, kalau aku punya kartu kuning kan? terlebih aku hanya menikah siri. Jadi aku bisa menikahi gadis manapun yang aku mau." Jawab Abian.

"Benar juga. Mereka kan tidak tahu kalau selama ini kamu hanya berpura-pura gila. Bahkan mereka tidak tahu, kalau kamu ini ternyata lulusan terbaik di Harvard. Sembari menunggu Geisha kembali dari London, kamu tidak akan bosan karena punya mainan baru," ujar Ryan.

"Yap. Aku ingin melihat raut malu, diwajah Suban. Mungkin dengan begitu dia cepat mati dan menyusul kakak Ardan secepatnya," ucap Abian.

"Ngomong-Ngomong rambutmu harus kamu potong sedikit. Sepertinya sudah melebihi bahu," ujar Ryan.

"Benarkah?" tanya Abian.

"Ya. Tapi apa kamu tidak ingin memangkas habis rambutmu? besok kamu kan akan dinikahkan?" tanya Ryan.

"Enak saja. Ini rambut kebanggaanku. Aku suka berambut gondrong. Pokoknya tidak boleh seorangpun boleh memotong rambutku, termasuk presiden. Aku akan menghabisi orang itu kalau berani melakukannya." Jawab Abian.

"Ya sudahlah. Ayo kita pergi ke salon. Sepertinya aku juga ingin merapikan rambutku," ujar Ryan.

Abian dan Ryanpun pergi kesalon untuk merapikan penampilan mereka. Sementara ditempat berbeda, Anisa sudah mengutarakan pada Sumarno bahwa besok dia akan menikah tanpa memberitahu keadaan calon suaminya.

"Si Nisa beneran mau nikah pak?" tanya Stevi.

"Iya. Parahnya anak itu sama sekali ndak mikir. Masak dia mau nikah dengan pria cacat mental, hanya karena ingin menuruti keinginan mas Sumarno." Jawan Surani.

"Cacat mental gimana mas? terus gimana cara dia ijab qobulnya besok?" tanya Sunarti.

"Cacat mental ya berarti kurang waras. Mas ndak perduli bagaimana cara dia menjawab ijab qobulnya. yang pasti kita nikmati saja dramanya besok. Mas malah berharap mas Sumarno terkena serangan jantung saat mengetahui anaknya menikah dengan orang yang tidak waras." Jawab Surani sembari terkekeh.

"Aku jadi tidak sabar ingin melihat rupa suami si Nisa yang tidak waras itu. Aku jadi punya bahan buat mengejeknya," ujar Stevi.

"Apa bapak tidak tahu? aku sudah lama muak melihat keponakkan bapak yang sok cantik itu," sambung Stevi.

"Kalau begitu nikmatilah tontonannya besok." Jawab Surani.

"Aku akan memberitahu Mita dan Dea, agar besok datang juga ke rumah sakit," ujar Stevi.

Stevi bangkit dari tempat duduknya dan segera kembali ke kamarnya. Sesuai yang dia inginkan, kini Stevi, Mita dan Dea tengah asyik mengolok-ngolok Anisa melalui sambungan telpon.

"Jadi kita sudah sepakat akan datang ke rumah sakit besok ya!" ujar Stevi.

"Tentu mbak. Aku ingin lihat suaminya Anisa yang gila itu. Pasti dandanannya kumal, jorok dan bau," ucap Mita.

"Ihhh...bayanginnya aja aku nggak sanggup. Aku heran, katanya lulusan cumlaude sarjana perawat. Tapi kok bisa bodoh begitu? meskipun mau nikah buru-buru, tapi nggak orang gila juga di nikahi," timpal Dea.

"Mungkin mertuanya kaya kali," ujar Mita.

"Nggak juga. Nisa cerita sama bapakku, kalau calon mertuanya itu cuma punya toko sembako tiga cabang aja. Artinya nggak kayalah kalau cuma begitu," ujar Stevi.

"Lagian itu kan punya mertuanya, ditambah suaminya itu punya ibu tiri dan seorang adik. Jadi mana bisa Nisa berkuasa. Bisa-Bisa nanti digorok sama ibu tirinya," sambung Stevi.

"Jadi sudah kebayang ya! masa depan Nisa bakal sengsara selamanya. Nggak nyangka deh, orang yang dulu disanjung-sanjung karena cantik, sekarang malah jadi menikah dengan orang gila," ujar Mita.

"Ya itulah rahasia Tuhan. Makanya dia jangan sok cantik, sekarang dia tahu akibatnya," ujar Dea.

"Sekarang lebih baik kalian latihan didepan cermin saja," ujar Stevi.

"Buat apa latihan di depan cermin?" tanya Dea.

"Buat mengatur ekspresimu, bagaimana saat mengucapkan selamat pada kakak sepupu kita itu." Jawab Stevi sembari terkekeh.

"Benar juga. Tapi bagaimana cara kita ngucapin selamat dengan kakak ipar?" tanya Dea.

"Iya. Aku takut rambutku di jambak," timpal Mita sembari terkekeh.

"Kalau begitu jaga jarak darinya sejauh 10 meter." Jawab Stevi sembari terkekeh.

Dan perbincangan itu berakhir, setelah mereka tidak punya lagi bahan untuk digosipkan tentang Anisa. Mereka memutuskan untuk tidur lebih awal, karena mereka tidak ingin melewatkan tontonan bagus keesokkan harinya

Terpopuler

Comments

Tita Puspita Dewi

Tita Puspita Dewi

aq cuma berharap semoga mama mertuanya nissa yang limited edition walaupun cuma mama sambung abian.

2023-04-30

0

Lenkzher Thea

Lenkzher Thea

Ada kiranya, yang di prediksi bakal jekek, malah akhirnya Abian sendiri yang jatuh cinta pada Nisa

2022-07-25

0

Nuralya_salwa

Nuralya_salwa

sabar Nisa.....lepaskan dulu dirimu dr paman2 mu yg gila harta....lanjuuuttt😍😍💪💪

2022-07-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab.1. Anak Bodoh
2 Bab.2. Berselingkuh
3 Bab.3. Pindah
4 Bab.4. Penderitaan Dimulai
5 Bab.5. Duka Abian
6 Bab.6. Cacat Mental
7 Bab.7. Peringatan Kematian
8 Bab.8. Dikucilkan Keluarga
9 Bab.9. Duka
10 Bab.10. Konspirasi
11 Bab.11. Jangan Tinggalin Anisa
12 Bab.12. Tawaran Menikah
13 Bab.13. Permintaan Terakhir
14 Bab.14. kejujuran Suban
15 Bab.15. Kemarahan Abian
16 Bab.16. Amanat Sumarno
17 Bab.17. Sah
18 Bab.18. Menjemput Suami
19 Bab.19. Pulang Ke Rumah
20 20. Sindiran Mertua
21 Bab.21. Lamaran Kerja
22 Bab.22. Hari Pertama Kerja
23 Bab.23. Gaji Pertama
24 Bab.24. Gosip
25 Bab.25. Bedah Cesar
26 Bab.26. Kenangan Lama
27 Bab.27. Durian Runtuh
28 Bab.28. Berdebar
29 Bab.29. Jadwal Yang Sama
30 Bab.30. Sama-Sama Tidak Pulang
31 Bab.31. Hadiah Motor
32 Bab.32. Cengeng
33 Bab.33. Demam
34 Bab.34. Pisah
35 Bab.35. Hambar
36 Bab.36. Copet Di Mall
37 Bab.37. Bertemu Lagi
38 Bab.38. Mencari Anisa
39 Bab.39. Masih Mencari
40 Bab.40. Undangan
41 Bab.41. Menyebar Undangan
42 Bab.42. Menyakitkan
43 Bab.43. Pembohong!
44 Bab.44. Aku Membencimu
45 Bab.45. Menolak
46 Bab.46. Bergosip Ria
47 Bab.47. Menghindar
48 Bab.48. Senang
49 Bab.49. Tidak Masalah
50 Bab.50. Penyakit Hati
51 Bab.51. Diam
52 Bab.52. Kesalahan
53 Bab.53. Penyesalan Tak Berguna
54 Bab.54. Tidak Terima
55 Bab.55. Putus
56 Bab.56. Murka
57 Bab.57. Pergi Jauh
58 Bab.58. Stres
59 Bab.59. Merindukanmu
60 Bab.60. Positif
61 Bab.61. Klien Besar
62 Bab 62. Liburan
63 Bab.63. Ke Hotel Dulu
64 Bab 64. Berat Hati
65 Bab.65. Ikan Salmon Misterius
66 Bab.66. Tidak Menerima Sedekah Lagi
67 Bab.67. Cinta tidak bisa dipaksakan
68 Bab.68. Takut Ditinggalkan
69 Bab.69. Anisa Kembali
70 Bab.70. Kebenaran
71 Bab.71. SAH
72 Bab.72. Bahagia
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab.1. Anak Bodoh
2
Bab.2. Berselingkuh
3
Bab.3. Pindah
4
Bab.4. Penderitaan Dimulai
5
Bab.5. Duka Abian
6
Bab.6. Cacat Mental
7
Bab.7. Peringatan Kematian
8
Bab.8. Dikucilkan Keluarga
9
Bab.9. Duka
10
Bab.10. Konspirasi
11
Bab.11. Jangan Tinggalin Anisa
12
Bab.12. Tawaran Menikah
13
Bab.13. Permintaan Terakhir
14
Bab.14. kejujuran Suban
15
Bab.15. Kemarahan Abian
16
Bab.16. Amanat Sumarno
17
Bab.17. Sah
18
Bab.18. Menjemput Suami
19
Bab.19. Pulang Ke Rumah
20
20. Sindiran Mertua
21
Bab.21. Lamaran Kerja
22
Bab.22. Hari Pertama Kerja
23
Bab.23. Gaji Pertama
24
Bab.24. Gosip
25
Bab.25. Bedah Cesar
26
Bab.26. Kenangan Lama
27
Bab.27. Durian Runtuh
28
Bab.28. Berdebar
29
Bab.29. Jadwal Yang Sama
30
Bab.30. Sama-Sama Tidak Pulang
31
Bab.31. Hadiah Motor
32
Bab.32. Cengeng
33
Bab.33. Demam
34
Bab.34. Pisah
35
Bab.35. Hambar
36
Bab.36. Copet Di Mall
37
Bab.37. Bertemu Lagi
38
Bab.38. Mencari Anisa
39
Bab.39. Masih Mencari
40
Bab.40. Undangan
41
Bab.41. Menyebar Undangan
42
Bab.42. Menyakitkan
43
Bab.43. Pembohong!
44
Bab.44. Aku Membencimu
45
Bab.45. Menolak
46
Bab.46. Bergosip Ria
47
Bab.47. Menghindar
48
Bab.48. Senang
49
Bab.49. Tidak Masalah
50
Bab.50. Penyakit Hati
51
Bab.51. Diam
52
Bab.52. Kesalahan
53
Bab.53. Penyesalan Tak Berguna
54
Bab.54. Tidak Terima
55
Bab.55. Putus
56
Bab.56. Murka
57
Bab.57. Pergi Jauh
58
Bab.58. Stres
59
Bab.59. Merindukanmu
60
Bab.60. Positif
61
Bab.61. Klien Besar
62
Bab 62. Liburan
63
Bab.63. Ke Hotel Dulu
64
Bab 64. Berat Hati
65
Bab.65. Ikan Salmon Misterius
66
Bab.66. Tidak Menerima Sedekah Lagi
67
Bab.67. Cinta tidak bisa dipaksakan
68
Bab.68. Takut Ditinggalkan
69
Bab.69. Anisa Kembali
70
Bab.70. Kebenaran
71
Bab.71. SAH
72
Bab.72. Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!