BAB 8

Beby pulang dengan hati yang sedih. Ia di tinggal Zahyan untuk pergi rapat. Ia berjalan dengan lunglai.

Ia membawa mobilnya sambil menangis. Walaupun ia masih tersenyum di depan Zahyan, tapi kali ini ia tidak bisa menyembunyikan tangisnya.

Mobilnya berhenti di salah satu toko pernak pernik kain dan aksesoris untuk membuat gaun pengantin. Beby memang hobi membuat desain baju. Namun ia belum pernah menunjukkan bakatnya kepada siapa saja.

Beby bertekad akan membuatnya sendiri. Ia akan mencobanya sendiri sesuai dengan rancangannya. Ia yakin ia bisa menyelesaikannya dengan cepat.

Setelah membeli bahan-bahan dengan lengkap, ia membawa mobil dengan kecepatan sedang menuju rumahnya.

Ia membawa bahan - bahan yang di belinya ke dalam kamarnya. Ia lansung mengambil buku gambar yang berisi tentang gaun - gaun yang ia coba desain sendiri. Ia memilih salah satu desain yang ia buat.

Setelah itu Beby memotong kain sesuai dengan polanya. Ia mengerjakan dengan teliti. Ia memang belum pernah membuat gaun pengantin. Tapi Beby udah sering membuat bajunya sendiri.

Ia melakukan tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya. Dia hanya diam - diam melakukan semua ini. Beby nampak sibuk dengan pola - pola yang ia buat.

ceklek

Beby kaget saat mamanya masuk kedalam kamarnya. Mamanya bingung melihat banyak kain berserak di kamar Beby.

"Ngapain ini beb?" tanya mamanya.

"Beby lagi buat gaun pengantin Beby ma." jawab Beby dengan malu - malu.

"Hahahaha, kamu serius? bukannya tadi pergi fighting gaun pengantin?" tanya mamanya meragukan kemampuan anaknya.

"Beby ingin membuat sendiri ma, Beby yakin bisa."

"Emang kamu pandai menjahit?"

"Pandai ma, jadi selama ini Beby ikut kursus menjahit, dan Beby juga membeli alat-alat untuk menjahit."

"Dimana kamu taro?" tanya mamanya.

"Beby Tarok di rumah teman ma, jadi Beby dan teman membuka tailor aja sih ma, masih kecil-kecilan." ucap Beby dengan malu.

Ketika kakaknya menjadi sekretaris perusahaan besar sedangkan dia hanya menjadi seorang penjahit. Ia memang tidak di bandingkan dengan sosok kakaknya.

"Bagus dong, semua memang berawal dari kecil, tapi kenapa kamu tidak diskusi dengan kami?" tanya mamanya.

"Beby tau pasti papa dan mama tidak akan setuju, Beby suka mendesain baju beby sendiri, sebenarnya baju yang Beby pakai kebanyakan Beby yang buat ma, cuma karena masih belajar jadi banyak biaya yang keluar, jadi mama dan papa marah mikirnya beli baju trus." ucap Beby membuat pengakuan.

"Baju kamu kan bagus - bagus beb? masa kebanyakan kamu yang buat?" tanya mamanya merasa bangga.

"Iya ma, mama doain semoga gaun Beby bisa selesai sebelum menikah."

"Aamiin."

"Apa yang bisa mama bantu?" tanya Febby kepada anaknya.

"Mama jangan bilang-bilang ke siapapun ya ma, termasuk papa, kak Ina atau Zahyan."

"Baiklah, mama akan jaga rahasia ini dengan baik." ucap Feby sambil tersenyum bahagia.

" Ya sudah silahkan di lanjutkan, semoga sukses ya nak." ucap mamanya berjalan menuju keluar kamar Beby.

Beby kembali fokus dengan pola yang dia potong - potong. Ia nampak bersemangat sekali mengerjakan semuanya.

Beby mengerjakan gaun pengantinnya sampai malam. Ia sering berada di dalam kamarnya atau pergi ketempat ia membuka usaha bersama temannya.

Temannya juga senang membantunya. Beby juga berencana membuat gaun keluarganya jika masih ada waktunya. Jika semua terselesaikan, ia yakin namanya akan di elukan oleh yang lainnya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***