BAB 10

sejak sibuk membuat gaun pengantinnya beby jarang berada di rumah. Ia lebih sering berada di kios yang ia sewa bersama sahabatnya. Beby juga jarang nemuin zahyan belakangan ini.

Bahkan Siska juga tidak bisa menemuinya. Dia juga lebih sering mematikan ponselnya akhir - akhir ini. Bahkan Beby juga jarang berkumpul dengan keluarga.

Ketika mendapat kabar dari mamanya, Zahyan malah semakin pusing. Mamanya menyuruhnya mencari kabar Beby. Zahyan paham bahwa mama bisa saja mencari kabar lewat Tante Feby. Dia tau bahwa ini akal - akalan mamanya.

Tok tok

"Masuk." ucap Zahyan.

Pintu terbuka memperlihatkan Ina yang cantik dengan balutan baju merah sehingga kulitnya semakin cerah. Dimata Zahyan ibu satu anak ini semakin cantik.

"Selamat pagi pak, saya mau mengantarkan dokumen yang mau di tandatangani." ujar Ina.

"Bawa sini na, kapan di ambil kembali?" tanya Zahyan sambil mengambil dokumen yang di serahkan oleh Ina.

"Nanti sore aja pak."

"Baik na, na saya mau tanya sesuatu dulu, duduklah." ujar Zahyan.

Ina duduk di kursi hadapan Zahyan.

"Kemana Beby belakangan ini? kenapa mama sulit sekali menghubunginya?" tanya Zahyan kepada Ina.

"Beby kayaknya sibuk, dia juga jarang di rumah pak, saya sendiri nggak tau juga."

"Dari dulu Beby memang tidak pernah berubah ya, kok kalian adik Kakan beda banget."

"Ya namanya manusia nggak ada yang sama pak, sama kayak bapak dan Zahran, kalian kembar aja bisa beda." ucap Ina.

"Iya juga ya." ucap Zahyan tersenyum. Dia suka dengan kepintaran Ina.

"Beby sejatinya anak yang baik dan penurut hanya mama terlalu berlebihan menjaga dia, kayaknya jika di liat - liat Beby ini sebelas dua belas dengan mama saya pak." jawab Ina.

"Kamu sama saya udah kaku banget ya."

"Emang saya kaku dari dulu pak." jawab Ina.

"Kira - kira Beby ini kemana ya?"

"Bapak boleh ikuti Beby besok, bukannya besok hari libur." jawab Ina.

"Masa saya harus ngikutin Beby na?" tanya Zahyan ragu.

"Baiknya begitu pak, agar bapak tau apa kegiatannya Beby." jawab Ina.

"Kabarnya Beby juga nggak mau beli baju pengantin pak, dia mau buat sendiri." ujar Ina kembali.

"Buat sendiri? saya yakin di akhir dia pasti beli juga."

"Bapak meremehkan Beby, mungkin Beby nggak pandai dalam belajar, tapi sejak dulu saya perhatikan dia memang pandai menggambar, tapi dia malah ambil jurusan ekonomi."

"Iya sih, saya juga pernah liat gambar dia." ucap Zahyan.

"Kata mama Beby juga buka kios pak, dia buka kios jahit serta menerima permak."

"Beby menjahit? kamu yang benar saya? masa iya anak semanja Beby bisa menjahit." ujar Zahyan tertawa.

"Menjahit hati bapak aja bisa dia nanti, bapak terlalu meremehkan adik saya, setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing pak."

"Termasuk kamu?" tanya Zahyan.

"Iya, saya pintar dalam belajar tapi tidak dengan urusan asmara, bapak tau sendiri masa lalu saya." ucap Ina mengingat sedikit masa lalunya.

"Kenapa kamu nggak menikah lagi?" tanya Zahyan ingin bertanya lebih jauh.

"Kau belum siap, bisa di bilang trauma."

"Seandainya saya suka sama kamu, bagaimana?" tanya Zahyan iseng mengambil kesempatan.

"Saya akan tolak bapak."

"Kamu nggak suka saya? why?" tanya Zahyan agak sedikit kecewa.

"Pertama bapak itu lelaki yang di sukai oleh adik saya, saya tidak akan menyukai apa yang di sukai oleh adik saya, kedua mungkin bapak bukan tipe saya." jawab Ina.

"Untung kita sudah kenal sejak kecil, jika tidak saya pecat kamu sebagai sekretaris." jawab Zahyan agak kesal mendengar jawaban Ina.

"Sepertinya bapak yang butuh saya, jika saya di pecat, saya yakin Arkarna Kontruksi masih mau menerima saya, mungkin saya di sana bisa memegang direktur menggantikan papa saya." jawab Ina tersenyum penuh kemenangan.

"Kamu." ucap Zahya tersenyum dan kesal.

"Saran saya bapak ikuti Beby besok biar bapak nggak penasaran." ucap Ina berdiri dari tempat duduknya.

"Dan jangan lupa tanda tangan, jika kangen Beby bilang aja ya pak." ucap Ina berjalan. meninggalkan ruangan bosnya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***