Bukan aku pencurinya

Rumah Moses

#Moses#

Dikediamannya yang begitu mewah Moses masuk kedalam rumah terlihat Maminya di ruang keluarga sedang berbicara dengan seseorang ditelpon. Maminya hanya melambaikan tangannya ketika melihat Moses.

Moses pun menaiki anak tangga untuk masuk kekamarnya.

'ctek'

Lampu kamar ia nyalakan, ucapan Pak Haikal membuatnya sangat kesal juga tingkah Bayu.

"Setiap orang melakukan kesalahan"

Di rogohnya jam tangan dari sakunya, jam tangan yang tadi dilihat Arya diplastik sampah.

"Kamu sudah pulang sayang," sapa Maminya buru buru Moses mengantongi jam tangan itu disaku nya dan tersenyum

"Kenapa Mami bahagia banget wajahnya hari ini?"

"Mami sangat bahagia karena Kakakmu mendapatkan nilai terbaik dikampus nya bahkan berhasil mengalahkan mereka orang barat itu, kau tau? Papimu tak henti memasang wajah senyum mengembang sejak pagi. Seolah olah ingin memberitahu semua orang betapa hebatnya Kakakmu.." Jawab sang Mami berapi api

Moses hanya tersenyum kecut mendengar cerita sang Ibu terhadap Kakaknya.

"Apakah Mami bahagia?" tanyanya namun raut mukanya kecewa

"Mami sangat bahagia, inginnya Mami setiap hari seperti ini. Kamu dan Kakakmu membanggakan kami.Kamu harus bisa seperti Kakakmu ya sayang, kalau perlu lebih hebat darinya.."

"Sudah malam, pergilah beristirahat Mami sayang padamu nak," serunya lagi mengecup puncak kepala Moses

"Moses juga sayang Mami" jawabnya lirih

****

Sementara di seberang rumah yang lain, Arya pun baru pulang ke rumahnya. Hari ini ia sangat Lelah dan belum beristirahat sama sekali.

Terlihat ada lauk pauk yang berada di dapur tanda sang Ibu sempat datang mengunjungi rumahnya. Ada secarik kertas tertulis.

"Nak, tadi Ibu mampir ke rumah membawakan lauk pauk Namun Ibu harus kembali bekerja, maaf ya Ibu tak sempat membantumu pindahan rumah. Bagaimana sekolahmu hari ini? pasti anak Ibu yang paling tampan disana hehehe. Nak rajinlah belajar, jangan patah semangat, Ibu sangat menyayangimu Arya Anakku..."

Arya mengambil nasi dan lauk pauk menyantapnya dengan lahap, setelah itu Ia bergegas mandi.

Sebelum tidur, ia memandangi baju seragam bekasnya yang kusut. Namun ia biarkan begitu saja, Arya langsung menaiki kasurnya yang tanpa ranjang, setelah agak lama ia tertidur dengan lampu menyala.

****

Di sekolah, keesokan harinya

#Arya#

Pak Rian memanggilku di dalam kelas ketika pelajaran seni sedang berlangsung. Aku terkejut, mengikuti Pak Rian ke Ruang Guru.

Kulihat disana sudah ada Kepala Sekolah dan Bapak yang kutemui di tempat kursus. Bapak itu menatapku tajam

"Hei, kau masih ingat padaku?" tanyanya sinis aku tetap diam dan duduk di samping Kepala Sekolah

"Kembalikan cepat jam tanganku.." serunya lagi menyodorkan tanganku dihadapanku

"Apa?" tanyaku bingung

Ia tertawa menyeringai "Masih pura pura,"

"Arya, apakah kamu mencuri jam tangan Bapak ini?" tanya Pak Rian hati hati

"Tidak!" jawabku singkat

"Bicara yang jujur Arya." bentak Kepala Sekolah, aku memilih diam

"Lalu siapa lagi yang mencurinya hah? disana cuma ada kamu dan para muridku? aku yakin kau yang melakukannya, anak baru pindahan dengan kasus yang sama!!" jawab Pak Haikal masih berapi api

Tiba tiba saja Moses datang dihadapan kami

"Loh ada Pak Haikal di sini?" tanyanya aku menoleh

"Nah ada kamu disini Moses, kamu tau kan jam tanganku yang selalu aku Pakai itu hilang ses. Aku yakin dia yang mencurinya," Jawab Pak Haikal menunjuk nunjuk wajahku

"Ah, tidak mungkin pak Kalo Arya yang mengambilnya. Mungkin Bapak lupa menaruhnya" jawab Moses membelaku, tapi seperti ada yang aneh dengan mimiknya

Aku teringat bahwa sebelumnya aku lihat jam tangan itu diplastik sampah, lalu saat Moses mengambil sampah itu dari tanganku jam tangan tersebut tidak ada lagi. Kutatap wajahnya dalam dalam.

****

Pak Rian mengejarku yang sedang berjalan ditaman

"Tenanglah Arya semua akan baik baik saja." ujarnya menenangkanku

"Bisakah aku sekarang dikeluarkan saja?" tanyaku menatap langit siang itu

"Hei, kau ini sangat sulit ditebak. Mengapa kau menyerah begitu saja? kamu harus berjuang disaat sedang berperang!!"

"Apa Bapak percaya aku yang mencuri?" tanyaku lagi Pak Rian menggeleng

"Tidak, Bapak tidak percaya walaupun kau dikeluarkan dari sekolah lamamu karena kasus yang sama. Tapi aku yakin kau anak yang baik, lupakanlah masalalumu ambil lembaran barumu disini. Ayo Arya semangat semangat!!!"

Aku berlalu pergi begitu saja tanpa mendengarkan ucapan Pak Rian.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!