Apa yang ditakutkan oleh Ina memang terjadi. Sebulan kemudian ia terlambat datang bulan. Ia mulai ketakutan dengan apa yang terjadi dengan dirinya.
Ina mencoba menghubungi Raka. Dia harus membicarakan semuanya kepada Raka. Ia hanya menambah malu kepada orang tuanya dengan hamil di luar nikah.
Ina dan Raka sudah mengatur janji untuk bertemu di sebuah kafe. Ina terburu-buru menuju sebuah kafe. Ia tidak tenang menanggung semua sendirian.
Ina sudah sampai di tempat yang mereka janjikan. Ina duduk di meja sambil memainkan ponselnya. Raka belum kunjung datang juga. Ina memesan minuman terlebih dahulu sambil menunggu Raka.
Raka telah sampai di meja yang sudah ada Ina. Ina kaget saat melihat Raka datang berduaan dengan seorang perempuan cantik.
"Siapa dia ka?" tanya Ina tidak menyukai kedatangan wanita itu.
"Apa yang mau kamu bicarakan? aku nggak punya banyak waktu." jawab Raka nampak acuh tak acuh.
"Aku perlu bicara empat mata."
"Dia pacar aku, jadi apa yang kamu bicarakan harus setau dia."
"Pacar? jika dia pacar jadi aku ini apa Raka?" tanya Ina dengan hati yang tidak karuan.
"Sudahlah, ayo cepat katakan, jika nggak aku akan pergi." ucap Raka dengan malas.
"Aku hamil." ucap Ina dengan terpaksa.
Raka terdiam sesaat mendengar ucapan Ina. Lalu dia sedikit tersenyum tidak lama kemudian.
"Lalu. jika kamu hamil, apa hubungannya dengan aku?" tanya Raka dengan santai.
"Ini anak kamu." ucap Ina dengan menekan setiap kata - katanya.
"Kamu yakin itu anak aku?mana tau kamu juga tidur dengan lelaki lain." ucapan Raka sungguh bagaikan panah menancap di hatinya Ina.
"Aku tidak semurahan itu." Jawab Ina dengan agak marah. Namun ia menahan emosinya karena ada banyak pengunjung lainnya.
"Jika kamu tidak semurahan itu nggak mungkin kamu dengan gampang tidur dengan aku, hello kita baru kenal beberapa bulan tapi kamu sudah mau tidur dengan aku, lalu apa namanya itu." ucap Raka dengan nada tersenyum mengejek.
Ina kehabisan kata-kata atas jawaban yang di berikan oleh Raka. Raka ada benarnya, dia baru kenal beberapa bulan namun sudah bisa di ajak tidur. Hati Ina sungguh hancur ketika menyadari betapa bodohnya dirinya.
"Aku tidak bisa menikahi kamu, dan sampai kapanpun tidak akan bisa, jadi jangan paksa aku, silahkan kamu gugurkan kandungan kamu." ucap Raka sambil berdiri.
"Trus satu lagi, aku tidak pernah mencintai kamu, yang aku cintai adalah Niken pacar aku, jadi jangan pernah cari aku lagi, ini mungkin karma atas apa yang ayah kamu lakukan di masa lalu."ucap lelaki itu merasa puas melihat Ina menangis.
"Raka, kamu harus bertanggung jawab." ujar Ina mencoba mengejar Raka.
"Merengeklah kepada ayah bajinganmu itu, selamat menangisi hidup tragis kalian." ujar Raka meninggalkan Ina.
Ina hanya berdiri menangisi nasibnya. Pengunjung memandangnya dengan tatapan jijik. Ian berlari keluar kafe dengan meninggalkan selembar uang merah di mejanya.
Ia sungguh malu kepada dirinya sendiri. Ia merasa jijik dengan dirinya sendiri. Sedangkan saat di meninggalkan kafe, ada empat pasang mata melihat kepergiannya sambil menangis.
"Kamu yakin dengan semua ini?" tanya Niken.
"Yah, aku puas saat ini, aku bahagia."
"Kamu yakin tidak akan menyesal nanti, bagaimana anak itu juga balas dendam seperti kamu di masa depan."
"Aku akan buat dia menderita, nanti ketika dia bahagia akan muncul lagi agar dia menderita seumur hidup." ucap lelaki itu dengan nada dingin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments