BAB 14

Beby makan dalam diam saat ini. Niatnya ingin membuat wanita - wanita yang ada di kafe ini cemburu malah tidak jadi. Dia tidak bisa pamer kepada siapapun bahwa lelaki ini adalah miliknya.

Sedangkan Zayyan hanya makan tanpa memperhatikan Beby. Ia tau Beby hanya mengaduk-aduk makanannya akan tetapi dia pura - pura tidak melihat.

Setelah selesai makan, Zayyan melihat bahwa makanan Beby masih utuh di piringnya. Beby hanya meminum jus alpukat yang di pesannya.

"Kenapa nggak di makan?" tanya Zayyan.

"Kenyang." jawab Beby.

"Oke, ayo pulang." ujar Zayyan membuat Beby semakin kesal.

Beby hanya berjalan dengan wajah murung. Dia masuk kedalam mobil dan duduk kembali. Dia lansung menghadap ke jendela sebelah kiri. Entah kenapa hatinya merasa sakit. Air matanya menetes.

Agar tidak di ketahui oleh lelaki di sebelahnya, dia berpura-pura untuk tidur. Dia tidak ingin mengekspos kesedihannya kepada siapapun.

Zayyan hanya diam melihat wanita itu terdiam. Dia tau wanita itu bersedih. Akan tetapi dia tidak tau harus berbuat apa saat ini.

"Besok kamu kemana?" tanya Zayyan kepada Beby.

Beby mendengar pertanyaan Zayyan, akan tetapi malas untuk menjawab. Untuk itu dia melanjutkan pura - pura tertidur. Zahyan melirik ke arah kiri. Ia menatap Beby yang menghadap kaca sebelah kiri hanya diam.

"Beb." panggil Zayyan menowel bahu Beby.

Beby tetap tidak menyahut panggilan Zayyan. Zayyan menggeser badannya ke arah Beby. Lalu ia mengulurkan tangannya ke wajah Beby. Ia melihat Beby tertidur.

Zayyan membawa kepala Beby ke bahunya. Karena masih merasa kurang nyaman akhirnya Zayyan membawa Beby ke dadanya. Zayyan menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi.

"Ternyata pas tidur baru nggak bawel, " ucap Zayyan juga memejamkan matanya.

Zayyan menghirup aroma parfum dari rambut Beby yang wangi. Ia tersenyum melihat wanita itu dengan gampangnya tidur di manapun.

Beby merasa senang karena bisa tidur di dada Zayyan.Ia ingin rasanya setiap saat berada dalam pelukan lelaki ini. Menghirup aroma tubuh lelaki ini benar-benar membuat mabuk kepayang.

Beby yang awalnya hanya ingin pura - pura tidur, akhirnya benar-benar tertidur. Aroma tubuh Zayyan membuatnya merasa nyaman. Detak jantung Zayyan yang berdetak dengan normal seperti gendang musik yang membuatnya benar-benar mengantuk.

Ketika mobil sudah berhenti, Zayyan membangunkan Beby. Dia tidak merasa tidak enak hati harus menggendong wanita itu ke kamarnya.

"Beby bangun, kita sudah sampai." ucap Zayyan.

"Haduw susahnya bangun." keluh Zayyan.

"Gendong aja pak." saran sopir.

"Nggak enak sama keluarganya pak." jawab Zayyan.

Tok tok

Zayyan terkejut ketika kaca mobil di ketuk oleh papa Beby. Zayyan lansung membukanya.

"Maaf om, Beby ketiduran, pas di bangunkan belum bangun juga." jawab Zayyan nggak enak hati.

"Dia jika sudah tidur memang susah bangun, biar om bawa ke kamarnya." jawab Dion.

"Biar saya saja om." Zayyan menawarkan diri.

"Biar om saja, om masih sanggup menggendong dia menuju kamarnya." ujar lelaki itu sambil tersenyum.

Zayyan hanya diam menyaksikan Beby di gendong oleh papanya. Mama Beby tampak tersenyum ke arah Zayyan.

"Malam Tante, maaf agak lambat soalnya singgah makan malam dulu."ucap Zayyan dengan sopan.

"Yuk masuk dulu." ajak Feby mama Beby.

Mereka melangkah masuk ke dalam rumah Beby. Mereka duduk di ruang tamu rumah Beby yang tidak semewah di rumah Zayyan. Tapi ruang tamu ini bagus rapi dan termasuk kategori mewah juga.

"Jadi gimana persiapannya?" tanya Feby dengan lembut.

"Tinggal gaun pengantin aja Tante."

"Gaun pengantin katanya Beby yang buat." uac Feby.

"Saya masih kurang yakin Tan, tapi saya akan biarkan Beby merancangnya sendiri, tapi saya juga akan siapkan takutnya gagal Tante." ucap Zayyan dengan jujur.

"Rencana yang bagus, Tante juga belum liat keahlian Beby di sini, tapi dulu memang Beby hobi menggambar." jawab Feby sedikit menceritakan kelebihan Beby.

"Semoga aja berhasil Tan, tapi kenapa dia tidak kuliah desainer Tan?" tanya Zayyan.

"Nah untuk itu Tante juga nggak tau, Beby yang memutuskan kuliah jurusan itu, tapi nggak selesai - selesai." ujar Feby.

"Besok saya izin akan mengikuti kegiatan Beby Tan."

"Boleh saja." jawab Feby.

tiba - tiba Zayyan melihat Dion papa Beby berjalan menuju kursi di ruang tamu.

"Terima kasih ya Zayyan." ucap Dion.

"Sama - sama om, saya yang Terima kasih om, ya udah om, kayaknya Zayyan pulang dulu."

"Baik, hati - hati ya." ujar Dion dan Feby berbarengan.

Terpopuler

Comments

FiQka Yin

FiQka Yin

lanjut thor

2022-07-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!